Selasa, 31 Januari 2012

004.Keris Tumbal Wilayuda

Karya: BASTIAN TITO KERIS TUMBAL WILAYUDA
SUARA beradunya berbagai macam senjata, suara bentakan garang ganas yangmenggeledek di berbagai penjuru, suara pekik jerit kematiansera suara merekayang merintihdalam keadaan terluka parah dan menjelang meregang nyawa, semuanya menjadisatumenimbulkan suasana maut yang menggidikkan!Di mana-mana darah membanjir! Di mana-mana bertebaran sosok-sosok tubuh tanpanyawa! Bau anyir darah memegapkan nafas, menggerindingkan bulu roma!Pertempuran ituberjalan terus, korban semakin banyak yang bergelimpangan, mati dalam caraberbagai rupa.Ada yang terbabat putus batang lehernya. Ada yang robek besar perutnya sampaiususnyamenjela-jela. Kepala yang hampir terbelah, kepala yang pecah, dada yangtertancap tombak.Kutungan-kutungan tangan serta kaki!Di dalam istana keadaan lebih mengerikan lagi. Mereka yang masih setia danberjuangmempertahnkan tahta kerajaan, yang tak mau menyerah kepada kaum pemberontakmeskijumlah mereka semakin sedikit, terpaksa menemui kematian, gugur dimakansenjata lawan!Istana yang pagi tadi masih diliputi suasana ketenangan dan keindahan, kinitak bedaseperti suasana dalam neraka! Mayat dn darah kelihatan di mana-mana. Pekikjerit kematiantiada kunung henti. Perabotan istana yang serba mewah porak poranda. Pihakyang bertahansemakin terdesak. Agaknya dalam waktu sebentar lagi mereka akan tersapu ratadengan lantaiyang dulu licin berkilat tapi kini dibanjiri oleh darah!“Wira Sidolepen dan Braja Paksi, menyerahlah!,” teriak seorang laki-lakiberbadankekar dan berkumis melintang. Seperti kedua orang yang dibentaknya itu diapunmengenakanpakaian perwira kerajaan.Bradja Paksi -- kepala balatentara Banten -- menggerang dan balas membentak."Bangsat pemberontak! Meski nyawaku lepas dari tubuh, terhadapmu aku tak akanmenyerah!” Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaParit Wulung -- laki-laki yang berkumis melintang itu -- tertawa bergelak.Sebelumnyadia adalah perwira pembantu atau wakil kepala balatentara Banten tapi yanghari itu telahtersesat dan memberontak terhadap kerajaan !"Mengingat hubungan kita sebagai ipar, aku masih mau tawarkan keselamatanbuat rohbusukmu! Tapi jika kau sendiri yang hendaki kematian, jangan menyesal!”Parit Wulung menerjang ke muka. Pedangnya menyambar mengirimkan satu seranganyang cepat dan dahsyat. Tapi dengan sebat Bradja Paksi menangkis denganPedangnya pula.“Trang!”Bunga api berkilauan.Tangan Parit Wulung tergetar hebat. Dia mundur selangkah namun lawanmenyusulidengan dua rangkai serangan berantai yang membuat gembong pemberontak initerdesak ketiang besar di ujung kanan. Sebagai kepala Balatentara Banten maka ilmu silatdan kesaktianBradja Paksi lebih tinggi dari wakilnya yang memberontak itu. Bagaimanapuncepat dansebatnya Parit Wulung putar pedang tetap saja dia tak bisa ke luar dariserangan-seranganlawan, apalagi ketika dengan kalap Bradja Paksi sertai serangan-seranganpedangnya denganpukulan-pukulan tangan kosong. Namun itu tak berjalan lama.Seorang berbadan kate, berselempang kain putih yang kulit mukanya sangathitam danberkilat serta berambut awut-awutan berkelebat ke muka. Tampangnya sepertisinga."Parit Wulung! Biar aku yang bereskan bangsat ini!"Melihat siapa yang berkata itu maka Parit Wulung dengan tidak menunggu lebihlamasegera ke luar dari kalangan pertempuran. "Resi Singo Ireng, rnemang diapantas sekali untukjadi korbanmu! Cepat rampaslah nyawanya!"Manusia muka hitam berbadan kate yang bernama Resi Singo Ireng tertawa buruk.Tangan kanannya dihantamkan ke muka. Secarik sinar putih melesat ke arahkepalabalatentara Banten.Bradja Paksi lompat tiga tombak ke atas. "Bergundal pemberontak!". makinya."Nyawamu di ujung pedangku!,” Bradja Paksi menukik ke bawah. Pedangnyaberkelebatcepat sekali."Bret !"Robeklah pakaian putih Singo Ireng !Maka marahlah Resi ini. "Manusia hina dina!. Kalau kau punya Tuhanberteriaklahmenyebut nama Tuhanmu! Ajalmu hanya sampai di sini!".Tangan kiri Singo Ireng terangkat tinggi-tinggi ke atas dan kini berwarnahitam legam. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Bradja Paksi awas! Itu pukulan wesi item!,” terdangar teriakan seseorangyang tengahbertempur dengan segala kehebatannya dekat pintu besar yang menuju ke ruangtengah istana.Umurnya sudah agak lanjut namun gerakannya benar-benar tangguh danenteng gesitmengagumkan! Dia adalah Wira Sidolepen, Patih Kerajaan Banten !Terkejutlah Bradja Paksi mendangar teriakan peringatan itu. Seluruh tenagadalamsegera dikerahkan. Pada saat tangan kiri Resi Singo Ireng turun cepat kebawah maka sinarhitam menyambar ke muka. Dan di saat itu pula Bradja Paksi melompat kesamping, putarpedang dan hantamkan tangan kiri ke depan.Namun meskipun berilmu tinggi, untuk saat itu Bradja Paksi masih belumsanggupmenerima pukulan wesi item lawan. Tubuhnya mencelat kena disambar sinarhitam, terlemparke dinding istana lalu terhampar di lantai penuh darah tanpa bisa berkutiklagi. Sekujurpakaian dan tubuhnya hangus hitam!Resi singo Ireng tertawa senang menjijikkan untuk dipandang!Melihat kematian Bradja Paksi maka kalaplah patih Wira Sidolepen. Sekali diamenerjang, tiga prajurit pemberontak yang menyerangnya berpelantingan dengantubuh patahpatah!Sebagai patih kerajaan, tingkat kepandaian Wira Sidolepen memang sudahsempurnadan hampir setingkat dengan Singo Ireng. Gesit sekali maka tubuhnya sudahberada dihadapan Resi itu."Ha… ha… kau juga mau antarkan nyawa, Wira Sidolepen…”"Tak perlu banyak mulut. Terima ini…!" hardik sang patih. Pedangnya bergulungdengan sebat. Putaran pedang mengeluarkan angin bersiuran yang melanda tubuhResi SingoIreng. Terkejutlah Resi ini. Cepat-cepat dia gerakkan badan berkelit. Tahubahwa tingkatkepandaian lawan tidak berada di bawahnya rnaka pagi-pagi Singo Ireng segerakeluarkanpukulan "wesi ireng"-nya.Melihat lawan keluarkan ilmu yang ampuh itu, Wira Sidolepen segera pindahkanpedang ke tangan kiri. Mulutnya komat kamit dan jari tangannya mendadaksontak berubahrnenjadi putih berkilau. Inilah ilmu pukulan "mutiara penabur nyawa!" ParitWulung yangtahu kehebatan ilmu pukulan ini segera pergunakan ilmu menyusupkan suaramemberiperingatan pada Singo Ireng."Awas, itu pukulan mutiara penabur nyawa, Resi Singo Ireng !"Mendengar ini maka sang Resi lipat gandakan tenaga dalamnya. Dua bentakannyaringsama-sama terdangar menggeledek dari mulut Singo Ireng dan Wira Sidolepen.Sinar hitamdan sinar putih berkiblat saling papas..“Akh....”Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTubuh patih itu terlempar keras ke tiang istana. Sampai di lantai tubuhnyaberkelojotanseketika lalu diam tak bergerak tanda nyawanya sudah lepas meninggalkantubuh.Sambil gosok-gosok tangan kirinya. Singo Ireng putar kepala ke pintu disampingnya.Di situ melangkah ke arahnya seorang berselempang kain biru. Mukanya corengmorengberbelang tiga yaitu hitam, kuning dan merah. Rambutnya tersisir licin-lincinke belakang.Inilah dia Resi Macan Seta, kakak kandung Resi Singo Ireng. Kalau Singo Irengmemilikitampang seperti singa maka kakaknya sesuai dengan namanya, memiliki tampangpersisseperti macan!"Kau tak bakal kuat menerima pukulan mutiara penabur nyawa itu Singo Ireng,sekalipun kau pergunakan ilmu wesi item! Sekurang-kurangnya kau akan terlukadi dalamSingo Ireng tertawa buruk! Dia tak berkata apaapa karena maklum bahwa ucapankakaknya itu adalah betul. Dan diam-diam dia bersyukur karena Macan Setatelahmenolongnya dengan pukulan "sinar surya tenggelam" tadi!-- == 0O0 == --SATUPADA abad ke 15, Kerajaan Demak diperintah oleh Baginda Trenggono. Di bawahTrenggono maka Demak mencapai puncak kejayaannya. Di masa itu pula adikperempuanTrenggono kawin dengan Fatahillah.Untuk meluaskan daerah perdagangan serta kekuasaan Demak maka Trenggonomerasa perlu untuk menduduki Banten. Maka pada tahun 1527, di bawah pimpinanFatahillahmenyerbulah balatentara Demak. Banten jatuh, pelabuhan Sunda Kelapa didudukidan sebagaiwakil Demak memerintahlah Fatahillah di Banten. Sebenarnya kurang tepat kalaudikatakanbahwa Fatahillah bertindak sebagai wakil Trenggono atau wakil kerajaan Demakkarena luaslingkup kekuasaan serta pengaruh Fatahillah tak ubahnya seperti Raja.Disamping itu, terlepasdari Demak, Fatahillah membentuk balatentara tersendiri. Nama Fatahillahmenjadi besar dandihormati. Namun demikian kesetiaannya terhadap kerajaan induk yaitu Demaktetap sepertisediakala. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSultan Hasanuddin dalam menjalankan roda pemerintahan kerajaan Banten dibantuoleh penasihat utama seorang tua bijaksana bernama Mangkubumi Mitra sertapatih WiraSidolepen. Disamping itu bantuan kepala balatentara Banten yang bernamaBradja Paksi patutpula disebutkan karena segala sesuatu yang bersangkutan dengan keamanan dankeselamatankerajaan terletak pada tanggung jawabnya sepenuhnya. Apalagi mengingat padamasa itusering kali terjadi bentrokan-bentrokan dengan pihak Pajajaran. Bradja Paksitadinya adalahseorang prajurit biasa di kerajaan Demak. Tapi karena keberanian, kejujurandankepandaiannya maka dia menjadi orang kesayangan Fatahillah. Ketika Fatahillahpindah keBanten, Bradja Paksi ikut serta. Kemudian dia diangkat jadi kepalabalatentara Banten.Pangkat itu terus dijabatnya sampai pada suatu hari di mana dia terpaksamengorbankanjiwanya sendiri untuk keselamatan kerajaan dan demi kesetiaan pengabdiannyapada atasan!Saat itu belum lagi satu bulan Hasanuddin yang muda belia dinobatkan sebagaiSultanatau Raja Banten. Baik patih Wira Sidolepen, maupun penasihat tua MangkubumiMitra sertakepala balatentara Bradja Paksi, ataupun Sultan sendiri, mereka tak satupunyang tahu kalau dibatang tubuh kerajaan saat itu terdapat musuh dalam selimut yang berbahaya,yang bergeraksecara diam-diam!Dan siapa yang akan menyangka kalau musuh dalam selimut itu adalah ParitWulung,perwira yang menjadi wakil langsung dari kepala balatentara kerajaan!Hubungan ParitWulung dengan Bradja Paksi bukan saja sebagai bawahan dengan atasan, tetapijuga sebagaiipar karena adik perempuan Bradja Paksi kawin dengan Parit Wulung.Tapi Parit Wulung telah tersesat. Lupa dia bahwa jabatan yang dipangkunya ituadalahberkat diangkat atas kebijaksanaan Bradja Paksi. Lupa dia bahwa kerajaan yangtelah memberipangkat kedudukan serta kehormatan dan kehidupan mewah. Nafsu hendak berkuasasendiri,nafsu hendak duduk ditakhta kerajaan sebagai Raja telah merangsang segenaphati dari jiwaraganya!Dalam mencapai usahanya merebut takhta Kesultanan Banten itu sudah barangtentudia tak bisa bergerak sendiri. Disamping itu dia tahu pula bahwa untukmencari pengikutpengikutdari kalangan pihak dalam yaitu perwira-perwira dan menteri-menteriistana tidakmungkin karena semua perwira dan menteri, apalagi patih Wira Sidolepensangatlah setianyakepada Kerajaan dan Sultan Hasanuddin. Karenanya maka perwira pengkhianatitupunmencari sekutu di luar Banten. Peluang yang sangat baik dilihatnya datangdari kerajaantetangga yaitu Pajajaran. Beberapa perwira Pajajaran secara diam-diamditemuinya dan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaperwira-perwira itu sesudah diberikan janji yang muluk-muluk bersediamengirimkan ratusanprajurit untuk membantu pemberontakan bila saatnya sudah tiba kelak.Ratusan prajurit masih belum dirasa mencukupi bagi Parit Wulung. Pengkhianatinikemudian mendatangi seorang sakti yaitu Resi Singo Ireng yang berdiam dipantai selatan.Resi ini bukan saja mau membantu maksud busuk Parit Wulung karena dijanjikanakandilimpahkan harta kekayaan yang tiada terkira banyaknya, tapi juga mengikutsertakan kakakkandungnya yang juga seorang Resi yaitu Resi Matjan Seta. Matjan Seta diam diTelukKeletawar. Tokoh silat ini baru saja membentuk satu partai silat yangdinamainya Partai ApiSelatan. Meski keduanya adalah Resi namun mereka telah terperangkap olehkesenanganduniawi sehingga masuk ke datam golongan hitam!Pada hari yang telah ditentukan maka pecahlah pemberontakan menggulingkankerajaan itu! Ratusan pasukan dari Pajajaran menyerbu. Pertempuran hebatterjadi di seanteroKotaraja dan yang paling hebat adalah sekitar halaman istana.Sebentar saja kaum pemberontak sudah membobolkan pertahanan Banten. Istanadikepung, prajurit-prajurit pemberontak di bawah pimpinan Parit Wulung, SingoIreng danMatjan Seta menyerbu ke dalam istana. Menteri-menteri dan orang-orang cerdikpandai yangterkurung dan tak dapat diselamatkan semuanya menemui ajal dipancung secarakejam.Kepala balatentara Banten, patih Wira Sidolepen dan beberapa orang pentinglainnya turutserta menjadi korban keganasan kaum pemberontak itu !Banten jatuh sebelum hari rembang petang. Prajurit-prajurit Banten yang masihhidupdan terpaksa menyerah bersama-sama rakyat disuruh membersihkan semua mayatmayatyangbergeletakan di setiap pelosok. Sedangkan di satu ruangan dalam istana Bantenterjadipertemuan panting. Pertemuan penting ini diketuai oleh Parit Wulung. Yanghadir ialah ResiSingo Ireng, Resi Matjan Seta, Karma Dipa dan Djuanasuta. Kedua orangterakhir ini adalahpenrwira-perwira Pajajaran sekutu Parit Wulung !"Resi Singo Ireng, Resi Matjan Seta dan saudara-saudara Karma Dipa,Djuapasuta.Kalian lihat sendiri, berkat kerjasama kita maka apa yang kita rencanakantelah berhasil. KiniBanten adalah milik kita bersama. Namun ada beberapa hal yang mengecewakandilaporkanoleh seorang perwira penghubung pihak kita. Sultan Hasanuddin lenyap takdiketahui ke manaperginya. Kemungkinan besar bersama penasihat tua Mangkubumi Mitra karenaorang tuainipun tak diketahui di mana dia berada saat ini…".Sampai di situ maka Karma Dipa buka suara. "Kalau mereka hendak melarikandiridari Banten adalah mustahil. Seluruh perbatasan dijaga ketat oleh prajuritprajuritkita!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Itu betul sekali,” jawab Parit Wulung. "Disamping orang-orang kita terusmelakukanpenyelidikan atas jejak kedua orang itu maka kita juga telah menangkap tigaorang yangdiduga keras mengetahui di mana bersembunyinya Sultan!"Parit Wulung bertepuk tiga kali. Pintu ruangan perundingan terbuka. Seorangpengawal masuk. "Bawa ke sini Said Ulon !,” kata Parit Wulung pada pengawalitu.Pengawal ke luar dengan cepat. Sesaat kemudian masuk lagi bersama seorangkawannya membawa seorang laki-laki tua berambut putih. Dialah Said Ulon,kepala rumahtangga istana. Kedua pengawal ke luar lagi."Said Ulon, kau tahu dimana Sultan sembunyi, bukan?!" ujar Parit Wulung.Orang tua itu memandang ke muka sebentar. Hatinya geram sekali melihattampangParit Wulung. Dua orang anaknya telah menjadi korban akibat pemberontakanmanusia itu.Seperti hendak ditelannya bulat-bulat tubuh Parit Wulung saat ini. Keduatangannya berusahamelepaskan ikatan tali tapi takberhasil.Melihat ini Parit Wulung segera berkata. "Jangan khawatir, kau akankulepaskan dankujamin keselamatanmu bila memberi keterangan di mana Sultan berada...!""Ya… memang aku tahu...” berkata Said Ulon."Haaaa…” Parit Wulung tertawa lebar. "Di mana?," tanyanya.Orang tua itu maju ke hadapan Parit Wulung. "Di sini," katanya. Dan habismengucapkan perkataan itu maka diludahinya muka Parit Wulung!"Jahanam hina dina!" suara Parit Wulung menggeledek."Sret!" Pedangnya dicabut dan "cras!” maka putuslah leher Said Ulon.Kepalanyamenggelinding di lantai tepat di muka pintu. Darah muncrat membasahipermadani yangmenutupi sebagian dari lantai ruangan !Resi Matjan Seta tertawa mengekeh melihat peristiwa itu.Karma Dipa berkata dengan suara datar. "Seharusnya kita tak perlu membunuhsekaligus manusia itu, Parit Wulung. Kita bisa siksa dia sampai mengaku dimana adanyaSultan Hasanuddin!"Parit Wulung tak menjawab. Noda darah dipedangnya disapukannya kepakaian SaidUlon lalu dimasukkannya ke dalam sarungnya kembali. Kemudian Parit Wulungbertepuk lagitiga kali.Pintu terbuka. Pengawal yang masuk tergagau melihat adanya kepala manusia dimukapintu. "Bawa masuk tukang kuda itu!" kata Parit Wulung.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTak lama kemudian pengawal membawa masuk seorang pemuda bermuka pucat pasi.Baik Parit Wulung maupun pemuda ini sebelumnya sudah saling mengenal."Siman Tjonet, kau lihat mayat dan kepala di lantai itu?!"Siman Tjonet si tukang urus kuda-kuda milik istana mengangguk."Tentunya kau tak ingin bernasib demikian, bukan? Nah coba terangkan di manaSultan bersembunyi...!”"Aku tak tahu…"."Ah kau musti tahu. Mungkin sekali Sultan telah melarikan diri bersamabeberapaorang dengan menunggangi kuda. Betul...""Aku tidak tahu..," jawab Siman Tjonet lagi seperti tadi.Makamarahlah Parit Wulung. "Dangar Siman…,” desisnya. "Aku tahu bahwabeberapa bulan di muka kau akan kawin. Kalau kau tetap ingin merasakankenikmatanperkawinanmu itu, cepat beri tahu di mana Sultan berada…”"Kalau kau kasih keterangan...," menyambung Djuanasuta, "kami akan berikanuangserta perhiasan! Kau akan beruntung seumur hidup…""Aku tidak tahu…""Betul-betul tidak tahu...?!""Kalaupun tahu aku tidak akan kasih keterangan pada bergundal pemberontak danpengkhianat macam kau!"Parit Wulung tertawa buruk. Pelipisnya bergerak-gerak. Tangan kanannyabersitekanpada hulu pedang. "Jangan jadi orang tolol Siman Tjonet!" berkata Karma DipasementaraResi Matjan Seta dan adiknya asyik-asyik makan buah anggur yang terhidang diatas meja."Bicaralah, kau akan selamat dan jadi orang kaya!"Siman Tjonet diam saja."Agaknya kau lebih suka mati daripada hidup senang. Siman…?" tanya ParitWulung."Disangkanya kalau dia mati akan masuk surga dan ketemu bidadari!" berkataResiMatjan Seta sambil tertawa dan mengunyah buah anggur dalam mulutnya."Aku masuk surga atau tidak itu bukan urusan kalian! Sebaliknya kalian semuakelakakan menjadi puntung api neraka!" jawab Siman Tjonet dengan beraninya."Wah… kau benar-benar tidak takut mati, anak muda. Tapi bagaimana kalausebelummati aku siksa kau lebih dahulu, heh?!""Kalian boleh siksa aku tapi di mana Sultan berada tetap kalian tak bisatahu!".Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"He... he... he..,” Resi Matjan Seta berdiri dari duduknya. Mulutnya masihmengunyahbuah anggur. Dia melangkah ke hadapan Siman Tjonet, Tangan kanannyadiletakkannya diatas kepala pemuda itu."Manusia bermuka setan, pergi!" hardik Siman Tjonet. Pemuda ini pergunakankakikanannya untuk menendang tulang kering Resi Matjan Seta. Tapi aneh! Keduakakinya terasasangat berat dan sukar digerakkan. Sementara itu kepalanya yang dipegangterasa panas bukanmain. Disamping panas kepalanya juga terasa seperti dicucuki oleh ratusanjarum! Dari kepalarasa sakit menjalar ke sekujur tubuh si pemuda.Pemuda ini merintih kesakitan. Bila rasa sakit tak tertahankan lagi makamulailah diamenjerit-jerit setinggi langit. Betapa mengerikan suara jeritan ituterdangarnya. Peluh dinginmembasahi seluruh tubuh Siman Tjonet."Masih belum mau bicara?!" bentak Parit Wulung."Pengkhianat terkutuk! Pembalasan akan datang untuk kalian semua!"."Bikin mampus dia Resi Matjan Seta!,” perintah Parit Wulung.Sang Resi mengekeh, telapak tangannya semakin keras menekan batok kepalapemudatukang kuda. Asap mengepul dari telapak tangan laki-laki sakti itu.Jeritan Siman Tjonet terdangar semakin keras dan berubah menjadi suaraerangan.Dari telinga, dari mata dan dari lubang hidung serta mulutnya mengalir darahkental. Kedualututnya terlipat dan sesaat kemudian tubuh pemuda itu terhempas ke lantai,nyawanya lepas!Resi Matjan Seta mengekeh lagi!Dan Parit Wulung bertepuk lagi. Maka tawanan yang ketigapun dibawa masuklah.Tawanan ini ternyata seorang perempuan muda berparas rupawan.Begitu dia masuk ke, ruangan itu maka menjeritlah dia. Kedua tangannya yangtidakterikat dipakai untuk menutupi muka dan matanya. Kengerian membuat tubuhnyagemetarketika menyaksikan kepala dan tubuh Said Ulon serta tubuh pemuda tukang kuda!Resi Singo Ireng menunda anggur yang hendak disuapkannya ke dalam mulut.Matanya menjalari si perempuan muda mulai dari ujung rambut sampai ke kaki."Ah... ah... ah…! Yang satu ini tak boleh dibunuh, Parit Wulung. Dia cukuppantasuntuk jadi peliharaanku!,” kata Resi bertampang singa itu.Parit Wulung tak ambil perhatian ucapan itu. Dia berkata pada si perempuanmuda."Suri Intan, kau tak usah khawatir atau takut. Tidak ada yang akan menyakitikau…”"Aku tak percaya pada kalian! Keluarkan aku dari sini!,” teriak perempuanitu. SuriIntan adalah istri Braja Paksi kepala balatentara Banten yarig telah gugurdalam Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamempertahankan kerajaan. Karena adik Bradja Paksi kawin dengan si pemberontakParit Wulungmaka dengan sendirinya antara Parit Wulung dengan Suri Intan terdapathubungankeluarga yang dekat.Parit Wulung coba tersenyum mendangar ucapan perempuan itu. "Suri, apakah kautahu di mana Sultan Hasanuddin bersembunyi? Juga penasihat tua MangkubumiMitra...?!"Si perempuan tiada peduli dengan pertanyaan itu. "Keluarkan aku dari sini!"teriaknya."Dewiku manis...!"kata Singo Ireng mengetengahi. "Kau akan ke luar dari sini,akuyang akan bawa kau dan kita berdua akan senang-senang di tempatku di pantaiutara. Tapi apasalahnya sebelum pergi kau suka kasih penuturan apa yang kau ketahui mengenaiSultan…""Aku tidak tahu apa-apa mengenai Sultan. Yang aku tahu ialah bahwa kaliansemuamanusia-manusia pengkhianat terkutuk! Balasan Tuhan akan datang kelak atasdiri kalian!""Ah... ah... ah! Bicaramu hebat sekali manisku...!" kata Singo Ireng. Diaberdiri darikursinya. Sambil melangkah mendekati Suri Intan dia meneruskan. "Aku sukapadaperemppan-perempuan yang pandai bicara…". Dia berdiri dua langkah di hadapanSuri Intan.Bola matanya berkilat-kilat memandangi perempuan berparas rupawan itu laludia berpalingpada Parit Wulung. "Aku yakin betul," katanya pada Parit Wulung. "perempuanini pasti tidakdusta dengan keterangannya. Dia tak tahu apa-apa tentang Sultan. ParitWulung, biar akuminta diri saja siang-siang untuk membawa dia ke kamar sebelah.... he...he... he…!""Singo Ireng! Jangan ribut soal lampiaskan nafsu saja. Kita harus cari duluSultanHasanuddin sampai dapat...!" Yang bicara ini adalah Matjan Seta, kakak SingoIreng."Ladalah..," menyahuti Singo Ireng. "Itu urusan kalian. Aku sudah letih.Tubuhkupegal-pegal. Perempuan ini pasti lihay sekali memijit. Bukankah begitudewiku…?" DanSingo Ireng mencubit dagu Suri Intan."Tua bangka hidung belang!" memaki Suri Intan. Tangannya bergerak hendakmencakar muka Singo Ireng. Tapi sekali cekal saja maka perempuan itu sudahtak bisaberdaya lagi!"Lepaskan aku, lepaskan!,” Suri Intan meronta sekuat tenaga. Entah cekalanSingoIreng yang kemudian agak kurang ketat, entah karena rontakan Suri Intan yangmemangsangat keras maka perempuan itu berhasil melepaskan diri dari cekalan SingoIreng. Kemudiansecepat kilat dia lari ke pintu. Tapi nyatanya pintu dikunci dari luaroleh pengawal.Dalam bingung dan ketakutan sementara itu Suri melihat Singo Irengmendatanginya denganmenyeringai dan bola mata berkilat-kilat sedang hidung kembang kempis."Singo Ireng! Biarkan dulu perempuan itu!" bentak Matjan Seta. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Sudah diam sajalah Seta!,” menggerendang Singo Ireng. "Sekarang kau terlalubanyak ribut, nanti kalau aku lagi asyik kau dobrak pintu kamar dan mintadiberi bagian!Puh...!"Singo Ireng maju ke muka dan ulurkan tangan. "Jangah jamah aku!,” teriak SuriIntan.Dia lari seputar ruangan dan Singo Ireng mengejarnya. Mengejar dengan tertawaterkekehkekeh."Manisku, kenapa musti main kucing-kucingan? Tampangku memang buruk.Tapinantilah, kalau kau sudah rasakan bagaimana pandainya aku di atas tempattidur, kau akanketagihan… ha... ha... ha...!"Suri Intan semakin kepepet ke sudut ruangan.Tiba-tiba terjadilah hal yangtidak didugaoleh Singo Ireng dan siapapun yang ada di ruangan itu.Suri Intan melompat ke samping, membenturkan kepalanya ke dinding ruangan!Semua orang yang ada di ruangan itu sudah biasa dengan segala macampemandangan maut,sudah biasa melihat kematian manusia. Tapi mendangar suara beradunya kepalaperempuanitu dengan dinding yang keras, menyaksikan bagaimana kemudian Suri lntanterkapar di lantaidengan kepala rengkah berlumuran darah, semuanya sama menjadi merinding bulutengkuknya! Suasana di ruangan itu seperti di pekuburan sunyinya!Kesunyian itu kemudian dipecahkan oleh suara Matjan Seta. "Aku bilang apa,SingoIreng! Kau lihat sendiri sekarang. Apa kau masih bernafsu terhadap perempuanitu?!"Singo Ireng tak menjawab. Diputarnya badannya. Dia duduk kembali ketempatnya.Dan seperti tak ada apa-apa dia mulai lagi mengunyah buah anggur yangterhidang di atasmeja!Sesudah para pengawal diperintahkan menyeret ketiga mayat itu maka ParitWulungmelanjutkan pertemuan dengan membuka pembicaraan."Kurasa mengenai Sultan tak perlu kita bicarakan panjang lebar. Cepat ataulambatorang-orang kita akan segera menangkapnya. Tapi apa yang menjadi pikirankuialahlenyapnya keris pusaka kerajaan Tumbal yang menjadi syahnya kedudukankusebagai seorangRaja, nanti!""Keris itu pasti dibawa kabur oleh Sultan Hasanuddin!" kata Resi Matjan Setapula."Mungkin, tapi mungkin pula dicuri atau dilarikan oleh seorang lain!"Singo Ireng mengetengahi. "Tanpa keris Tumbal Wilayuda itupun tak akanseorangyang bisa menolak penobatanmu sebagai Raja Banten, Parit Wulung! Kecualikalau merekamau terima nasib digerogoti cacing di liang kubur!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Soal itu aku tak khawatir. Tapi dalam hal ini kita berhadapan dengan rakyat.Rakyathanya akan mengakui aku sebagai raja, bila keris Tumbal Wilayuda ada ditanganku!""Kenapa ambil pusing dengan rakyat?,” tukas Singo Ireng. Mereka mau terimaatautidak, mereka mau mampus sekalipun, kita tak perlu ambil peduli! Rakyat tidaklebih daridomba-domba yang bisa kita halau sesuka hati !""Tapi, disamping itu keris Tumbal Wilayuda adalah satu senjata sakti dankeramat…,”ujar Parit Wulung."Sakti aku percaya, tapi kalau dikatakan keramat itu adalah takhyul!,”menyahut SingoIreng. Parit Wulung tak berkata apa-apa namun dalam hati dia merasa tidaksenang. Makaberkatalah dia. "Aku minta pada kalian, terutama Resi Matjan Seta dan SingoIreng untukmencari Sultan dan menemukan keris Tumbal Wilayuda itu sampai dapat!"Singo Ireng mengunyah anggurnya lambat-lambat lalu berkata. "Ini tak termasukdalam hitungan kita Parit Wulung. Tempo hari kau hanya minta aku dan kakakkumembantupemberontakan sampai terlaksana. Kini Banten sudah jatuh dan berada ditangamu, perjanjiankita beres dan kami sudah saatnya menerima balas jasa!""Mengenai soal balas jasa Resi berdua tak usah cemas, kalian berdua bolehmembawasegala harta kekayaan apa saja dari Banten ini sebanyak yang kalian bisabawa. Tapi bilakalian bersedia pula membantu mencari dan menangkap Sultan serta menemukankeris pusakaTumbal kerajaan itu, maka bagian kalian tentu akan lipat ganda !"Singo Ireng manggut-manggut. "Baiklah,” katanya. "Soal harta aku tidak begitutemahak. Tapi setiap perempuan cantik di Banten ini adalah milikku!"-- == 0O0 == --DUAHARI itu adalah hari kedua sesudah jatuhnya takhta kerajaan Banten ke dalamtangankaum pemberontak pimpinan Parit Wulung. Suasana di Kotaraja yang seharisebeIumnyasenantiasa diliputi kepanikan kini mulai mereda. Namun di mana-mana kelihatanberkeliarantentara-tentara pemberontak sedang di setiap tempat yang dianggap pentingterutama disepanjang perbatasan senantiasa dijaga ketat oleh tentara. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPagi itu, pagi ketiga dari berkuasanya kaum pemberontak kelihatanlah duaorangberjalan kaki. Yang satu sudah tua dan terbungkuk-bungkuk. Yang satu lagimasih muda.Keduanya mengenakan pakaian bertambal-tambal serta kotor. Kulit badan danmukamerekapun coreng moreng dan rambut awut-awutan. Dari keadaan kedua orang ini,sepintaslalu saja orang segera berkesimpulan bahwa mereka adalah pengemis-pengemis.Dan setiaporang yang memapasi mereka tentu saja tak akan mau ambil peduli! Namun siapanyana kalaukedua orang ini adalah dua orang penting yang tengah dicari oleh Parit Wulungdan pentolanpentolanpemberontak lainnya!Yang tua adalah penasehat istana yaitu Mangkubumi Mintra sedang yang masahsangatmuda tiada lain daripada Sultan Banten sendiri yakni Hasanuddin! Sewaktumaletusnyapemberontakan, sewaktu istana sudah dikepung, dengan melalui jalan rahasiakedua orang initelah berhasil menyelamatkan diri. Dan bukan keselamatan mereka saja yangpenting, tapikeduanya juga berhasil menyelamatkan keris pusaka tumbal kerajaan yaitu kerisTumbalWilayuda, keris yang menjadi lambang dan ketentuan bahwa siapa pemiliknyamaka dialahpewaris syah dari takhta kerajaan Banten. Dan juga keris inilah yang puladicari-cari oleh ParitWulung bersama pemberontak-pemberontak lainnya! Masing-masing mereka samamembawabuntalan kecil. Sebenarnya baik Mangkubumi Mintra maupun Sultan Hasanuddinadalah orangorangyang berkepandaian silat dan kelas tinggi. Namun menghadapi sekianbanyakpemberontakan dan demi untuk menyelamatkan keris tumbal kerajaan, keduanyamemutuskandengan terpaksa dan berat hati untuk mengundurkan diri.Demikianlah, dengan menyamar kedua orang itu meninggalkan Kotaraja. Mataharipagimasih belum sanggup memupuskan butiran-butiran embun di daun-daun, namunpanasnyaterasa sudah memerihkan kulit kedua orang itu. Mereka berhasil melewati pintugerbangKotaraja tanpa halangan sesuatu apa meski pintu gerbang itu dijaga ketat olehduapuluh orangprajurit.Si orang tua Mangkubumi Mintra menarik nafas lega demikian juga Sultan. Namunpenasehat tua ini kemudian berkata dengan perlahan. "Kita masih jauh dariselamat, Sultan.Cuma satu pesanku, bila terjadi apa-apa yang tak diingini kau lekaslahmenghindar dan lari ketempat keluarganya Wirya Pranata di Ujung Kulon....”Si pemuda anggukkan kepala. Namun pada parasnya kelihatan sekelumit rasajengahyang memerahkan kedua pipinya yang kotor itu. lni suatu pertanda bahwa adasesuatu hubunganantara dia dengan keluarga Wirya Pranata di Ujung Kulon itu. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPemuda atau Sultan menghela nafas lagi. "Mudah-mudahan saja kita bisa terusselamat,bapak Mangkubumi,” katanya."Memang itulah yang kita harapkan. Semoga Tuhan melindungi kita". Merekamendekati perbatasan kini. Di sepanjang perbatasan dijumpai prajurit yangmengawal semakinbanyak. Keduanya diperiksa oleh beberapa orang prajurit. Bungkusan masingmasingdigeledah.Untunglah Sultan Hasanuddin telah menyembunyikan keris Tumbal Wilayuda didalam lipatanpakaiannya yang dikenakannya saat itu ! Dan kedua orang inipun selamat puladaripemeriksaan. Mereka bergegas menjauhi perbatasan."Aman sekarang…" kata Sultan Hasanuddin. Tapi baru saja dia habis berkatabegitumaka muncullah serombongan pasukan berkuda. Pimpinan rombongan, seorangperwirapemberontak lambaikan tangan memberi isyarat berhenti pada anak-anak buahnya.Perwira inimembawa kudanya ke hadapan kedua orang tersebut.""Pengemis-pengemis hina dina!,” bentak perwira itu. "Apa kalian lihat duaorangpelarian melintas di sini? Keduanya adalah Mangkubumi Mintra penasihat istanadan SultanHasanuddin". Sambil bertanya begitu mata sang perwira menyorot meneliti keduaorang dihadapannya.Si orang tua menjawab . "Tak satu orangpun yang kami lihat, Yang mulia…”Jawaban yang hormat dan mempergunakan tutur kata yang halus tinggi dari siorang tuamencurigakan sang perwira. Biasanya pengemis-pengemis macam mereka bicaradalam bahasarendahan. Maka, terbitlah sekelumit kecurigaan di hati perwira itu. "Kamiakan geledah kalian!"katanya,"Ah…, kami hanya pengemis-pengemis yang hina dan terlantar. Apa untungnyamenggeledah kami?""Memang tak perlu menggeledah manusia-manusia ini raden,” berkata seorangprajurityang berada di samping sang perwira. "Hanya akan mengotorkan tangan saja! Baumerekasangat menusuk hidung!"Si perwira memang menganggap betul katakata bawahannya itu. Tapi bilasepasangmatanya yang tajam melihat bagaimana telapak dan jari-jari tangan kedua orangyangdihadapannya sangat halus, bukan seperti tapak dan jari-jari tangan yangbiasa dilihatnya padadiri pengemis-pengemis maka memerintahlah dia. "Tangkap manusia-manusia hinadina ini!"Mangkubumi Mintra yang tahu bahwa penyamamaran mereka pasti akan terbuka,tanpamembuang waktu segera maju ke muka dan berkata "Kalian keterlaluan, manusiamanusiaWiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamacam kamipun masih hendak kalian ganggu!" Bentakan ini, adalah jugaterdorong rasadendam kesumat terhadap kaum pemberontak."Kurang ajar kau berani bicara kasar terhadapku huh!" dengus perwira itu dansegerahunus pedangnya sementara setengah lusin bawahannya segera mengurung mereka.Mangkubumi Mintra tidak tinggal diam. Dari balik pakaian pengemisnyadikeluarkannyasebilah pedang."Hemm… bagus! Sekarang lebih jelas siapa kau adanya kunyuk tua hina-dina!"Perwira itu tetakkan pedangnya ke kepala Mangkubumi Mintra. Si orang tuamembentaknyaring dan mundur beberapa langkah sementara enam prajurit lainnya begitucabut pedangmasing-masing segera pula menyerbu.Mangkubumi Mintra putar pedang dengan deras. Sinar pedang bergulung-gulung.Trang… trang… trang... trang Terdengar suara beradunya pedang susul menyusul!Waktupedangnya beradu dengan pedang prajurit-prajurit, Mangkubumi Mintra takterasa suatu apa,tapi ketika membentur senjata sang perwira maka terkejutlah orang tua itu.Tangannya tergetarkeras. dan panas! Mangkubumi Mintra mengeluh. Nyatanya sang perwira mempunyaikepandaiantingkat atas!Maka berserulah Mangkubumi Mintra pada Su1tan Hasanuddin. "Sultan larilahselamatkan diri. Biar aku yang hadapi bergundal-bergundal pemberontak ini!""Tidak!" jawab Sultan Hasanuddin. "Mati hihidup kita berdua, bapak!""Jangan bodoh Sultan! Lari kataku!". Si orang tua putar pedangnya lebihsebat. Seoranglawan yang mengurung menjerit keras dan melompat nanar dengan dada robekdimakan ujungpedang!"Keparat!,” maki perwira pemberontak. Dia melompat dari kudanya. Sambilmelompat,laksana seekor alap-alap dia mengirimkan serangan ganas.Pedangnya menderu memepas ke arah batang leher Mangkubumi Mintra. Di saat itusiorang tua sedang menangkis serangan seorang prajurit. Tangkisan ini terpaksadibatalkannyadengan melompat dan sebagai gantinya pedangnya diputar untuk menangkis pedangsi perwira!Tapi si perwira rupanya memiliki ilmu pedang dari Cabang Pantai Selatan yangterkenaltangguh karena dengan tak terduga dan sangat cepat sekali serangan yang tadimerupakan satutebasan dengan tiba-tiba sekali berubah menjadi satu tusukan tajam dan cepat!Si perwira tertawa mengekeh. Itulah jurus mematikan dari ilmu pedang yangdianutnya,yang dinamakan jurus "menabas gunung menusuk bukit!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTentu saja tangkisan Mangkubumi Mintra tidak mempunyai arti apa-apa. Orangtua inicepat rubah posisi senjatanya namun sia-sia karena ujung pedang lawan lebihdahulumenghunjam di dadanya! Maka terdengarlah keluhan mengerikan dari tenggorokanorang tuamalang itu.Di saat itu, Sultan Hasanuddin sudah berhasil ke luar dari kurungan prajuritprajuritpemberontak dan meskipun hatinya berat namun dia terpaksa melarikan diri,bukan saja untukmenyelamatkan diri sendiri, tapi juga menyelamatkan keris pusaka TumbalWilayuda demiuntuk menegakkan kembali kelak Kerajaan Banten! Namun sewaktu telingamendengar keluhanMangkubumi Mintra, Sultan hentikan lari dan putar badan. Maka naik pitamlahdia ketika menyaksikanbagaimana orang tua itu tersungkur di tanah bermandikan darah."Pemberontak-pemberontak durjana! Aku mengadu jiwa dengan kalian!,” seruSultanHasanuddin. Dia menyerbu ke muka namun belum lagi dia melancarkan seranganmakaterdengarlah suara mengaung seperti suara tawon. Enam benda putih aneh danberbentukbintang yang berkilauan melesat deras ke arah pemberontak-pemberontak. Limaprajurit pemberontakcoba hindarkan diri atau menangkis benda itu namun tiada ampun!Kelimanya menjeritkeras, rebah ke tanah, kelojotan seketika lalu kaku tegang tiada nyawa!Perwira pemberontak dalam terkejutnya dan dengan kepandaiannya yang lebihtinggipergunakan pedang untuk memapaki benda bintang berkilau itu."Trang !"Tampang perwira itu menjadi pucat. Pedangnya memang bisa membuat mental bendamaut yang menyerangnya namun senjatanya sendiri putung dua dihantam bendatersebut !Baik sang perwira maupun Sultan Hasanuddin serentak putar kepala ke arah ataspohonbesar dari arah mana datangnya senjata-senjata rahasia tadi."Iblis keparat di atas pohon turunlah! Jangan sembunyikan diri!,” bentak sangperwira.Sebagai jawaban terdengar suara tertawa bergelak kemudian sesosok tubuhdenganentengnya melayang turun ke tanah dari atas pohon besar itu. Nyatanya diaadalah seorangpemuda bertampang keren dan berambut gondrong. Umurnya mungkin tiada banyakbedadengan Sultan sendiri. Saat itu bajunya tiada terkancing dan angin yangbertiup agak kencangmenyibak-nyibakkan baju putihnya sehingga jelaslah kelihatan angka 212tertera di dadakanannya Pendekar 212.Melihat si pemuda ini menghadapinya dengan tertawa mengejek demikian rupamakamembentaklah perwira tadi. "Rupanya kau masih belum tahu dengan siapaberhadapan! Masihbelum tahu apa akibat campur tanganmu dalam uru...” Ucapan sang perwira cumasampai di Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudasitu. Hampir tak kelihatan Pendekar 212 telah gerakkan tangan dan lemparkanbintang 212 kearah perwira pemberontak yang sedang bicara itu. Maka "heggg,” terdengarlahsuara tercekikdari rangkungan si perwira ketika senjata rahasia 212 dengan tepatnya masukke dalam mulut.Senjata rahasia itu lenyap dan darah segera muncrat ke luar dari mulut sangperwira. Nasibnyakemudian tidak beda dengan nasib bawahannya yang terdahulu!Sultan Hasanuddin segera dekati Pendekar 212. "Saudara, kau telah tolong.Aku…”Pendekar 212 memberi isyarat. Dia melangkah cepat dan membungkuk di hadapanMangkubumi Mintra. Ternyata orang tua itu masih bernafas satu-satu. Mulutnyabergerak-gerak."Sultan… mungkin dia mau bicara padamu,” memberi tahu Pendekar 212 atau WiroSableng. Mendengar itu Sultan Hasanuddin segera pula berlutut di sampingtubuh si orang tuaMangkubumi Mintra dengan sisa-sisa tenaga yang ada buka kedua matanya yangberbinar-binar.Bila pandangannya menyentuh paras Sultan Hasanuddin maka tersenyumlah dia."Sultan, kau tak apa-apa...?""Tidak bapak…". Sultan membelai rambut orang tua itu dan menyeka keringat dikeningnya. Keringat dan kening itu sangat dingin seperti es."Syukurlah..," desis Mangkubumi Mintra. "Aku yakin di bawahmu Kerajaan Bantenyang syah akan bisa ditegakkan kembali…"Sultan Hasanuddin mengangguk. Dia hendak mengatakan sesuatu tapi tak jadikarenadilihatnya orang tua itu memalingkan kepalanya kepada pemuda yang telahmenolongnya."Pendekar muda... aku gembira kau datang. Lebih gembira lagi karena kau telahberhasilmenyelamatkan Sultan. Tuhan kelak akan membalas jasamu yang besar ini...”Orang tua ituterhenti bicaranya sejenak. Agaknya dia tengah mengumpulkan tenaga baru darisisa-sisatenaganya yang terakhir. Lalu mulutnya terbuka kembali."Yang pasti adalah, bila takhta Banten telah kembali pada pemiliknya yangsyah, makaKerajaan dan rakyat Banten tak akan melupakan pertolongan atau jasamu ini...”Pendekar 212 coba tersenyum. Dia tahu bahwa keadaan orang tua itu tak mungkinlagiuntuk ditolong. Maka berkatalah dia. "Menyesal orang tua, aku tak bisaberbuat sesuatu apadengan lukamu…”"Ah diriku yang sudah rongsokan ini tak perlu diambil peduli. Aku gembiramenemuikematian dengan cara begini rupa… Gembira karena di saat menjelang kematianini aku telahdapat melihat sinar terang bahwa Banten pasti akan kembali kepada pewarisnyayang syah…"Mangkubumi memutar matanya pada Sultan Hasanuddin. Mulutnya terbuka untukmengatakan sesuatu namun malaekat maut meminta nyawanya lebih dahulu. Airmata Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamenggenang di kedua mata Sultan Hasanuddin. Digigitnya bibir sendiri untukmenahankeluarnya suara isakan.Tiba-tiba kening Pendekar 212 kelihatan mengerenyit. Kepalanya diputar kejurusantimur. "Ada apa…?" tanya Sultan yang saat itu masih belum mendengar suaraapa-apa."Cecunguk-cecunguk pemberontak itu kurasa...” ujar Pendekar 212.Beberapa ketika kemudian barulah Sultan mendengar suara derap kaki kuda yangbanyak sekali, mendatangi ke arah di mana mereka berada saat itu. Disusulbeberapa saat lagimaka diantara pohon-pohon dan semak-semak belukar tinggi kelihatanlah kirakiradua puluhprajurit pemberontak yang dipimpin oleh seorang berselempang kain putihbermuka sangathitam dan berambut gondrong acak-acakan. "Sultan, tinggalkan tempat inicepat!""Tidak bisa sobat! Mangkubumi Mintra terbujur begini rupa dan adalah pengecutsekalimeninggalkan kau seorang diri. Apalagi kau adalah tuan penolongku !,”membantah Sultanketika dia diminta pergi. "Ini bukan soal pengecut Sultan! Yang pentingadalah keselamatandirimu dan keselamatan keris Tumbal Wilayuda yang ada di tanganmu."Tentu saja Sultan Hasanuddin menjadi kaget mendengar ucapan Pendekar 212.Sewaktupertama kali pemuda itu memanggilnya dengan sebutan "Sultan" dia telahterkejut dan kinibahkan dia mengetahui pula bahwa keris Tumbal Wilayuda berada di tangannya!Sementara itu rombongan penunggang-penunggang kuda semakin dekat. WiroSablengatau Pendekar 212 berkata lagi. "Pergilah cepat sebelum terlambat! Soaljenazah orang tua iniaku yang akan urus. Selama gunung masih hijau, kelak kita akan bertemukembali!"Mendengar itu dan lagi memang tak ada lain hal yang bisa diperbuatnya makaSultanHasanuddin segera tinggalkan tempat itu.Begitu dia lenyap di balik semak-semak maka dua puluh prajurit pemberontak dibawahpimpinan si muka hitam sampai di tempat itu. Dia memberi isyarat. Prajuritprajuritmenyebar.Dan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 kini terkurung di tengah lingkaran duapuluh prajuritbersenjata lengkap, di bawah pimpinan seorang tokoh silat yang kosen!-- == 0O0 == --TIGAWiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDIKURUNG begitu rupa Pendekar 212 tetap tenang-tenang saja seperti saat itucumadua sendirian saja berada di situ. Si muka hitam yang tak lain Resi SingoIreng kaki tangan ParitWulung adanya, menyapu tebaran-tebaran mayat di hadapannya dengan pandangansedinginsalju. Yang agak mengherankan Resi muka hitam ini ialah mengapa di antaramayat-mayatpasukan Parit Wulung juga terdapat mayat Mangkubumi Mintra. Tak mungkin sipemudarambut gondrong itu yang telah menebar mayat kecuali jika dia mempunyaidendam kesumatterhadap kedua belah pihak yaitu pihak pasukan dan Mangkubumi Mintra.Disamping itudengan adanya mayat si orang tua tergeletak di situ, pastilah sebelumnyaSultan Hasanuddinjuga berada di situ! Singo lreng memang berpikiran tajam. Melihat kepadapakaianMangkubumi Mintra tahulah dia bahwa penasihat istana itu berusaha melarikandiri dari Bantendengan menyamar sebagai pengemis!"Mana Sultan?" bertanya Singo Ireng derrgan suara lantang kasar.Pendekar 212 tidak menjawab. Malahan dia memandang seperti tiada melihat apaapaberada-disekelilingnya saat itu! Dia menengadah ke atas memperhatikanmatahari yang menaiktinggi.Melihat sikap yang sangat menghina ini, apa lagi di hadapan sekian banyaknyaprajurittentu saja Resi Singa Ireng menjadi sangat penasaran serta malu. Mukanya yanghitam kelihatansemakin tambah hitam. "Bocah gondrong! Apa kau tuli atau gagu? Orang bertanyatidakdijawab?!"Pendekar 212 masih tidak menyahut. Malah kini jari-jari tangan kirinyamencungkilcungkiltepi lubang hidungnya kemudian dia berbangkis dua kali berturutturut!"Keparat!" bentak Singo Ireng dengan- suara menggeledek."Eeeeh… kau memaki pada siapakah?!" bertanya Pendekar 212 sambil putar kepalaseperti baru saat itu disadarinya bahwa dia tidak berada sendirian di tempatitu!"Prajurit-prajurit! Tangkap bocah edan ini perintah Resi Singo Ireng dengangeramnya.Maka dua puluh prajurit pemberontak melompat turun dari kuda masing-masing,hunussenjata dan bergerak cepat mendekati Pendekar 212."Bergundal pemberontak," berseru Wiro Sableng atau Pendekar 212. "Kalau kauingintangkap aku mengapa tidak turun tangan sendiri?!"Di saat itu dua puluh prajurit sudah menyerbu untuk menangkap Pendekar 212."Kalian kunyuk-kunyuk pemberontak hanya datang minta digebuk!" ujar Pendekar212dengan tersenyum. Tapi bila senyumnya itu putus maka mengumandanglah bentakandahsyat. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaLima prajurit yang paling dekat dan hendak turun tangan menangkapnyaterpelanting danbergetimpangan di tanah tiada nyawa lagi!Tersiraplah darah Resi Singo Ireng! Tiada disangkanya pemuda gondrongbertampangbodoh itu mempunyai kehebatan demikian rupa! Maka berserulah dia! "Tak perlubudak hinadina ini ditangkap hidup-hidup. Cincang di tempat!"Maka lima belas senjata tajam berkiblat ke arah Pendekar 212."Heiyaaah !"Tubuh Siro Sableng mencelat tiga tombak ke atas, Seluruh serangan senjatalawan lewatdi bawah kakinya. Detik senjata-senjata itu menderu memapas angin kosong makadetik itu puladengan kecepatan yang hampir tak sanggup disaksikan oleh mata Pendekar 212menukik kebawah merampas pedang salah seorang prajurit. Dan ketika pedang itu menderulaksana kitiranmaka lima prajurit meregang nyawa mandi darah, dua lainnya luka parah!Dalam kejutnya menyaksikan gebrakan yang dahsyat itu Resi Singo Ireng melihatsatubayangan berkelebat ke arahnya. Dia tarik tali kekang kuda dengan cepat.Namun sebelumbinatang tunggangannya itu sempat bergerak, tubuh kuda ini sudah angsrok ketanah! Keempatkakinya terbabat putus. Binatang ini berguling di tanah melejang-lejangkankakinya yangbuntung dan meringkik tiada henti! Untung saja Resi yang kosen ini Cepatmenyadari apa yangterjadi sehingga lekas-lekas dia melompat ke samping dan berdiri dengan mukakelam membesi,mata menyorot!Pendekar 212 tertawa gelak-gelak sementara prajurit-prajurit yang masih hidupdengannyali menciut segera menjauhi ini pemuda yang dianggap mereka sangatberbahaya."Pemuda gondrong! Kehebatanmu cukup untuk dikagumi! Tapi bila kau tahu dengansiapa saat ini berhadapan, maka lekaslah berlutut minta ampun!" berkata SingoIreng."Uh! Sama manusia jelek macam kau buat apa perlu takut!". ujar Wiro Sablengdantawanya semakin menjadi-jadi!"Ah... kalau begitu kau sebutkanlah nama! Terhadap manusia-manusia yang punyasedikit ilmu, aku tidak begitu senang jika membunuhnya tanpa tahu namanyaterlebih dahulu!""Kalau butuh namaku aku tak keberatan. Majulah biar kutulis dijidatmu!" kataWiroSableng pula sambil acungkan jari telunjuk!Menggeramlah sang Resi bermuka hitam itu. Selama dunia terbentang, selamamalangmelintang dalam dunia persilatan, baru hari itulah dia dihina dan direndahkanterus-terusan olehseseorang! Oleh seorang yang berusia jauh lebih muda dari padanya. Dari balikpakaian Resi ini Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudakeluarkan sebuah senjata berbentuk aneh yaitu sebuah besi panjang yangujungnya berbentukIingkaran."Kalau kau punya senjata pusaka, sebaiknya lekas keluarkan supaya mampustidakrnenyesal!""Tak perlu banyak cerewet!" semprot Pendekar 212. "Majulah! Senjataku cukuppedangbutut milik cecungukmu yang sudah mampus itu!"Resi Singo Ireng yang berbadan kate ini segera maju dan hamburkan serangandahsyat.Senjata anehnya mengeluarkan suara menderu, menimbulkan angin yang deras dantajam. Ujungsenjata yang berbentuk lingkaran itu berubah laksana ratusan banyaknya!Searang lawan yangberilmu tanggung dan bermata tidak awas akan sulit membedakan mana lingkaransenjata yang aslidan mana yang bukan. Dalam lawan kebingungan maka senjata itu akan menyeruaklewat kepalanyadan sekali putar saja pastilah patah dan putus batang leher dibuatnya! Inilahkehebatan senjata sangResi dari pantai selatan itu!Namun yang dihadapi Singo Ireng dihari itu bukanlah seorang lawan berilmutanggung,bukan seorang pemuda yang hanya mengenal sejurus dua ilmu silat! Begitusenjata lawan membadaimenghampiri kepalanya, Wiro Sableng cepat merunduk dan selinapkan satutusukan deras kearahperut sang Resi!Kaget Singo Ireng bukan olah-olah! Cepat dia undur dua langkah dan papasipertengahansenjata lawan dengan tongkat besi lingkarannya."Trang" !Dua senjata beraduKarena senjata ditangan Singo Ireng adalah senjata mustika sedang pedangditangan Wirohanya pedang biasa maka patahlah pedang itu! Tapi sebaliknya Singo Irengmerasakan bagaimanatangannya tergetar hebat dan panas pada bentrokan itu! Maklumlah dia bahwapemuda itumempunyai tingkat tenaga dalam yang hebat sekali! Karenanya sang Resi tanpamemberi peluangsegera lancarkan serangan-serangan dahsyat! Sengaja dikeluarkannya jurusjurusyang hebat yaitujurus "memetik bunga membelah buah" lalu disusul dengan jurus "delapan gunungmeletus gegapgempita"! Diserang dengan dua jurus ini berikut pecahan-pecahannya yang takkalah dahsyat makaPendekar 212 menjadi repot juga.Namun bila dia sudah mempercepat gerakannya, bila suara siulan sudah menggemamelesatdari sela bibirnya maka kelihatanlah kini bagaimana Resi Singo Ireng menjaditerdesak. Meskiterdesak, Resi ini dengan segala kelihayannya sanggup pertahankan diri sampaisepuluh jurusdimuka! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Manusia bermuka jelek! Permainan silatmu baleh juga. Tapi apa kau sanggupmenerimapukulanku ini?!" tanya Pendekar 212. Kedua tangannya diangkat tinggi-tinggike atas, kedua matadipejam. Kemudian kedua tangan itu mulai berputar-putar dengan sebat! Makamenggemuruhlahsuara angin. Debu dan pasir beterbangan, membuat gelap pemandangan!"Pukulan angin puyuh!" seru Resi Singo Ireng sambil bersurut mundur. Mulutnyakomatkamit membaca aji penangkis. Kedua kakinya melesak kedalam tanah sampai duadim!Tubuhnya tergetar hebat. Pakaian putih serta rambutnya yang awut-awutanberkibar-kibar!Tiba-tiba Pendekar 212 Wiro Sableng hantamkan kedua tangannya kemuka. TubuhSingo Ireng mencelat kebelakang sampai lima tombak. Ketika dia berdiri makatubuhnyaterbungkuk tertatih-tatih, hidungnya kembang kempis tanda nafasnya memburutak teratur.Nyatalah bahwa Resi kosen ini telah menderita luka parah didalam akibatpukulan Wiro Sablengtadi. Senjatanya mental entah kemana! Wiro tertawa mengekeh.Sebaliknya lawannya menggeram laksana harimau terluka. Mulut terkatup rapatrapat,rahang bertonjolan, pelipis bergerak-gerak sedang mata menyorot merah!"Pemuda, hari ini aku Resi Singo Ireng biarlah mengadu jiwa pada kau!". SangResiangkat tangan kirinya tinggi-tinggi. Detik demi detik tangannya itu menjadihitam legam.Tangan ini bergetar karena seluruh tenaga dalamnya dipusatkan kesitu!Wiro Sableng tertawa mengejek. "Rupanya kau sengaja mau bunuh diri manusiakatebertampang jelek! Dalam keadaan terluka di dalam, melancarkan pukulandemikian rupa kauakan konyol sendiri!".Singo Ireng memang memaklumi hal itu. Tapi dia sudah kepalang tanggung, sudahteramat malu dan sudah meluap amarahnya! "Aku mati tapi kau juga mampusditanganku,keparat!" bentaknya.. Maka tangan kirinyapun turun kebawah dengan cepat.Selarik sinar hitamyang menggidikkan menyambar kearah Pendekar 212! Itulah ilmu pukulan "wesiitem" yangtelah membinasakan Braja Paksi, kepala balatentara Banten!Pendekar 212 melompat ke atas sampai enam tombak. Angin pukulan "wesi item"terasapanas seperti mau melumerkan kedua kakinya. Pendekar ini gigit bibir menahanperih lalu1ancarkan serangan balasan yaitu pukulan yang tak asing lagi. "kunyukmelempar buah"!Di seberang sana tubuh Resi Singo Ireng kelihatan jungkir balik kemudianjatuh dudukdi tanah dan muntah darah, lalu rebah tiada sadarkan diri!Sebenarnya pukulan "kunyuk melempar buah" itu belum tentu akan mencelakaisangResi. Namun karena dalam keadaan terluka di dalam dia telah rnelancarkanpukulan yang keras Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudadengan mengandalkan seluruh tenaga dalam maka dia rasa sendiri akibatnya.Masih untungnyawanya tidak terbang!Wiro Sableng tertawa mengekeh. Dia melangkah mendekati tubuh Resi itu.Prajuritprajurityang masih hidup, yang dedikkan mata melihat bagaimana jago merekadibikin babakbelur demikian rupa segera bersurut menjauh."Resi muka arang!,” kata Pendekar 212. "Kau tanya siapa aku. Inilahkutuliskan akupunya nama!". Dan habis berkata demikian pendekar ini segera guratkan angka212 dikulitkening yang hitam dari Singo Ireng. Kemudian nendekar ini berdiri kembali."Kerak-kerakpemberontak!,” katanya pada perajurit-perajurit yang masih hidup. "Kalianboleh menggotongmanusia bermuka pantat kuali ini ke Kotaraja! Jika hari ini aku tiada cabutnyawanya dan nyawakalian, maka di lain hari bila bertemu kembali jangan harap aku akan lepaskannyawa kalian!Sampaikan ini padanya bila dia sudah siuman!". Dan sesudah bicara demikianWiro Sablengsegera tinggalkan tempat itu dengan membawa mayat Mangkubumi Mintra.-- == 0O0 == --EMPATDENGAN hati penuh duka sedih mengenang kematian Mangkubumi Mintra yangsengajakorbankan nyawa untuk selamatkan dirinya, Sultan Hasanuddin berlari sepanjangtepi rimbabelantara dikaki bukit. Perjuangan memang membutuhkan pengorbanan. Dan inibukan sajamenambah besarnya dendam kesumat di hati Sultan terhadap Parit Wulung danbenggolanbenggolanpemberontak lainnya tapi juga mempertebal tekatnya bahwa di suatuketika dia pasti akankembali ke Banten dan membangun Kerajaan Banten yang syah!Menjelang senja dia mencapai sebuah kota kecil yang terletak di timur Banten.Kota inibernama Asoka. Dulunya hanya merupakan pangkalan-pangkalan pemberhentian parapedagangdari pelbagai penjuru sekitar situ. Kemudian pedagang-pedagang itu banyakyang mendirikangudang-gudang untuk barang-barang dagangannya, kemudiannya lagi mereka jugamendirikanrumah-rumah sehangga lambat laun dari pangkalan dagang maka berobahlah Asokamenjadi sebuahkota. Sebagai kota dagang tentu saja sepanjang hari Asoka selalu sibuk.Kesibukan dan keramaianini terus berlangsung sampai jauh malam. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSehabis mendapatkan sebuah penginapan, Sultan mengelilingi kota melihat-lihatkeramaiandan mengisi perut disatu kedai. Ketika bulan sabit di atas langit tertutupoleh awan tebal berwarnagelap maka Sultanpun kembali kepenginapannya. Matanya yang tajam segeramelihat adanyaketidakberesan dalam kamar dimana dia menginap. Seperai agak kusut bantalbantaltidak terletakditempatnya semula sedang bungkusan kecil yang berisi beberapa potong pakaianserta sejumlahuang yang diletakkannya di kolong tempat tidur nyata sekali bekas dibuka dandigeledah orang.Namun tidak sepotong barang-barangnyapun yang hilang!Sultan merasa masygul. Dia memandang berkeliling. Di dinding sebelah sanaterdapatsebuah jendela. Jendela itu masih tetap sebagaimana tadi ditinggalkannya. Takada tanda-tandabekas pengrusakan. Siapa gerangan yang telah masuk ke dalam kamar danmelakukanpenggeledahan? Mungkin seseorang, mungkin beberapa orang? Kalau dia ataumereka itu darigolongan si tangan panjang atau pencuri, mengapa tidak sepotong barang dantak sepeseruangnyapun yang hilang? Kekhawatiran Sultan Hasanuddin semakin besar karenadia berkesimpulanbahwa siapapun manusianya yang telah memasuki kamarnya pastilahuntuk mencaridan mencuri keris pusaka Tumbal Wilayuda!Sultan Hasanuddin merasa bersyukur karena sewaktu pergi tadi dia telahmembawa keristumbal kerajaan itu. Kalau tidak pastilah senjata itu sudah lenyap dilarikanorang!Malam itu Sultan sengaja tidur dengan mematikan lampu minyak di dalamkamarnya.Matanya hampir terpicing ketika lapat-lapat sepasang telinganya mendengarsuara gemerisik di atasloteng bangunan. Suara itu pasti sekali bukan suara kucing. Sultan pasangtelinganya lebih tajam.Suara gemerisik tadi lenyap dan kini dia hanya mendengar suara rintik-rintikhujan gerimis di luarsana. Perlahan-lahan Sultan pejamkan matanya kembali. Tapi ketika hampirpulas matanya ituterpicing, suara gemerisik tadi didengarnya kembali. Kali ini Sultan bangundari pembaringan danmelangkah kesudut kamar. Dia menunggu dengan tangan kanan menempel erat-eratdihulu pedang.Tiba-tiba pintu kamar terbuka! Sultan terkejut. Dia ingat betul bahwa pintukamar itutelah dikuncinya tadi, bagaimana kini bisa terbuka semudah itu tanpa suaradan siapakah yangnlembukanya?! Sultan tak menunggu lebih lama. Sesosok tubuh manusia yangsangat pendekmasuk mengendap-endap ke dalam. Manusia ini memakai jubah panjang. Karenatubuhnya yangkate maka jubahnya menjela-jela sampai kelantai. Tiba-tiba orang itu putartubuh ke kiri danmelompat. Sebuah benda besar ditangannya yaitu sebilah golok empat persegipanjang menderuke arah dimana Sultan berdiri. Sultan sendiri yang saat itu memang sudah siapsiaga cabutpedangnya dengan cepat dan menangkis!"Trang"! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaBunga api memercik. Karena kamar itu gelap maka sinar percikan bunga apimenjaditerang sekali dan menerangi kedua muka manusia yang berada disitu. Keduanyasaling menelitiparas lawan masing-masing!Terkesiaplah Sultan Hasanuddin ketika melihat bagaimana wajah manusia yangdihadapinya itu seramnya bukan main. Rambutnya kaku berdiri laksana ijuk.Manusia inimemelihara berewok yang meranggas lebat. Alisnya tebal, sepasang matanyabesar merah.Bibirnya sumbing dan dua buah giginya yang besar tersembul keluar. Manusiaini boleh dikatakantiada mernpunyai hidung karena daging hidungnya sama rata denganpipinya yangcekung! Dan bau badannya yang busuk sangat menusuk hidung!"Manusia buruk! Jika kau tidak tinggalkan kamar ini dengan cepat, janganmenyesal bilakukirim ke akhirat!" ancam Sultan.Manusia bermuka seram itu tertawa dingin.Dia hembuskan nafasnya yang busuk kemuka. Sultan tutup jalan nafas di hidungdanuntuk kedua kalinya pergunakan pedang guna menangkis serangan lawan. Tapikali ini keadaantidak seperti tadi Iagi. Meski Sultan sanggup menangkis senjata lawan namunpedangnya sendiriterlepas mental, tangannya tergetar hebat. Tiba-tiba satu tangan mendorongnyahingga diaterbanting dengan keras ke dinding!Ketika dia imbangi diri kembali, kaget Sultan tiada kepalang. Matanyamembeliakmenyaksikan bagaimana keris Tumbal Wilajuda kini sudah berada di tanganmanusia bermukaseram itu!"Maling hina dina! Kembalikan kerisku!" teriak Sultan.Simuka buruk hamburkan tertawa mengekeh. "Masih untung aku hanya mintakerismuini, dan bukan nyawamu!". Habis berkata begini manusia muka seram itu sekaligerakkan badantubuhnya menerjang ke muka mendobrak jendela untuk kemudian lenyap lewatjendela yangambruk itu dikegelapan malam!"Pencuri terkutuk!". Sultan melesat pula ke luar jendela. Dia masih sempatmelihatbayangan pencuri itu di balik sebuah gudang tua dan segera mengejar ke situ.Kejar mengejar ituberjalan hanya sebentar saja karena sejurus kemudian si pencuri lenyapseperti gaib ditelanbumi!Sultan berdiri gemas memandang berkeliling. Ke mana dia harus mengejar danmencarisi pencuri di malam buta begini? Apakah manusia tangan panjang itu bukansalah seorang puladari kaki tangan Parit Wulung?! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTengah kebingungan begitu rupa tiba-tiba Sultan menangkap suara bentakanbentakanorang yang tengah berkelahi. Cepat Sultan lari ke balik sebuah bengkel kudadan dalamkegelapan dilihatnyalah dua manusia tengah bertempur dengan hebat. Salahseorang tiada laindari pada si pencuri yang tengah dicari-carinya sedang orang yang keduasesudah diperhatikandengan teliti ternyata dia adalah pemuda rambut gondrong yang pagi tadi telahmenolongnya diperbatasan."Sobat! Serahkan pencuri terkutuk ini padaku!" seru Sultan."Ah... selamat jumpa Sultan," menjawab si rambut gondrong alias Pendekar 212."Tak perlu kotorkan tangan pada manusia bau bangkai ini...!""Dia mencuri kerisku, sobat!" memberi tahu Sultan."Aku tahu. Biar aku yang ringkus dia!"Begitu mendengar si pemuda yang menyerangnya memanggil "Sultan" 'terhadaplakilakiyang datang itu terkejutlah si mulut sumbing. Dibalik terkejut hatinyajuga senang. "Ha...ha... jadi saat ini aku berhadapan dengan Sultan dan tukang pukulnya? Bagus!Kerisnya akusudah dapat, kini Sultannya sendiri datang antarkan diri untuk ditangkaphidup-hidup. Pasti akumendapat hadiah berlipat ganda dari Parit Wulung...""Hem... jadi betul dugaanku bahwa kau kaki tangannya bangsat pemberontak ituhuh?!Terima pukulanku ini, pencuri hina dina!"Sultan lepaskan tiga pukulan sekaligus! Tapi yang diserang ganda tertawa dankebutkanlengan pakaiannya yang bertambal-tambal. Serangkum angin dahsyat rnenyerangke arahSultan. Namun angin pukulan itu buyar di tengah jalan, kena dihantam anginpukulan lain yangdatang dari samping!Si muka seram menggerong. "Agaknya malam ini Pengemis Bibir Sumbing mustirampas dua jiwa sekaligus!".Sultan tersurut sewaktu mendengar manusia kate itu kenalkan diri. Pendekar212 sendirijuga terkejut. Nama Pengemis Bibir Sumbing memang sudah sejak lama terkenalsepanjangpesisir Jawa Barat. Bersama dua orang lainnya maka Pengemis Bibir Sumbingdikenal sebagaipemegang pucuk pimpinan Perkumpulan Pengemis Darah Hitam! Tiba-tiba PengemisBibirSumbing lemparkan golok besarnya ke arah Pendekar 212. Senjata ini denganmudah bisadielakkan. Begitu habis lemparkan golok, Pengemis Bibir Sumbing acungkankedua tangandatar-datar ke muka dengan telapak tangan menghadap ke atas."Telapak tangan minta sedekah nyawa!,” seru Pendekar 212 begitu dia kenalipukulanyang bakal dilancarkan lawan. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Sultan mundurlah!,” serunya kemudian memperingatkan.Tapi disaat itu Pengemis Bibir Sumbing sudah mencelat ke muka dan membagibagiserangan telapak tangannya pada Pendekar 212 dan Sultan!Tahu bahwa pukulan lawan sangat berbahaya maka Pendekar 212 segera hantamkantangan kanannya ke muka. Gelombang angin deras memukul ke arah Pengemis BibirSumbing.Meski tubuhnya sendiri kemudian terpelanting sampai tiga tombak oleh seranganlawan namunPengemis Bibir Sumbing sebelumnya masih sanggup hantamkan telapak tangannyake dadaSultan!Sultan Hasanuddin mengetuh tinggi. Tubuhnya bergoncang, dadanya sepertimelesak.Terbungkuk-bungkuk dia berbatuk. Darah segar menyembur!Pendekar 212 bersuit keras! Tubuhnya lenyap pada detik Pengemis Bibir Sumbingcobalepaskan pukulan "telapak tangan minta sedekah nyawa" untuk kedua kalinya."Sultan, cepat telan pil ini!" teriak Wiro Sableng.Sultan Hasanuddin sambuti pil yang dilemparkan Pendekar 212 lalu menelannyadengancepat Kemudian segera duduk bersila mengatur jalan darah serta pernafasan,juga alirkan tenagadalam kebagian yang terluka.Disaat Wiro Sableng berkelabat maka lenyaplah tubuhnya dari penglihatanPengemisBibir Sumbing. Karena hanya terdengar suaranya saja, maka Pengemis BibirSumbing kembalilancarkan pukulan ganas dua kali berturut-turut ke arah suara lawan. TapiPendekar 212 tidakbodoh dan Pengemis Bibir Sumbing salah perhitungan. ."Plaak"!Pengemis Bibir Sumbing terpental empat tombak ke belakang. Kepalanya serasapecahsedang kulit keningnya laksana terbakar! Dan pada kulit keningnya itu kinikelihatan tiga buahangka 212! Pengemis Bibir Sumbing meluap amarahnya. Tanpa hiraukan rasasakitnya padakeningnya dia menerpa kemuka kirimkan lima pukulan empat tendangan! Pendekar212mendengus dan bersiul nyaring. Tangan kanan menghantam ke muka. Angin pukulanmenderu,menyusup di antara serangan lawan!Untuk kedua kalinya Pengemis Bibir Sumbing terpental. Kali ini sampai delapantombakdan kali ini terus terguling ke tanah dengan mulut memuntah darah! Tamatlahriwayatnya!Sultan yang menyaksikan pertempuran hebat itu dalam sakitnya leletkan lidahpenuh kagum!Pendekar 212 mendekati mayat Pengemis Bibir Sumbing, memgambil keris TumbalWilayuda lalu menyerahkan kemhali pada Sultan. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Keris pusaka bagus! Karena senjata ini banyak yang ingini sebaiknya disimpanlebihhati-hati, Sultan".Sultan menghela nafas panjang. "Terima kasih,” katanya. "Dua kali kau telahmenolongku sahabat. Siapakah engkau?""Namaku Wiro Sableng,” jawab Pendekar 212. "Kalau aku boleh kasih nasihat,baiknyakau tak usah kembali kepenginapan, tapi segera teruskan perjalanan"."Mengapa begitu?" tanya Sultan."Terlalu banyak manusia-manusia macam Pengemis Bibir Sumbing ini yangmencarimudan inginkan keris Tumbal Wilayuda".Sultan merenung sejurus. "Terima kasih atas nasihatmu, sahabat! Karena kautelahberbuat baik kepadaku, perbuatan baik yang tak bakal kulupakan sebagai budibesarmu,bagaimana kalau aku tawarkan agar ikut bersamaku meneruskan perjalanan?""Ah... itu satu kehormatan besar bisa seiring denganmu, Sultan" jawabPendekar 212ramah. "Tapi harap maafkan.. Aku masih banyak urusan. Namun demikian, akuberjanji tidakakan berada jauh dari padamu…”"Kalau begitu baiklah, aku tidak memaksa',” ujar Sultan. Dari balik pakaiansamarannyayang bertambal-tambal dikeluarkannya sebuah benda yang bercahaya.Diserahkannya benda itukepada Pendekar 212 tapi sang pendekar tak berani menyambutinya."Sobat, terimalah!" kata Sultan pula."Benda apakah ini Sultan?""Terimalah dulu".Wiro menerimanya.Benda itu ternyata sebuah bintang bersudut delapan yang terbuat dari emas danditengah-tengahnya dihiasi dengan sebutir berlian yang berkilauan. "Benda ituadalah bintangutama Kerajaan Banten, yang diserahkan kepada siapa saja yang telah membuatjasa terhadapRaja dan rakyat Banten, Wiro...""Ah... mana aku pantas terima hadiah ini Sultan?" kata Wiro Sableng puladengan kerendahan.Tapi sultan memaksakan juga agar Pendekar 212 menerima anugerah itu. Wiromenyimpan benda tersebut baik-baik dibalik pakaiannya. "Terima kasih,”katanya."Lalu karena penyamaraanmu sebagai pengemis sudah diketahui oleh golonganrampokdan penjahat, sebaiknya ditukar saja, Sultan""Aku memang sudah merencana begitu" kata Sultan pula. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSekali lagi mereka saling ucapkan terima kasih. Pendekar 212 menjura mintadiri dankeduanyapun berpisahlah.-- == 0O0 == --LIMAKELUARGA Wirja Pranata adalah keluarga bangsawan besar di Ujung Kulon. Selagimuda antara Wirja Pranata dan Fatahillah terdapat jalinan persahabatan yangerat sehingga disuatu ketika kedua sahabat itu berjanji bahwa bila mereka nanti salah satumemiliki anak laki--laki dan anak perempuan, dikemudian hari kelak keduanya akan dijodohkan.Puteri bangsawan Wirja Pranata yaitu Anjarsari memang sudah lama tahu bahwadirinyadijodohkan dengan Raja Banten. Namun sampai sebegitu jauh belum pernahsekalipun diabertemu muka dengan calon suaminya itu. Dan ketika Sultan Hasanuddin munculdi sore hari itumaka terkejutlah bangsawan Wirja Pranata."Sultan, apakah yang telah terjadi ? Mengapa datang tanpa pengiring dan dalampakaianbegini rupa?”Sultan Hasanuddin menggigit bibir menahan gelora hatinya. Sesudah apa yangmenggejolaki hatinya berkurang maka mulailah dia beri penuturan.Hal itu mengejutkan seluruh keluarga bangsawan Wirja Pranata, termasukAnjarsariyang curi mendengar penuturan itu dari balik dinding kamar tidurnya.Beberapa lamanya kesunyian menyeling. Bangsawan Wirja Pranata dan isterinyaduduktermanggu tanpa bisa berkata apa-apa. Sultan sendiri juga terdiam beberapaIamanya. KetikaSultan dipersilahkan kebelakang untuk membersihkan diri maka diamdiamAnjarsari mencuriintip dari sela pintu. Hatinya berdebar dan darahnya berdebur-debur. Ah,nyatanya Sultan yangbakal suaminya itu seorang pemuda yang berparas gagah berkulit kuning halus,hampir sehaluskulit perempuan! Hatinya berbunga-bunga. Kapan ayah atau ibunya akanmenyuruhnya keluardan berkenalan dengan Sultan? Dan mengingat ini dada si gadis semakinmenggemuruh. Ketikadia menghadap ke kaca maka jelaslah kelihatan bagaimana parasnya ke merahmerahan!Ketika senja berlalu dan hari beralih menjadi malam maka barulah Anjarsaridisuruhkeluar oleh ibunya. Pertemuan dengan Sultan benar-benar membuat lututnyagemetar, tapi jugamembuat hatinya mekar. Gadis ini tundukkan kepala, parasnya bersemu merah.Sultan sendiri Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudajuga tundukkan kepala. Apa yang dikatakan ayahnya bahwa calon isterinyaadalah seorang gadiscantik sekarang menjadi kenyataan. Diam-diam pemuda ini melirik dengan sudutmatanya.Bangsawan Wirja Pranata berbatuk-batuk. Lalu bertanyalah dia pada calonmantunya itu. "Apakah rencana Sultan selanjutnya?""Saya merencanakan untuk pergi keDemak dan minta bantuan pasukan sertapersenjataap selengkapnya.....""Itu tepat sekali,” kata Wirja Pranata. “Tapi mengingat Demak masih jauh darisini danSultan membawa keris pusaka pula maka sebaiknya Sultan jangan pergi seorangdiri"Ucapan calon mertuanya itu memang dirasa betul sekali oleh Sultan. Dan diamdiamdiateringat pada Wiro Sableng, si pemuda sakti yang telah dua kali menolongnya.Kalau pemudaitu berada bersamanya saat itu tentu dia tak usah khawatir bahaya apapun.Sebagai orang tua yang tahu di hati anak muda dan juga pernah muda, tak lamakemudian Wirja Pranata bersama isterinya mengundurkan diri ke dalam kamar.Maka kinitinggallah kedua orang itu. Suasana lain sekali jadinya kini. Suasana itusungguh tidak enak, tapitidak enak yang enak! Rasa begini rupa baik oleh Anjarsari maupun oleh Sultansendiri takpernah dialaminya sebelumnya. Cuma sudut-sudut mata mereka saja yang sekalisekalimencuripandang. Ketika Anjarsari melirik untuk kesekian kalinya maka pada detik itupula Sultanmengerling. Beradulah dua kerlingan mata itu! Anjarsari cepat-cepatmenundukkan kepalanyamenyembunyikan paras yang semu kemerahan!Kesunyian masih juga berjalan terus sampai beberapa lamanya. Tiada satupunyangberani untuk membuka pembicaraan. Sultan sendiri merasa tenggorokannyaseperti tersekat,lidahnya seperti kelu dan mulutnya terkancing!Namun pada akhirnya Sultan Hasanuddin membuka mulutnya juga. "Kalau tiadaterjadipengkhianatan Parit Wulung, mungkin sampai hari ini belum ada kesempatan bagikita untukbertemu, Sari...”"Ya... hemm..., saya sangat terkejut meindengar berita buruk itu, kakak,”berkata Anjarsariagak gugup. Kemudian. "Apakah kakak akan segera berangkat ke Demak...?"Sultan mengangguk."Memang lebih cepat lebih baik. Ramanda di Cirebon sudah mendapat tahuperistiwa diBanten...?""Mudah-mudahan sudah karena ada kukirimkan seorang utusan ke sana". Kemudianuntuk menghilangkan pembicaraan yang berjalan kaku itu maka Sultan mengajakAnjarsarikeluar rumah. Di luar ternyata malam itu berpemandangan indah. Bulan purnamaempat belas.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudahari bersinar terang, bintang-bintang bertaburan di langit yang biru cerah.Banyak dan seringsudah kedua remaja itu melihat bulan purnama pada malam-malam terang bulansebelumnyanamun bagi mereka tiada seindah malam itu.Di samping gedung besar bangsawan Wirja Pranata terdapat sebuah taman kecil.Didalam taman terletak satu bangku panjang. Kedua remaja ini melangkah seiringke bangku itu.Mendadak Sultan putar kepalanya ketika sepasang telinganya yang tajam dalamkesunyian itumendengar suara bergeresek di atas genting. Sesosok bayangan hitam kelihatanberkelebat ialulenyap di bagian atap gedung yang lain. Meski demikian cepat lenyapnya namunSultan masihsempat melihat bahwa di tangan kirinya sosok tubuh hitam itu memegang sebuahbenda yangberbentuk keris."Celaka!" kata Sultan dalam hati. Dia berseru dengan keras. "Berhenti!" Tapibayangansosok tubuh tadi sudah sejak lama lenyap. Ketika disusul kehalaman sampingjuga tak kelihatanlagi. Dalam kebingungannya Sultan sampai lupakan Anjarsari. Dia lari masuk kedalam gedung,terus ke kamar dan melihat bagaimana kasur pembaringan berada dalam keadaantak karuan.Ketika ditariknya kasur itu di bagian kepala tempat tidur, maka keris TumbalWilayuda yangsebelumnya disimpannya di sana, kini sudah tiada lagi! Lenyap! Dan pastilahsosok tubuh yangmelarikan diri tadi yang telah mencurinya!"Pencuri keparat!" maki Sultan. Dia lari lagi keluar. Ketika sampai dihalaman sampingterkejutlah dia. Anjarsari tak ada lagi di dalam taman! Lenyap!"Anjar!" memanggil Sultan. "Anjarsari!" serunya lagi. Tapi tiada jawaban!Maka di malam itu hebohlah seisi gedung bangsawan Wirja Pranata. Sultansendirisesudah memberikan penuturan, singkat segera berkelebat meninggalkan gedung.KerisTumbal Wilayuda lenyap! Tapi kekhawatirannya lebih lagi terhadap Anjarsariyang hilangsecara aneh itu. Maka dia memutuskan menyelidiki lenyapnya Anjarsari lebihdahulu lalu barumencari jejak si pencuri keris Tumbal Wilayuda!Sesaat sesudah kepergian Sultan, Wirja Pranata berkelabat pula ke arah yangberlawanan.Malam dingin dan angin agak kencang bertiupnya. Wirja Pranata adalah seorangbangsawan yang "mempunyai isi" juga. Dalam waktu yang singkat dengan ilmularinya yangsempurna dia telah sampai di luar kota. Karena daerah luar kota merupakandaerah pesawangandatar di tambah bulan bersinar terang maka dengan mudah di ujung pesawanganWirja Pranatadapat melihat dua sosok tubuh manusia tengah berlari kencang. Yang dibelakang sebat sekalilarinya dan dalam waktu yang singkat berhasil menyusul yang di muka. Kemudiankelihatan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaterjadi pertempuran! Tanpa menunggu lebih lama bangsawan Wirja Pranata segeralari ke sana.Dia sampai ketika pertempuran tengah berjalan hebat-hebatnya. Kedua orangyang bertempuradalah seorang pemuda berambut gondrong berpakaian putih. Gerakannya gesitsekali danmenimbulkan angin bersiuran. Lawannya adalah seorang laki-laki jangkung kurusbermukasangat seram berpakaian hitam. Salah satu matanya sangat besar sedang yanglain hanyamerupakan sebuah rongga hitam cekung yang sangat menggidikkan. Gerakannyajuga tak kalahhebat dari lawannya. Pakaiannya bertambal-tambal."Berhenti!" seru Wirja Pranata.Tapi yang bertempur tidak ambil perduli. Yang bermuka seram malahan lancarkanempat serangan dahsyat yang menimbulkan angin tajam dan panas!Pemuda rambut gondrong berseru nyaring, lompatkan diri ke udara lalu menukiklagiseraya hantamkan tangan kanan ke muka. Angin laksana badai menderu menyerangsi mukaseram."Pukulan kunyuk melempar buah!,” seru si muka seram kaget. Buru-buru diakebatkanlengan pakaian hitamnya. Tapi tubuhnya terduduk di tanah karena angin pukulanlawannyatanya lebih dahsyat. Pemuda rambut gondrong sendiri tersurut ke belakangbeberapalangkah, dadanya terasa sakit."Manusia muka setan ini ilmunya tinggi sekali dan berbahaya!,” membatin sipemuda.Sebaliknya si muka setan yang tahu bahwa lawannya adalah seorang yang sangattangguh segera berseru pada Wirja Pranata. "Sobat! Kenapa diam saja?!Bukankahkedatanganmu kemari untuk mencari pencuri keris? Inilah bangsat malingnya!Ayo tunggu apalagi, mari kita labrak!"Si pemuda tertawa dingin. Tangan kanannya diangkat tinggi-tinggi. Ketikatangan ituturun, segelombang angin menggebubu menyerang tubuh si muka setan dari ataske bawah!Manusia ini segera kebutkan kedua ujung lengan bajunya. Pemuda gondrongsampai melesakkedua kakinya sedalam dua senti ke tanah sedang si muka setan terguling ditanah tapi cepatbangun lagi!Diam-diam si pemuda rambut gondrong terkejut.Pukulan yang dilancarkan tadi bukan sembarang dan mempergunakan hampirsepertigatenaga dalamnya tapi lawan ternyata tidak apa-apa malahan bisa bangkitkembali!"Wirja Pranata!" berseru si muka setan. "Kalau kau inginkan keris kembalilekas bantuaku meringkus maling busuk ini! Apa kau tidak lihat pinggangnya menggembung?Keris itudisembunyikannya di sana!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Orang tolol!,” maki si pemuda. ''Kenapa terpengaruh omongan manusia mukasetanini?! -Dialah Yang mencuri keris Tumbal Wilayuda!"Wirja Pranata jadi bingung. Tapi karena sudah terlanjur maka dia teruskanjugaserangannya. Pernuda rambut gondrong tiada hentinya memaki."Bangsawan Wirja Pranata, sebaiknya mundurlah! Jangan sampai tertipu malingyangberteriak pencuri ini!”Meski terkejut karena si gondrong ketahui nmaanya namun Wirja Pranata terusjugalancarkan serangan-serangan. Si rambut gondrong menggereng. Tiba-tiba bersuitkeras. Keduatangannya diangkat tinggi-tinggi ke atas dan diputar-putar. Dia menghadaptepat-tepat padamanusia muka setan. Dan manusia ini terkejut sekali "Pukulan angin puyuh!,”serunya, denganwajah tegang. Cepat-cepat dia keruk kantong baju hitamnya, lompat empattombak dan begitutangannya keluar dari saku maka melesatlah lima benda bersinar hitam ke arahsi pemuda."Paku Darah Hitam!,” seru Wirja Pranata ombil surut kebelakang. Hatinyameragu akansiapa sebenarnya manusia muka seram itu.“Hemm... jadi kau anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam?" gertak pemudarambut gondrong. Sekali dia hantamkan tangan kanan ke muka maka luruhlahpaku-paku biruitu ke tanah! Ketika dia hendak menyerang kembali si muka setan sudah lenyap!-- == 0O0 == --ENAMDENGAN sangat penasaran Pendekar 212 putar tubuh. "Kalau kau tidak bertindakgegabah pasti pencuri keparat itu sudah kena diringkus!".Memang meski hatinya bimbang tapi Wirja Pranata sendiri juga meragu terhadapdiriWiro Sableng. "Kau siapa?!" tanyanya."Sudah, saat ini bukan tempatnya untuk bertanya jawab!". Pendekar 212 segeraberkelebat ke arah larinya si muka setan yang diduganya adalah seoranganggota PerkumpulanPengemis Darah Hitam. Namun dibelakangnya terdengar suara berseru.“Tunggu! Berhenti dulu!"Karena tahu yang berseru adalah Wirja Pranata maka Wiro tidak ambil perdulimelainkan lari terus. Namun sesaat kemudian berdesing sejumlah senjatarahasia menyerang ke Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaarahnya. Dengan beringas Pendekar 212 putar tubuh dan kebutkan tangan.Senjata-senjatarahasia itu berpelantingan. Dan pada ketika itu pula Wirja Pranata sudahberdiri dihadapannya."Jika kau orang baik-baik mengapa tidak berani sebutkan nama terangkan diri?!Pastilahkau bangsanya kaki tangan gotongan hitam!".Wiro Sableng jadi betul-betul penasaran kini. "Manusia tidak tahu diri! Tidaktahumembedakan mana yang putih dan mana yang hitam! Tidak tahu dirinya tengahditolong, malahmencap orang seenaknya! Kalau bukan mengingat bahwa kau calon mertuanyaSultan, akusudah tampar kau punya mulut! Sekarang pergilah!". Wiro gerakkan keduatangannya. Dantahu-tahu terdoronglah tubuh Wirja Pranata ke belakang sampai empat tombak!Wirja Pranatarupanya menjadi kalap. Melihat pemuda rambut gondrong itu hendak angkat kakikembalimaka segera dia hunus keris dan dengan cepat kirimkan lima tusukan sekaligus!hati sambil hindarkan diri dengan cepat.Di lain saat maka tiba-tiba muncullah satu bayangan manusia."Tahan!"Kedua orang yang bertempur, yang sama-sama mengenali suara pendatang baru itusegera hentikan pertempuran.Pendekar 212 putar kepala pada si pendatang lalu berkata. "Sultan, semangatcalonmertuamu memang hebat! Nyalinya besar tapi sayang pikirannya keliwatpendek!".Merahlah paras Wirja Pranata tapi dia juga heran mengetahui bahwa si rambutgondrongmengenali Sultan Hasanuddin. Sultan kemudian memperkenalkan kedua orang itu.Barulah saatitu Wiro menjura hormat.Dengan batuk-batuk Wirja Pranata bertanya pada Sultan. "Bagaimana denganAnjarsari,apakah berhasil ditemui...?"Sultan menundukkan paras kecewa lalu gelengkan kepala dengan pelahan.“Terkutuk! Terkutuk!,” maki Wirja Pranata dalam hati. Kedua tangannyaterkepalmembentuk tinju. Tentu saja laki-laki ini sangat mengkhawatirkan keselamatandiri anakgadisnya itu.Dalam pada itu Pendekar 212 mengetengahi. "Bapak Wirja, kau kembalilah keUjungKulon. Kami berdua segera akan mengejar bangsat pencuri itu,”''Aku turut bersama kalian!" kata Wirja Pranata dengan hati keras."Bapak,” ujar Sultan, "saya tahu bagaimana perasaan dan kecemasan hati Bapakterhadap keselamatan Anjarsari. Sayapun lebih kawatir lagi. Tapi percayalah,bersama sahabat"Manusia geblek,” maki Pendekar212 dalam Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaini saya pasti akan dapat mencari Anjarsari dan menemukan keris TumbalWilayuda sertamembekuk bangsat-bangsat pencuri itu!"."Kalau kau berkata begitu, baiklah". Wirja Pranata akhirnya mengalah. Makasesudah ituWiro Sableng dan Sultan Hasanuddinpun berlalu dengan cepat.Ketika hari pagi kedua orang itu masih juga belum berhasil meneemui jejakpencuri yangmereka cari. Dengan perasaan lesu mereka sampai ke sebuah kota bernamaParangwilis. SepertiAsoka maka Parangwilis adalah juga sebuah kota dagang yang besar. Bau makananyang harummenghambur keluar dari sebuah warung nasi. Kedua orang inipun masuklah kedalam warungtersebut. Karena rambutnya yang gondrong dan potongan tubuh yang kekar dariWiro Sablengserta tampang yang gagah dari Sultan Hasanuddin maka kedua orang ini tentusaja menarikperhatian isi warung. Tapi tanpa acuh Wiro dan Sultan terus saja menyantapmakanan mereka.Mendadak suasana dalam warung nasi itu menjadi sunyi hening laksanadipekuburan!Wiro Sableng dan Sultan segera merasakan perubahan ini. Sultan putar kepalamemandangberkeliling sedang Wiro Sableng putar bola matanya memandang cepat kebeberapa jurus.Dari pintu muka warung masuk seorang berpakaian kotor compang camping danbertambal-tambal. Dari pintu belakang dua orang lagi, kemudian dari jendeladi samping kirikanan masing-masing dua orang lainnya! Muka-muka mereka rata-rata menunjukkankebengisan, rambut kusut masai, kumis serta janggut kasar meranggas!Beberapa orang tamu yang sedang makan dalam warung, melihat gelagat yangtidak baikini segera jauhkan diri ke pojok. Sultan dan Pendekar 212 karena merasa tidakada sangkut pautapa-apa dengan kesepuluh manusia itu tanpa ambil perduli terus menyantaphidangan mereka.Tiba-tiba salah seorang yang datang dari pintu depan hantamkan tangan kananyakemuka. Angin deras melanda meja makan di hadapan Wiro serta Sutan. Meja kayuyang besardan berat itu tak ampun lagi mental melabrak dinding warung. Piring sertagelas di atasnyaberpelantingan pecah! Namun di saat itu pula baik Pendekar 212 maupun Sultantelah melompatke samping dan berdiri saling memunggungi !Serentak dengan itu maka sepuluh manusia yang berpakaian compang-campingsudahmengurung keduanya dengan rapat."Berhari-hari dicari baru kini kutemui!,” kata laki-laki yang tadi melabrakmeja denganpukulannya yang hebat."Kalian siapa?,” tanya Sultan sambil bersiap sedia menjaga segalakemungkinan. Dibelakang di dengarnya Wiro Sableng mulai bersiul-siul seenaknya. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaOrang tadi mengekeh. Gigi-giginya hitam dan di sudut bibirnya terselipsegumpal susurtembakau. "Kami adalah anggota-anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam!,”jawab orangitu.Terkejutlah Sultan. "Kami berdua tidak merasa punya silang sengketa dengankalian,mengapa datang mengganggu?"Anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu mengekeh lagi. "Jangan jualbacotmengatakan tiada silang-sengketa. Salah seorang dari kalian telah membunuhpemimpin kamiPengemis Bibir Sumbing!""Oh, jadi kalian anak-anak buahnya manusia jahat itu? Setiap manusia jahatakan menemuiajalnya secara buruk! Kalian pergilah semua!"Anggota Pengemis Darah Hitam semburkan susurnya ke muka Sultan. Meski cumasusurtapi bahayanya besar sekali karena mengandung tenaga dalam! Dengan cepatSultan hantamkantangan kanannya ke depan, maka mentallah susur itu.Sebagian dari air susur menjiprat ke muka beberapa orang anggota PerkumpulanPengemisDarah Hitam termasuk laki-laki yang telah menyemburkan susur itu tadi! Makamarahlah dia! Dansegera membentak!"Tangkap Sultan hidup-hidup! Yang gondrong itu cincang sampai lumat!"Sembilan pengemis yang diberi komando segera menyerbu ke muka. Tubuh SultandanWiro Sableng lenyap. Hanya suara tertawa Pendekar 212 ini saja yangterdengar. Dan sesaatkemudian terdengarlah suara . "bluk . . . . bluk .... bluk ... bluk . . .”Empat anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam mencelat dan menggeletak ditanahtanpa nyawa! Sekali lagi Pendekar 212 berkelebat dan dua lawan lagi mental keluar kedai!Melihat ini pengemis yang tadi berikan komando segera keluarkan senjatanyaberupasebuah cambuk yang berwarna hitam. Melihat ini maka tiga anggota lainnya yangmasih hidupsegera pula keluarkan cambuk masing-masing. Dan sesaat kemudian maka laksanahujanmenggeletarlah cambuk-cambuk itu ke arah Wiro Sableng dan Sultan. Suasanatiada ubah sepertihalilintar. Kedai itu seakan-akan hendak hancur Iuluh tenggelam oleh suaracambuk! Dan di saatitu tak ada satu tamu lainpun yang masih. berani berada di dalam warungsedang pemilik warungsendiri sudah kabur entah ke mana!Sultan melompat ke samping kiri untuk hindarkan cambuk salah seorang lawan.Begituterhindar segera dia kirimkan serangan balasan namun dua cambuk lainnya tahutahusudahmelibat kedua tangannya! Bagaimanapun dicoba oleh Sultan untuk lepaskan dirinamun sia-siasaja. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDi tain pihak Pendekar 212 coba keluarkan diri dari hantaman-hantaman cambukduaorang lawannya yang datang laksana hujan! Tapi memang permainan cambuk empatanggotaPerkumpulan Pengemis Darah Hitam ini hebat sekali. Sementara Sultan disebelah sana sudahkena diringkus dan di seret ke pintu muka. Pendekar 212 dibikin sibuk dankepepet ke bagianbelakang warung.Geram sekali Wiro Sableng lompat tiga tombak ke atas lalu menukik ke bawahserayamembagi serangan tangan kiri kanan kepada dua orang lawannya.Angin pukulan Pendekar 212 membuat kedua orang itu hanya terdorong seketikakarenakebutan cambuknya yang begitu dahsyat sanggup membendung hampir sebagianbesar anginpukulan Wiro !Dengan penasaran Pendekar 212 begitu sampai ke tanah kembali segera menyambarsebuah bangku panjang. Dengan bangku panjang sebagai senjatanya makamengamuklahPendekar 212. Cambuk hitam anggota Pengemis Dara.h Hitam betul-betul luarbiasa. Senjatakeduanya mendera bangku hitam beberapa kali. Dan hancurlah bangku hitam itu !Wiro Sableng menggerung. Kedua tangannya bergetar dan dinaikkan tinggi-tinggikeatas."Wut! Wutt.....!”Warung nasi itu berderak derik! Kedua lawan coba putar dan pecutkan cambukmerekalebih deras lagi namun angin yang menyambar dari lengan Pendekar 212 taksanggup lagimereka tahan. Laksana topan kedua orang itu bermentalan kian ke mari. Cambukmerekaterlepas dan tiba-tiba. "krraakkk !" Warung nasi itupun robohlah!Sesaat kemudian bangunan ini ambruk, maka Pendekar 212 sudah melabrak dindingdanlolos ke luar. Dua orang anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam yang tadisudah konyoltersambar pukulan "angin puyuh" Pendekar 212 tertimbun mentahmentah!Di luar warung yang rubuh, Pendekar 212 bingung sendiri karena melihat Sultanbersama dua orang anggota Pengemis Darah Hitam sudah lenyap. Dia segera mintabeberapaketerangan pada orang-orang di luar kemana lenyapnya ketiga orang itu."Kawanmu kena diringkus dan dilarikan ke jurusan sana,” kata seseorang sambilmenunjuk ke ujung jalan. Maka tanpa membuang waktu Wiro Sableng segeramengejar ke arahyang ditunjukkan.-- == 0O0 == --TUJUHWiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPADA masa itu di Jawa Barat telah sejak lama berdiri sebuah perkumpulan yangbernama Perkumpulan Pengemis Darah Hitam. Anggotanya terdiri dari pengemispengemisyang tersebar di seluruh pelosok dan di setiap kota. Setiap anggotaperkumpulan mempunyaisebuah pecut hitam dan rata-rara memiliki ilmu silat yang tinggi. Tentu sajakarena hampirsetiap tempat dan daerah anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam ada makasegala sesuatuperistiwa besar dan rahasia dengan, sendirinya diketahui oleh mereka.Demikian juga denganperistiwa jatuhnya Banten ke tangan pemberontak dan lenyapnya Sultan sertakeris TumbalWilayuda. Yang terakhir sekali mereka juga mengetahui hubungan Sultan denganAndjarsari.Maka pucuk Pimpinan Perkumpulan segera menyebar anak-anak buahnya untukmendapatkankeris Tumbal Wilayuda mencari Sultan serta menculik Andjarsari!Demikian besarnya hasrat mereka untuk berhasil dalam rencana tersebut makasampaisampaisalah seorang dari pucuk pimpinan yang terdiri dari tiga pengemisberkepandaian tinggi,memutuskan untuk turun tangan. Pucuk pimpinan yang seorang ini ialah PengemisBibirSumbing! Sebagaimana yang telah dituturkan sebelumnya, ketika Sultan bermalamdi satupenginapan maka Pengemis Bibir Sumbing telah mendatanginya dan hampirberhasil membawakabur keris Tumbal Wilayuda jika saja saat itu Pendekar 212 tidak munculmemberikanbantuan. Bukan saja Pengemis Bibir Sumbing tiada berhasil dengan niatnyauntuk mencuri kerispusaka tumbal kerajaan tapi dia juga terpaksa serahkan jiwa! Dibanding dengandua pucukpimpinan lainnya yaitu Pengemis Mata Buta dan Pengemis Kaki Pincang makamemangkepandaian Pengemis Bibir Sumbing jauh lebih rendah sehingga setelahbertempur beberapagebrakan secara hebat maka akhirnya Pengemis Bibir Sumbing menemui ajalnya ditanganPendekar 212.Namun bahaya yang mengancam Sultan serta keris pusaka itu tidak sampai disana saja.Ketika Sultan bermalam di rumah Wirya Pranata, seorang anggota PerkumpulanPengemis DarahHitam telah berhasil melarikan keris tersebut selagi Sultan berada di tamandengan calon istrinyaAndjarsari! Dan Andjarsari sendiri kemudian juga telah diculik pula olehsalah seorang anggotalain Perkumpulan Pengemis Darah Hitam!Adapun markas atau sarang Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu, terletak didalamhutan belantara Riungslaksa. Maka ke sanalah anggota-anggota perkumpulan yangtelah berhasilmembawa orang yang mereka culik dan keris yang berhasil dicuri. Selamabeberapa hari itu kedua Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapucuk pimpinan Perkumpulan Pengemis Darah Hitam menanti-nanti juga akan hasilpekerjaananggota-anggota mereka."Ah, lama betul sekali ini anggota-anggota kita menjalankan tugasnya…,”berkataPengemis Mata Buta. Tubuhnya tinggi kurus macam tonggak. Pipinya cekung,rambutnya panjangtergerai macam perempuan, sedang kedua matanya hanya merupakan dua buahrongga dalamyang hitam sehingga dapat dibayangkan betapa mengerikannya wajah manusia ini!"Ya… lama sekali,” jawab Pengemis Kaki Pincang seraya menghela nafas dalam.Di selabibirnya terselip sebuah pipa yang bau tembakaunya busuk sekali! Manusia inibermuka licin danberkulit sangat pucat laksana mayat! Kaki kanannya pincang. "Bahkan PengemisBibirSumbingpun tidak kelihatan mata hidungnya sampai saat ini!""Pengemis Bibir Sumbing macam orang yang tidak percaya saja dengan anggotaanggotakita sampai-sampai mau turun tangan sendiri…""Ah.., dia memang dari dulu begitu sifatnya," kata Pengemis Kaki Pincangpula."Saudara Pengemis Mata Buta, apakah menurutmu…”Belum habis bicara Pengemis Kaki Pincang maka di luar terdengar seruan. "ParaKetua,lihat apa yang aku bawa!"Dan sesaat kemudian muncullah seorang anggota Perkumpulan yang berbadan tegapkekar. Dibahunya terpanggul sesosok tubuh perempuan muda. Sosok tubuhperempuan ini bukanlain Andjarsari, dibaring.kannya di atas lantai di hadapan kaki kedua pucuk pjmpinanPerkumpulan. Saat itu Andjarsari tak dapat bergerak dan juga tidak sadarkandiri karena telah ditotok.Tentu saja sangat gembira hati kedua Ketua Perkumpulan itu."Jasamu kepada Perkumpulan cukup besar Lah Simpong," kata Pengemis KakiPincangseraja gosok-gosok kedua telapak tangannya.Cuping hidung anggota Perkumpulan yang bernama Lah Simpong kelihatan membesardan bergerak-gerak tanda suka cita hatinya."Percayalah, para Ketua," kata Lah Simpong pula. "Dengan berhasilnya gadisini kitatawan, Sultan pasti akan datang ke sini dan kita dengan mudah bisameringkusnya.""Betul sekali!" kata Pengemis Mata Buta dan Pengemis Kaki Pincang hampirberbarengan.Lah Simpong yang dulunya adalah seorang peminta-minta di kota Menes basahkanbibirdengan ujung lidah, "Para ketua," katanya "Apa aku boleh terima uang jasasekai-ang...?!""Tentu…!" jawab pengemis Kaki Pincang. Dari balik pinggang dikeluarkannyasebuahkantong kulit dan ditemparkannya ke hadapan Lah Simpong. Benda itu jatuhdengan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamengeluarkan suara berdering di muka kaki Lah Simpong. Dengan. menyeringaigembira makaLah Simpong segera membungkuk dan mengambil kantong uang itu. Dan pada saatitu pulalahdi luar terdengar seruan seseorang. "Apa artinya hasil yang dibawa LahSimpong dibandingkandengan apa yang kami bawa ini wahai Para Ketua Perkumpulan?!"Dua sosok tubuh mencelat masuk lewat jendela. Ketika mendarat dilantaisedikitpunkaki mereka tiada mengeluarkan suara! Baik Pengemis Kaki Pincang maupunPengemis MataButa yang meskipun buta tapi mempunyai perasaan dan pendengaran yang tajamluar biasasama-sama bergembira."Siapa yang kalian bawa itu?" tanya Pengemis Mata Buta."Sultan! Sultan!" kata Pengemis Kaki Pincang sambil melompat dari kursinya.Pengemis Mata Buta tertawa girang. Dari balik sabuknya dia keluarkan dua buahkantong kulit yang besar. "Ini terima!" katanya. Dua orang anggota PengemisDarah Hitam tadisegera menyambutinya. Mereka menjura girang lalu mau putar diri dari situnamun seseorangyang melompat masuk lewat pintu muka mengejutkan mereka!"Aha... bawaanku memang bukan manusia bernyawa! Bawaanku juga tidak besarcumakecil sekal ! Tapi justru apa yang kubawa ini merupakan satu tanda bahwasiapa pemiliknyaadalah mempunyai hak untuk menjadi raja di Banten!"Pengemis Mata Buta dan Pengemis Kaki Pincang meloncat dari kursi masingmasing!"Mata Picak! Apakah kau berhasil mencuri keris Tumbal Wilayuda?!" seruPengemisMata Buta dengan nada gembira.Anggota Perkumpulan yang bermata buta sebelah dan bertampang angker itutertawamengekeh. Nama sebenarnya tak satu anggota atau pemimpin perkumpulan yangtahu. Karenaitu dia dipanggil dengan gelaran Mata Picak. Di bandingkan dengan PengemisBibir Sumbingmaka kepandaian Mata Picak tiga tingkat lebih tinggi, ditambah lagi bahwa diamempunyaikeistimewaan tersendiri yaitu mempunyai senjata rahasia paku beracun!Kepandaiannya ini jugaditurunkannya kepada anggota perkumpulan termasuk para pucuk pimpinansehingga lambatlaun senjata rahasia itupun disebut "paku darah hitam,” sesuai dengan namaperkumpulanmereka. Dengan ketinggian ilmu silat ditambah dengan kelihayannya memainkansenjata rahasia"paku darah hitam" maka sebenarnya Mata Picak adalah lebih tepat untukmenjadi pimpinanperkumpulan daripada Pengemis Bibir Sumbing. Namun Pengemis Bibir Sumbingsudah belasantahun memasuki Perkumpulan bahkan dialah yang mula-mula mempunyaiprakarsa untukmendirikan Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu!"Kita pesta tuak malam ini!" seru Pengentis Mata Buta. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Pesta tuak dan anggur!,” menimpali Pengemis Kaki Pincang.Kedua pimpinan Perkumpulan itu sama-sama mengeluarkan sebuah kantung uang danmelemparkannya ke hadapan Mata Picak. Memang inilah yang ditunggu-tunggu olehsi MataPicak. Dengan segera kedua kantung uang itu disambutinya. Dia menjura. Belumlagi sempatdia berdiri tegak dari menjuranya itu maka dari pintu muka masuklah seoranganggota Perkumpulan.Mukanya tak kalah bengis angker, namun di saat itu tampang itukelihatan sedikitpucat, lesu dan kuyu!Pengemis Kaki Pincang kerutkan kening melihat anggotanya ini. Tak biasanyaKuntawana berparas semurung itu. Maka bertanyalah dia. "Kabar apakah yangagaknya kaubawa dari luar rimba, Kutawana?!""Hemm… Kutawana juga sudah kembali?" ujar Pengemis Mata Buta.Anggota yang baru datang itu menjura. Dihelanya nafas panjang lalu berkatalahdia ."Aku membawa kabar buruk, para Ketua...”"Kabar buruk bagaimana?" tanya Pengemis Kaki Pincang sementara yang lainlainnyajuga tujukan perhatian terhadap Kuntawarna."Kemarin aku memasuki kota Asoka. Kota itu tengah berada dalam kegemparankarenamenemukan sesosok mayat di belakang bengkel kuda Ketika aku menyeruakdiantara orangbanyak ternyata mayat itu adalah mayat Ketua Pengemis Bibir Surnbing!"Terkejutlah semua orang."Ada keanehan dalam cara matinya…"."Keanehan bagaimana maksudmu?!" tanya Pengemis Mata Buta.Kulit keningnya hitam, dadanya biru. Sedang pada kulit kening yang hitam ituterteratiga buah angka. Angka 212!"Terjadilah perubahan pada air muka pucuk pimpinan Perkumpulan Pengemis DarahHitam. Pengemis Kaki Pincang memandang pada pengemis Mata Buta. Pengemis MataButasendiri di saat itu merenung. "Bagaimana pendapatmu, Ketua Pengemis MataButa?" bertanyaPengemis Kaki Pincang.Sejurus lamanya barulah menjawab Pengemis Mata Buta itu. Nada suaranyakentaraberubah sekali kali ini. "Sesudah hampir empat puluh tahun menghilang taktentu rimbanya,ternyata dia muncul kem-bali. Dia adalah momok yang menakutkan bagi tokohtokohsilatgolongan hitam macam kita ini, Ketua Kaki Pincang. Pastilah dia muncul untukkembalimenghancurkan golongan kita seperti empat puluh tahun yang lalu itu…" WiroSablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Maksudmu Pendekar 212 Kapak Maut Naga Geni si Sinto Gendeng itu...?!" tanyaPengemis Kaki Pincang."Siapa lagi!"“Ah... kalau dia memang muncul untuk maksud yang seperti masa lampau, diasalahperhitungah! Dunia persilatan dulu tidak sama dengan dunia persitatan masasekarang!Golongan hitam banyak maju pesat, banyak mempunyai tokoh-tokoh kosen sertalihay dansakti! Sinto Gendeng boleh datang kemari. Dan itu berarti dia antarkan nyawasendiri!"Pengemis Mata Buta menarik nafas dalam, "Kita tak bisa menganggap entengmomokperempuan itu, Ketua Kaki Pincang,” kata Pengemis Mata Buta pula."Ketahuilah, keduamataku yang buta ini, dialah yang telah mengoreknya dulu…".Kagetlah Pengemis Kaki Pincang. Matanya mendelik dan dipandanginya parasrekannyaitu. Akhirnya dia memandang ke jurusan lain karena merinding juga kuduknyamemandanglama-lama pada rongga rongga mata yang menggidikkan itu!Suasana hening seketika. Dan keheningan itu dipecahkan oleh bentakan PengemisMataButa. "Kuntawana, apa yang kau telah lakukan terhadap mayat Ketua PengemisBibirSumbing...?!"Terkejutlah Kuntawana."Jawab! Apa sesudah kau temui lantas kau tinggal begitu saja....?!""Ketua… di saat itu mayat Ketua Pengemis Bibir Sumbing dikerumuni oleh banyakorang. Di antaranya beberapa prajurit kerajaan. Tak mungkin bagiku…”"Tutup mulut! Kesalahanmu besar! Kau dipecat sebagai anggota Perkumpulan!"Muka Kuntawana menjadi pucat. "Ketua…”"Diam! Lekas angkat kaki dari sini!""Para Ketua…''."Diam! Berlalulah sebelum amarahku lebih memuncak!" bentak Pengemis MataButa.Kuntawana menyuruh mundur. "Aku bersedia kembali ke Asoka untuk mengambilmayat Ketua Bibir Sumbing…”"Tak perlu," jawab Pengemis Mata Buta tetap keras. "Aku bisa suruh anggotayanglain!".Maka membesilah paras Kuntawana. "Baik, aku akan pergi tapi serahkan duluuangjasaku". "Kurang ajar! Kau berani bicara seenaknya demikian rupa?! Inibagianmu!".Pengemis Mata Buta kebutkan lengan jubah hitamnya. Satu gelombang angindahsyatmelanda ke arah Kuntawana. Terkejutlah Kuntawana. Dia tahu betul pukulan yangdilancarkan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaoleh si Mata Buta itu. Pukulan "seribu topan!"! Dengan cepat Kuntawanamelompat ke atasnamun dia tak bisa melompat tinggi karena bangunan di mana mereka beradamempunyai lotengyang rendah!"Celaka, mampuslah aku!" kata Kuntawana di dalam hati.Namun pada detik yang berbahaya itu dari jendela samping satu larikan sinarmerahmenyambar memapaki angin pukulan seribu topan dan kejapan itu juga buyarlahpukulanPengemis Mata Buta dan selamatlah Kuntawana!Pengemis Mata Buta seorang yang mempunyai perasaan luar biasa. Sepasangtelinganyabukan saja tajam tapi juga merupakan sebagai sepasang mata baginya.Dia menoleh ke jendela. "Keparat yang suka ikut campur urusan orang, cobaperlihatkandiri!" bentaknya.Di diluar terdengar suara tertawa bergelak. Sesaat kemudian sesosok tubuhberjubahmerah dan berkerundung kain merah dengan gerakan yang sangat sebat dan entengsudahmenjejakkan kaki di lantai ruangan!"Iblis Pencabut Sukma!" teriak Pengemis Kaki Pincang berbarengan dengananggotaanggotaPerkumpulan lainnya! Wajah mereka mengkerut tegang!-- == 0O0 == --DELAPANORANG berkerundung merah keluarkan suara tertawa mengekeh kembali. PengemisMata Buta rangkapkan kedua tangannya di muka dada. "Kiranya lblis PencabutSukma!Pantas keras dan hebat angin pukulannya! Tapi gerangan apakah yang membuatkau datangke sini serta mencampuri urusan Perkumpulan kami?!"Laki-laki berkerundung yang merupakan Wakil Ketua Perkumpulan Iblis PencabutSukma lagi-lagi tertawa mengekeh. "Ketua-ketua Perkumpulan Pengemis DarahHitam,kuharap tanpa banyak bicara segeralah serahkan Keris Tumbal Wilayuda, SultanHasanuddindan gadis itu kepadaku....!"."Eh... ini suatu hal yang tidak kami sangka! Rupanya kau juga inginkan semuaituheh...?” Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Hidung kerbau!," maki Iblis Pencabut Sukma. "Aku bilang jangan banyakbicara!Serahkan cepat! Atau seluruh Perkumpulanmu akan kulabrak?!""Ah.... Kalau tak salah kita ini masih sama-sama satu golongan. Kenapa harusbikinpersoalan begini rupa? Semua manusia berhak memang memiliki keris dan keduamanusiayang kau katakan itu! Dan pihakku telah perhasil menguasainya, kau terlambat.Itu adalahsalahmu sen.....""Katakan saja kau tak mau menyerahkan apa yang aku minta!,” memotong lblisPencabut Sukma."Untuk mendapatkan semua itu pihakku sampai korbankan salah seorang ketuanya!Sekarang kau seenaknya meminta! Aturan macam mana yang kau pakai?!" kataPengemisKaki Pincang."Kaki Pincang kau menentukan kematianmu sendiri dengan bicara macambegitu..!"Pengemis Kaki Pincang tertawa tawar. "Orang lain mungkin takut pada kau! TapiakuPengemis Kaki Pincang boleh dicoba nyalinya!". lblis Pencabut Sukma tertawagelak-gelak.Kedua kakinya merenggang. "Dalam satu jurus kau akan konyol ke akheratPengemis KakiPincang!""Coba saja, aku mau lihat!" kata Pengemis Kaki Pincang dengan tertawamenghina.Sementara itu telinganya mendengar suara rekannya si Mata Buta yangdisampaikan denganilmu menyusupkan suara. "Ketua Kaki Pincang, hati-hatilah. Manusia iniberbahaya....".Ketika Iblis Pencabut Sukma angkat tangan kanan ke atas, dan ketika PengemisKakiPincang pusatkan tenaga dalamnya ke tangan kiri tiba-tiba Kuntawana melompatantaratengah-tengah kedua Orang itu."Manusia sontoloyo! Kau juga minta dikirim keakhirat?!" bentak Iblis PencabutSukma. Kuntawana menghadap pada Pengemis Mata Buta dan Kaki Pincang. "ParaKetua,harap perkenankan aku melayani dajal berkerudung ini sebagai penebuskesalahanku!"."Hem…". Pengemis Mata Buta merenung. "Baiklah. Kaki Pincang, kau mundurlah!"Maka Pengemis Kaki Pincangpun mundurlah sedang Kuntawana segera cabutcambuk hitamnya. Iblis Pencabut Sukma menyeringai. "Manusia tampangmu cukuptigalangkah saja kulayani!". katanya.Kuntawana putar cambuknya dengan sebat.Iblis Pencabut Sukma maju satu langkah.Kuntawana tiba-tiba lepaskan pukulan tangan kiri, sesudah itu laksana hujancambuknya bergelegaran ke arah lawan. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaIblis Pencabut Sukma majukan langkah kedua. Jari-jari tangan kanannyaterbentang kemuka seperti hendak mencaakar sedang tangan kiri mengebut menahan seranganlawan. Padadetik dia buat langkah ketiga maka tangan kanannya ditarik ke belakang dengankeras! Inilahyang disebut ilmu pukulan pencabut sukma!Kuntawana merasakan badannya seperti tersedot! Isi perutnya seperti dibetot!"Huah!"Sesaat kemudian anggota Pengemis Darah Hitam inipun muntah darahlah! Tubuhnyaterkapar di lantai tanpa nyawa!Berdeburlah darah para anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam. PengemisKakiPincang dan Pengemis Mata Buta tergetar hati masing-masing! Kuntawana adalahanggotaPerkumpulan yang ilmu kepandaiannya tidak rendah. Tapi Iblis Pencabut Sukmamembunuhnya hanya dalam tiga langkah! Iblis Pencabut Sukma tengadahkan mukadan tertawabekakakan menegakkan bulu roma!."Siapa yang tidak senang melihat mampusnya kroco itu boleh maju segera!,”katanya.Kemudian dia berpaling pada dua orang pimpinan Perkumpulan Pengemis DarahHitam.Sepasang matanya kelihatan menyorot berkilat. "Kalian berdua masih belum mauserahkan apaapayang aku minta?!".Sebelum kedua Ketua Pengemis Darah Hitam berikan jawaban sesosok tubuh dengangerakan enteng melompat, ke hadapan dua Ketua Pengemis Darah Hitam."Para Ketua, perkenankanlah aku Lah Simpong untuk membasmi iblis yang kesasarini!"Pengemis Mata Buta tidak memberikan sahutan. Dia tahu kepandaian Lah Simpongmemang lebih tinggi dari Kuntawana, tapi untuk menghadap lblis PencabutSukma, tingkatkepandaian Lah Simpong masih belum dapat diharapkan. Sebaliknya Pengemis KakiPincangsetelah merenung sejurus, lalu anggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, tapihati-hati. Manusiaini benar-benar ganas seperti iblis!"Setelah diperkenankan begitu rupa maka Lah Simpong segera putar badan. Cambukditangan kiri, sebuah toya besi di tangan kanan maka diapun maju ke arah IblisPencabut Sukma.Iblis Pencabut Sukma menyeringai di balik kerundung kain merahnya. "RupanyaParaKetua Perkumpulan Pengemis Darah Hitam lebih suka korbankan anggotanya daripada majusendiri!""Jangan banyak mulut manusia iblis! Lihat cambuk!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaCambuk hitam di tangan kiri Lah Simpong berkelebat. Suaranya menggelegarmacampetir. Ujung cambuk dengan sangat cepat, sukar dilihat oleh mata biasa,mendera ke muka sikerudung merah! Sebelum serangan ini sampai, Lah Simpong susul denganserangan toya besihitam. Kedua ujung toya menderu berubah seperti ratusan banyaknya danmenyerang keselusinbagian tubuh Iblis Pencabut Sukma!Yang diserang terkekeh-kekeh. "Keluarkan seuruh kepandaianmu, Lah Simpong!Kalautidak setengah jurus di muka kau akan jadi mayat!"."Tubuhmu yang akan terkapar lebih dulu, iblisl". Ujung cambuk menyambardengandahsyat ke muka Iblis Pencabut Sukma sementara toya besi sedetik lagi pastiakan menghancurluluhkan tulang-tulang anggota Iblis Pencabut Sukma!Tapi pada kejapan mata itu Iblis Pencabut Sukma kebutkan lengan jubahmerahnya. Selarikangin pukulan yang hebat menyusup di antara deraan cambuk dan terus melabrakLah Simpong.Tubuh anggota Pengemis Darah Hitam ini jatuh duduk di lantai. Mukanya pucatlaksana mayat. Diaberusaha bangun. Tubuhnya tertatih-tatih tanda dia terluka parah di dalam!"Sekarang pasrahkan ajalmu, Lah Simpong!". Iblis Pencabut Sukma angkat tangankanannya lalu ditarik ke belakang dengan cepat! Tubuh Lah Simpong sepertiditarik besi berani,tersedot sampai dua tombak ke muka, lalu jatuh menelungkup. Darah membuihdimulutnya.Ajalnya sampai!Putihlah wajah dua Ketua Perkumpulan Pengemis Darah Hitam. Para anggota yanglainberdiri laksana kaku. Mereka merasa seperti nyawa mereka sendiri yang lepaswaktu menyaksikankernatian Lah Simpong itu!"Keganasanmu sudah keliwatan sekali, Iblis Pencabut Sukma!,” kata PengemisKakiPincang. "Jangan harap kau bakal bisa tinggalkan tempat ini dengan selamat!".Pengemis KakiPincang maju dua langkah. "Mulailah, Iblis,” tantangnya.Iblis Pencabut Sukma tertawa dingin.Pengemis Kaki Pincang mendengus. "Kau tidak punya nyali untuk memulai?! Kalaubegitusambut pukulanku ini!".Pengemis Kaki Pincang angkat tangan kanan. Namun dua anggota Perkumpulanmelompatke tengah kalangan. Mereka adalah dua kakak beradik Sepasang Cakar Garudayang dulunyamerupakan fakir-fakir miskin di kaki gunung Salak, tapi yang kemudiannyaberhasil diseret olehPengemis Kaki Pincang untuk masuk ke dalam Perkumpulan Pengernis Darah Hitam."Para Ketua, kalau untuk membereskan manusia ini, serahkan pada kami!,” kataSepasangCakar Garuda yang tertua. • Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMeskipun darahnya sudah mendidih namun Pengemis Kaki Pincang yang percayaakankemampuan kedua anggotanya itu segera bersurut mundur!"Bereskanlah cepat!,” katanya."Ah lagi-lagi bangsa-bangsa kroco yang disuruh maju!" menghina Iblis PencabutSukma."Kroco atau apa, tapi ketahuilah nyawamu hanya beberapa kejapan mata sajaIblis!"1blis Pencabut Sukma mendengus. "Sombongnya!,” katanya.Dan disaat itu cambuk-cambuk lawan sudah menderu laksana topan, menyerang kearahleher dan kaki, lalu bergantian secara teratur dan cepat membabat ke dada danke perut! Dalamseketika saja maka Iblis Pencabut Sukma sudah terbungkus serangan cambuk yangbergelegaranitu. Jubah Merah dan kerudungnya berkibar-kibar karena kerasnya sambarancambuk hitam kedualawan!"Hemm... permainan cambuk kalian boleh juga! Tapi aku mau lihat apa bisamenerimapukulan menendang langit menjungkir awan ini?!".Habis berkata demikian Iblis Pencabut Sukma tendangkan kaki kiri ke muka danhantamkan telapak tangan karian dari bawah ke atas!Disaat itu pula maka menggelindinglah kedua anggota Perkumpulan PengemisDarahHitam itu. Tapi begitu terhampar begitu keduanya bangun lagi meskipun dengankeluarkankeringat dingin dan sama menyadari bahwa diri mereka di bagian dalam terlukaparah!Keduanya sama-sama menggerung. Cambuk hitam mendera ganas. Sedang tangan kiriyang membentuk cakar burung garuda dengan kecepatan yang luar biasa menyambarke mukadan ke dada Iblis Pencabut Sukma!"Oh jadi kalian adalah Sepasang Cakar Garuda huh?!" ujar Iblis Pencabut Sukmayangkenali permainan silat kedua lawannya.Sebaliknya dua anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu rupanya tidak maukasih hati lagi. Serangan-serangan mereka yang dahsyat itu mereka susulidengan empat buahtendangan sekaligus! Iblis Pencabut Sukma bersuit keras! Serasa mau pecahgendang-gendangtelinga mendengarnya! Begitu suitannya lenyap maka dari tangan kirinyamenyambarlah sinarmerah yang menyeruak laksana kipas menyerang Sepasang Cakar Garuda sekaligus!Keduaanggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu mencelat ke loteng, satu amblasdanmenyangsrang di papan loteng sedang yang satu lagi jatuh bergedebukan kelantai. Tubuhkeduanya merah matang laksana daging panggang!Pengemis Kaki Pincang tahan nafas. "Pukulan kipas merah,” membatin ketuaPengemisDarah Hitam ini sedang Pengemis Mata Buta meskipun tidak dapat melihat namunperasaannya Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudayang tajam serta pendengarannya yang luar biasa, diam-diam juga mengetahuiilmu pukulanapa yang telah dilepaskan lawan!Ruangan itu sehening di kuburan.Sekali lagi Iblis Pencabut Sukma menengadah dan keluarkan suara tertawabekakakan.Dari arah pintu melangkah enteng seorang anggota Perkumpulan Pengemis DarahHitam. Tubuhnya tinggi kekar. Tampangnya seram. Kumis dan janggutnya tajammeranggassedang salah satu matanya picak."Para Ketua, izinkan aku si Mata Picak membuat perhitungan dengan manusiaitu!".Baik Pengemis Kaki Pincang maupun Pengemis Mata Buta sama-sama manggutkankepala. Mata Picak adalah anggota yang paling tinggi ilmunya dan mempunyaikelihayandalam memainkan senjata rahasia "paku darah hitam". Karena itu Ketua-ketuaPerkumpulanpengemis Darah Hitam sama mempercayakan bahwa anggota mereka yang berilmutinggi inisanggup mengalahkan lawan yang tangguh itu.Mata Picak putar tubuh menghadapi Iblis Pencabut Sukma."Iblis Pencabut Sukma," dia berkata, "aku Pengemis Mata Picak mohon diberibeberapajurus Relajaran dari kau!""Aha... Mata Picak, kau punya peradatan sedikit. Bagus aku ampunkan jiwamu!Tapilekas korek kau punya biji mata lalu tinggalkan, tempat ini!"Gigi-gigi dan geraham Pengemis Mata Picak bergemeletakan. "Kepongahanmusetinggilangit Iblis Pencabut Sukma. Tapi apa kau kira kau punya nyawa rangkap!".lblis Pencabut Sukma tertawa bergelak.“Dikasih keampunan malah menantang!""Sudahlah! Tiada guna bicara panjang lebar padamu! Mulailah!".-- == 0O0 == --SEMBILAN“KARENA kau yang minta dikirim keakhirat, maka kau mulailah lebih dulu, MataPicak!" kata Iblis Pencabut Sukma dengan jumawa.Mendengar ini Pengemis Mata Picak tidak sungkan-sungkan lagi. Laksanaterbang,tubuhnya melesat ke muka. Empat tendangan menderu, enam pukulan membadai!Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDiam-diam Iblis Pencabut Sukma terkejut juga melihat kehebatan lawan yangsatu ini.Dia membentak garang dan berkelebat cepat. Tubuhnyapun lenyap! Kelebatantubuhnyamengeluarkan angin deras yang membendung keseluruhan serangan lawan. PenuhpenasaranPengemis Mata Picak keruk saku bajunya yang bertambal-tambal."Lihat paku!" serunya.Dua belas buah paku hitam yang beracun melesat menyerang dua belas bagiantubuhIblis Pencabut Nyawa. Manusia berkerudung ini menggerung dan kebutkan keduatangannya.Maka terdengarlah jeritan Pengemis Mata Picak. Enam dari paku darah hitamnyayang beracunberbalik dan menembus tubuhnya sedang enam lainnya mental ke loteng!Terbeliaklah mata Pengemis Kaki Pincang dan anggota-anggota Perkumpulanlainnyayang masih hidup sedang Pengemis Mata Buta yang tidak punya mata kelihatanwajahnyamengkerut tegang."Iblis Pencabut Sukma," buka suara Pengemis Mata Buta. "Kita sama-sama satugolongan hitam. Antara pihakku dan pihakmu tiada permusuhan. Mengapa turuntangan sampaiseganas ini....?!""Ah, aku bosan mendengar bicaramu yang itu ke itu juga! Walau bagaimanapunakutidak sudi disama ratakan satu golongan dengan kau! Aku beri waktu limakejapan matabagimu dan rekanmu si pincang untuk merenung dan memenuhi permintaanku..."Lima kejapan matapun lewat dalam suasana hening tegang."Kalian manusia-manusia keras kepala dan dogol geblek!" bentak Iblis PencabutSukma, "Lihat ini!"Sepasang tangannya terpentang ke muka dan dua larik sinar merah yangmenyeruakseperti kipas menggebubu ke arah tiga belas orang anggota PerkumpulanPengemis DarahHitam. Pengemis Kaki Pincang dan Pengemis Mata Buta terkejut. Buru-burukeduanyahantamkan tangan untuk memapasi namun luput! Di seberang sana tiga belasanggotaPerkumpulan Pengemis Darah Hitam mencelat ke dinding dan jatuh bertumpukantanpa nyawa.Tubuh mereka matang merah laksana dipanggang!Maka murkalah kedua pucuk pimpinan perkumpulan Pengemis Darah Hitam. Keduanyamaju berbarengan."He... he, dua tokoh silat yang katanya lihay dan terkenal nyatanya hanyanama-namakosong belaka, menyerang main keroyok!,” kata Iblis Pencabut Sukma dengansuara lantang. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPengemis Mata Buta, meskipun tokoh silat jahat golongan hitam, tapi mendengarinisegera bersurut mundur dan berkata . "Saudara Pengemis Kaki Pincang, bereskanbiangmalapetaka ini!"."Tak usah khawatir, Saudara Mata Buta,” menyahut Pengemis Kaki Pincang. "Tapiakutidak begitu senang maenghadapi manusia yang sembunyikan muka dibalikkerudung!".Habis berkata begini, dengan keluarkan jurus "garuda sakti,” makaberkelebatlahPengemis Kaki Pincang. Demikian cepat gerakannya sehingga tak terduga samasekali olehIblis Pencabut Sukma."Sreet" !Maka robek dan tanggallah kerudung merah Iblis Pencabut Sukma! DanterkejutlahPengemis Kaki Pincang. Muka Iblis Pencabut Sukma nyatanya benar-benarmenyeramkanseperti iblis. Keseluruhan mukanya hancur oleh bopeng-bopeng yang besar-besar(bopeng =burik). Kedua matanya sangat besar dan menjorok ke muka serta jereng(juling). Hidungnyahampir sebesar telapak tangan dan pesek lebar menutupi pipinya yang cekung.Bibirnya sangattebal dan tak bisa dikatupkan sehingga kelihatanlah gigi-giginya yang besarbesardan busuk!Kejut Pengemis Kaki Pincang hanya seketika. Menyusul terdengar suaratertawanyamembahak. "Aha... kiranya Iblis Pencabut Sukma bermuka terlalu buruk, lebihburuk dari iblissungguhan! Pantas sembunyikan muka dibalik kerudung!".Iblis Pencabut Sukma mendongak ke atas. Hidungnya keluarkan suara mendengus."Jangan harap kau bisa selamat dalam tiga jurus, setan alas!,” bentaknya.Dan disaat itu Pengemis Kaki Pincang sudah melayang sebat ke mukanya. Duatanganterpentang kemudian membuat enam serangan beruntun yang disusul oleh empattendangandahsyat!Iblis Pencabut Sukma mengaum macam harimau lapar. Sekali dia berkelebat makalenyaplah tubuhnya dan pada sekejapan mata kemudian sinar merah berbentukkipasmenggelombang menyerang Pengemis Kaki Pincang."Saudara Kaki Pincang! Hati-hatilah....!". memperingatkan Pengemis Mata Buta."Ah, cuma pukulan picisan begini siapa yang takut!" sahut Pengemis KakiPiricangseraya lompat tiga tombak ke atas. Serangan lawan berhasil dielakkan olehPengemis KakiPincang. Dengan geram Iblis Pencabut Sukma lompatkan diri pula ke udaraseraya lancarkanjurus "menendang langit menjungkir awan". Karena jurus ini mempergunakanlebih darisetengah bagian tenaga dalamnya, maka tak ampun Pengemis Kaki Pincangmencelat ke ataspanglari (loteng). Loteng bobol! Beringas sekali, sesudah berhasil lepaskandiri dari jepitan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapapan-papan loteng, Pengemis Kaki Pincang cabut pipa besarnya dari balikpakaian yangbertambal-tambal! Sekali menyedot, sekali menghembus maka melesatlah asappipa yang pekatkelabu dan mengandung racun ganas!"Ilmu rongsokan macam ini tak perlu dipertontonkan padaku, Kaki Pincang!,”ejek IblisPencabut Sukma. Tangan kanannya diangkat ke atas lalu ditarik ke belakang!Pukulan pencabutsukma! Pengemis Kaki Pincang dengan cepat kerahkan tenaga dalamnya. Tapi apadaya. Diatak bisa selamatkan diri. Isi perutnya serasa dibetot, nafasnya serasadisedot dan "puah...!".Pengemis Kaki Pincang muntah darah. Laksana daun kering tubuhnya yang takbernyawa itu melayang ke bawah dan terhampar di lantai! Perkataan IblisPencabut Sukmayang menyatakan bahwa dia akan membunuh lawan dalam tiga jurus, kiniterbukti!Dengan tengadahkan mukanya yang seram itu Iblis Pencabut Sukma tertawapanjanglaksana serigala lapar di malam buta!Mengkerutlah wajah Pengemis Mata Buta.Urat-urat lehernya menggelembung. Pelipisnya bergerak-gerak sedang rahangrahangnyabertonjolan. "Pengemis Mata Buta, hanya kau yang tinggal kini! Apa masihberkeras kepala untuktidak mau serahkan apa yang kuminta...?!".Pengemis Mata Buta rangkapkan tangan di muka dada. Kehebatan Iblis PencabutSukmamemang luar biasa. Setelah merenung sejenak maka buka suaralah dia."Iblis Pencabut Sukma, sekalipun kau punya tiga kepala enam tangan, janganharap akutidak bernyali untuk melawanmu. Juga jangan harap aku akan kabulkanpermintaan gilamu!""Akh... kalau begitu kasihan sekali! Perkumpulan Pengemis Darah Hitam rupanyasudahditakdirkan para iblis musti musnah hari ini!"."Perkumpulan Pengemis Darah Hitam tidak musnah! Sebaiknya bersiaplah untukmenghadap setan neraka, manusia iblis! Manusia iblis macammu memang tempatnyapantas dineraka!".Habis berkata demikian maka Pengemis Mata Buta masukkan tangan kanan ke balikjubahbertambal-tambalnya. Begitu tangan keluar maka bergemerlaplah sinar hitamsebilah pedang.Tergetar juga Iblis Pencabut Sukma melihat sinar senjata ini."Jika kau punya senjata bagusnya lekas dikeluarkan, Iblis!" berkata PengemisMata Buta."Untuk menghadapi manusia buta macam kau, perlu apa pakai senjata segala?!Majulah, tangankusudah gatal-gatal untuk mencabut nyawamu!"."Jangan mimpi Iblis!" bentak Pengemis Mata Buta. Sekali dia melompat ke mukamakaberkiblatlah taburan sinar hitam dari sambaran pedangnya!Dan... "Plak"Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTubuh Iblis Pencabut Sukma terdorong beberapa langkah kebelakang!Terkejutlah Pengemis Mata Buta ketika mengetahui bahwa lawannya tidakmendapat satucelaka apapun akibat ilmu pukulan "telapak tangan minta sedekah" yang sangatdiandalkannya itu,padahal dalam ilmu pukulan ini dia sudah melatih diri sampai sepuluh tahun!Rasa terkejut dan kecewa melihat pukulannya hampa belaka membuat dalamkejapan ituPengemis Mata Buta menjadi sedikit lengah. Dan kesempatan ini tiada disiasiakanoleh lawan.Iblis Pencabut Sukma kirimkan satu tendangan ke perut lawan. Tak ampun lagiPengemisMata Buta jatuh duduk terkapar di lantai. Belum lagi dia sempat bangun makalawan sudahgerakkan tangan lancarkan pukulan "pencabut sukma"!Pengemis Mata Buta merasakan adanya kekuatan dahsyat yang menyedot tubuhnya,segeradia buang diri ke samping. Tapi kasip. Perutnya terbetot menggelegak. Darahsegar menyemburdari mulut. Tubuhnya kelojotan seketika. Sebelum meregang nyawa, manusia inimasih bisa keruksaku jubahnya dan lemparkan selusin paku darah hitam ke arah lawan. Ini tiadaartinya bagi IblisPencabut Sukma. Dengan satu kebutan lengan baju maka mentallah paku-pakuberacun itu!Selama beberapa ketika terdengarlah suara tertavva Iblis Pencabut Sukma.Tertawa yangmembuat kedua matanya yang juling menjadi basah oleh air mata.Manusia bermuka seram bopeng ini kemudian membungkuk di hadapan Pengemis MataButa. Tangannya menggeledah di balik jubah bertambal-tambal mencari kerisTumbalWilayuda. Bila bertemu segera diselipkan dibalik pinggangnya. Kemudian diamelangkah kehadapan sosok tubuh Anjarsari yang saat itu tiada sadarkan diri karena telahditotok jalandarahnya sewaktu dilarikan oleh Lah Simpong.Iblis Pencabut Sukma memandang dengan mata berkilat-kilat ke tubuh Anjarsariyangpakaiannya berada dalam keadaan tak menentu. Dia menyeringai penuh arti.Dibelainya pipigadis itu. Betapa lembut dan halusnya. Dirabanya dadanya. Menggeletar tubuhIblis PencabutSukma. Kalau tidak ingat bahwa dia musti lekas-lekas meninggalkan tempat itumaulah diamengikuti segala lampiasan nafsunya. Dipanggulnya tubuh gadis itu di bahukiri kemudian diamelangkah ke hadapan Sultan yang terbujur di lantai dan juga dalam keadaantak berdayakarena ditotok.Sewaktu Iblis Pencabut Jiwa membungkuk pula untuk mengempit tubuh Sultan,tibatibaberkelebatlah sesosok bayangan biru dan tahu-tahu tubuh Sultan disambarlalu dibawa lari!Kejut Iblis Pencabut Sukma tentu saja tiada terlukiskan."Kurang ajar! Hai, berhenti!" teriaknya memerintah. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTapi bayangan biru itu terus kabur tancap gas. Dengan geram Iblis PencabutSukmalemparkan tiga puluh jarum merah ke arah simanusia berjubah biru. Yangdiserang, tanpamenoleh lambaikan tangan kirinya. Ketiga puluh jarum merah itupun mentallaksana disaputopan!Iblis Pencabut Sukma angkat kaki coba mengejar. Tapi bayangan biru sudahlenyap."Setan alas,” memaki dia. "pasti perempuan laknat itu lagi!".-- == 0O0 == --SEPULUHLARINYA manusia berjubah biru itu sangat cepat sekali laksana angin. Sampaidi satupuncak bukit, dia berhenti dan lepaskan totokan di tubuh Sultan. Begitusiuman Sultan tentusaja sangat terkejut mendapatkan dirinya dikempit oleh seseorang. Ketika diacoba menelitiparas orang itu ternyata dia mengenakan kerudung biru. Bau tubuhnya harumsemerbak,seharum bunga melati yang tengah mekar diambang senja! Sultan merenungsejurus. Otaknyaberputar mengingat apa yang telah terjadi atas dirinya sebelumnya. Kemudiandicobanyamelepaskan diri dari kempitan manusia jubah biru itu untuk turun ke tanah.Tapi bagaimanapunkerasnya dia gerakkan badan, tetap saja dia tiada sanggup lepaskan diri."Saudara, kau siapakah?,” bertanya Sultan.Orang itu tiada menyahut melainkan menjelajahi seantero kaki bukit dengansepasangmatanya yang bening."Saudara, kau tentu orang yang telah menolong aku. Tapi siapakah engkauadanya?Mohon agar diriku diturunkan,” berkata Sultan Hasanuddin. Orang itu tetap takmenyahut.Kemudian dia berkelebat lagi dan tubuhnya lari lagi laksana angin ke arahsebelah timur."Saudara, jika kau tak terangkan siapa kau, tidak menjadi apa. Tapi aku mohonagarditurunkan,” berkata Sultan setelah dirinya diajak lari kira-kira setengahjam lamanya.Si jubah biru lari terus.Dengan rasa penasaran Sultan berkata. "Jika kau tidak mau turunkan aku,terpaksa akuberlaku kasar terhadapmu!."Namun si jubah biru berkerudung biru tetap tak perdulikan ucapan yangmengancam itu.Maka Sultanpun gerakkan tangan kanannya untuk menyikut pinggang manusia jubahbiru itu. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTapi anehnya berkali-kali dia lakukan hal itu maka tak satu hantamansikunyapun yang berhasilmengenai sasarannya."Pasti ini manusia sakti luar bisa!" membathin Sultan Hasanuddin. "Saudara,aku ini maudibawa ke mana?" bertanya pula Sultan.Agaknya manusia berkerudung kain habis kesabarannya karena ditanya terusmenerus."Kau terlalu cerewet, lihat sajalah!".“Heh...?!”Sultan menjadi kaget. Betapa tidak karena orang yang membawa larinya ituternyataadalah seorang perempuan! Meski suaranya agak membentak namun kemerduannyatiada sirna."Pantas badannya berbau harum..," kata Sultan dalam hati. Dan bila diamenyadari bahwa dirinyadi kempit dan dibawa lari demikian rupa tentu saja Sultan menjadi malu dantidak enak. Dia meronta-ronta lagi. Tapi tetap tak berhasil.Mereka kemudian memasuki sebuah rimba belantara. Di tengah rimba belantarainiterdapat sebuah goa dan ke dalam goa itulah si kerudung biru membawa Sultan.Ternyata didalam goa tiada beda terangnya dengan udara di luar. Gua ini panjang danmempunyai beberapalorong yang bercabang-cabang, dan makin ke dalam makin menurun.Akhirnya mereka berhenti di satu ruang yang berbentuk kamar empat persegi.Disinilahbaru si jubah biru melepaskan dan menurunkan Sultan. Sultan berdiri danmemandangberkeliling.Di salah satu dinding Sultan membaca sebuah tulisan yang berbunyi GOA DEWIKERUDUNG BI RU, Sultan jadi kaget dan memandang lekat-lekat ke paras sikerudung biruyang hanya sepasang matanya yang bening dan berkilat saja yang kelihatan."Jadi saat ini aku berhadapan dengan Dewi Kerudung Biru…?,” kata Sultanpelahan. Tapihatinya agak meragu.Di dalam ruangan itu terdapat dua buah batu hitam. Dewi Kerudung Biru pergiduduk kesalah satu batu lalu berpaling pada Sultan."Silahkan duduk Sultan," katanya mempersilahkan."Terima kasih," Sultan duduk. "Saudari, kau belum menjawab apakah kau yangselamaini dikenal di dunia persilatan dengan nama julukan Dewi Kerudung Biru...?".Yang ditanya tertawa merdu berderai laksana taburan mutiara yang berjatuhanke ubin."Itu tak perlu yang kau tanyakan lagi, kau sudah baca apa yang tertulis didinding itu,bukan?". Dalam berkata begitu sepasang matanya tiada berkesip memandangiparas Sultan, Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Ah kalau begitu sungguh tak terduga pertemuan ini. Terima kasih ataspertolonganmuDewi Kerudung Biru...," kemudian sambungnya. "karena kau telah membawa aku kesini,tentulah kau mempunyai maksud tertentu...."."Betul" membenarkan Dewi Kerudung Biru. "Aku tahu banyak apa yang telahterjadidengan dirimu...,”"Terima kasih kalau Dewi telah mau ambil perhatian terhadap diriku. Mohonpetunjukselanjutnya.....”"Kau harus cepat pergi ke Demak dan menemui Sultan Trenggono untuk memintabantuan. Kembalilah ke Banten dengan membawa sejumlah pasukan ......."."Memang itu sudah menjadi rencanaku Dewi,” kata Sultan pula."Ya, tapi pasukan saja tidak cukup. Parit Wulung mempunyai benggolanbenggolansilatgolongan hitam yang sakti....''."Mohon petunjuk dari Dewi..."."Sebelum pergi kau harus tinggal selama satu hari di sini untuk kuturunkanbeberapa ilmusilat....". Sultan gembira sekali. "Tapi," katanya. "waktu yang sesingkat ituapakah bisa berhasilbaik?!"."Yang penting dasar-dasarnya, kemudian baru latihannya dan terakhirpelaksanaannya...”Sultan mengangguk. "Aku haturkan rasa hormat terhadapmu, Dewi. Mulai hari inikauadalah guruku,” kata Sultan pula.Dewi Kerudung Biru geleng-gelengkan kepala. "Diriku tak perlu dihormati. Dankuharapkau jangan salah sangka. Kalau aku wariskan beberapa ilmu kepandaian padamubukan berarti akutelah menjadi guru dan kau telah menjadi murid...."."Jadi.....?" tanya Sultan heran."Semuanya adalah semata-mata untuk menolongmu, Sultan"."Terima kasih. Aku tak akan melupakan kebaikanmu ini. Demikian juga denganrakyatBanten kelak. Cuma, untuk mengenang wajah penolongku, untuk mengukirnya dalamingatanku,bolehkah aku melihat paras aslimu, Dewi Kerudung Biru…?".Dewi Kerudung Biru tertawa lagi seperti mutiara jatuh berderai ke lantai.Merdu sekalisuara itu membuat Sultan semakin tambah ingin untuk melihat wajah yang adadibalik kerudungitu.Namun suara tertawa yang merdu itu segera lenyap ketika di mulut guaterdengar suararibut-*ribut."Pasti perempuan itu telah membawa Sultan ke sini! Ayo kita selidiki kedalam!". Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDan sesaat kemudian empat sosok tubuh berjubah merah dan berkerudung merahmuncul diruangan itu. Sultan terkejut sedang Dewi Kerudung Biru mendengus di balikkerudungnya.Salah seorang dari anggota Iblis Pencabut Sukma berseru dan menunjuk ke muka."Lihat!Tidak salah keterangan Wakil Ketua kita Sultan bersama dia!"Anggota Iblis Pencabut Sukma yang lain, yaitu yang berbadan tinggi langsingmelangkahke muka. "Perempuan laknat! Lekas serahkan rnanusia itu pada kami!". ."He... he.... berani memaki berani mampus kunyuk kerudung merah!" kata DewiKerudungBiru pula."Betina edan, kau andalkan apakah berani berkata demikian?!" membentak sitinggilangsing. "Sebaiknya sebutkan nama masing-masing kalian! Aku tidak biasamembunuh krocokrocotanpa tahu namanya!".Si tinggi langsing tertawa hambar. Sambil mendongak dan tepuk-tepuk dada diaberkata ."Namaku Siralaya. Gelarku Tangan Perenggut Jiwa....!”"Hem..bagus… bagus. Gelaranmu boleh juga. Tapi aku anya apakah kau akan majuseorang diri atau berempat sekaligus?!"Merahlah muka Tangan Perenggut Jiwa."Perempuan sedeng, sambut seranganku ini!"Tangan Perenggut Jiwa pukulkan tangan kanannya. Berbarengan dengan itu DewiKerudung Biru dorongkan pula tangan kirinya ke depan. Si jangkung langsingTangan PerenggutJiwa terkejut ketika bagaimana angin pukulannya kena didorong oleh anginpukulan lawansehingga membalik menyerangnya! Cepat-cepat dia menghindar kesamping."Siralaya, kau minggirlah. Biar aku yang selesaikan dajal betina ini!".Anggota IblisPencabut Sukma yang kedua melangkah ke muka."Sebutkan namamu!" bentak Dewi Kerudung Biru."Namaku tidak perlu. Tapi gelarku adalah Si Penggoncang Langit!"."Ho... ooo.... gelarmu keliwatan sekali sehingga tidak cocok dengan tubuhmuyangkontet itu! Bagusnya kau pakai gelar Kodok Buduk!" mengejek Dewi KerudungBiru.Mulut Si Penggoncang Langit berkemik. Sekali kedua tangannya bergerak makaduagelombang angin yang menggetarkan ruangan itu melesat ke arah Dewi KerudungBiru.Hebatnya, sang Dewi yang saat itu masih tetap duduk di atas batu keluarkantertawamenghina dan kebutkan tangan kanannya. Maka runtuhlah angin pukulan SiPenggoncangLangit! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPenasaran sekali anggota Perkompulan Iblis Pencabut Sukma ini melompat kemuka. Duatangan terpentang lebar dan bergerak bersamaan dalam satu gerakan yang sukardilihat oleh mata!"Manusia busuk macam kau tidak pantas dekat-dekat padaku!" bentak DewiKerudungBiru. Tangan kanannya memukul. Si Penggoncang Langit mencelat empat tombakterguling ditanah, mengeluarkan suara seperti orang muntah, tapi yang keluar darimulutnya adalah semburandarah segar!Dalam keadaan begini Si Penggoncang Langit segera keruk saku jubah merahnya,keluarkan sebuah pil, menelannya dengan cepat lalu bersemedi pula dengancepat dalam carayang aneh yaitu kepala ke bawah kaki ke atas!Melihat dua kawannya dibikin kalah mentah-mentah maka majulah anggotaPerkumpulanIblis Pencabut Sukma yang ketiga. Manusia ini berbadan gemuk."Dewi Kerudung Biru, aku tak akan kasih tahu nama juga tak perlu sebutkangelarankupadamu. Tapi jika kau berpemandangan dan berpengalaman luas lihat serangankuini!". Sigemukini menutup kata-katanya dengan gerakkan dua tangannya. Maka enam pisauterbang merahmelayang ke arah enam bagian tubuh. Dewi Kerudung Biru! Diam-diam Sultanterkejut melihatkehebatan serangan pisau ini. Dia khawatir kalau Dewi Kerudung Biru taksanggup mengelakkankeenam pisau itu sekaligus!Tapi anehnya yang diserang ganda tertawa semerdu perindu. Pisau terbang yangpertamaditangkapnya dengan tangan kanan. Kemudian senjata ini dipergunakannya untukmenangkislima pisau terbang lainnya sehingga pisau yang di tangan maupun yangditangkisnya patah duadan bermentalan!Terbeliaklah mata keempat anggota Iblis Pencabut Sukma itu. Lebih-lebih SiPisauTerbang. Selama hidup baru kali ini dia melihat serangan pisau-pisauterbangnya dihancurkandemikian rupa! Dan dalam terkejutnya itu dia melihat Dewi Kerudung Birulemparkan kuntunganpisau kearahnya. Cepat-cepat Si Pisau Terbang berkelit tapi luput! Kuntunganpisau masihsempat menyambar telinga kirinya. Dan putuslah daun telinga laki-laki itu!Senjata makan tuan!Darah berlelehan. Dewi Kerudung Biru tertawa cekikikan!Kalap sekali maka berserulah Si Pisau Terbang. "Kawan-kawan mari kita kermusdajalbetina ini!".Maka menyerbulah keempat anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu.Melihatsang Dewi dikeroyok begitu rupa Sultan Hasanuddin tak tinggal diam. Diamenerjang ke mukadan lancarkan satu serangan cepat ke arah Tangan Perenggut Jiwa. Namun disaatitu Dewi Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaKerudung Biru menyibakkan badannya kesamping dengan berkata. "Sultan, kautenang-tenangsajalah. Tak perlu susah-susah mengotorkan diri terhadap kroco-kroco bautengik ini!".Sultan merasa tidak senang. Walau bagaimanapun saktinya Si Kerudung Birunamunpengeroyokan curang demikian rupa bertentangan dengan hati kesatrianya. Untukkali kedua diahendak menyerbu kembali. Namun disaat itu, terdengar jeritan Si PenggoncangLangit. Tubuhnyamencelat ke atas ruangan batu. Kepalanya hancur. Belum lagi tubuh SiPenggoncang Langitsampai ke lantai maka terdengar pekik anggota Perkumpulan Iblis PencabutSukma yang kedua.Tulang dadanya melesak ke dalam, iga-iganya putus!Si Pisau Terbang dan Tangan Perenggut Jiwa mengamuk habis-habisan. Dua puluhjurusberlalu sangat cepat. Dalam dua puluh jurus itu keduanya terus menerusmendesak DewiKerudung Biru dengan hebat. Ruangan bergoncang laksana dilanda lindu! TibatibaDewiKerudung Biru melengking keras. "Iblis-iblis bau kentut! Minggatlah keneraka!".Sepasang tangan sang Dewi yang halus tapi mengandung hawa kematian yangdahsyatmembagi serangan dalam jurus dahsyat bernama "sepasang tangan menebar maut".Si Pisau Terbang dan Tangan Perenggut Jiwa tiada kesempatan lagi untukmengelak.Menangkis mereka tiada punya nyali. Menghadapi maut di depan mata ini makamenjeritlahkeduanya!Namun disaat itu pula dari luar terdengar suara menggeledek. "Manusia yangberanimenghina anggota Perkumpulan adalah korbanku yang kedua ratus!". Begitu suarahabis makadua larik sinar merah yang panas menyembur ke arah Dewi Kerudung Biru!-- == 0O0 == --SEBELASSULTAN melompat ke samping untuk hindarkan sambaran sinar merah sedang DewiKerudung Biru sebaliknya malah pentang kedua tangan dan mendorong ke muka.Pertemuan yangdahsyat dari dua aliran pukulan menimbulkan goncangan yang hebat laksanadunia ini mau kiamat!Dewi Kerudung Biru berdiri tergontai seketika sedang lawan yang lepaskanpukulan tadi,yang saat itu hendak masuk ke dalam goa, terdorong kembali keluar mulut goakena diterpa anginpukulan Dewi Kerudung Biru! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSesaat kemudian ketika manusia yang di luar goa itu masuk ke dalam ternyatadia adalahWakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma. Di belakangnya menyusul satulusin anggotalainnya.Dengan marah, Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma itu membentak. "Pisau TerbangdanTangan Perenggut Jiwa, kalian memalukan saja tidak sanggup menghadapi betinagalak ini. Biaraku yang jinakkan dia!".Habis berkata begitu maka Iblis Pencabut Sukma segera lancarkan jurus"menendang langitmenjungkir awan"! Tidak sampai di situ saja maka dia susul serangan itudengan taburan pukulankipas merah! Betul-betul dua jurus yang sangat menggetarkan dan luar biasa!Dewi Kerudung Biru berkelebat cepat. Mulutnya terbuka."Huaaah....!".Dari mulut sang Dewi menyembur sinar biru yang dahsyat.Iblis Pencabut Sukma terkejut. Bukan saja dua jurus serangannya tadi menjadibuyar, tapiserangan lawan dengan hebatnya terus menyerang kearahnya."Asap kencana biru!,” seru Iblis Pencabut Sukma dengan kaget. Cepat sekalidia melesatenam tombak ke atas. Sewaktu turun dia sudah cabut sebilah pedang merahkemudian sambilmenyerang dia berteriak. "Anak-anak, ayo tunggu apa lagi?!". Mendengar inimaka semua anggotaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma segera menyerbu. Sultan lagi-lagi hendakturut membantu sangDewi, namun setiap saat dia gerakkan badan, setiap kali pula Dewi KerudungBiru mendorongnyake belakang sehingga dia tak bisa berbuat apa-apa!Dewi Kerudung Biru sungguh luar biasa dalam bertahan dan menyerang. Namunlawanlawannyabanyak sekali, apalagi di bawah pimpinan Wakil Ketua mereka! Sesudahtiga puluh jurusberlalu maka sang Dewi mulai terdesak. Dua anggota Perkumpulan Iblis PencabutSukma berhasilditewaskannya namun serangan-serangan lawan bukannya mengendur melainkanbertambahdahsyat. Diam-diam Sultan menjadi gelisah. Kali ini sang Dewi pasti tak bisabertahan lebih darisepuluh jurus lagi, pikirnya. Maka pada saat Dewi Kerudung Biru sibukmenghadapi lawannya,terbungkus oleh sinar pedang merah dengan cepat Sultan menerjang ke muka.Bantuan Sultandalam lima jurus di muka sanggup mengimbangi lawan-lawan yang lihay itu.Namun lambat launmulai mengendor. Bersama sang Dewi kembali keduanya terdesak!Dewi Kerudung Biru semburkan lagi "asap kencana biru"nya. Namun angin pedangmerahdi tangan Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dengan hebatnyaberhasilmembuyarkan asap sakti itu! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Betina galak! Sekarang terimalah kematianmu!" bentak Iblis Pencabut Sukma.Diamemberi isyarat pada anak-anak buahnya. Berbarengan mereka sama angkat tangankanan ke atassiap untuk lancarkan pukulan "pencabut sukma". Satu pukulan "pencabut sukma,”saja dahsyatnyabukan main, apalagi sekaligus duabelas pukulan, dapat dibayangkan bagaimanaluar biasakehebatannya! Dewi Kerudung Biru pentang kedua lengannya dan putar tubuhlaksana balingbaling.Mulutnya tiada henti menghembus-hembus mengeluarkan asap biru. Satudetik lagi makaduabelas tangan lawanpun ditarik ke belakang!Dalam suasana yang diliputi seribu ketegangan itu, tiba-tiba mengaunglahsuara sepertisuara seribu tawon mendengung. Di antara dengungan itu melengking pula suarasiulan yangdisusul oleh berkiblatnya seputaran sinar putih menyilaukan mata!Tiga anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma, termasuk Tangan Perenggut Jiwaterpekik dan rebah ke lantai mandi darah. Selarik sinar putih yang disertairaungan dahsyat kembaliberkiblat dan Wakil Ketua Perkumpulan Pencabut Sukma dan anak-anak buahnyaterpaksabatalkan serangan dan melompat ke satu pojok."Pendekar 212!" terdengar seruan Sultan begitu dia kenali siapa adanyapendatang baru itu.Dewi Kerudung Biru sendiri memandang pada Wiro Sableng dengan sinar mata yangberkilat-kilat.Di balik pandangan mata itu seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. WakilKetuaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma dan anggota-anggota lainnya memandangmenyorot penuhamarah.Pendekar 212 Wiro Sableng sunggingkan senyum di wajahnya yang keren sedangtangankanannya mempermainkan Kapak Maut Naga Geni 212. Melihat pada angka 212 yangtertera padadua mata kapak di tangan si pemuda maka berkatalah Wakil Ketua PerkumpulanIblis PencabutSukma, sambil melintangkan pedang di muka dada. "Jadi kaukah yang selama inidijuiuki Pendekar212 itu...?!".Jawaban Wiro Sableng hanya tertawa mengekeh."Orang gendeng, apa kau sudah bosan hidup mau campur urusan oranglain....?!,” tanyaWakil Ketua Iblis Pencabut Sukma."Atau mungkin masih belum tahu tengah berhadapan dengan siapa saat ini?!"ujar Si PisauTerbang."Siapapun kalian adanya tak lebih dari babi-babi cacingan yang diberiberjubah danberkerudung merah!,” ejek Pendekar 212 pula! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMarahlah Si Pisau Terbang. Tanpa banyak cerita dia lepaskan sekaligus selusinpisauterbang beracun ke arah Pendekar 212. Wiro Sableng gerakkan Kapak Maut NagaGeni 212membuat setengah lingkaran."Tring... tring.... tring...".Kedua belas pisau terbang itu musnah patah-patah. Melototlah mata Si PisauTerbang. Diamenyurut undur dua langkah."Pisau Terbang, kau minggirlah. Biar aku yang antarkan manusia bosan hidupini ke pintugerbang akhirat!”Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma maju dua langkah. SultanHasanuddindengan ilmu menyusupkan suara beri peringatan pada Pendekar 212. "Sobat,hati-hatilahterhadapnya. Dia sakti sekali!"'Begitu peringatan Sultan berakhir maka Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma telahlancarkanserangan pedang merah dalam jurus yang luar biasa. Jurus ini sekaligusmerupakan empat tebasandan empat tusukan!"Ah cuma ilmu pedang picisan saja mau diandalkan," Ejek Wiro. Kapak Naga Geniditangannya menderu. Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma tiadaberani mengadusenjata. Hatinya tergetar ketika merasakan bagaimana sinar putih senjatalawan membuatpedangnya tak bisa bergerak leluasa. Manusia ini membatin. "Celaka, palinglama aku hanya bisalayani si keparat ini dalam dua puluh lima jurus!". Dan dia segera putar otakuntuk cari kesempatanlarikan diri!Pendekar 212 yang tahu gelagat lawan segera lancarkan serangan ganas. WakilKetuaPerkumpulan. Iblis Pencabut Sukma angsurkan pedang merah kemuka untukmenangkis karenabertindak berkelit tiada punya kesempatan lagi."Trang"!Maka patahlah pedang merah Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu!Keringat dingin memercik di kening manusia iblis ini! Nyalinya lumer! Sambilangkat tangankanannya tinggi-tinggi ke atas untuk lepaskan pukulan yang sangatdiandalkannya yaitu pukulanpencabut sukma, maka dia berseru pada sisa-sisa anak buahnya."Kalian jangan mematung saja! Mari sama kita bereskan anjing kurap ini!'".Maka delapan anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dengan membentakdahsyatsegera menerjang ke muka dan langsung lancarkan pukulan pencabut sukma!"Wiro! Awas! Mereka hendak lepaskan pukulan pencabut sukma!" seru DewiKerudungBiru. Bahwasanya sang Dewi mengetahui namanya inilah satu hal yangmengejutkan Pendekar 212 Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaWiro Sableng! Keterkejutan ini membuat dia menjadi lengah seperempatan detik.Dan itu sudahcukup bagi Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma serta anak-anak buahnya!"Mampuslah!"Dewi Kerudung Biru menjerit! Sultan sendiri pucat lesi parasnya Tiba-tibaPendekar 212meraung laksana halilintar. Dia melompat ke muka Kapak naga Geni 212 menderu.Empat suarapekikan seperti mau memecahkan anak telinga. Empat anggota Perkumpulan IblisPencabut Sukmaterkapar dengan tubuh hampir kuntung! Pendekar 212 ayunkan Kapak Naga Geni212 sekali laginamun disaat itu Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukmat dan sisa-sisaanak buahnyasudah lenyap larikan diri keluar goa.Pendekar 212 bediri nanar. Sultan melompat ke muka dan merangkul tubuh Wiro.Di balikkerudungnya Dewi Kerudung Biru menggigit bibir. Sepasang matanya yang jelidipejamkan.Wiroambil sebutir pil dari saku pakaiannya lalu ditelan dengan cepat. DewiKerudung Biru kemudianberdiri dan kedua tangannya ditekankan ke bahu Pendekar 212 untuk alirkantenaga dalam gunabantu menyembuhkan luka yang diderita Pendekar itu. Namun sesaat kemudianPendekar 212mengerang halus lalu pingsan tiada sadarkan diri!-- == 0O0 == --DUA BELASSULTAN cemas sekali melihat keadaan Pendekar 212 demikian rupa. Bersama DewiKerudung Biru, Wiro dibaringkan di lantai, kepalanya diganjal dengan sehelaikain yangdilipat-lipat."Dewi, apakah… apakah dia…?" Sultan tak bisa meneruskan pertanyaannya.Dewi Kerudung Biru hela nafas. "Sebenarnya aku yang salah karena aku telahberserumemanggil namanya tadi," berkata perempuan itu. Dihelanya lagi satu kalinafas dalam. "Tapilukanya tak begitu parah. Besok pagi dia sudah sembuh kembali. Untung sajaberilmu tinggi,kalau tidak keseluruhan isi perutnya pasti akan berbusai ke luar dari mulut.""Dewi, kau tahu nama pemuda ini. Apakah kalian pernah kenal sebelumnya...?"Dewi Kerudung Biru elakkan pertanyaan itu dengan balik menanya. "Kau sendiripunyahubungan apa dengan dia…?" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMaka Sultan Hasanuddin menuturkan mulai pertama kali dia kenal dan ditolongolehPendekar 212. Mendengar itu kembali sepasang mata Dewi Kerudung Biruberkilat-kilat. Danhal ini diam-diam diperhatikan oleh Sultan sehingga dia merasa yakin pastilahada hubunganapa-apa antara Dewi Kerudung Biru dengan Pendekar 212 sebelumnya. Tapi untukbertanyalebih jauh Sultan merasa segan."Dia memang sakti sekali, Sultan,” berkata sang Dewi. "Sikapnya kadang-kadanglucutapi juga menyakitkan hati. Bahkan banyak orang yang menyangka dia kurangsehat pikiran.Tapi hatinya sepolos permata, seputih kertas, jujur. Beberapa tokohpersilatan telahmeramalkan bahwa kelak dikemudian hari dia bakal merajai dunia persilatan…"Sultan Hasanuddin manggut-manggut."Sultan, dalam hal ini kita tak punya waktu lama. Aku akan ajarkan padamubeberapajurus ilmu silat dan ilmu asap kencana biru… ""Aku haturkan ribuan terima kasih Dewi," kata Sultan dengan gembira."Silakan duduk bersila dan pejamkan mata," Dewi Kerudung Biru berkata.Sultan menurut. Dia duduk bersila dan pejamkan mata. Dewi Kerudung Birukemudiansalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Sultan melalui pundak. Selesai menerimasaluran tenagadalam itu Sultan merasakan tubuhnya sangat enteng dan segar bugar. "Sekarangaku akanajarkan padamu dua jurus ilmu silat. Dua jurus ilmu silat ini hanya empatorang yang pernahmemilikinya. Yaitu Pendekar Seberang Lor, Resi Warajana, Dewi Kencana Wungu.Ketiganyasudah meninggal. Aku adalah pewarisnya yang keempat dan bila kuajarkan duajurus itukepadamu maka kau adalah perwaris yang kelima! Jurus yang pertama ialah jurusnaga kepalaseribu mengamuk. Yang kedua, jurus Cakar garuda emas. Keduanya merupakanjurus-jurusyang sukar dicari bandingannya dalam dunia persilatan. Jika kau benar-benarmeyakininya, percayalahtidak sembarang musuh bisa melayanimu.""Terima kasih Dewi… ribuan terima kasih. Jadi kalau begitu Dewi adalah muriddariDewi Kencana Wungu…?"Sang Dewi mengangguk. "Mari kita mulai,” katanya.Karena Sultan sebelumnya sudah mempunyai dasar ilmu silat yang tinggi jugamakakedua jurus yang diajarkan padanya itu dengan mudah dan cepat bisadipahaminya. DewiKerudung Biru gembira sekali. Kemudian kepada Sultan diajarkan pula ilmu Asapkencana biru. Ilmu ini agak sukar mula-mula dipahami oleh Sultan namun karenatekunnya beberapa jam kemudian dia berhasil juga menguasainya. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Kecerdasanmu luar biasa sekali, Sultan,” kata Dewi Kerudung Biru. "Malamini,sampai esok pagi teruslah berlatih.""Nasihat Dewi akan kuperhatikan,” jawab Sultan. Dan malam itu, seorang diriSultan melatih diri. Dewi Kerudung Biru sementara itu duduk bersemadi.Meskipun diapejamkan mata namun bila ada jurus-jurus yang agak salah dilakukan olehSultan dia mengetahuinyadan segera menegur !Keesokan paginya…Di luar gua burung-burung berkicau bersahut-sahutan menyambut kedatangan pagiyang ditandai munculnya sang surya di ufuk timur. Di dalam gua Sultan tengahdudukberhadap-hadapan dengan Dewi Kerudung Biru."Yakini dan pelajari terus ilmu-ilmu yang telah kau milik itu Sultan. Kelakkemudian hari kau akan buktikan sendiri kemanfaatannya. Sekarang, selagi harimasihpagi, selagi udara masih segar, maka segeralah berangkat ke Demak. Dalamsemedikumalam tadi aku mendapat sedikit renungan petunjuk dari Yang Kuasa bahwakekuasaankaum pemberontak yang kini bercokol di Banten tidak akan lama....”Sultan mengangguk. Dia memandang pada tubuh Pendekar 212 yang sampai saatitu masih juga terbaring dalam pingsannya. "Bagaimana dengan sshabatku ini,Dewi?Kalau bisa aku ingin berangkat bersama-sama dia...”Dewi Kerudung Biru menggeleng. "Dalam rencana untuk menumpas kaumpemberontak, dalam usaha menegakkan yang benar dan menghancurkan yang bathil,kalian berdua sama satu tekat dan satu hati. Namun dalam mencapainya masingmasingkalian mempunyai cara tersendiri. Harap kau bisa merenungi hal ini, Sultan…”Sultan Hasanuddin termenung sejenak. Memang ucapan Dewi Kerudung Biru itudapat dipahaminya.Dia memandang lagi pada Wiro Sableng. "Apakah dia akan segera siuman dansembuh kembali, Dewi?" bertanya Sultan.Sang Dewi mengangguk."Mengenai diri Andjarsari dan keris Tumbal Wilayuda, bisakah kau memberipetunjuk…?""Andjarsari diculik oleh komplotan Iblis Pencabut Sukma, Keris TumbalWilayudajuga mereka yang mencurinya…”"Kalau begitu,” kata Sultan dengan kepalkan tinju. "aku akan cari sarangmereka...!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDewi Kerudung Biru gelengkan kepala. "Selain besar bahayanya juga kau mestipergi ke Demak sekarang juga Sultan.""Aku tidak takut mati!,” kata Sultan jantan. "Aku rela korbankan jiwa demitegakkan Kerajaan Banten yang syah kembali.""Aku puji hati kesatriaan dan kecintaanmu pada Kerajaan Banten, Sultan. Tapiingat, agaknya caramu untuk mencapai rencana itu hanya dengan mengikutikehendak hatisendiri. Salah-salah kau bisa celaka dan Banten tetap dikuasai oleh kaumpemberontakParit Wulung.""Kalau begitu katamu, aku menurut,” ujar Sultan Hasanuddin akhirnya. "Tapisebelum pergi perkenankanlah aku melihat parasmu."Dewi Kerudung Biru menggeleng. "Sayang, masih belumsaatnya akumengabulkan permintaanmu Sultan. Harap dimaafkan."Sultan Hasanuddin menghela nafas dalam. Dia ucapkan lagi rasa terima kasihyangsebesar-besarnya."Jasa dan pertolonganmu akan kuingat, akan dikenang oleh rakyat Banten.Disatu ketikaaku akan datang lagi menyambangimu, Dewi,” Sultan memanggut memberi hormatlalumeninggalkan tempat itu.Kira-kira tiga kali sepeminuman teh lamanya Sultan meninggalkan Goa DewiKerudung Biru maka dihadapan jalan yang ditempuhnya tahu-tahu muncullah tigaorangpenunggang kuda. Ketiganya berjubah dan berkerudung kain merah darah.Anggota-anggotaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma!”Sesaat kemudian merekapun berhadap-hadapanlah.Anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Suma yang paling muka buka suaramembentak,"Lekas mengaku, apa kau Sultan Banten yang melarikan diri itu?!"Kawannya yang lain menyela. "Melihat kepada tampangnya pasti tidak salahlagi! Ayokawan-kawan mari kita berebut pahala meringkus manusia ini!"Maka ketiga anggota Perkumpullan Iblis itu pun melompatlah dari kuda masingmasing.Sambil melompat ketiganya sekaligus keluarkan jurus warisan Ketuamereka yangdinamai "tiga pasang lengan meremas tangkai bunga teratai" Yang satu datangdari atas, yangkedua dari depan dan yang terakhir dari belakang! Tapi Sultan yang sekarangjauh berbeda denganSultan sehari sebelumnya.Sekali Sultan membentak maka terpentanglah kedua tangannya yang mana disusuldengan gerakan sebat laksana ribuan ekor naga menyengat kian ke mari !.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMelihat ini, terkejutlah ketiga penyerang. Buru-buru mereka batalkan seranganjuruspertama dan menyusul dengan jurus "memukul kasur menggeprak bantal!" Iniadalah satu jurusyang cukup lihay. Anggota Perkumpulan Iblis yang di atas hantamkan duatelapak tangannyasekaligus sedang yang di depan dan di belakang kirimkan pukulan keras ke dadadan kepunggung. Tak ayal lagi Sultan segera praktekkah ilmu yang baru diyakininyadari DewiKerudung Biru yaitu keluarkan jurus "cakar garuda emas!""Brettt... bret!""Kurang ajar! Matipun kau masih cukup pantas untuk diserahkan kepada Ketuakami!"bentak anggota Perkumpulan Iblis yang sempat selamatkan diri. Dia memberiisyarat pada duakawannya. Serentak ketiganya menyerbu dan angkat tangan kanan tinggi-tinggi.Namunsebelum pukulan "pencabut sukma" itu sempat mereka laksanakan. Sultan bukamulutnya danasap biru menggebubu ke arah ketiga penyerangnya."Asap kencana biru!" seru salah seorang anggota Perkumpulan Iblis denganterkejut.Buru-buru dia tutup jalan nafas. Tapi dua orang kawannya terlambat. Begitutercium olehkeduanya kepulan asap biru yang mengandung racun itu maka hancurlah pembuluhpembuluhdarah dan pecahlah paru-paru mereka. Keduanya mati di situ juga!"Pemuda, ada hubungan apa kau dengan Dewi Kerudung Biru? Apakah kaumuridnya?!" bentak anggota Perkumpulan Iblis yang masih hidup.Sultan kertakkan rahang. Tubuhnya berkelebat. Dua tangan terpentang lebihdahsyatdari yang pertama tadi dan "brak"! Hancurlah mulut yang membentak itu! TubuhanggotaPerkumpulan Iblis itu kelojotan sebentar lalu kaku tegang untuk selamalamanya!-- == 0O0 == --TIGA BELASKETIKA Wiro Sableng,siuman dari pingsannya dirasakannya kepalanya dipangku olehsatu paha yang panas sedang hidungnya mencium bau harum menyegarkan.Dibukanya matanyadan pandangannya membentur sebuah wajah yang ditutupi kerudung kain biru.Terkejutlahpemuda ini. Cepat-cepat dia bangun dan berdiri. Di balik kerudungnya, DewiKerudung Birumenjadi kemerah-merahan pipinya. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaWiro Sableng memandang berkeliling. Ruangan itu telah bersih dari mayat-mayat.anggota Pepkumpulan IbIis Pencabut Sukma. Sultan sendiri tiada kelihatan"Kemana dia...?!"tanya Wiro."Dia siapa...?""Sultan!""Sudah pergi pagi tadi. Pergi ke Demak!" Pendekar 212 memandang lama-lama kemukayang ditutup kerudung itu. Suara perempuan di hadapannya ini rasanya pernahdidengar dandikenalinya sebelumnya tapi lupa di mana!Ketika ingat bahwa perempuan itulah yang telah menolongnya, maka Pendekar212-punsegera menjura."Dewi Kerudung Biru, aku haturkan-terima kasih atas pertolonganmu. Di lainhari kelakaku akan balas budi baikmu itu.""Aku tak mengharapkan balasan apa-apa…". Dan Dewi Kerudung Biru memandang kejurusan lain ketika untuk kesekian kalinya mata Pendekar 212 memperhatikansepasang matanyalakat-Iekat. Dadanya bergetar. Ditahannya gelora hatinya.Melihat sikap sang Dewi, ingat bahwa dia pernah mengenali suara perempuan itusebelumnya maka inginlah Wiro melihat paras di balik kerudung itu. Namundiajukannya dulupertanyaan. "Dewi, mungkin kau bisa memberi petunjuk di mana Andjarsari dankeris TumbalWilayuda berada…?""Andjarsari diculik oleh komplotan Iblis Pencabut Sukma. Keris TumbalWilayuda jugaada pada mereka. Kau harus cepat turun tangan Pendekar 212!""Tapi dunia begini luas, dimana aku akan cari mereka?""Komplotan itu bersarang di Lembah Batu Pualam...!”"Terima kasih atas keteranganmu Dewi,” Wiro merenung sejenak. Tiba-tiba diaingatsesuatu. "Dewi Kerudung Biru, sewaktu aku bertempur melawan anggota komplotanitu kau telahberseru menyebut namaku. Tahu dari manakah...?"Tergetarlah hati sang Dewi mendengar pertanyaan ini. Dengan memandangkejurusanlain menjawablah dia . "Nama seorang pendekar tentu saja dikenal sampai kemana-mana…" ,"Aku bukan pendekar apa-apa..,” kata Wiro merendah. "Dan terus terang sajaaku rasarasapernah bertemu dengan kau sebelumnya. Aku masih bisa ingat dan mengenalisuaramu…"Dewi Kerudung Biru tundukkan wajah. Matanya yang jeli dan bercahaya kinikelihatanredup dan diambangi air mata. Ditekannya perasaannya yang menggelora.Dikerahkannya tenagadalamnya agar tidak gemetar suaranya. "Tidak . . . kita tak pernah bertemusebelumnya Pendekar Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda212. Dan di dunia ini mungkin saja ada beberapa manusia yang punya suarahampir bersamaan . .. ."Wiro Sableng maju satu langkah."Dewi, kalau kau tak mau berterus terang, kasihlah tahu saja siapa namamusebenarnya.""Kau sudah tahu.""Ah… Dewi Kerudung Biru itu hanya nama gelaran belaka…,” jawab Wiro pula."Di lain hari mungkin aku baru bisa beri tahu nama. Sekarang harap kau sukatinggalkan tempat ini.Tapi pemuda itu tetap berkeras. "Dengar Dewi, setiap orang yang pernahmenolong aku,musti kuketahui siapa dia adanya. Kalau kau tak mau kasih tahu nama tak apa.Namun apakahkau juga tak sudi buka kerudung itu sebentar dan memperlihatkan paras…?"Dewi Kerudung Biru menghela nafas. "Itu juga tak perlu. Kau akan menyesal…""Menyesal kenapa?""Kau akan terkejut karena mukaku sangat buruk dan mengerikan…"."Muka yang buruk tapi hati yang polos dan berbudi seribu kali lebih baik dariwajahbagus dan hati busuk jahat.""Permintaanmu tak dapat kukabulkan,” kata Dewi Kerudung Biru dengan ketegasanyang dipaksakan.Pendekar 212 maju lebih dekat. "Kalau begitu..,” katanya, "harap maafkankarena akuterpaksa melakukan ini". Wiro ajukan tangan hendak membuka kerudung penutupwajah."Apakah seorang ksatria bersikap sekurang ajar dan tak tahu peradatan?!,”bentak DewiKerudung Biru.Tangan Wiro tertahan seketika. Tapi karena perempuan itu dilihatnya tiadamenjauhkankepalanya maka diteruskannya niatnya.“Sret!”Terbukalah kerudung biru itu!Dan terbeliaklah mata Pendekar 212.“Anggini!,” serunya.Ternyata paras di balik kerudung itu adalah paras seorang gadis jelita. Gadisjelita yangdulu pernah dikenal oleh Pendekar 212 sebagai murid Dewa Tuak! (Baca. "MautBerjanji diPajajaran").Untuk beberapa lamanya kemudian Wiro Sableng hanya bisa berdiri terlongonglongongsedang Anggini sendiri tundukkan kepalanya coba menyembunyikansepasangmatanya yang berkaca-kaca dan juga sembunyikan parasnya yang membayangkanperasaan.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaserta gelora hatinya. Selama beberapa bulan dia telah berkelana untuk mencariPendekar 212dan baru hari itu mereka jumpa dalam satu suasana yang tak terduga!"Apakah dia dapat memaklumi bagaimana perasaan hatiku terhadapnya?" membathinAnggini atau Dewi Kerudung Biru."Ini adalah satu hal yang tak terduga. Anggi...ni…,” desis Wiro.Anggini anggukkan kepala. "Ya, suatu hal yang tak terduga..,” suaranya yangrawanditindihnya dengan tenaga dalam sehingga getaran hatinya tiada kentara olehsi pemuda."Tapi ini adalah juga merupakan hal yang menggembirakan,” ujar Pendekar 212pula."Ilmumu maju pesat sekali. Siapa yang menduga kalau Dewi Kerudung Biru itunyatanyaadalah engkau sendiri…?!"Karena Anggini diam saja dan masih tundukkan kepala maka bertanyalah Wiro."Akutak mengerti, mengapa tadi kau sengaja mengatakan parasmu buruk…”"Ah..... Anggini tarik nafas dalam.Pendekar 212 merenung sejenak. Terkenang dia pada satu malam beberapa bulanyanglewat ketika dia berada berdua-duaan dengan Anggini yaitu sehabis pertempurandi GuaSanggreng."Selama waktu ini tentu kau telah menuntut ilmu pada seorang guru sakti.Bukankahdemikian…?"Anggini mengangguk."Rupanya kau kurang begitu senang dengan pertemuan ini, Anggini?" tanya WiroSableng."Jangan menduga yang bukan-bukan, Wiro..,” jawab Anggini dan dalam hatinyadiamenambahkan. "Kalau kau tahu perasaanku terhadapmu…"Setelah termanggu sejurus maka berkatalah Wiro. "Malam menjelang pagi tempohariitu menyesal aku terpaksa meninggalkan kau... Apakah kau sudah kembali danbertemu dengangurumu Dewa Tuak...?"Dewi Kerudung Biru menggeleng."Kenapa . . .?""Mana mungkin aku kembali jika tidak memenuhi perintahnya tempo hari...?"Habismengucapkan kata-kata itu memerahlah kedua pipi Anggini karena jengah.Wiro Sableng tertawa. "Ho-oh, jadi rupanya cerita itu masih belum jugaselesai sampaisekarang... Wiro geleng-gelengkan kepala.” (Sebagaimana diketahui-dalam buku"Maut Bernyanyidi Pajajaran,” guru Anggini yaitu Dewa Tuak berniat keras untukmenjodohkan Anggini Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudadengan Pendekar 212. Tentu saja Pendekar 212 tidak mau. Setelah terjadibeberapa juruspertempuran yang sengaja ditimbulkan oleh Dewa Tuak kemudian memerintahkanAngginiuntuk mencari Pendekar 212 dan muridnya itu tidak diperkenankan kembalikepertapaan,kecuali dengan membawa Pendekar 212 sebagai calon suaminya !"Semustinya kau kembali ke tempat gurumu, Anggini. Siapa tahu dia telahmerubahniatnya yang kurang bisa diterima itu...!""Aku tahu sifat guruku, Wiro. Sekali dia kasih perintah tak bakal ditariknyakembali!Dari jika aku tak bisa melaksanakan perintahnya pulang ke pertapaan berartihanya untukterima hukuman."Dan karena itu kau tak kembali-kembali kesana . . . ?" ."Ya,” lalu tanpa diminta gadis itupun memberi penuturan. "Pagi sesudah kaupergi itu,aku terus mencarimu sampai berbulan-bulan hingga pada suatu hari aku bertemudengan duaorang penunggang kuda berkerudung dan berjubah merah. Ternyata dia adalahKetuaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma dan seorang anak buahnya. Kau sudah lihatbagaimana keganasankomplotan mereka. Meskipun tak ada silang sengketa namun merekadengan sengajamencari gara-gara hendak meringkusku. Anak buah Iblis itu berhasil kubunuhtapi untukmenghadapi Ketua Iblis Pencabut Suma aku tiada mampu. Dalam keadaan ditotokkemudiandiriku dilarikan ke sarang mereka di Lembah Batu Pualam, Aku dimasukkan kesebuahkamar…"Sampai di sini Anggini tak meneruskan kalimatnya. Ditelannya nafasnyabeberapa kali.Air mata yang sejak tadi mengambang ke pipinya yang kemerahan. Wiro sendirimerasadadanya dan nafasnya seperti menyesak. Mungkin selama ini baru kali di saatitulah dia beradadalam suatu keadaan yang serius demikian rupa. Sifat dan sikapnya yang selamaini selalu lucujenaka lenyap ditelan gelombang perasaan setelah mendengar penuturan Anggini,penuturanyang masih belum habis.Dengan menguatkan hatinya maka Anggini kemudian meneruskan penuturan. "KetuaIblis Pencabut Sukma laknat itu hendak meperkosaku. Kemudian diriku akanditeruskannyapada bawahan-bawahannya. Tapi Tuhan masih melindungiku. Sebelum KetuaPerkumpulanlaknat itu berhasil melampiaskan maksud terkutuknya, seorang nenek-neneksakti menerobosmasuk ke dalam kamar dan melarikanku…"Anggini menarik nafas dalam seketika lalu meneruskan. "Ternyata nenek-neneksaktiitu adalah Dewi Kencana Wungu. Aku dibawanya kepertapaannya dan diambilnyamenjadimurid. Sekarang beliau sudah tiada. Sudah meninggal…"Lama kesunyian menjelang.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Apakah rencanamu untuk masa mendatang…?" bertanya Pendekar 212."Aku sendiri masih belum tahu. Tapi yang pasti ialah aku harus membuatperhitungandengan Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu…""Agaknya kita mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama menghancurkankomplotan terkutuk itu."Lagi-lagi kesunyian menyeling."Anggini..,” kata Wiro memecah kesunyian itu. "Sekali ini pertemuan kita takbisaberjalan lama...”''Kau memang selatu tidak menginginkan pertemuan lama-lama denganku..,” kataAnggini atau Dewi Kerudung Biru.Pendekar 212 letakkan tangan kirinya di bahu Kanan Anggini. Perawan itumerasakanada hawa aneh yang nikmat dan menenangkan hati mengalir ditubuhnya."Aku sudah bilang tadi bahwa pertemuan ini sangat menggembirakan. Namun kitaharus sama memaklumi bahwa aku harus menyelamatkan Andjarsari dan merebutkembaliKeris Tumbal Wilayuda. Di lain hari kelak aku pasti akan menyambangimu disini…"Anggini terdiam. Dipermainkannya kain biru yang tadi merupakan kerudungwajahnya."Aku pergi sekarang, Anggini…""Wiro…,” suara Anggini tersekat ditenggorokan.Langkah Pendekar 212 tertahan. Dipandanginya paras jelita di hadapannya.Kemudiandilihatnya bagaimana gadis itu menggerakkan tangannya, meremas jari-jaritangannya yangdiletakkan di bahu. Sekelumit getaran menjalari darah muda Pendekar 212. Diamembungkukdan mencium kening Anggini. Ketika kepalanya hendak ditariknya kembali tibatibagadis itumerangkul lehernya erat sekali."Wiro... Wiro... jangan pergi dulu…" bisik Anggini. Nafas mereka salingmenghembusiwajah masing-masing. Wiro membelai pipi yang halus lembut itu. Ketika Angginimemejamkan matanya, Pendekar 212 menempelkan bibirnya ke bibir Anggini.Betapahangatnya pertemuan sepasang bibir itu. Mula-mula bibir itu diam membekuseperti mati.Kemudian rangsangan mulai membuat getaran-getaran pada permukaan kulit bibirmasingmasing.Dan bila sudah demikian, maka sepasang bibir itupun mulai menarinari,saling lumasmelumas. Keduanya berpagutan erat-erat seperti tak hendak dilepaskan untukselama-lamanya."Wiro… aku cinta padamu, Wiro. Aku cinta padamu..,” bisik Anggini berulangkali."Hemm..,” Pendekar 212 menggumam. Digigitnya bibir perawan itu."Kaupun cinta padaku bukan...?"Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Hemmm…,” Wiro menggumam lagi."Jawab Wiro. Katakanlah…,” Dan tanpa disadari saat itu tubuh keduanya sudahterbaring berpagutan di lantai."Wiro . . . .""Tiba-tiba di ruangan itu meledaklah suara tertawa yang dahsyat."Ha... ha... sungguh satu pemandangan yang asyik untuk dilihat! Teruskan…teruskanlah! Pendekar 212, kenapa tidak kau telanjangi saja tubuh gadis itu?!Itu seribu kalilebih nikmat… Ha… ha... ha!"Seorang lain kemudian menyambungi suara yang pertama itu."Pendekar 212 nyatanya hanya seorang Pendekar Cabul. Tapi tak apa! Sebelumdikirimke liangkubur tak apa kalau diberi kesempatan dulu bercumbu rayu! Di liang kubur kauhanyaakan bercumbu dan tidur dengan cacing!"Baik Pendekar 212 Wiro Sableng maupun Anggini sama-sama terkejut. Keduanyamelompat cepat. Anggini merapikan jubah birunya yang terbuka di bagian dada !-- == 0O0 == --EMPAT BELASDI PINTU ruangan berdiri berkacak pinggang dua manusia bermuka buruk angker.Yang berselempang kain putih mukanya hitam macam pantat kuali, rambut awutawutan,tampangnyaseperti singa dan dia bukan lain Resi Singo Ireng! Di keningnyatertera tiga angka 212.Di sampingnya berselempang kain biru berdiri kakaknya yaitu Resi Macan Setayangtampangnya persis seperti macan. Kulit mukanya coreng moreng belang tiga,kuning, merahdan hitam! Kedua pentolan pemberontak kaki tangan Parit Wulung ini telahdiperintahkan olehParit Wulung untuk mencari kembali Keris Tumbal Wilayuda. Dan hari itu merekasampai diGoa Dewi Kerudung Biru di mana mereka telah dapat mencium jejak Pendekar 212.Bukan sajakedua Resi ini berprasangka bahwa Keris Tumbal Wiiayuda sudah berada ditangan Pendekar212, tapi Resi Singo Ireng sendiri memang mempunyai dendam kesumat terhadapPendekar212 yaitu sewaktu dibikin muntah darah dalam pertempuran di perbatasanKerajaan Banten Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudatempo hari. Dan dendam kesumat itu masih dibawanya ke mana-mana sampai saatitu dikulitkeningnya di mana tertera angka pukulan 212!"Siapa mereka, Wiro ?,” tanya Anggini dengan ilmu menyusupkan suara."Dua manusia keparat yang membantu Parit Wulung si pemberontak terhadapBanten!,”menyahuti Pendekar 212.""Eeee… eee... eee. Kenapa acara kalian tidak diteruskan?,” bertanya ResiSingo Irengdengan nada mengejek.Pendekar 212 menyengir. "Bicaramu keren sekali manusia muka pantat Kuali.Tentunya kau andalkan manusia muka harimau yang disampingrnu itu, huh?!"MataResi Macan Seta membeliak garang. "Pentang kau punya mata, bukalah lebarlebaragar tahu dengan siapa berhadapan!" bentaknya."Ah, manusia jelek macammu perlu apa aku kenali. Lagi pula, melihat kepadatampangmu, aku kawatir apa kau betul-betul manusia atau harimau jadijadian!,”Habisberkata begitu maka Pendekar 212 tertawa mengakak."Pemuda besar mulut, aku mau lihat apakah kau sanggup menerima pukulankuini?"bentak Resi Matjan Seta. Kata-kata ini ditutup dengan menghantam tangankanannya kemuka. Maka bertaburlah sinar merah kekuningan ke arah Wiro dan Anggini.Pukulan "siaarsurya tenggelam." .Pendekar 212 dan Anggini melompat ke samping Anggini sementara itu dengancepatmengenakan kembali kerudung birunya.Kejut Resi Macan Seta bukan kepalang ketika melihat Pendekar 212 dan si gadissanggup mengelakkan serangannya yang ampuh tadi. Nyatalah bahwa nama Pendekar212bukan kosong belaka. Tidak disesalkan kalau tempo hari adiknya dapatdipecundangi!Ketika melihat si gadis mengenakan kerudung kejut Resi Matjan.Seta dan Singo Irenglebih-lebih lagi."Kiranya kita berhadapan pula dengan Dewi Kerudung Biru, saudaraku SingoIreng!".kata Matjan Seta."Betul, tapi sang dewi ini biar aku bekuk hidup-hidup. Tampang dan, tubuhnyayangmontok lumayan sekali untuk dikekapi sehari semalam!"Marahlah Wiro mendengar ucapan Singo Ireng itu. "Manusia pantat kuali, angka212di keningmupun belum sanggup kau hapus, sekarang sudah berani-beranian unjukgigi!"Si Singo Ireng tidak ambil peduli ucapan Wiro Sableng tapi segera menyerangDewiKerudung Biru. Sengaja dikeluarkannya jurus "memetik bunga memotestangkainya". Jurus Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaini ialah satu jurus meringkus lawan yang didahului oleh satu totokan jarakjauh yangdahsyat!Namun dugaan Singo Ireng bahwa dia akan sanggup membekuk hidup-hidup, DewiKerudung Biru dalam satu jurus hebat itu meleset besar! Dewi Kerudung Birusambutiserangannya dengan jurus "naga kepala seribu mengamuk!"Kaget sekali jadinya Resi Singo Ireng ketika menyaksikan bagaimana keduatanganlawan berkelebat sangat cepat naik turun membabat ke samping dan berputarbergelung,menyerang ke arahnya.Selama malang melintang membuat kejahatan di dunia persilatan baru kali inidiamenghadapi jurus aneh ini! Sebaliknya Resi Matjan Seta yang punya lebihbanyakpengalaman segera berseru. "Singo lreng, awas itu pukulan naga kepala seribumengamuk!"Mendengar ini tersurutlah Resi Singo Ireng. Cepat-cepat dia kemudian melompatke udaraketika menukik ke bawah dia lancarkan empat tendangan empat pukulan. Dalamsekejapansaja kedua orang itu sudah terlibat dalam jurus-jurus yang dahsyat."Manusia muka coreng moreng! Apa hanya kalian berdua saja yang datangantarkannyawa ke mari…?" tanya Pendekar 212 pada Matjan Seta."Bocah gila!" bentak Matjan Seta marah sekali sehingga mukanya yang corengmoreng itu semakin menyeramkan.“Jika kau tidak kepingin mampus, sebaiknya lekas serahkan Keris TumbalWilayudadan beri tahu di mana Sultan berada. Niscaya kau punya nyawa akan akuampunkan!"Pendekar 212 bersiul keras."Kau bukan Tuhan yang bisa mengampunkan manusia! Sebaiknya kupertemukan sajakau lekas-lekas dengan malaekat maut!"Resi Macam Seta mengaum macam harimau terluka. Tubuhnya berkelebatan danlenyap. Angin dahsyat laksana angin prahara menderu ke arah Pendekar 212.Secepat kilatPendekar 212 jatuhkan diri dari berguling di lantai. Tangan kanannya memukulke atas!Pukulan Matjan Seta yang tidak mengenai sasarannya terus melanda dindingbatu. Dinding itupecah! Tetapi sebaliknya Resi ini merasakan bagaimana tubuhnya terasa sepertidiangkat keatas dan satu angin tajam menyakiti kulit kakinya. Ketika dia memandang kemuka Pendekar212 sudah tak ada dihadapannya."Aku di sini, Matjan Seta!"Matjan Seta putar tubuh ke belakang. Begitu tubuhnya berputar begitu danmelihat satugumpalan angin yang kerasnya laksana baja menderu ke arahnya. Resi ini takayal lagi Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamelompat empat tombak ke udara. Mendadak didengarnya suara siulan dekatsekali ditelinganya. Dia hantamkan tangannya ke samping. Tapi...."Bluk!"Resi Matjan Seta terpelanting ke lantai. Tulang punggungnya serasa remuk. Diakerahkan tenaga dalamnya dengan cepat ke bagian yang kena dipukul lawan laluatur jalannafas. Ketika dia berdiri lurus-lurus kembali, muka macannya kelihatanbertambah angker.Kedua kakinya terpentang lebar. Tubuhnya sedikit membungkuk ke muka. Keduatangannyayang diangkat ke atas kelihatan bergetar. Wiro maklum bahwa lawannyamemusatkan seluruhtenaqa dalamnya pada dua tangan itu, dengan segera pendekar ini bersiap-siappula!Tangan kanan Resi Matjan Seta kelihatan berwarna merah kekuningan. Lebihmerahdan lebih kuning dari yang tadi. Pendekar 212 tahu bahwa lawannya bakallepaskan lagipukulan "sinar surya tenggelam" tapi yang lebih hebat dari yang pertama tadi.Dan ketikamelirik pada tangan kiri sang Resi, tangan itupun kini berwarna sangat merahdan mengepulkanasap merah!Dua pukulan sekaligus tak bisa dianggap enteng! Pendekar 212 tidak mau ambilrisiko.Segera tangan kanannya ditinggikan ke atas. Dan cepat sekali lengan sampai kejari-jari tangankanan itu menjadi sangat putih dan menyilaukan laksana perak ditimpa sinarmatahari !Mata Resi Matjan Seta membeliak melihat hal itu. "Pukulan sinar matahari!,”keluhnyadengan hati tergetar. "Benar-benar pemuda rambut gondrong ini memiliki ilmukesaktian yangtinggi luar biasa! Apakah dia benar-benar telah mewarisi seluruh ilmukepandaian Eyang SintoGendeng…?,” demikian Matjan Seta membathin.Namun percaya, bahwa dua, pukulannya yaitu pukulan "inti api" dan pukulan"sinarsurya tenggelam" akan dapat mengimbangi pukulan lawan maka dengan serta mertadiahantamkan kedua tangannya ke muka. Dua gelombang sinar merah pun menderu kearahPendekar 212.Pendekar 212 tunggu sampai dua gelombang sinar itu berada di pertengahanjarakantara dia dan lawan. Dan sedetik kemudian tangan kanannyapun turunlah kebawah. Selariksinar putih yang sangat panas dan menyilaukan menggebubu melabrak duagelombang sinarmerah,"Bumm !"Ruangan batu itu tergoncang hebat. Dinding batu angsrok, Lantai longsorsedang bagianatas ambruk! Terdengar keluhan maut Resi Matjan Seta. Di saat yang rasanyaseperti maukiamat itu Pendekar 212 berkelebat cepat menyambar tubuh Dewi Kerudung Birudan dilarikan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudake luar goa. Sesaat mereka sampai di luar goa maka runtuhlah Goa DewiKerudung Biru. ResiSingo Ireng yang tak sempat selamatkan diri, mati tertimbun bersamasaudaranya Resi MatjanSeta. Di luar goa Pendekar 212 dan Dewi Keradung Biru saling berangkulan."Anggini… sangat disesalkan tempatmu yang bagus menjadi hancur runtuh. Tapisebagiannya masih bisa kau pergunakan...”Anggini mengangguk. Disembunyikannya wajahnya di dada yang bidang itu."Anggini,” kata Wiro lagi. Dilepaskannya pelukannya. "Waktuku tak banyaklagi. Akuharus segera ke Lembah Batu Pualam tempat bersarangnya Perkumpulan IblisPencabutSukma..... Sampai jumpa lagi, Anggini"."Aku ikut Wiro....!" seru gadis itu, Tapi Pendekar 212 sudah lenyap darihadapannya.Gadis itu termanggu sejurus. Tapi kemudian segera pula dia berkelebatmeninggalkantempat itu.-- == 0O0 == --LIMA BELASLEMBAH Batupualam…..Lembah ini dikelilingi oleh pegunungan batu pualam yang berkilauan ditimpasinarsang surya. Di mana-mana bahkan sampai ke dasar lembah terdapat gundukangundukanbatupualam putih. Di tengah dasar lembah kelihatan sebuah gedung besar bertingkatdua yangkeseluruhannya mulai dari lantai sampai ke atap terbuat dari batu pualam.Gedung ini indahsekali bentuknya. Di beberapa bagian di luar dan di dalam gedung batu pualamini terdapatukiran-ukiran yang bagus sehingga sesungguhnya tak pantaslah bila gedung itumenjadi markasatau sarangnya komplotan terkutuk Iblis Pencabut Sukma!Pendekar 212 berdiri di ujung timur tepi lembah, berlindung di balik sebuahonggokanbatu pualam. Dari tempatnya berada dilihatnya gedung itu sepi-sepi saja. Takada seorangpunanggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma yang kelihatan.Dengan berlindung di balik gugusan-gugusan dan puing-puing batu pualam,Pendekar212 mulai menuruni lembah. Dia sampai di dasar lembah kini. Jarak antaranyadengan gedungbatu pualam kurang lebih tiga puluhan tombak. Wiro melompat ke balik gugusanbatu pualam Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudayang lain, melompat lagi ke kiri, lalu ke kiri lagi sehingga jaraknya kinidengan gedung ituhanya sekira sepuluh tombak.Pintu depan gedung terbuka lebar-lebar, demikian juga jendela-jendela ditingkat bawahserta atas. Anehnya sampai saat itu suasana masih sunyi senyap seperti tadi."Mungkin adaperundingan di dalam sana…,” pikir Pendekar 212. Dia memutuskan untukmenunggu sampaikira-kira sepeminum teh. Sementara itu di tingkat kedua gedung batupualam.....Di sebuah ruangan rahasia kelihatan empat manusia berjubah dan berkerudungmerah.Salah satu di antaranya jubah dan kerudungnya lebih merah dari yang lainlain.Dialah KetuaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma. Dia duduk di sebuah kursi, membelakangisebuah mimbar.Dihadapannya duduk tiga orang, satu di antaranya ialah Wakil KetuaPerkumpulan. Yang duaanggota anggota Perkumpulan yang berilmu tinggi. Di pangkuan Wakil KetuaPerkumpulansaat itu terbaring tubuh Anjarsari.Ketua Iblis Pencabut Sukma manggutkan kepala dan Wakilnya segera berdiri.TubuhAndjarsari diletakkannya di kursi lalu dia melangkah kehadapan Ketua danmenjura."Ketua, harap dimaafkan bila aku menjalankan tugas dan kembali ke sini agakterlambat. Ada beberapa rintangan di tengah jalan…”"Kau berhasil mendapatkan Keris Tumbal Wilajuda?!" bertanya sang Ketua.Suaranyaberat serak laksana palu godam.Wakil Ketua angguKkan kepala lalu keluarkan sebilah keris yang keseluruhannyamulaidari sarung sampai ke kerisnya terbuat dari emas. Karena senjata ini senjatamustika makadengan sendirinya memancarkan sinar kuning yang terang! Mata Ketua IblisPencabut Sukmaberkilat-kilat melihat senjata itu. Begitu diterumanya diperhatiKannyasejurus lalu dimasukkannyake batik pinggang."Apalagi yang kau bawa?!" tanya sang Ketua. Wakilnya putar tubuh sedikit danmenuding pada tubuh Andjarsari yang didudukkan di kursi. "Gadis itu adalahcalon isteri SultanHasanuddin. Aku berhasil menculiknya.......”"Sultan sendiri bagaimana . . . . . . , ?".“Aku juga sebenarnya hampir berhasil menculik dia waktu berada disarangPerkumpulan Pengemis Darah Hitam tapi tahu-tahu sesosok bayangan birumelarikannya.Ketika kuikuti jejaknya ternyata bayangan biru itu adalah Dewi Kerudung Biru.Perempuandajal itu hampir berhasil kutamatkan riwayatnya bersama beberapa oranganggota jika seorangpemuda gila bergelar Pendekar 212 tidak muncul di situ!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Hem... memang akhir-akhir ini kudengar kabar selentingan tentang munculnyaseorangpendatang baru yang aneh dalam dunia persilatan...."Ketua Iblis Pencabut-Sukma usap-usap dagunya yang tersembunyi di batikkerudungitu. Lalu tanyanya. "Jadi kau dan anak-anak buah tak sanggup membereskanpendekar itu?"."Manusia itu sakti sekali. Dia memiliki sebuah kapak bermata dua..... KapakMaut NagaGeni 212!""Hanya sebuah kapak buat penebang pohon saja kau takuti.... Bagaimana denganPerkumpulanPengemis Darah Hitam....?""Mulanya, karena merasa bahwa kita masih satu golongan dan aliran denganmereka,aku minta agar keris, Andjarsari dan Sultan diserahkan secara baik-baik. Tapimerekamembangkang. Terpaksa tak satupun yang aku kasih hidup....""Itu bagus!," kata Ketua Iblis Pencabut Sukma "Dalam waktu dua atau tiga haridimuka,kita akan segera berangkat ke Banten! Sampai saat ini secara tidak langsung,dengan adanyaKeris Tumbal Wilajuda di tangan kita maka Banten sudah milik kita. Dansebagai balas jasamu,kau boleh ambil itu gadis!".Gembiralah hati sang Wakil mendengar itu. Sesaat sesudah sang Ketuameninggalkanruangan disusul oleh dua orang anggota kelas satu tadi maka Wakil iblisPencabut Sukma segeramemboyong tubuh Andjarsari ke dalam kamarnya yang terletak dipaling ujunggedung tingkatkedua.Sepeminum teh telah lewat.Wiro mengintai lagi dari balik gugusan batu pualam. Gedung masih tetap sunyisenyap.Dengan rasa tak sabar segera pemuda ini kerahkan ilmu mengentengi tubuh danlaksana seekoralap-alap melesat ke atas atap gedung batu pualam tingkat kedua. Bagian atasgedung ini ratalicin. Dan di sebelah sana beberapa tombak jauhnya, dua orang berjubah danberkerudung merahtengah asyik bermain dam. Begitu sudut mata mereka melihat adanya bayangansesosok tubuh diatas atap itu segera keduanya putar kepala."Hai!" seru salah seorang dari mereka. "Siapa kau ?!,” membentak yang kedua.Pendekar212 melintangkan jari tetunjuk tangankirinya di atas bibir. "Sssst............. desisnya. Kemudian dengan tibatibatangan kanannyadihantamkan ke muka. Tak ampun lagi kedua manusia berjubah merah itu rebah diatas atapdengan menyembur darah sedang papan serta buah dam mental di udara jauhsekali.Pendekar 212 geli sendiri. Dia memandang berkeliling. Kemudian lapat-lapatdari ujungatas sebelah sana didengarnya suara jeritan perempuan. Dengan cepat pemudaini lari ke ujung Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaatap. Di bawah atap, persis di atas sebuah jendela terdapat beberapa buahlobang angin. Darisalah satu lobang angin ini Wiro mengintai ke dalam gedung! Dan mendidihlahdarah Pendekar212 sewaktu menyaksikan apa yang terpampang di dalam kamar di bawah atap itu.Andjarsari berada dalam keadaan hampir tak berpakaian. Rambutnya yang panjangkusutmasai menjela-jela. Gadis ini megap-megap dan menjerit-jerit serta meronta.Tapi tak kuasa samasekali untuk menyingkirkan tubuh Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukmayangmenghimpitnya dari atas!Tidak membuang waktu lagi Pendekar 212 melompat turun dan melabrak jendelakamardengah satu tendangan kaki kiri.Kejut Wakil Ketua Perkumpulan Iblis itu bukan alang kepalang! Jendela kamardilihatnyahancur berantakan dan sedetik kemudian sesosok tubuh melayang memasuki kamar!"Bangsat rendah!" memaki manusia bermuka angker itu. Secepat kilat diamelompat daritempat tidur dan menyambar jubah merahnya. Dia tak sempat mengenakankerudungnya karenapada saat itu Pendekar 212 sudah menyerang dengan ganas!Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma sambuti serangan lawan dengan jurus"menendanglangit menjungkir awan". Begitu hebatnya jurus ini sehingga Pendekar 212terpaksa tahankegeramannya untuk melanjutkan serangan. Dan kesempatan ini dipergunakan olehWakil KetuaIblis Pencabut Sukma untuk lari ke luar kamar!"Jalan lari satu-satunya bagimu hanyalah ke neraka manusia durjana!,” bentakPendekar212 lalu memburu dengan sebat.Wakil Ketua itu melarikan diri ke sebuah ruangan besar yang di setiapdindingnyaterdapat lima buah pintu. Begitu injakkan kaki di ruangan ini dia segeraberteriak. "AnggotaanggotaPerkumpulan! Gedung ini kebobolan bahaya! Lekas ke luar!"Serentak dengan itu maka dua puluh pintu di empat dinding ruangan terbukalebar danmelompatlah dua puluh anggota Perkumpulan. Kesemuanya berjubah danberkerudung merahdan mencekal sebilah pedang merah! Wakil Ketua Perkumpulan sendiri cabutsebuah rujungemas dari balik jubahnya. ."Cincang pemuda sedeng ini!,” Wakil Ketua beri komando. Kata-katanya iniditutupdengan sambarkan rujung emasnya ke arah Pendekar 212! Masih dalam jarakbeberapa tombakmaka angin pukulan rujung telah menyambar dengan dahsyat ke arah Pendekar212. Hampirbersamaan pula dengan itu maka dua puluh anggota Perkumpulan Iblis PencabutSukmamenyerbu pula! Duapuluh batang pedang merah berkiblat! Hanya sekejapan matasaja makaterbungkuslah Pendekar 212 dalam hujan pedang dan sambaran rujung! WiroSablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMurid Eyang Sinto Gendeng ini menggerung dahsyat. Dengan cepat dia jatuhkandiri kelantai. Begitu jatuh di lantai dua tangannya dihantamkan nembentuk dualingkaran. Dualingkaran sinar putih panas yang menyilaukan mata menggelombang. Dimana-manaterdengarpekikan kematian. Lebih dari separoh anak buah komplotan Iblis Pencabut Sukmaterkapar dilantai ruangan dengan tubuh hangus tersambar ilmu pukulan "sinar matahari"Pendekar 212!Melihat ini mereka yang masih hidup menjadi lumer nyalinya dan mulai pikirpikiruntuk undurkan diri. Namun tentu saja mereka juga takut pada pimpinan,terlebih lagi ketika.Wakil Ketua mereka membentak. "Ayo! Kalian tak perlu takut! Mari gempur lagidengan jurusmenabas gunung menusuk bukit mendobrak bendungan!Selama beberapa tahun belakangan ini boleh dikatakan jarang sekaliPerkumpulan IblisPencabut Sukma mengeluarkan jurus "menabas gunung menusuk bukit mendobrakbendungan"itu. Kecuali dalam menghadapi lawan yang benar-benar luar biasa tinggi ilmusilat dankesaktiannya. Dan hari itu bila mereka mengeluarkan jurus yang dahsyat itunyatalah bahwalawan yang mereka hadapi benar-benar hebat! Dan memang begitu kenyataannya!Pendekar 212 sendiri begitu dengar nama jurus ini tak ayal lagi segera cabutKapakMaut Naga Geni 212. Selama ini dia cuma pernah dengar dan mengetahui namajurus yangterdiri dari empat untaian kata-kata. Kini lawan menyerangnya dengan jurusenam untaian katakata.Pastilah ini suatu jurus yang luar biasa!Maka begitu lawan menyerbu, Pendekar 212 sudah putar Kapak Maut Naga Geni212-nya. Lolong kematianpun bergemalah untuk kedua kalinya di ruangan itu! EnamanggotaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma menggeletak mandi darah. Dua orang yangmasih hidup,ditambah dengan Wakil Ketua Perkumpulan yang saat itu masih memegangi rujungemasnyatapi yang sudah kuntung karena diterabas Kapak Pendekar 212, saling berikanisyarat. Duaanggota yang masih hidup ini melompati Wiro dan kirimkan empat seranganberantai sekaligus.Wakil Ketua mereka sendiri melompat kesebuah pintu dan menekan satu tombolrahasia!Pada detik Pendekar 212 menerabas tubuh kedua lawannya dengan Kapak Maut,makapada detik itu pula tiba-tiba lantai yang dipijaknya terbuka ke samping. Takampun lagitubuhnyapun melayang jatuh ke dalam sebuah ruangan sedalam dua puluh tombaksedanglantai ruangan yang tadi membuka kini secara aneh tertutup oleh jalur-jalurbesi sebesar lengan!"Ha... ha... ha...!" Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma tertawabekakakan."Sekalipun kau punya sepuluh kepala dua puluh tangan dan kaki jangan harapkau bisa ke luardari perangkap ini Pendekar 212!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Manusia sialan!" maka Pendekar 212 sangat geram dan penasaran.Dihantamkannyatangan kanannya ke atas. Sinar putih berkiblat. Lantai ruangan di atasnyahancur runtuh tapijalur-jalur besi yang menutup lobang perangkap sedikitpun tidak berobah.Wakil KetuaPerkumpulan sendiri saat itu dengan cepat sudah menghindar ke sampingkemudian dari balikjubahnya dia keluarkan sebuah lonceng kecil. Begitu lonceng dibunyikan makamuncullahKetua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma diiringi oleh dua orang anggota klassatu yangberkepandaian sangat tinggi.Menyaksikan kematian banyak sekali anak buahnva maka menggerenglah KetuaPerkumpulan ini. Mukanya yang tersembunyi dibalik kerudung mengkerut tegang,matanyaberkilat-kilat. Dia melangkah kehadapan sang Wakil."Sesudah seluruh anggota mampus begini rupa baru kau bunyikan loncengmemanggilaku? Bagus betul perbuatanmu!"Gemetarlah lutut Wakil Ketua mendengar bentakan atasannya itu. "Tapi Ketua,manusiaitu sakti luar biasa. Namun demikian aku telah berhasil meringkusnya!Lihatlah ke bawahsana!""Keberhasilanmu tetap tidak dapat menghindari hukuman yang bakal kau terimakelak!"desis Ketua Perkumpulan. Dia melangkah ke tepi perangkap. Namun secepat kilatbersurutmundur karena dari dasar perangkap menggebu segumpal angin dahsyat. Atapgedung batupualam yang tadi telah hancur dilanda pukulan sinar matahari kini kembaliberpelantingan!"Kurang ajar!,” bentak Ketua Perkumpulan. Tangan kanannya dipukulkan ke dasarperangkap. Dan menderulati lima lusin jarum merah! Tapi lagi-lagi KetuaPerkumpulan inidikejutkan ketika angin sedahsyat badai membuat jarum-jarum beracunnya itumenderukembali ke atas! Jika tidak lekas pula dia menghindar dari tepi perangkappastilah senjatamakan tuan!"Budak hina dina! Kau boleh keluarkan seribu ilmu tapi jangan harap kau bakalke luarhidup-hidup dari dalam perangkap ini!"Habis berkata begitu dengan ibu jari kaki kanannya Ketua Perkumpulan IbIisPencabutSukma menginjak sebuah tombol di salah satu sudut perangkap sebelah atas! Didasarperangkap, secara aneh dinding terangkat kira-kira sejengkal dan laksana airbah dari keempatcelah dinding itu berserabutanlah ratusan binatang berbisa seperti ular,kelabang, lipan dankalajengking! Semuanya menyerbu menyerang Pendekar 212!Murid Eyang Sinto Gendeng melompat dua tombak. Begitu tubuhnya mengapung diudara tangan kirinya segera mengambil batu api 212 dari balik pinggang.Sekali batu api dan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaKapak Naga Geni 212 diadu maka lidah apipun menderulah ke lantai perangkap.Seluruhbinatang berbisa itu tak satupun yang hidup. Semuanya terbakar musnah denganmengeluarkanbau yang tak nyaman dan memegapkan jalan nafas.Pendekar 212 tidak menunggu lebih lama. Jika di luar dengan ilmu mengentengitubuhdia bisa melompat sampai tiga puluhan tombak lebih, mengapa di dalamperangkap yang cumasedalam dua puluh tombak itu dia tak bisa? Cuma yang dikhawatirkannya ialahjika dia tak dapatmenerobos atau menghancurkan jalur-jalur besi di atas perangkap itu denganKapak Maut NagaGeni 212-nya !Di atas sana tiba-tiba dilihatnya Ketua dan Wakil Ketua Perkumpulan IblisPencabutSukma kembali mendekati tepi perangkap. Pendekar 212 segera hantamkan tanganke atasmengirim pukulan matahari dan serentak dengan itu dia melompat ke udara.Kapak Naga Geni212 diputar dengan sebat!"Trang... trang... trang...!"Ternyata Kapak Naga Geni 212 mampu menghancurkan jalur-jalur besi penutupperangkap. Pendekar 212 tertawa gembira dan berdiri dengan berkacak tangankiri dipinggangsementara empat lawannya di ruangan itu diam-diam menjadi ngeri melihatkehebatan pemudaini!Dari kerudung dan jubahnya yang lebih merah laksana darah. Pendekar 212segeramengenali yang mana adanya Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma. Makaberkatalahpemuda ini dengan membentak. "Lekas serahkan Keris Tumbal Wilajuda. Dan jikakalianberjanji untuk kembali ke jalan yang benar niscaya aku masih mau memberiampun!"Ketua Perkumpulan tertawa mendengus. "Usia masih seumur jagung, tubuh masihbauamisnya orok, mungkin tidurpun masih ngompol tapi sudah berani bicaramembentak danmemerintah dihadapanku!""Ucapanmu tidak lucu Ketua Perkumpulan Iblis! Ringkas kata kau mau serahkanKerisTumbal Wilajuda atau tidak?!"Perlahan-lahan Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma angkat tangannya keudara.Gerakannya ini diikuti oleh Wakil dan dua anggotanya."Baik!,” katanya, "aku akan serahkan Keris Tumbal Wilajuda padamu, tapiserahkan dulukau punya jiwa!"Habis berkata demikian maka empat tanganpun sama-sama ditarik melancarkanpukulanyang sangat diandalkan oleh Perkumpulan mereka yaitu pukulan pencabut sukma!Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDalam keadaan lengah seperti di Goa Dewi Kerudung Biru tempo hari mungkinempatpukulan sakti itu akan menamatkan riwayat Pendekar 212. Tapi kali ini keadaanberlainan,apalagi saat itu Wiro memegang pula Kapak Maut Naga Geni 212 ditangan!Begitu empat angin maut membetot ke arah badannya maka Pendekar 212 berserunyaring! Tubuhnya lenyap! Menyusul suara siulan melengking dan Kapak MautNaga Geni 212membuat putaran putih yang sebat sekali, angin yang ke luar dari Kapak saktiitu melanda hebattarikan angin maut keempat musuh. Dan setengah jurus kemudian dua anggotaklas satuPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma sama menjerit keras! Tubuh mereka rebah kelantai. Yangsatu berbusaian isi perutnya, yang satu lagi hampir putus batang lehernya !Ketua dan Wakil Perkumpulan terkutuk sama-sama tersurut! "Apa kau masih belummauserahkan apa yang kuminta?!" bentak Pendekar 212."Aku bilang serahkan nyawamu lebih dulu, budak hina!" balas membentak KetuaIblis."Manusia tolol, dikasih ampun malah minta mampus!" Gusar sekali Pendekar 212jadinya. Tubuhnya berkelebat untuk kesekian kalinya. Kali ini dalam jurus"membuka jendelamemanah rembulan". Kapak Naga Geni mula-mula menderu sebat ke samping. Danterdengarlah jerit kematian Wakit Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma.KetuaPerkumpulan tersirap dan melompat mundur ketika melihat Wakilnya terhuyunghuyungdengan dada mandi darah lalu jatuh duduk di lantai! Namun Pendekar 212 betulbetultidakmau memberikan kesempatan lagi. Kapaknya terus menyelesaikan jurus yangdibuat dan kinimembabat deras ke udara!Ketua Perkumpulan terkutuk itu melolong setinggi langit! Dagunya terbabatputusberikut sebagian kerudungnya sekaligus! Tubuhnya terbanting ke dinding!Ketika Kapak MautNaga Geni hendak membalik lagi guna menamatkan riwayat Ketua Perkumpulandurjana itumaka tahu-tahu melesatlah sesosok tubuh manusia dan terdengar satu seruan."Bangsat yang satu ini adalah bagianku, Wiro!".-- == 0O0 == --ENAM BELASPENDEKAR 212 berpaling yang datang ternyata Dewi Kerudung Biru alias Anggini!"Ah, kau rupanya Anggini. Betul, memang tepat sekali kalau kau yang cabutnyawaanjing manusia terkutuk ini! Kau selesaikanlah perhitungan lamamu!” WiroSablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaKetika Pendekar 212 bicara ini, Ketua Perkumpulan Iblis pergunakan kesempatanuntukmenghambur ke pintu. Tapi secepat kilat Wiro angsurkan kaki kirinyamenyerimpungpergelangan salah satu kaki Ketua Perkumpulan Iblis itu. Tak ampun lagitubuhnya tersungkurke lantai!"Cepat bangun, manusia iblis agar cepat pula kuantarkan kau punya nyawamenghadappenjaga neraka!,” bentak Dewi Kerudung Biru!Perlahan-lahan Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma berdiri. Tiba-tiba diahantamkan satu pukulan ke arah Dewi Kerudung Biru. Tapi tenaga pukulannya inisudahbanyak berkurang akibat luka didagunya yang mengandung bisa dan bisa manamulai menjalarkesegenap pembuluh darahnya!Melihat lawan memukul, Dewi Kerudung Biru berkelit cepat dan kirimkanseranganbalasan yaitu jurus naga kepala seribu mengamuk! Terkejutlah KetuaPerkumpulan Iblismelihat jurus yang dahsyat ini. Dia melompat mundur tiga tombak dan berseru."DewiKerudung Biru, antara kau dan aku tiada permusuhan, mengapa kita mustibertempur beginirupa?!"Dewi Kerudung Biru tertawa dingin sedingin salju. "Kau lupa pada seoranggadis yanghendak kau perkosa beberapa bulan yang lalu?!" Dewi Kerudung Biru membukakerudungpenutup wajahnya! "Apa kau masih lupa dan tidak kenali aku?!"Terkejutlah Ketua Iblis Pencabut Sukma melihat paras gadis dihadapannya.Namun rasaterkejutnya ini tiada lama. Anggini kembali menyerbu.Kali ini dalam jurus "cakar garuda emas". Kedua tangannya terpentang."Breet!" Kuku-kuku yang panjang dari gadis itu menyambar dada sang Ketua. Dantidaksampai di sana saja, Anggini buka mulutnya lebar-lebar."Huaah!"Menyemburlah asap kencana biru ke arah Ketua Perkumpulan Iblis PencabutSukma.Manusia ini menjerit. Tubuhnya terhuyung-huyung. Ketika dia rebah ke lantaimaka sekujurbadannya menjadi sangat biru! Tamatlah riwayat manusia yang paling terkutukdan ganas itu.Belum puas sampai di situ, Anggini maju mendekati mayat laki-laki itu lantasmenendangkepalanya. Tubuh Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma mencelat enam tombakkepalanyahancur!"Kau hebat sekali, Anggini,” memuji Pendekar 212 seraya melangkah mendekatimayatKetua Iblis Pencabut Sukma. Ketika digeledah di balik pinggangnya diketemukanKeris TumbalWilajuda! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya Wiro?,” bertanya Dewi Kerudung BiruatauAnggini.Pendekar 212 merenung beberapa lamanya lalu menjawab. "Setelah Keris Tumbalkerajaan ini berhasil diketemukan, kurasa ada baiknya aku segera menemuiSultan Banten"."Mengapa begitu?,” tanya Anggini. "Bukankahkau sendiri sudah tahu bahwaSultanHasanuddin pergi ke Demak untuk meminta bantuan balatentara dari SultanTrenggono gunamengusir kaum pemberontak yang kini bercokol di Banten?""Betul, namun saat ini aku ada rencana baru. Rencanaku ini akan sangat banyakmengurangi korban-korban yang tiada berdosa.....”"Aku tak mengerti maksudmu,” kata Anggini pula. IPendekar 212 tersenyum. "Kau akan mengerti setelah menyaksikannya sendirinanti.Sementara aku menyusul Sultan ke Demak, kuharap kau sudi pergi keperbatasandan menunggukedatangan kami di sana…”Bagi Anggini adalah lebih disukainya bila dia bisa ikut bersama-sama denganpemuda itu.Namun setelah berpikir sejurus akhirnya dia menganggukkan kepala."Sampai jumpa Anggini,” kata Pendekar 212 seraya memegang bahu gadis itu.Anggini meremas seketika jari-jari si pemuda dan sebelum tubuhnya lebihdijalari geloradarah muda maka Pendekar 212 segera meninggalkan tempat itu.Meskipun satu hari terlambat namun dengan ilmu larinya yang sangat lihai,Wiro berhasilmendahului SultanHasanuddin yang berangkat ke Demak dengan menunggangi seekor kuda.Wiro menunggu kedatangan Sultan di jalan luar kota sebelah timur. Tentu sajaSultanHasanuddin sangat terkejut dan heran bertemu dengan pemuda sahabatnya itu."Sahabat, bagaimana kau tahu-tahu sudah muncul di sini?" tanya Sultan serayaturun darikuda. Dengan ringkas Wiro Sableng segera berikan keterangan. Selesaimemberikanketerangan maka dikeluarkannyalah Keris Tumbal Wilayuda dan diserahkannyapadaSultan.Berseri-serilah paras Sultan Hasanuddin. "Sahabat jasamu sungguh tak dapatdiukur dengan luasnya laut, dengan tingginya gunung. Aku berterima kasihbetulkepadamu…”Wiro memotong ucapan Sultan dengan berkata. "Sultan sebelum memasuki kotadan menemui Sultan Trenggono perkenankanlah aku memberikan sedikitrencana....”"Boleh saja. Silahkan" kata Sultan seraya sisipkan Keris Tumbal Wilajudadibalik pinggang pakaian. "Dengan membawa balatentra Demak ke Banten berartiakan.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapecah lagi peperangan dan pertumpahan darah di Banten. Sultan tentu lebihtahu darikubahwa akibat peperangan yang paling buruk ialah jatuhnya beban penderitaan,sertakesengsaraan dipundaknya rakyat jelata....”"Betul, dalam hal ini aku memang sedapat-dapatnya berusaha agar pendudukjangan sampai banyak yang jatuh korban,” kata Sultan pula.Wiro mengangguk. "Di samping itu, sebagian besar dari prajurit-prajuritpemberontak tiada lain hanya merupakan alat mati yang bisa dikutak kutik olehatasan!Di hati kecil mereka sendiri mungkin tak ingin melakukan pertumpahan darahitu. Tapidemi tugas dari atasan, mereka terpaksa melakukan peperangan yang kejam itu.Jadiletak tanggung jawab, atau biang racun dari segala kemusnihan dan penderitaanitu tiadalain terletak di tangan pentolan-pentolan tinggi pemberontak! Nah, manusiamanusiainilah yang harus kita lenyapkan lebih dulu…. yang dibawah soalmudah..Apalagi duabergundalnya pembantu Parit Wulung yaitu Resi Singo Ireng serta Macan Setatelahmenemui ajal!""Apa yang kau katakan itu semua adalah benar sobat,” kata Sultan. "Tapi akumasih belum melihat bagaimana caramu yang tepat dan baik dalam merebutkembalitakhta kerajaan dengan menghindarkan pertumpahan darah....""Kalau Sultan bisa memberikan sedikit kepercayaan kepadaku, pastilah aku akanbersedia melaksanakannya... Maka Pendekar 212-pun menuturkan rencananyaselengkapnya.-- == 0O0 == --TUJUH BELASMALAM itu di satu ruangan rahasia Parit Wulung, Karma Dipa, Djuanasuta danseorangtokoh terkemuka dari Partai Api Setan yaitu suatu partai silat yang dipimpinoleh Resi Matjan Sertatengah melakukan perundingan penting. Tokoh silat ini adalah murid terpandaidari Matjan Setayang telah mewarisi seluruh kepandaian Resi itu. Namanya Rana Tikusila. Diadan selusin anggotapartai lainnya sengaja diminta datang ke Banten oleh Parit Wulung untukmemperkuatkedudukannya dan menjaga segala sesuatu yang tak diingini. Seperti MatjanSeta, muka merekapuncoreng moreng. Parit Wulung yang duduk dikepala meja segera buka bicara."Saudara-saudara Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapertemuan ini adalah penting sekali sehubungan dengan Keris Tumbal Wilajuda.Sampai seka[angkita masih belum berhasil menemukannya sedang Sultan sendiri tak diketahuijejaknya. Resi SingoIreng dan Resi Matjan Seta tidak pula kunjung ada kabar beritanya. Akuberharap…”Parit Wulung tiba-tiba hentikan ucapannya. Dia memandang ke sebuah alatrahasia disudutruangan. Alat itu kelihatan bergerak-gerak."Saudara-saudara bersiaplah,” kata Parit Wulung. Ada tamu yang tak diundangrupanyamendengarkan perundingan kita ini di atas loteng!"Dan baru saja Parit Wulung selesai mengucapkan kalimat itu, dua lembar papanlotengterbuka dan sesosok tubuh laksana seekor alap-alap melayang turun. Suarakedua kakinya samasekali tiada terdengar sewaktu menjajaki lantai!Rana Tikusila, Karma Dipa dan Djuanasuta segera cabut senjata. Parit Wulungsendiriberdiri dari kursi dan membentak."Manusia atau setan! Apakah kau punya nyawa rangkap berani datang ke sini?!"Tamu tak diundang itu keluarkan, suara bersiul yang tak asing lagi yangmenandakan bahwadia bukan lain daripada Pendekar 212 adanya."Kau terlalu menghina padaku, Parit Wulung,” menyahuti Pendekar 212. Diamelirik sedikitketika melihat Rana Tikusila melangkah kehadapannya dengan pedang melintang."Lekas katakan apa maksud kedatanganmu ke sini!,” kata Tikusila seraya angkattinggitinggitangan kanannya yang memegang pedang."Aku adalah utusan pribadi Sultan Hasanuddin!".Maka terkejutlah semua yang , hadir di tempat itu. Dari balik pakaiannyaPendekar 212keluarkan segulung kertas dan melemparkan benda itu yang tepat jatuh memalangdi atas gelas tuak,dihadapan Parit Wulung."Silahkan baca,” kata Pendekar 212 pula. Parit Wulung keretakkan rahangmelihat sikapyang merendahkan ini tapi gulungan surat di atas gelas diambil dan dibacanyajuga.Parit Wulung,Aku berikan kesempatan padamu untuk menyerahkan diri bersamabergundal-bergundal pemberontak lainnya malam ini. Maksud busukmuuntuk menduduki takhta kerajaan Banten secara tidak syah di atas lumurandarah sekian banyak rakyat dan prajurit Banten serta sekian banyakpembesar-pembesar istana yang tak berdosa akan sia-sia saja ! ,Keris Tumbal Witajuda walau bagaimanapun tak bakal kau dapat. Duacecunguk pembantumu yaitu Resi Singo Ireng dan Matjan Seta telahmenemui ajalnya.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaJika kalian menyerah, hukuman yang bakal dijatuhkan tidak begitu berat.Tapi bila kalian membangkang, kepala kalian jadi imbalannya karena walaubagaimanapun yang bathil tak akan bisa mengalahkan yang hak, kejahatantak akan bisa mengalahkan, kebenaran !Ingat, waktumu cuma sampai malam ini !TertandaSULTAN HASANUDDINMengelam wajah Parit Wulung membaca surat itu. Namun kemudian keluarlah suaratertawanya bergelak. Diserahkannya surat itu pada Karma Dipa, Karma Dipameneruskan padaDjuanasuta dan Djuanasuta meneruskan lagi pada Rana Tikusila. Dan ruangan itukemudianpecahlah oleh suara tertawa bergelak keempat manusia itu.Wiro sendiri mengerendeng dalam hatinya. "Kau utusan Sultan yang tampangmumacamorang hutan!" kata Rana Tikusila, "aku mau tanya, Sultanmu itu andalkanapakah sampai beranimembuat surat ancaman macam begini rupa ?!"Wiro tertawa gelak-gelak. "Kau keliwat menghina sobat!" katanya. "Coba lihatke kaca besardi dinding sana, tampangmu yang coreng moreng macam orang gila itu jauh lebihburuk daripadaku! Kurasa kalau orang tuamu bukannya macan jadi-jadian pastilah macankesurupan!"Maka marahlah Rana Tikusila rnendengar hinaan ini."Sret,” dicabutnya sebilah pedang lalu dengan, cepat kirimkan satu tusukanmematikan kearah dada Pendekar 212. Tusukan ini adalah sebagian dari jurus paling tangguhdalam ilmu pedangPartai Api Setan dan dinamakan jurus "anak panah menembus rembulan!" Selamamenghadapilawan-lawan tangguh jarang dari mereka yang sanggup mengelakkannya Kalaupunberhasil makabiasanya tak akan mampu untuk mengelakkan jurus susulan yang dinamakan"gendewa menyambarpuncak gunung".Tapi hari itu Rana Tikusila ketemu batunya. Tusukannya tiada tersangka hanyamengenaitempat kosong karena berhasil dikelit oleh Pendekar 212. Dengan penasaran danjuga malu padakolega-koleganya di ruangan itu maka,Tikusila segera susul dengan jurus"gendewa menyambarpuncak gunung". Pedangnya membalik membabat ke arah pinggang lawan!Namun nasib anak buah Partai Api Setan ini lebih buruk lagi. Dengan kecepatanyang sukardilihat mata, Pendekar 212 berhasil memukul sambungan siku Tikusila. Pedangmental ke udara,Tikusila sendiri meraung kesakitan! Dan sesaat kemudian pedangnya sudahberada di tanganPendekar 212!Mata Parit Wulung dan dua orang lainnya membeliak besar. Rana Tikusilasendiri pucat pasiwajahnya, memercik keringat dingin di keningnya! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Aku datang ke sini bukan untuk membuat keributan tapi hanya sekedarmenyampaikansurat Sultan Banten! Aku minta jawaban sekarang juga apakahkalian sudi menyerah atau tidak?!"Parit Wulung merampas surat yang dipegang oleh Rana Tikusila lalu merobekrobeknya."Ini jawaban kami!" kata Parit Wulung pula serta melemparkan robekan surat kemuka WiroSableng. Pendekar muda ini, tiup robekan surat-surat itu hingge bertebaran dilantai."Besok pagi jangan harap kalian masih bercokol di dalam istana ini.....”"Saudara-saudara, sangkap manusia yang satu ini!". Parit Wulung beriperintah.Pendekar 212 tertawa mengekeh. Pedang di tangan kanan dilemparkannya ke lampubesar yang menerangi ruangan itu. Dengan serta merta gelaplah suasana dansecepat kilat Wiromelompat ke atas loteng, lenyap dikegelapan malam.Ketika pagi tiba maka gemparlah seluruh penduduk Kotaraja. Bagaimanakahtidak. Dihalaman depan istana berjejer, bergantungan di tiang langkan muka lima belasmanusia yangsudah menjadi mayat. Mata semuanya mendelik, lidah terjulur dan pada keningmasing-masingtertera tiga angka yang tak asing lagi yaitu angka 212 !Kelima belas manusia yang telah menemui ajal dengan cara yang aneh ini ialahRanaTikusila bersama dua belas anggota Partai Api Setan, Djuanasuta dan KarmaDipa, dua pentolanpemberontak dari Pajajaran!Pada masing-masing leher kelima belas mayat itu tergantung secarik kertasyangbertuliskan:.Kepada kalian telah diberikan syarat keampunan untuk menyerah.Tapi kalian sengaja memilih kematian macam begini. Kalian lupa bahwakebathilan akan selalu hancur oleh yang hak.Kepada para perajurit dan rakyat Banten yang masih setia padaSultan, hari ini adalah hari kebebasan Banten dari cengkeraman kaumpemberontak !TertandaSULTAN HASANUDDINDi balik kegemparan yang menyungkupi setiap diri manusia yang ada di Bantenmakaberbagai pertanyaan timbul pula dikalangan mereka. Siapakah yang telahmembunuh danmenggantung kelima belas manusia itu? Apakah arti angka 212 dikening mayatmayat.Apakahada hubungannya dengan peristiwa terbunuhnya beberapa prajurit pemberontakdiperbatasantempo hari? Apakah Sultan masih hidup dan, surat itu benar-benarditandatangani olehnya?Kalau betul masih hidup di mana dia berada sekarang? Kemudian di mana pulaResi Singo Ireng Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaserta Matjan Seta yang menjadi pentolan pembantu utama Parit Wulung? Kalaubetul Sultansudah muncul kembali dan turun tangan, mengapa Parit Wulung sendiri tidakdigantung?!Di dalam suasana yang serba membingungkan dan penuh tanda tanya tak terjawabitusekelumit harapan timbul di kalangan rakyat bahwa mereka betul-betul akanbebas dari kaumpernberontak. Sekelumit harapan ini ditunjang pula oleh sebagian besarbalatentara Bantenyang sesungguhnya masih setia pada Sultan. Dan dari hanya sekelumit harapanuntuk bebasmaka menjadilah satu tekat bulat untuk angkat senjata menumbangkan kekuasaanyang tidaksyah itu. Lagi pula satu-satunya pentolan pemberontak yang masih bercokol diistana saat itucuma tinggal Parit Wulung seorang. Yang lain-lainnya sudah menemui kematian.Singo Irengdan Matjan Seta sudah sejak seminggu lenyap, mungkin juga kini cuma tinggalnama saja!Sementara itu di dalam istana begitu menyaksikan lima belas mayat yangdigantung itu,sekujur tubuh Parit Wulung laksana diserang demam panas dingin. Mukanyasepucat salju.Tengkuknya sedingin es. Siapakah yang punya kerja menggantungi pembantupembantuutamanya demikian rupa? Dugaannya keras pada pemuda yang datang malam tadi!Dalamkebingungan dan kengeriannya Parit Wulung sampai lupa untuk memerintahkanagar lima belasmayat yang digantung itu diturunkan!Bila dia berhasil menguasai dirinya kembali maka diperintahkannyalah beberapakelompok pasukan untuk melakukan pembersihan di seluruh Kotaraja danmenyelidik keperbatasan. Namun sebelum pasukan-pasukan itu bergerak, maka sebagian daribalatentara yangmasih setia pada Sultan bersama-sama dengan rakyat yang membawa berbagaimacam senjatasudah menyerbu laksana air bah. Harapan untuk bebas dari kaum pemberontak,tekat bulat untukmenegakkan kembali Kerajaan Banten yang syah serta pembalasan dendam kesumatatas sanaksaudara dan karib kerabat yang mati ditumpas kaum pemberontak tempo hari,itulah semua yangmembuat mereka tanpa diberi komando lagi, menyerbu dengan dahsyatnya !Dan pada saat pertempuran berkecamuk hebat maka melesatlah tiga sosok tubuhmanusia dari wuwungan istana. Yang pertama seorang perempuan berkerudungbiru, yangkedua seorang pemuda berambut gondrong bertampang gagah dan yang ketigaadalah Sultansendiri! Maka semangat tempur para penegak keadilan itupun berlipat gandalah!Parit Wulung dan beberapa orang sisa-sisa pembantunya yang berkepandaiantinggibertahan mati-matian di dalam kurungan kira-kira tiga puluh prajurit danempat puluh rakyatjelata. Ketika Sultan, Dewi Kerudung Biru dan Pendekar 212 maju pula ketengah gelanggang,maka hanya beberapa gebrakan saja tewaslah pembantu-pembantu utama ParitWulung!Manusia pengkhianat besar ini dengan putus asa coba bunuh diri denganhantamkan pedang ke Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudakepalanya. Tapi Pendekar 212 lebih cepat merampas senjata itu. Sultan danDewi KerudungBiru kemudian meringkus Parit Wulung! Maka hari itu tamatlah riwayatkekuasaan kaumpemberontak di bawah pimpinan pengkhianat Parit Wulung dan kawan-kawannya!Di mana-mana hanya tebaran mayat yang kelihatan. Di mana-mana hanya suaragegapgempita rakyat dan prajurit-prajurit yang terdengar menyambut kemenangan danmengelukelukanSultan Hasanuddin.Kemudian diantara rakyat dan prajurit-prajurit Banten banyak yang berteriak."GantungParit Wulung!”"Cincang tubuhnya sampai lumat!""Hukum picis pengkhianat itu !""Bakar saja hidup-hidup!" teriak kelompok yang lain!Sementara itu di langkan istana, di bawah lima belas mayat yang masihtergantungberputar-putar di tiup angin pagi, pendekar 212 dan Dewi Kerudung Biruberdiri dihadapanSultan."Sultan kami rasa segala sesuatunya sudah selesai kini. Kami berdua mohondiri....”Sultan terkejut. "Tidak bisa!,” kata Sultan setengah berteriak."Kalian berdua musti tinggal dulu di sini beberapa lamanya. Bahkan aku sudahpunyarencana untuk mengangkat kau sebagai Kepala Balatentara Banten merangkapPengawalPribadiku, Wiro!".Wiro dan Anggini tersenyum. "Hatimu mulia sekali Sultan,” sahut Pendekar 212."Tapikami berdua adalah orang-orarig persilatan yang suka bertualang. Di lain harikita akan berjumpadan berkumpul lagi..."Sultan merasa kecewa.. Hatinya juga sangat terharu. "Kalian berdua telahberjasa besarterhadap Kerajaan dan rakyat Banten. Aku harus umumkan hai ini sekarang jugadihadapanrakyat....”"Ah, jangan.... tak usah Sultan" kata Anggini dan Wiro pula.Sultan mengambil sebuah benda berbentuk bintang bersudut delapan dengansebuahberlian besar di tengahnya. "Anggini,” kata Sultan pada Dewi Kerudung Biru,"benda ini adalahbintang utama Kerajaan Banten yang hanya diserahkan pada siapa saja yangtelah berjasa padaKerajaan dan Raja Banten. Ini juga sebagai tanda bahwa yang memegangnyaadalah sahabat Rajadan rakyat Banten. Terimalah....''"Sultan... mana bisa aku yang rendah dan sama sekali tidak membuat jasa apaapamustimenerima bintang penghargaan begitu rupa....?" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Terimalah Anggini. Pada Wiro juga sebelumnya telah pernah kuberikan...."Dengan malu-malu Anggini kemudian menerima jaga bintang bersudut delapanbermataberlian yang terbuat dari emas itu, Tiba-tiba Sultan ingat sesuatu."Andjarsari, bagaimanaAndjarsari ...... ?""Dirinya tak perlu dikhawatirkan Sultan,” menjawab Dewi Kerudung Biru. "Saatini diamasih berada di Lembah Batu Pualam dalam keadaan tak kurang suatu apa.Seorang pengemudikereta dan dua prajurit utama telah kami suruh ke sana untukmenjemputnya....”"Ah, jasa kalian berdua benar-benar setinggi langit sedalam lautan. Akubetul-betulberterima kasih...”Pendekar 212 tersenyum. "Bukan kepada kami sebenarnya kau harus berterimakasihSultan. Tapi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita manusia hanya hamba-hambaTuhan, hanyaalat Tuhan yang cuma sanggup berusaha sedang ketentuan tetapditanganNya.......”Sultan manggut-manggut. Dari balik pakaiannya dikeluarkannya Keris TumbalWilajuda.Dengan ujung senjata itu digoresnya kedua telapak tangannya sehinggamengeluarkan darah."Kuharap kalian berdua juga suka menggores telapak tangan masing-masing…"Anggini dan Wiro saling pandang. "Untuk apa kah Sultan?" tanya Wiro pula."Gores sajalah,” desak Sultan.Kedua orang itu kemudian sama menggores telapak tangan masing-masing. Wiromenggores telapak tangan kanan sedang Anggini tangan kiri. Sultan kemudianmenempelkan eratrattelapak tangan kanannya ke telapak tangan kanan Wiro sedang telapaktangan kiri ke telapakkiri Anggini. Kemudian kedua tangannya diacungkan tinggi-tinggi ke udara. Dankarena tak dapatmembendung lagi perasaan hatinya maka berserulah Raja Banten ini."Saudara-saudaraku para prajurit dan rakyat Banten! Hari ini di bawahpenyaksian kalian,aku mengangkat saudara terhadap dua orang yang telah berjasa besar terhadapkita sekalian....""Sultan!" seru Pendekar 212. "Kami.ini hanya manusia-manusia rendah jelata, bagaimanakau sudi mengangkat saudara…”Sultan tersenyum. "Darahku dan darah kalian telah bercampur. Tadi kaumenyebutnama Tuhan, apakah ada perbedaan aniara aku dan kalian sebagai manusia dimataTuhan....?!"Dan Sultan berseru lagi. "Yang di sebelah kananku ini adalah Pendekar 212WiroSableng dan yang berkerudung adalah Dewi Kerudung Biru Anggini !'' `Maka untuk kesekian kalinya tardengarlah gegap gempitanya suara orang banyakyangmenyambut ucapan Sultan itu. Dan ketika sekilas Sultan memandang ke arahtimur, maka Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaberserilah parasnya. Nun jauh di sana, di lereng bukit, kelihatan meluncursebuah kereta.Kereta yang membawa Andjarsari, calon permaisurinya.T A M A T

Tidak ada komentar: