Karya: BASTIAN TITO KERIS TUMBAL WILAYUDA
SUARA
beradunya berbagai macam senjata, suara bentakan garang ganas
yangmenggeledek di berbagai penjuru, suara pekik jerit kematiansera
suara merekayang merintihdalam keadaan terluka parah dan menjelang
meregang nyawa, semuanya menjadisatumenimbulkan suasana maut yang
menggidikkan!Di mana-mana darah membanjir! Di mana-mana bertebaran
sosok-sosok tubuh tanpanyawa! Bau anyir darah memegapkan nafas,
menggerindingkan bulu roma!Pertempuran ituberjalan terus, korban semakin
banyak yang bergelimpangan, mati dalam caraberbagai rupa.Ada yang
terbabat putus batang lehernya. Ada yang robek besar perutnya
sampaiususnyamenjela-jela. Kepala yang hampir terbelah, kepala yang
pecah, dada yangtertancap tombak.Kutungan-kutungan tangan serta kaki!Di
dalam istana keadaan lebih mengerikan lagi. Mereka yang masih setia
danberjuangmempertahnkan tahta kerajaan, yang tak mau menyerah kepada
kaum pemberontakmeskijumlah mereka semakin sedikit, terpaksa menemui
kematian, gugur dimakansenjata lawan!Istana yang pagi tadi masih
diliputi suasana ketenangan dan keindahan, kinitak bedaseperti suasana
dalam neraka! Mayat dn darah kelihatan di mana-mana. Pekikjerit
kematiantiada kunung henti. Perabotan istana yang serba mewah porak
poranda. Pihakyang bertahansemakin terdesak. Agaknya dalam waktu
sebentar lagi mereka akan tersapu ratadengan lantaiyang dulu licin
berkilat tapi kini dibanjiri oleh darah!“Wira Sidolepen dan Braja Paksi,
menyerahlah!,” teriak seorang laki-lakiberbadankekar dan berkumis
melintang. Seperti kedua orang yang dibentaknya itu
diapunmengenakanpakaian perwira kerajaan.Bradja Paksi -- kepala
balatentara Banten -- menggerang dan balas membentak."Bangsat
pemberontak! Meski nyawaku lepas dari tubuh, terhadapmu aku tak
akanmenyerah!” Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
WilayudaParit Wulung -- laki-laki yang berkumis melintang itu --
tertawa bergelak.Sebelumnyadia adalah perwira pembantu atau wakil kepala
balatentara Banten tapi yanghari itu telahtersesat dan memberontak
terhadap kerajaan !"Mengingat hubungan kita sebagai ipar, aku masih mau
tawarkan keselamatanbuat rohbusukmu! Tapi jika kau sendiri yang hendaki
kematian, jangan menyesal!”Parit Wulung menerjang ke muka. Pedangnya
menyambar mengirimkan satu seranganyang cepat dan dahsyat. Tapi dengan
sebat Bradja Paksi menangkis denganPedangnya pula.“Trang!”Bunga api
berkilauan.Tangan Parit Wulung tergetar hebat. Dia mundur selangkah
namun lawanmenyusulidengan dua rangkai serangan berantai yang membuat
gembong pemberontak initerdesak ketiang besar di ujung kanan. Sebagai
kepala Balatentara Banten maka ilmu silatdan kesaktianBradja Paksi lebih
tinggi dari wakilnya yang memberontak itu. Bagaimanapuncepat
dansebatnya Parit Wulung putar pedang tetap saja dia tak bisa ke luar
dariserangan-seranganlawan, apalagi ketika dengan kalap Bradja Paksi
sertai serangan-seranganpedangnya denganpukulan-pukulan tangan kosong.
Namun itu tak berjalan lama.Seorang berbadan kate, berselempang kain
putih yang kulit mukanya sangathitam danberkilat serta berambut
awut-awutan berkelebat ke muka. Tampangnya sepertisinga."Parit Wulung!
Biar aku yang bereskan bangsat ini!"Melihat siapa yang berkata itu maka
Parit Wulung dengan tidak menunggu lebihlamasegera ke luar dari kalangan
pertempuran. "Resi Singo Ireng, rnemang diapantas sekali untukjadi
korbanmu! Cepat rampaslah nyawanya!"Manusia muka hitam berbadan kate
yang bernama Resi Singo Ireng tertawa buruk.Tangan kanannya dihantamkan
ke muka. Secarik sinar putih melesat ke arahkepalabalatentara
Banten.Bradja Paksi lompat tiga tombak ke atas. "Bergundal
pemberontak!". makinya."Nyawamu di ujung pedangku!,” Bradja Paksi
menukik ke bawah. Pedangnyaberkelebatcepat sekali."Bret !"Robeklah
pakaian putih Singo Ireng !Maka marahlah Resi ini. "Manusia hina dina!.
Kalau kau punya Tuhanberteriaklahmenyebut nama Tuhanmu! Ajalmu hanya
sampai di sini!".Tangan kiri Singo Ireng terangkat tinggi-tinggi ke atas
dan kini berwarnahitam legam. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayuda"Bradja Paksi awas! Itu pukulan wesi item!,”
terdangar teriakan seseorangyang tengahbertempur dengan segala
kehebatannya dekat pintu besar yang menuju ke ruangtengah istana.Umurnya
sudah agak lanjut namun gerakannya benar-benar tangguh danenteng
gesitmengagumkan! Dia adalah Wira Sidolepen, Patih Kerajaan Banten
!Terkejutlah Bradja Paksi mendangar teriakan peringatan itu. Seluruh
tenagadalamsegera dikerahkan. Pada saat tangan kiri Resi Singo Ireng
turun cepat kebawah maka sinarhitam menyambar ke muka. Dan di saat itu
pula Bradja Paksi melompat kesamping, putarpedang dan hantamkan tangan
kiri ke depan.Namun meskipun berilmu tinggi, untuk saat itu Bradja Paksi
masih belumsanggupmenerima pukulan wesi item lawan. Tubuhnya mencelat
kena disambar sinarhitam, terlemparke dinding istana lalu terhampar di
lantai penuh darah tanpa bisa berkutiklagi. Sekujurpakaian dan tubuhnya
hangus hitam!Resi singo Ireng tertawa senang menjijikkan untuk
dipandang!Melihat kematian Bradja Paksi maka kalaplah patih Wira
Sidolepen. Sekali diamenerjang, tiga prajurit pemberontak yang
menyerangnya berpelantingan dengantubuh patahpatah!Sebagai patih
kerajaan, tingkat kepandaian Wira Sidolepen memang sudahsempurnadan
hampir setingkat dengan Singo Ireng. Gesit sekali maka tubuhnya
sudahberada dihadapan Resi itu."Ha… ha… kau juga mau antarkan nyawa,
Wira Sidolepen…”"Tak perlu banyak mulut. Terima ini…!" hardik sang
patih. Pedangnya bergulungdengan sebat. Putaran pedang mengeluarkan
angin bersiuran yang melanda tubuhResi SingoIreng. Terkejutlah Resi ini.
Cepat-cepat dia gerakkan badan berkelit. Tahubahwa tingkatkepandaian
lawan tidak berada di bawahnya rnaka pagi-pagi Singo Ireng
segerakeluarkanpukulan "wesi ireng"-nya.Melihat lawan keluarkan ilmu
yang ampuh itu, Wira Sidolepen segera pindahkanpedang ke tangan kiri.
Mulutnya komat kamit dan jari tangannya mendadaksontak berubahrnenjadi
putih berkilau. Inilah ilmu pukulan "mutiara penabur nyawa!" ParitWulung
yangtahu kehebatan ilmu pukulan ini segera pergunakan ilmu menyusupkan
suaramemberiperingatan pada Singo Ireng."Awas, itu pukulan mutiara
penabur nyawa, Resi Singo Ireng !"Mendengar ini maka sang Resi lipat
gandakan tenaga dalamnya. Dua bentakannyaringsama-sama terdangar
menggeledek dari mulut Singo Ireng dan Wira Sidolepen.Sinar hitamdan
sinar putih berkiblat saling papas..“Akh....”Wiro SablengPendekar Kapak
Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTubuh patih itu terlempar keras
ke tiang istana. Sampai di lantai tubuhnyaberkelojotanseketika lalu diam
tak bergerak tanda nyawanya sudah lepas meninggalkantubuh.Sambil
gosok-gosok tangan kirinya. Singo Ireng putar kepala ke pintu
disampingnya.Di situ melangkah ke arahnya seorang berselempang kain
biru. Mukanya corengmorengberbelang tiga yaitu hitam, kuning dan merah.
Rambutnya tersisir licin-lincinke belakang.Inilah dia Resi Macan Seta,
kakak kandung Resi Singo Ireng. Kalau Singo Irengmemilikitampang seperti
singa maka kakaknya sesuai dengan namanya, memiliki
tampangpersisseperti macan!"Kau tak bakal kuat menerima pukulan mutiara
penabur nyawa itu Singo Ireng,sekalipun kau pergunakan ilmu wesi item!
Sekurang-kurangnya kau akan terlukadi dalamSingo Ireng tertawa buruk!
Dia tak berkata apaapa karena maklum bahwa ucapankakaknya itu adalah
betul. Dan diam-diam dia bersyukur karena Macan Setatelahmenolongnya
dengan pukulan "sinar surya tenggelam" tadi!-- == 0O0 == --SATUPADA abad
ke 15, Kerajaan Demak diperintah oleh Baginda Trenggono. Di
bawahTrenggono maka Demak mencapai puncak kejayaannya. Di masa itu pula
adikperempuanTrenggono kawin dengan Fatahillah.Untuk meluaskan daerah
perdagangan serta kekuasaan Demak maka Trenggonomerasa perlu untuk
menduduki Banten. Maka pada tahun 1527, di bawah
pimpinanFatahillahmenyerbulah balatentara Demak. Banten jatuh, pelabuhan
Sunda Kelapa didudukidan sebagaiwakil Demak memerintahlah Fatahillah di
Banten. Sebenarnya kurang tepat kalaudikatakanbahwa Fatahillah
bertindak sebagai wakil Trenggono atau wakil kerajaan Demakkarena
luaslingkup kekuasaan serta pengaruh Fatahillah tak ubahnya seperti
Raja.Disamping itu, terlepasdari Demak, Fatahillah membentuk balatentara
tersendiri. Nama Fatahillahmenjadi besar dandihormati. Namun demikian
kesetiaannya terhadap kerajaan induk yaitu Demaktetap sepertisediakala.
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSultan
Hasanuddin dalam menjalankan roda pemerintahan kerajaan Banten
dibantuoleh penasihat utama seorang tua bijaksana bernama Mangkubumi
Mitra sertapatih WiraSidolepen. Disamping itu bantuan kepala balatentara
Banten yang bernamaBradja Paksi patutpula disebutkan karena segala
sesuatu yang bersangkutan dengan keamanan dankeselamatankerajaan
terletak pada tanggung jawabnya sepenuhnya. Apalagi mengingat padamasa
itusering kali terjadi bentrokan-bentrokan dengan pihak Pajajaran.
Bradja Paksitadinya adalahseorang prajurit biasa di kerajaan Demak. Tapi
karena keberanian, kejujurandankepandaiannya maka dia menjadi orang
kesayangan Fatahillah. Ketika Fatahillahpindah keBanten, Bradja Paksi
ikut serta. Kemudian dia diangkat jadi kepalabalatentara Banten.Pangkat
itu terus dijabatnya sampai pada suatu hari di mana dia
terpaksamengorbankanjiwanya sendiri untuk keselamatan kerajaan dan demi
kesetiaan pengabdiannyapada atasan!Saat itu belum lagi satu bulan
Hasanuddin yang muda belia dinobatkan sebagaiSultanatau Raja Banten.
Baik patih Wira Sidolepen, maupun penasihat tua MangkubumiMitra
sertakepala balatentara Bradja Paksi, ataupun Sultan sendiri, mereka tak
satupunyang tahu kalau dibatang tubuh kerajaan saat itu terdapat musuh
dalam selimut yang berbahaya,yang bergeraksecara diam-diam!Dan siapa
yang akan menyangka kalau musuh dalam selimut itu adalah
ParitWulung,perwira yang menjadi wakil langsung dari kepala balatentara
kerajaan!Hubungan ParitWulung dengan Bradja Paksi bukan saja sebagai
bawahan dengan atasan, tetapijuga sebagaiipar karena adik perempuan
Bradja Paksi kawin dengan Parit Wulung.Tapi Parit Wulung telah tersesat.
Lupa dia bahwa jabatan yang dipangkunya ituadalahberkat diangkat atas
kebijaksanaan Bradja Paksi. Lupa dia bahwa kerajaan yangtelah
memberipangkat kedudukan serta kehormatan dan kehidupan mewah. Nafsu
hendak berkuasasendiri,nafsu hendak duduk ditakhta kerajaan sebagai Raja
telah merangsang segenaphati dari jiwaraganya!Dalam mencapai usahanya
merebut takhta Kesultanan Banten itu sudah barangtentudia tak bisa
bergerak sendiri. Disamping itu dia tahu pula bahwa untukmencari
pengikutpengikutdari kalangan pihak dalam yaitu perwira-perwira dan
menteri-menteriistana tidakmungkin karena semua perwira dan menteri,
apalagi patih Wira Sidolepensangatlah setianyakepada Kerajaan dan Sultan
Hasanuddin. Karenanya maka perwira pengkhianatitupunmencari sekutu di
luar Banten. Peluang yang sangat baik dilihatnya datangdari
kerajaantetangga yaitu Pajajaran. Beberapa perwira Pajajaran secara
diam-diamditemuinya dan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayudaperwira-perwira itu sesudah diberikan janji yang
muluk-muluk bersediamengirimkan ratusanprajurit untuk membantu
pemberontakan bila saatnya sudah tiba kelak.Ratusan prajurit masih belum
dirasa mencukupi bagi Parit Wulung. Pengkhianatinikemudian mendatangi
seorang sakti yaitu Resi Singo Ireng yang berdiam dipantai selatan.Resi
ini bukan saja mau membantu maksud busuk Parit Wulung karena
dijanjikanakandilimpahkan harta kekayaan yang tiada terkira banyaknya,
tapi juga mengikutsertakan kakakkandungnya yang juga seorang Resi yaitu
Resi Matjan Seta. Matjan Seta diam diTelukKeletawar. Tokoh silat ini
baru saja membentuk satu partai silat yangdinamainya Partai ApiSelatan.
Meski keduanya adalah Resi namun mereka telah terperangkap
olehkesenanganduniawi sehingga masuk ke datam golongan hitam!Pada hari
yang telah ditentukan maka pecahlah pemberontakan menggulingkankerajaan
itu! Ratusan pasukan dari Pajajaran menyerbu. Pertempuran hebatterjadi
di seanteroKotaraja dan yang paling hebat adalah sekitar halaman
istana.Sebentar saja kaum pemberontak sudah membobolkan pertahanan
Banten. Istanadikepung, prajurit-prajurit pemberontak di bawah pimpinan
Parit Wulung, SingoIreng danMatjan Seta menyerbu ke dalam istana.
Menteri-menteri dan orang-orang cerdikpandai yangterkurung dan tak dapat
diselamatkan semuanya menemui ajal dipancung secarakejam.Kepala
balatentara Banten, patih Wira Sidolepen dan beberapa orang
pentinglainnya turutserta menjadi korban keganasan kaum pemberontak itu
!Banten jatuh sebelum hari rembang petang. Prajurit-prajurit Banten yang
masihhidupdan terpaksa menyerah bersama-sama rakyat disuruh
membersihkan semua mayatmayatyangbergeletakan di setiap pelosok.
Sedangkan di satu ruangan dalam istana Bantenterjadipertemuan panting.
Pertemuan penting ini diketuai oleh Parit Wulung. Yanghadir ialah
ResiSingo Ireng, Resi Matjan Seta, Karma Dipa dan Djuanasuta. Kedua
orangterakhir ini adalahpenrwira-perwira Pajajaran sekutu Parit Wulung
!"Resi Singo Ireng, Resi Matjan Seta dan saudara-saudara Karma
Dipa,Djuapasuta.Kalian lihat sendiri, berkat kerjasama kita maka apa
yang kita rencanakantelah berhasil. KiniBanten adalah milik kita
bersama. Namun ada beberapa hal yang mengecewakandilaporkanoleh seorang
perwira penghubung pihak kita. Sultan Hasanuddin lenyap takdiketahui ke
manaperginya. Kemungkinan besar bersama penasihat tua Mangkubumi Mitra
karenaorang tuainipun tak diketahui di mana dia berada saat ini…".Sampai
di situ maka Karma Dipa buka suara. "Kalau mereka hendak
melarikandiridari Banten adalah mustahil. Seluruh perbatasan dijaga
ketat oleh prajuritprajuritkita!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Itu betul sekali,” jawab Parit Wulung.
"Disamping orang-orang kita terusmelakukanpenyelidikan atas jejak kedua
orang itu maka kita juga telah menangkap tigaorang yangdiduga keras
mengetahui di mana bersembunyinya Sultan!"Parit Wulung bertepuk tiga
kali. Pintu ruangan perundingan terbuka. Seorangpengawal masuk. "Bawa ke
sini Said Ulon !,” kata Parit Wulung pada pengawalitu.Pengawal ke luar
dengan cepat. Sesaat kemudian masuk lagi bersama seorangkawannya membawa
seorang laki-laki tua berambut putih. Dialah Said Ulon,kepala
rumahtangga istana. Kedua pengawal ke luar lagi."Said Ulon, kau tahu
dimana Sultan sembunyi, bukan?!" ujar Parit Wulung.Orang tua itu
memandang ke muka sebentar. Hatinya geram sekali melihattampangParit
Wulung. Dua orang anaknya telah menjadi korban akibat
pemberontakanmanusia itu.Seperti hendak ditelannya bulat-bulat tubuh
Parit Wulung saat ini. Keduatangannya berusahamelepaskan ikatan tali
tapi takberhasil.Melihat ini Parit Wulung segera berkata. "Jangan
khawatir, kau akankulepaskan dankujamin keselamatanmu bila memberi
keterangan di mana Sultan berada...!""Ya… memang aku tahu...” berkata
Said Ulon."Haaaa…” Parit Wulung tertawa lebar. "Di mana?,"
tanyanya.Orang tua itu maju ke hadapan Parit Wulung. "Di sini," katanya.
Dan habismengucapkan perkataan itu maka diludahinya muka Parit
Wulung!"Jahanam hina dina!" suara Parit Wulung menggeledek."Sret!"
Pedangnya dicabut dan "cras!” maka putuslah leher Said
Ulon.Kepalanyamenggelinding di lantai tepat di muka pintu. Darah muncrat
membasahipermadani yangmenutupi sebagian dari lantai ruangan !Resi
Matjan Seta tertawa mengekeh melihat peristiwa itu.Karma Dipa berkata
dengan suara datar. "Seharusnya kita tak perlu membunuhsekaligus manusia
itu, Parit Wulung. Kita bisa siksa dia sampai mengaku dimana
adanyaSultan Hasanuddin!"Parit Wulung tak menjawab. Noda darah
dipedangnya disapukannya kepakaian SaidUlon lalu dimasukkannya ke dalam
sarungnya kembali. Kemudian Parit Wulungbertepuk lagitiga kali.Pintu
terbuka. Pengawal yang masuk tergagau melihat adanya kepala manusia
dimukapintu. "Bawa masuk tukang kuda itu!" kata Parit Wulung.Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTak lama
kemudian pengawal membawa masuk seorang pemuda bermuka pucat pasi.Baik
Parit Wulung maupun pemuda ini sebelumnya sudah saling mengenal."Siman
Tjonet, kau lihat mayat dan kepala di lantai itu?!"Siman Tjonet si
tukang urus kuda-kuda milik istana mengangguk."Tentunya kau tak ingin
bernasib demikian, bukan? Nah coba terangkan di manaSultan
bersembunyi...!”"Aku tak tahu…"."Ah kau musti tahu. Mungkin sekali
Sultan telah melarikan diri bersamabeberapaorang dengan menunggangi
kuda. Betul...""Aku tidak tahu..," jawab Siman Tjonet lagi seperti
tadi.Makamarahlah Parit Wulung. "Dangar Siman…,” desisnya. "Aku tahu
bahwabeberapa bulan di muka kau akan kawin. Kalau kau tetap ingin
merasakankenikmatanperkawinanmu itu, cepat beri tahu di mana Sultan
berada…”"Kalau kau kasih keterangan...," menyambung Djuanasuta, "kami
akan berikanuangserta perhiasan! Kau akan beruntung seumur hidup…""Aku
tidak tahu…""Betul-betul tidak tahu...?!""Kalaupun tahu aku tidak akan
kasih keterangan pada bergundal pemberontak danpengkhianat macam
kau!"Parit Wulung tertawa buruk. Pelipisnya bergerak-gerak. Tangan
kanannyabersitekanpada hulu pedang. "Jangan jadi orang tolol Siman
Tjonet!" berkata Karma DipasementaraResi Matjan Seta dan adiknya
asyik-asyik makan buah anggur yang terhidang diatas meja."Bicaralah, kau
akan selamat dan jadi orang kaya!"Siman Tjonet diam saja."Agaknya kau
lebih suka mati daripada hidup senang. Siman…?" tanya
ParitWulung."Disangkanya kalau dia mati akan masuk surga dan ketemu
bidadari!" berkataResiMatjan Seta sambil tertawa dan mengunyah buah
anggur dalam mulutnya."Aku masuk surga atau tidak itu bukan urusan
kalian! Sebaliknya kalian semuakelakakan menjadi puntung api neraka!"
jawab Siman Tjonet dengan beraninya."Wah… kau benar-benar tidak takut
mati, anak muda. Tapi bagaimana kalausebelummati aku siksa kau lebih
dahulu, heh?!""Kalian boleh siksa aku tapi di mana Sultan berada tetap
kalian tak bisatahu!".Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal Wilayuda"He... he... he..,” Resi Matjan Seta berdiri dari
duduknya. Mulutnya masihmengunyahbuah anggur. Dia melangkah ke hadapan
Siman Tjonet, Tangan kanannyadiletakkannya diatas kepala pemuda
itu."Manusia bermuka setan, pergi!" hardik Siman Tjonet. Pemuda ini
pergunakankakikanannya untuk menendang tulang kering Resi Matjan Seta.
Tapi aneh! Keduakakinya terasasangat berat dan sukar digerakkan.
Sementara itu kepalanya yang dipegangterasa panas bukanmain. Disamping
panas kepalanya juga terasa seperti dicucuki oleh ratusanjarum! Dari
kepalarasa sakit menjalar ke sekujur tubuh si pemuda.Pemuda ini merintih
kesakitan. Bila rasa sakit tak tertahankan lagi makamulailah
diamenjerit-jerit setinggi langit. Betapa mengerikan suara jeritan
ituterdangarnya. Peluh dinginmembasahi seluruh tubuh Siman Tjonet."Masih
belum mau bicara?!" bentak Parit Wulung."Pengkhianat terkutuk!
Pembalasan akan datang untuk kalian semua!"."Bikin mampus dia Resi
Matjan Seta!,” perintah Parit Wulung.Sang Resi mengekeh, telapak
tangannya semakin keras menekan batok kepalapemudatukang kuda. Asap
mengepul dari telapak tangan laki-laki sakti itu.Jeritan Siman Tjonet
terdangar semakin keras dan berubah menjadi suaraerangan.Dari telinga,
dari mata dan dari lubang hidung serta mulutnya mengalir darahkental.
Kedualututnya terlipat dan sesaat kemudian tubuh pemuda itu terhempas ke
lantai,nyawanya lepas!Resi Matjan Seta mengekeh lagi!Dan Parit Wulung
bertepuk lagi. Maka tawanan yang ketigapun dibawa masuklah.Tawanan ini
ternyata seorang perempuan muda berparas rupawan.Begitu dia masuk ke,
ruangan itu maka menjeritlah dia. Kedua tangannya yangtidakterikat
dipakai untuk menutupi muka dan matanya. Kengerian membuat
tubuhnyagemetarketika menyaksikan kepala dan tubuh Said Ulon serta tubuh
pemuda tukang kuda!Resi Singo Ireng menunda anggur yang hendak
disuapkannya ke dalam mulut.Matanya menjalari si perempuan muda mulai
dari ujung rambut sampai ke kaki."Ah... ah... ah…! Yang satu ini tak
boleh dibunuh, Parit Wulung. Dia cukuppantasuntuk jadi peliharaanku!,”
kata Resi bertampang singa itu.Parit Wulung tak ambil perhatian ucapan
itu. Dia berkata pada si perempuanmuda."Suri Intan, kau tak usah
khawatir atau takut. Tidak ada yang akan menyakitikau…”"Aku tak percaya
pada kalian! Keluarkan aku dari sini!,” teriak perempuanitu. SuriIntan
adalah istri Braja Paksi kepala balatentara Banten yarig telah
gugurdalam Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayudamempertahankan kerajaan. Karena adik Bradja Paksi kawin dengan
si pemberontakParit Wulungmaka dengan sendirinya antara Parit Wulung
dengan Suri Intan terdapathubungankeluarga yang dekat.Parit Wulung coba
tersenyum mendangar ucapan perempuan itu. "Suri, apakah kautahu di mana
Sultan Hasanuddin bersembunyi? Juga penasihat tua
MangkubumiMitra...?!"Si perempuan tiada peduli dengan pertanyaan itu.
"Keluarkan aku dari sini!"teriaknya."Dewiku manis...!"kata Singo Ireng
mengetengahi. "Kau akan ke luar dari sini,akuyang akan bawa kau dan kita
berdua akan senang-senang di tempatku di pantaiutara. Tapi apasalahnya
sebelum pergi kau suka kasih penuturan apa yang kau ketahui
mengenaiSultan…""Aku tidak tahu apa-apa mengenai Sultan. Yang aku tahu
ialah bahwa kaliansemuamanusia-manusia pengkhianat terkutuk! Balasan
Tuhan akan datang kelak atasdiri kalian!""Ah... ah... ah! Bicaramu hebat
sekali manisku...!" kata Singo Ireng. Diaberdiri darikursinya. Sambil
melangkah mendekati Suri Intan dia meneruskan. "Aku
sukapadaperemppan-perempuan yang pandai bicara…". Dia berdiri dua
langkah di hadapanSuri Intan.Bola matanya berkilat-kilat memandangi
perempuan berparas rupawan itu laludia berpalingpada Parit Wulung. "Aku
yakin betul," katanya pada Parit Wulung. "perempuanini pasti tidakdusta
dengan keterangannya. Dia tak tahu apa-apa tentang Sultan. ParitWulung,
biar akuminta diri saja siang-siang untuk membawa dia ke kamar
sebelah.... he...he... he…!""Singo Ireng! Jangan ribut soal lampiaskan
nafsu saja. Kita harus cari duluSultanHasanuddin sampai dapat...!" Yang
bicara ini adalah Matjan Seta, kakak SingoIreng."Ladalah..," menyahuti
Singo Ireng. "Itu urusan kalian. Aku sudah letih.Tubuhkupegal-pegal.
Perempuan ini pasti lihay sekali memijit. Bukankah begitudewiku…?"
DanSingo Ireng mencubit dagu Suri Intan."Tua bangka hidung belang!"
memaki Suri Intan. Tangannya bergerak hendakmencakar muka Singo Ireng.
Tapi sekali cekal saja maka perempuan itu sudahtak bisaberdaya
lagi!"Lepaskan aku, lepaskan!,” Suri Intan meronta sekuat tenaga. Entah
cekalanSingoIreng yang kemudian agak kurang ketat, entah karena rontakan
Suri Intan yangmemangsangat keras maka perempuan itu berhasil
melepaskan diri dari cekalan SingoIreng. Kemudiansecepat kilat dia lari
ke pintu. Tapi nyatanya pintu dikunci dari luaroleh pengawal.Dalam
bingung dan ketakutan sementara itu Suri melihat Singo
Irengmendatanginya denganmenyeringai dan bola mata berkilat-kilat sedang
hidung kembang kempis."Singo Ireng! Biarkan dulu perempuan itu!" bentak
Matjan Seta. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Sudah diam sajalah Seta!,” menggerendang Singo Ireng. "Sekarang
kau terlalubanyak ribut, nanti kalau aku lagi asyik kau dobrak pintu
kamar dan mintadiberi bagian!Puh...!"Singo Ireng maju ke muka dan
ulurkan tangan. "Jangah jamah aku!,” teriak SuriIntan.Dia lari seputar
ruangan dan Singo Ireng mengejarnya. Mengejar dengan
tertawaterkekehkekeh."Manisku, kenapa musti main kucing-kucingan?
Tampangku memang buruk.Tapinantilah, kalau kau sudah rasakan bagaimana
pandainya aku di atas tempattidur, kau akanketagihan… ha... ha...
ha...!"Suri Intan semakin kepepet ke sudut ruangan.Tiba-tiba terjadilah
hal yangtidak didugaoleh Singo Ireng dan siapapun yang ada di ruangan
itu.Suri Intan melompat ke samping, membenturkan kepalanya ke dinding
ruangan!Semua orang yang ada di ruangan itu sudah biasa dengan segala
macampemandangan maut,sudah biasa melihat kematian manusia. Tapi
mendangar suara beradunya kepalaperempuanitu dengan dinding yang keras,
menyaksikan bagaimana kemudian Suri lntanterkapar di lantaidengan kepala
rengkah berlumuran darah, semuanya sama menjadi merinding
bulutengkuknya! Suasana di ruangan itu seperti di pekuburan
sunyinya!Kesunyian itu kemudian dipecahkan oleh suara Matjan Seta. "Aku
bilang apa,SingoIreng! Kau lihat sendiri sekarang. Apa kau masih
bernafsu terhadap perempuanitu?!"Singo Ireng tak menjawab. Diputarnya
badannya. Dia duduk kembali ketempatnya.Dan seperti tak ada apa-apa dia
mulai lagi mengunyah buah anggur yangterhidang di atasmeja!Sesudah para
pengawal diperintahkan menyeret ketiga mayat itu maka
ParitWulungmelanjutkan pertemuan dengan membuka pembicaraan."Kurasa
mengenai Sultan tak perlu kita bicarakan panjang lebar. Cepat
ataulambatorang-orang kita akan segera menangkapnya. Tapi apa yang
menjadi pikirankuialahlenyapnya keris pusaka kerajaan Tumbal yang
menjadi syahnya kedudukankusebagai seorangRaja, nanti!""Keris itu pasti
dibawa kabur oleh Sultan Hasanuddin!" kata Resi Matjan
Setapula."Mungkin, tapi mungkin pula dicuri atau dilarikan oleh seorang
lain!"Singo Ireng mengetengahi. "Tanpa keris Tumbal Wilayuda itupun tak
akanseorangyang bisa menolak penobatanmu sebagai Raja Banten, Parit
Wulung! Kecualikalau merekamau terima nasib digerogoti cacing di liang
kubur!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Soal itu aku tak khawatir. Tapi dalam hal ini kita berhadapan
dengan rakyat.Rakyathanya akan mengakui aku sebagai raja, bila keris
Tumbal Wilayuda ada ditanganku!""Kenapa ambil pusing dengan rakyat?,”
tukas Singo Ireng. Mereka mau terimaatautidak, mereka mau mampus
sekalipun, kita tak perlu ambil peduli! Rakyat tidaklebih
daridomba-domba yang bisa kita halau sesuka hati !""Tapi, disamping itu
keris Tumbal Wilayuda adalah satu senjata sakti dankeramat…,”ujar Parit
Wulung."Sakti aku percaya, tapi kalau dikatakan keramat itu adalah
takhyul!,”menyahut SingoIreng. Parit Wulung tak berkata apa-apa namun
dalam hati dia merasa tidaksenang. Makaberkatalah dia. "Aku minta pada
kalian, terutama Resi Matjan Seta dan SingoIreng untukmencari Sultan dan
menemukan keris Tumbal Wilayuda itu sampai dapat!"Singo Ireng mengunyah
anggurnya lambat-lambat lalu berkata. "Ini tak termasukdalam hitungan
kita Parit Wulung. Tempo hari kau hanya minta aku dan
kakakkumembantupemberontakan sampai terlaksana. Kini Banten sudah jatuh
dan berada ditangamu, perjanjiankita beres dan kami sudah saatnya
menerima balas jasa!""Mengenai soal balas jasa Resi berdua tak usah
cemas, kalian berdua bolehmembawasegala harta kekayaan apa saja dari
Banten ini sebanyak yang kalian bisabawa. Tapi bilakalian bersedia pula
membantu mencari dan menangkap Sultan serta menemukankeris pusakaTumbal
kerajaan itu, maka bagian kalian tentu akan lipat ganda !"Singo Ireng
manggut-manggut. "Baiklah,” katanya. "Soal harta aku tidak
begitutemahak. Tapi setiap perempuan cantik di Banten ini adalah
milikku!"-- == 0O0 == --DUAHARI itu adalah hari kedua sesudah jatuhnya
takhta kerajaan Banten ke dalamtangankaum pemberontak pimpinan Parit
Wulung. Suasana di Kotaraja yang seharisebeIumnyasenantiasa diliputi
kepanikan kini mulai mereda. Namun di mana-mana
kelihatanberkeliarantentara-tentara pemberontak sedang di setiap tempat
yang dianggap pentingterutama disepanjang perbatasan senantiasa dijaga
ketat oleh tentara. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal WilayudaPagi itu, pagi ketiga dari berkuasanya kaum pemberontak
kelihatanlah duaorangberjalan kaki. Yang satu sudah tua dan
terbungkuk-bungkuk. Yang satu lagimasih muda.Keduanya mengenakan pakaian
bertambal-tambal serta kotor. Kulit badan danmukamerekapun coreng
moreng dan rambut awut-awutan. Dari keadaan kedua orang ini,sepintaslalu
saja orang segera berkesimpulan bahwa mereka adalah
pengemis-pengemis.Dan setiaporang yang memapasi mereka tentu saja tak
akan mau ambil peduli! Namun siapanyana kalaukedua orang ini adalah dua
orang penting yang tengah dicari oleh Parit Wulungdan
pentolanpentolanpemberontak lainnya!Yang tua adalah penasehat istana
yaitu Mangkubumi Mintra sedang yang masahsangatmuda tiada lain daripada
Sultan Banten sendiri yakni Hasanuddin! Sewaktumaletusnyapemberontakan,
sewaktu istana sudah dikepung, dengan melalui jalan rahasiakedua orang
initelah berhasil menyelamatkan diri. Dan bukan keselamatan mereka saja
yangpenting, tapikeduanya juga berhasil menyelamatkan keris pusaka
tumbal kerajaan yaitu kerisTumbalWilayuda, keris yang menjadi lambang
dan ketentuan bahwa siapa pemiliknyamaka dialahpewaris syah dari takhta
kerajaan Banten. Dan juga keris inilah yang puladicari-cari oleh
ParitWulung bersama pemberontak-pemberontak lainnya! Masing-masing
mereka samamembawabuntalan kecil. Sebenarnya baik Mangkubumi Mintra
maupun Sultan Hasanuddinadalah orangorangyang berkepandaian silat dan
kelas tinggi. Namun menghadapi sekianbanyakpemberontakan dan demi untuk
menyelamatkan keris tumbal kerajaan, keduanyamemutuskandengan terpaksa
dan berat hati untuk mengundurkan diri.Demikianlah, dengan menyamar
kedua orang itu meninggalkan Kotaraja. Mataharipagimasih belum sanggup
memupuskan butiran-butiran embun di daun-daun, namunpanasnyaterasa sudah
memerihkan kulit kedua orang itu. Mereka berhasil melewati
pintugerbangKotaraja tanpa halangan sesuatu apa meski pintu gerbang itu
dijaga ketat olehduapuluh orangprajurit.Si orang tua Mangkubumi Mintra
menarik nafas lega demikian juga Sultan. Namunpenasehat tua ini kemudian
berkata dengan perlahan. "Kita masih jauh dariselamat, Sultan.Cuma satu
pesanku, bila terjadi apa-apa yang tak diingini kau lekaslahmenghindar
dan lari ketempat keluarganya Wirya Pranata di Ujung Kulon....”Si pemuda
anggukkan kepala. Namun pada parasnya kelihatan sekelumit
rasajengahyang memerahkan kedua pipinya yang kotor itu. lni suatu
pertanda bahwa adasesuatu hubunganantara dia dengan keluarga Wirya
Pranata di Ujung Kulon itu. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaPemuda atau Sultan menghela nafas lagi.
"Mudah-mudahan saja kita bisa terusselamat,bapak Mangkubumi,”
katanya."Memang itulah yang kita harapkan. Semoga Tuhan melindungi
kita". Merekamendekati perbatasan kini. Di sepanjang perbatasan dijumpai
prajurit yangmengawal semakinbanyak. Keduanya diperiksa oleh beberapa
orang prajurit. Bungkusan masingmasingdigeledah.Untunglah Sultan
Hasanuddin telah menyembunyikan keris Tumbal Wilayuda didalam
lipatanpakaiannya yang dikenakannya saat itu ! Dan kedua orang inipun
selamat puladaripemeriksaan. Mereka bergegas menjauhi perbatasan."Aman
sekarang…" kata Sultan Hasanuddin. Tapi baru saja dia habis
berkatabegitumaka muncullah serombongan pasukan berkuda. Pimpinan
rombongan, seorangperwirapemberontak lambaikan tangan memberi isyarat
berhenti pada anak-anak buahnya.Perwira inimembawa kudanya ke hadapan
kedua orang tersebut.""Pengemis-pengemis hina dina!,” bentak perwira
itu. "Apa kalian lihat duaorangpelarian melintas di sini? Keduanya
adalah Mangkubumi Mintra penasihat istanadan SultanHasanuddin". Sambil
bertanya begitu mata sang perwira menyorot meneliti keduaorang
dihadapannya.Si orang tua menjawab . "Tak satu orangpun yang kami lihat,
Yang mulia…”Jawaban yang hormat dan mempergunakan tutur kata yang halus
tinggi dari siorang tuamencurigakan sang perwira. Biasanya
pengemis-pengemis macam mereka bicaradalam bahasarendahan. Maka,
terbitlah sekelumit kecurigaan di hati perwira itu. "Kamiakan geledah
kalian!"katanya,"Ah…, kami hanya pengemis-pengemis yang hina dan
terlantar. Apa untungnyamenggeledah kami?""Memang tak perlu menggeledah
manusia-manusia ini raden,” berkata seorangprajurityang berada di
samping sang perwira. "Hanya akan mengotorkan tangan saja!
Baumerekasangat menusuk hidung!"Si perwira memang menganggap betul
katakata bawahannya itu. Tapi bilasepasangmatanya yang tajam melihat
bagaimana telapak dan jari-jari tangan kedua orangyangdihadapannya
sangat halus, bukan seperti tapak dan jari-jari tangan yangbiasa
dilihatnya padadiri pengemis-pengemis maka memerintahlah dia. "Tangkap
manusia-manusia hinadina ini!"Mangkubumi Mintra yang tahu bahwa
penyamamaran mereka pasti akan terbuka,tanpamembuang waktu segera maju
ke muka dan berkata "Kalian keterlaluan, manusiamanusiaWiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudamacam
kamipun masih hendak kalian ganggu!" Bentakan ini, adalah jugaterdorong
rasadendam kesumat terhadap kaum pemberontak."Kurang ajar kau berani
bicara kasar terhadapku huh!" dengus perwira itu dansegerahunus
pedangnya sementara setengah lusin bawahannya segera mengurung
mereka.Mangkubumi Mintra tidak tinggal diam. Dari balik pakaian
pengemisnyadikeluarkannyasebilah pedang."Hemm… bagus! Sekarang lebih
jelas siapa kau adanya kunyuk tua hina-dina!"Perwira itu tetakkan
pedangnya ke kepala Mangkubumi Mintra. Si orang tuamembentaknyaring dan
mundur beberapa langkah sementara enam prajurit lainnya begitucabut
pedangmasing-masing segera pula menyerbu.Mangkubumi Mintra putar pedang
dengan deras. Sinar pedang bergulung-gulung.Trang… trang… trang... trang
Terdengar suara beradunya pedang susul menyusul!Waktupedangnya beradu
dengan pedang prajurit-prajurit, Mangkubumi Mintra takterasa suatu
apa,tapi ketika membentur senjata sang perwira maka terkejutlah orang
tua itu.Tangannya tergetarkeras. dan panas! Mangkubumi Mintra mengeluh.
Nyatanya sang perwira mempunyaikepandaiantingkat atas!Maka berserulah
Mangkubumi Mintra pada Su1tan Hasanuddin. "Sultan larilahselamatkan
diri. Biar aku yang hadapi bergundal-bergundal pemberontak ini!""Tidak!"
jawab Sultan Hasanuddin. "Mati hihidup kita berdua, bapak!""Jangan
bodoh Sultan! Lari kataku!". Si orang tua putar pedangnya lebihsebat.
Seoranglawan yang mengurung menjerit keras dan melompat nanar dengan
dada robekdimakan ujungpedang!"Keparat!,” maki perwira pemberontak. Dia
melompat dari kudanya. Sambilmelompat,laksana seekor alap-alap dia
mengirimkan serangan ganas.Pedangnya menderu memepas ke arah batang
leher Mangkubumi Mintra. Di saat itusiorang tua sedang menangkis
serangan seorang prajurit. Tangkisan ini terpaksadibatalkannyadengan
melompat dan sebagai gantinya pedangnya diputar untuk menangkis pedangsi
perwira!Tapi si perwira rupanya memiliki ilmu pedang dari Cabang Pantai
Selatan yangterkenaltangguh karena dengan tak terduga dan sangat cepat
sekali serangan yang tadimerupakan satutebasan dengan tiba-tiba sekali
berubah menjadi satu tusukan tajam dan cepat!Si perwira tertawa
mengekeh. Itulah jurus mematikan dari ilmu pedang yangdianutnya,yang
dinamakan jurus "menabas gunung menusuk bukit!" Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTentu saja tangkisan
Mangkubumi Mintra tidak mempunyai arti apa-apa. Orangtua inicepat rubah
posisi senjatanya namun sia-sia karena ujung pedang lawan
lebihdahulumenghunjam di dadanya! Maka terdengarlah keluhan mengerikan
dari tenggorokanorang tuamalang itu.Di saat itu, Sultan Hasanuddin sudah
berhasil ke luar dari kurungan prajuritprajuritpemberontak dan meskipun
hatinya berat namun dia terpaksa melarikan diri,bukan saja
untukmenyelamatkan diri sendiri, tapi juga menyelamatkan keris pusaka
TumbalWilayuda demiuntuk menegakkan kembali kelak Kerajaan Banten! Namun
sewaktu telingamendengar keluhanMangkubumi Mintra, Sultan hentikan lari
dan putar badan. Maka naik pitamlahdia ketika menyaksikanbagaimana
orang tua itu tersungkur di tanah bermandikan
darah."Pemberontak-pemberontak durjana! Aku mengadu jiwa dengan
kalian!,” seruSultanHasanuddin. Dia menyerbu ke muka namun belum lagi
dia melancarkan seranganmakaterdengarlah suara mengaung seperti suara
tawon. Enam benda putih aneh danberbentukbintang yang berkilauan melesat
deras ke arah pemberontak-pemberontak. Limaprajurit pemberontakcoba
hindarkan diri atau menangkis benda itu namun tiada ampun!Kelimanya
menjeritkeras, rebah ke tanah, kelojotan seketika lalu kaku tegang tiada
nyawa!Perwira pemberontak dalam terkejutnya dan dengan kepandaiannya
yang lebihtinggipergunakan pedang untuk memapaki benda bintang berkilau
itu."Trang !"Tampang perwira itu menjadi pucat. Pedangnya memang bisa
membuat mental bendamaut yang menyerangnya namun senjatanya sendiri
putung dua dihantam bendatersebut !Baik sang perwira maupun Sultan
Hasanuddin serentak putar kepala ke arah ataspohonbesar dari arah mana
datangnya senjata-senjata rahasia tadi."Iblis keparat di atas pohon
turunlah! Jangan sembunyikan diri!,” bentak sangperwira.Sebagai jawaban
terdengar suara tertawa bergelak kemudian sesosok tubuhdenganentengnya
melayang turun ke tanah dari atas pohon besar itu. Nyatanya diaadalah
seorangpemuda bertampang keren dan berambut gondrong. Umurnya mungkin
tiada banyakbedadengan Sultan sendiri. Saat itu bajunya tiada terkancing
dan angin yangbertiup agak kencangmenyibak-nyibakkan baju putihnya
sehingga jelaslah kelihatan angka 212tertera di dadakanannya Pendekar
212.Melihat si pemuda ini menghadapinya dengan tertawa mengejek demikian
rupamakamembentaklah perwira tadi. "Rupanya kau masih belum tahu dengan
siapaberhadapan! Masihbelum tahu apa akibat campur tanganmu dalam
uru...” Ucapan sang perwira cumasampai di Wiro SablengPendekar Kapak
Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudasitu. Hampir tak kelihatan
Pendekar 212 telah gerakkan tangan dan lemparkanbintang 212 kearah
perwira pemberontak yang sedang bicara itu. Maka "heggg,”
terdengarlahsuara tercekikdari rangkungan si perwira ketika senjata
rahasia 212 dengan tepatnya masukke dalam mulut.Senjata rahasia itu
lenyap dan darah segera muncrat ke luar dari mulut sangperwira.
Nasibnyakemudian tidak beda dengan nasib bawahannya yang
terdahulu!Sultan Hasanuddin segera dekati Pendekar 212. "Saudara, kau
telah tolong.Aku…”Pendekar 212 memberi isyarat. Dia melangkah cepat dan
membungkuk di hadapanMangkubumi Mintra. Ternyata orang tua itu masih
bernafas satu-satu. Mulutnyabergerak-gerak."Sultan… mungkin dia mau
bicara padamu,” memberi tahu Pendekar 212 atau WiroSableng. Mendengar
itu Sultan Hasanuddin segera pula berlutut di sampingtubuh si orang
tuaMangkubumi Mintra dengan sisa-sisa tenaga yang ada buka kedua matanya
yangberbinar-binar.Bila pandangannya menyentuh paras Sultan Hasanuddin
maka tersenyumlah dia."Sultan, kau tak apa-apa...?""Tidak bapak…".
Sultan membelai rambut orang tua itu dan menyeka keringat dikeningnya.
Keringat dan kening itu sangat dingin seperti es."Syukurlah..," desis
Mangkubumi Mintra. "Aku yakin di bawahmu Kerajaan Bantenyang syah akan
bisa ditegakkan kembali…"Sultan Hasanuddin mengangguk. Dia hendak
mengatakan sesuatu tapi tak jadikarenadilihatnya orang tua itu
memalingkan kepalanya kepada pemuda yang telahmenolongnya."Pendekar
muda... aku gembira kau datang. Lebih gembira lagi karena kau
telahberhasilmenyelamatkan Sultan. Tuhan kelak akan membalas jasamu yang
besar ini...”Orang tua ituterhenti bicaranya sejenak. Agaknya dia
tengah mengumpulkan tenaga baru darisisa-sisatenaganya yang terakhir.
Lalu mulutnya terbuka kembali."Yang pasti adalah, bila takhta Banten
telah kembali pada pemiliknya yangsyah, makaKerajaan dan rakyat Banten
tak akan melupakan pertolongan atau jasamu ini...”Pendekar 212 coba
tersenyum. Dia tahu bahwa keadaan orang tua itu tak mungkinlagiuntuk
ditolong. Maka berkatalah dia. "Menyesal orang tua, aku tak bisaberbuat
sesuatu apadengan lukamu…”"Ah diriku yang sudah rongsokan ini tak perlu
diambil peduli. Aku gembiramenemuikematian dengan cara begini rupa…
Gembira karena di saat menjelang kematianini aku telahdapat melihat
sinar terang bahwa Banten pasti akan kembali kepada pewarisnyayang
syah…"Mangkubumi memutar matanya pada Sultan Hasanuddin. Mulutnya
terbuka untukmengatakan sesuatu namun malaekat maut meminta nyawanya
lebih dahulu. Airmata Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal Wilayudamenggenang di kedua mata Sultan Hasanuddin. Digigitnya
bibir sendiri untukmenahankeluarnya suara isakan.Tiba-tiba kening
Pendekar 212 kelihatan mengerenyit. Kepalanya diputar kejurusantimur.
"Ada apa…?" tanya Sultan yang saat itu masih belum mendengar
suaraapa-apa."Cecunguk-cecunguk pemberontak itu kurasa...” ujar Pendekar
212.Beberapa ketika kemudian barulah Sultan mendengar suara derap kaki
kuda yangbanyak sekali, mendatangi ke arah di mana mereka berada saat
itu. Disusulbeberapa saat lagimaka diantara pohon-pohon dan semak-semak
belukar tinggi kelihatanlah kirakiradua puluhprajurit pemberontak yang
dipimpin oleh seorang berselempang kain putihbermuka sangathitam dan
berambut gondrong acak-acakan. "Sultan, tinggalkan tempat
inicepat!""Tidak bisa sobat! Mangkubumi Mintra terbujur begini rupa dan
adalah pengecutsekalimeninggalkan kau seorang diri. Apalagi kau adalah
tuan penolongku !,”membantah Sultanketika dia diminta pergi. "Ini bukan
soal pengecut Sultan! Yang pentingadalah keselamatandirimu dan
keselamatan keris Tumbal Wilayuda yang ada di tanganmu."Tentu saja
Sultan Hasanuddin menjadi kaget mendengar ucapan Pendekar
212.Sewaktupertama kali pemuda itu memanggilnya dengan sebutan "Sultan"
dia telahterkejut dan kinibahkan dia mengetahui pula bahwa keris Tumbal
Wilayuda berada di tangannya!Sementara itu rombongan
penunggang-penunggang kuda semakin dekat. WiroSablengatau Pendekar 212
berkata lagi. "Pergilah cepat sebelum terlambat! Soaljenazah orang tua
iniaku yang akan urus. Selama gunung masih hijau, kelak kita akan
bertemukembali!"Mendengar itu dan lagi memang tak ada lain hal yang bisa
diperbuatnya makaSultanHasanuddin segera tinggalkan tempat itu.Begitu
dia lenyap di balik semak-semak maka dua puluh prajurit pemberontak
dibawahpimpinan si muka hitam sampai di tempat itu. Dia memberi isyarat.
Prajuritprajuritmenyebar.Dan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 kini
terkurung di tengah lingkaran duapuluh prajuritbersenjata lengkap, di
bawah pimpinan seorang tokoh silat yang kosen!-- == 0O0 == --TIGAWiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDIKURUNG
begitu rupa Pendekar 212 tetap tenang-tenang saja seperti saat
itucumadua sendirian saja berada di situ. Si muka hitam yang tak lain
Resi SingoIreng kaki tangan ParitWulung adanya, menyapu tebaran-tebaran
mayat di hadapannya dengan pandangansedinginsalju. Yang agak
mengherankan Resi muka hitam ini ialah mengapa di
antaramayat-mayatpasukan Parit Wulung juga terdapat mayat Mangkubumi
Mintra. Tak mungkin sipemudarambut gondrong itu yang telah menebar mayat
kecuali jika dia mempunyaidendam kesumatterhadap kedua belah pihak
yaitu pihak pasukan dan Mangkubumi Mintra.Disamping itudengan adanya
mayat si orang tua tergeletak di situ, pastilah sebelumnyaSultan
Hasanuddinjuga berada di situ! Singo lreng memang berpikiran tajam.
Melihat kepadapakaianMangkubumi Mintra tahulah dia bahwa penasihat
istana itu berusaha melarikandiri dari Bantendengan menyamar sebagai
pengemis!"Mana Sultan?" bertanya Singo Ireng derrgan suara lantang
kasar.Pendekar 212 tidak menjawab. Malahan dia memandang seperti tiada
melihat apaapaberada-disekelilingnya saat itu! Dia menengadah ke atas
memperhatikanmatahari yang menaiktinggi.Melihat sikap yang sangat
menghina ini, apa lagi di hadapan sekian banyaknyaprajurittentu saja
Resi Singa Ireng menjadi sangat penasaran serta malu. Mukanya yanghitam
kelihatansemakin tambah hitam. "Bocah gondrong! Apa kau tuli atau gagu?
Orang bertanyatidakdijawab?!"Pendekar 212 masih tidak menyahut. Malah
kini jari-jari tangan kirinyamencungkilcungkiltepi lubang hidungnya
kemudian dia berbangkis dua kali berturutturut!"Keparat!" bentak Singo
Ireng dengan- suara menggeledek."Eeeeh… kau memaki pada siapakah?!"
bertanya Pendekar 212 sambil putar kepalaseperti baru saat itu
disadarinya bahwa dia tidak berada sendirian di
tempatitu!"Prajurit-prajurit! Tangkap bocah edan ini perintah Resi Singo
Ireng dengangeramnya.Maka dua puluh prajurit pemberontak melompat turun
dari kuda masing-masing,hunussenjata dan bergerak cepat mendekati
Pendekar 212."Bergundal pemberontak," berseru Wiro Sableng atau Pendekar
212. "Kalau kauingintangkap aku mengapa tidak turun tangan sendiri?!"Di
saat itu dua puluh prajurit sudah menyerbu untuk menangkap Pendekar
212."Kalian kunyuk-kunyuk pemberontak hanya datang minta digebuk!" ujar
Pendekar212dengan tersenyum. Tapi bila senyumnya itu putus maka
mengumandanglah bentakandahsyat. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal WilayudaLima prajurit yang paling dekat dan hendak
turun tangan menangkapnyaterpelanting danbergetimpangan di tanah tiada
nyawa lagi!Tersiraplah darah Resi Singo Ireng! Tiada disangkanya pemuda
gondrongbertampangbodoh itu mempunyai kehebatan demikian rupa! Maka
berserulah dia! "Tak perlubudak hinadina ini ditangkap hidup-hidup.
Cincang di tempat!"Maka lima belas senjata tajam berkiblat ke arah
Pendekar 212."Heiyaaah !"Tubuh Siro Sableng mencelat tiga tombak ke
atas, Seluruh serangan senjatalawan lewatdi bawah kakinya. Detik
senjata-senjata itu menderu memapas angin kosong makadetik itu
puladengan kecepatan yang hampir tak sanggup disaksikan oleh mata
Pendekar 212menukik kebawah merampas pedang salah seorang prajurit. Dan
ketika pedang itu menderulaksana kitiranmaka lima prajurit meregang
nyawa mandi darah, dua lainnya luka parah!Dalam kejutnya menyaksikan
gebrakan yang dahsyat itu Resi Singo Ireng melihatsatubayangan
berkelebat ke arahnya. Dia tarik tali kekang kuda dengan cepat.Namun
sebelumbinatang tunggangannya itu sempat bergerak, tubuh kuda ini sudah
angsrok ketanah! Keempatkakinya terbabat putus. Binatang ini berguling
di tanah melejang-lejangkankakinya yangbuntung dan meringkik tiada
henti! Untung saja Resi yang kosen ini Cepatmenyadari apa yangterjadi
sehingga lekas-lekas dia melompat ke samping dan berdiri dengan
mukakelam membesi,mata menyorot!Pendekar 212 tertawa gelak-gelak
sementara prajurit-prajurit yang masih hidupdengannyali menciut segera
menjauhi ini pemuda yang dianggap mereka sangatberbahaya."Pemuda
gondrong! Kehebatanmu cukup untuk dikagumi! Tapi bila kau tahu
dengansiapa saat ini berhadapan, maka lekaslah berlutut minta ampun!"
berkata SingoIreng."Uh! Sama manusia jelek macam kau buat apa perlu
takut!". ujar Wiro Sablengdantawanya semakin menjadi-jadi!"Ah... kalau
begitu kau sebutkanlah nama! Terhadap manusia-manusia yang punyasedikit
ilmu, aku tidak begitu senang jika membunuhnya tanpa tahu
namanyaterlebih dahulu!""Kalau butuh namaku aku tak keberatan. Majulah
biar kutulis dijidatmu!" kataWiroSableng pula sambil acungkan jari
telunjuk!Menggeramlah sang Resi bermuka hitam itu. Selama dunia
terbentang, selamamalangmelintang dalam dunia persilatan, baru hari
itulah dia dihina dan direndahkanterus-terusan olehseseorang! Oleh
seorang yang berusia jauh lebih muda dari padanya. Dari balikpakaian
Resi ini Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayudakeluarkan sebuah senjata berbentuk aneh yaitu sebuah besi
panjang yangujungnya berbentukIingkaran."Kalau kau punya senjata pusaka,
sebaiknya lekas keluarkan supaya mampustidakrnenyesal!""Tak perlu
banyak cerewet!" semprot Pendekar 212. "Majulah! Senjataku
cukuppedangbutut milik cecungukmu yang sudah mampus itu!"Resi Singo
Ireng yang berbadan kate ini segera maju dan hamburkan
serangandahsyat.Senjata anehnya mengeluarkan suara menderu, menimbulkan
angin yang deras dantajam. Ujungsenjata yang berbentuk lingkaran itu
berubah laksana ratusan banyaknya!Searang lawan yangberilmu tanggung dan
bermata tidak awas akan sulit membedakan mana lingkaransenjata yang
aslidan mana yang bukan. Dalam lawan kebingungan maka senjata itu akan
menyeruaklewat kepalanyadan sekali putar saja pastilah patah dan putus
batang leher dibuatnya! Inilahkehebatan senjata sangResi dari pantai
selatan itu!Namun yang dihadapi Singo Ireng dihari itu bukanlah seorang
lawan berilmutanggung,bukan seorang pemuda yang hanya mengenal sejurus
dua ilmu silat! Begitusenjata lawan membadaimenghampiri kepalanya, Wiro
Sableng cepat merunduk dan selinapkan satutusukan deras kearahperut sang
Resi!Kaget Singo Ireng bukan olah-olah! Cepat dia undur dua langkah dan
papasipertengahansenjata lawan dengan tongkat besi lingkarannya."Trang"
!Dua senjata beraduKarena senjata ditangan Singo Ireng adalah senjata
mustika sedang pedangditangan Wirohanya pedang biasa maka patahlah
pedang itu! Tapi sebaliknya Singo Irengmerasakan bagaimanatangannya
tergetar hebat dan panas pada bentrokan itu! Maklumlah dia bahwapemuda
itumempunyai tingkat tenaga dalam yang hebat sekali! Karenanya sang Resi
tanpamemberi peluangsegera lancarkan serangan-serangan dahsyat! Sengaja
dikeluarkannya jurusjurusyang hebat yaitujurus "memetik bunga membelah
buah" lalu disusul dengan jurus "delapan gunungmeletus gegapgempita"!
Diserang dengan dua jurus ini berikut pecahan-pecahannya yang takkalah
dahsyat makaPendekar 212 menjadi repot juga.Namun bila dia sudah
mempercepat gerakannya, bila suara siulan sudah menggemamelesatdari sela
bibirnya maka kelihatanlah kini bagaimana Resi Singo Ireng
menjaditerdesak. Meskiterdesak, Resi ini dengan segala kelihayannya
sanggup pertahankan diri sampaisepuluh jurusdimuka! Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Manusia bermuka jelek!
Permainan silatmu baleh juga. Tapi apa kau sanggupmenerimapukulanku
ini?!" tanya Pendekar 212. Kedua tangannya diangkat tinggi-tinggike
atas, kedua matadipejam. Kemudian kedua tangan itu mulai berputar-putar
dengan sebat! Makamenggemuruhlahsuara angin. Debu dan pasir beterbangan,
membuat gelap pemandangan!"Pukulan angin puyuh!" seru Resi Singo Ireng
sambil bersurut mundur. Mulutnyakomatkamit membaca aji penangkis. Kedua
kakinya melesak kedalam tanah sampai duadim!Tubuhnya tergetar hebat.
Pakaian putih serta rambutnya yang awut-awutanberkibar-kibar!Tiba-tiba
Pendekar 212 Wiro Sableng hantamkan kedua tangannya kemuka. TubuhSingo
Ireng mencelat kebelakang sampai lima tombak. Ketika dia berdiri
makatubuhnyaterbungkuk tertatih-tatih, hidungnya kembang kempis tanda
nafasnya memburutak teratur.Nyatalah bahwa Resi kosen ini telah
menderita luka parah didalam akibatpukulan Wiro Sablengtadi. Senjatanya
mental entah kemana! Wiro tertawa mengekeh.Sebaliknya lawannya menggeram
laksana harimau terluka. Mulut terkatup rapatrapat,rahang bertonjolan,
pelipis bergerak-gerak sedang mata menyorot merah!"Pemuda, hari ini aku
Resi Singo Ireng biarlah mengadu jiwa pada kau!". SangResiangkat tangan
kirinya tinggi-tinggi. Detik demi detik tangannya itu menjadihitam
legam.Tangan ini bergetar karena seluruh tenaga dalamnya dipusatkan
kesitu!Wiro Sableng tertawa mengejek. "Rupanya kau sengaja mau bunuh
diri manusiakatebertampang jelek! Dalam keadaan terluka di dalam,
melancarkan pukulandemikian rupa kauakan konyol sendiri!".Singo Ireng
memang memaklumi hal itu. Tapi dia sudah kepalang tanggung, sudahteramat
malu dan sudah meluap amarahnya! "Aku mati tapi kau juga
mampusditanganku,keparat!" bentaknya.. Maka tangan kirinyapun turun
kebawah dengan cepat.Selarik sinar hitamyang menggidikkan menyambar
kearah Pendekar 212! Itulah ilmu pukulan "wesiitem" yangtelah
membinasakan Braja Paksi, kepala balatentara Banten!Pendekar 212
melompat ke atas sampai enam tombak. Angin pukulan "wesi
item"terasapanas seperti mau melumerkan kedua kakinya. Pendekar ini
gigit bibir menahanperih lalu1ancarkan serangan balasan yaitu pukulan
yang tak asing lagi. "kunyukmelempar buah"!Di seberang sana tubuh Resi
Singo Ireng kelihatan jungkir balik kemudianjatuh dudukdi tanah dan
muntah darah, lalu rebah tiada sadarkan diri!Sebenarnya pukulan "kunyuk
melempar buah" itu belum tentu akan mencelakaisangResi. Namun karena
dalam keadaan terluka di dalam dia telah rnelancarkanpukulan yang keras
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudadengan
mengandalkan seluruh tenaga dalam maka dia rasa sendiri akibatnya.Masih
untungnyawanya tidak terbang!Wiro Sableng tertawa mengekeh. Dia
melangkah mendekati tubuh Resi itu.Prajuritprajurityang masih hidup,
yang dedikkan mata melihat bagaimana jago merekadibikin babakbelur
demikian rupa segera bersurut menjauh."Resi muka arang!,” kata Pendekar
212. "Kau tanya siapa aku. Inilahkutuliskan akupunya nama!". Dan habis
berkata demikian pendekar ini segera guratkan angka212 dikulitkening
yang hitam dari Singo Ireng. Kemudian nendekar ini berdiri
kembali."Kerak-kerakpemberontak!,” katanya pada perajurit-perajurit yang
masih hidup. "Kalianboleh menggotongmanusia bermuka pantat kuali ini ke
Kotaraja! Jika hari ini aku tiada cabutnyawanya dan nyawakalian, maka
di lain hari bila bertemu kembali jangan harap aku akan lepaskannyawa
kalian!Sampaikan ini padanya bila dia sudah siuman!". Dan sesudah bicara
demikianWiro Sablengsegera tinggalkan tempat itu dengan membawa mayat
Mangkubumi Mintra.-- == 0O0 == --EMPATDENGAN hati penuh duka sedih
mengenang kematian Mangkubumi Mintra yangsengajakorbankan nyawa untuk
selamatkan dirinya, Sultan Hasanuddin berlari sepanjangtepi
rimbabelantara dikaki bukit. Perjuangan memang membutuhkan pengorbanan.
Dan inibukan sajamenambah besarnya dendam kesumat di hati Sultan
terhadap Parit Wulung danbenggolanbenggolanpemberontak lainnya tapi juga
mempertebal tekatnya bahwa di suatuketika dia pasti akankembali ke
Banten dan membangun Kerajaan Banten yang syah!Menjelang senja dia
mencapai sebuah kota kecil yang terletak di timur Banten.Kota inibernama
Asoka. Dulunya hanya merupakan pangkalan-pangkalan pemberhentian
parapedagangdari pelbagai penjuru sekitar situ. Kemudian
pedagang-pedagang itu banyakyang mendirikangudang-gudang untuk
barang-barang dagangannya, kemudiannya lagi mereka
jugamendirikanrumah-rumah sehangga lambat laun dari pangkalan dagang
maka berobahlah Asokamenjadi sebuahkota. Sebagai kota dagang tentu saja
sepanjang hari Asoka selalu sibuk.Kesibukan dan keramaianini terus
berlangsung sampai jauh malam. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaSehabis mendapatkan sebuah penginapan, Sultan
mengelilingi kota melihat-lihatkeramaiandan mengisi perut disatu kedai.
Ketika bulan sabit di atas langit tertutupoleh awan tebal berwarnagelap
maka Sultanpun kembali kepenginapannya. Matanya yang tajam segeramelihat
adanyaketidakberesan dalam kamar dimana dia menginap. Seperai agak
kusut bantalbantaltidak terletakditempatnya semula sedang bungkusan
kecil yang berisi beberapa potong pakaianserta sejumlahuang yang
diletakkannya di kolong tempat tidur nyata sekali bekas dibuka
dandigeledah orang.Namun tidak sepotong barang-barangnyapun yang
hilang!Sultan merasa masygul. Dia memandang berkeliling. Di dinding
sebelah sanaterdapatsebuah jendela. Jendela itu masih tetap sebagaimana
tadi ditinggalkannya. Takada tanda-tandabekas pengrusakan. Siapa
gerangan yang telah masuk ke dalam kamar danmelakukanpenggeledahan?
Mungkin seseorang, mungkin beberapa orang? Kalau dia ataumereka itu
darigolongan si tangan panjang atau pencuri, mengapa tidak sepotong
barang dantak sepeseruangnyapun yang hilang? Kekhawatiran Sultan
Hasanuddin semakin besar karenadia berkesimpulanbahwa siapapun
manusianya yang telah memasuki kamarnya pastilahuntuk mencaridan mencuri
keris pusaka Tumbal Wilayuda!Sultan Hasanuddin merasa bersyukur karena
sewaktu pergi tadi dia telahmembawa keristumbal kerajaan itu. Kalau
tidak pastilah senjata itu sudah lenyap dilarikanorang!Malam itu Sultan
sengaja tidur dengan mematikan lampu minyak di dalamkamarnya.Matanya
hampir terpicing ketika lapat-lapat sepasang telinganya mendengarsuara
gemerisik di atasloteng bangunan. Suara itu pasti sekali bukan suara
kucing. Sultan pasangtelinganya lebih tajam.Suara gemerisik tadi lenyap
dan kini dia hanya mendengar suara rintik-rintikhujan gerimis di
luarsana. Perlahan-lahan Sultan pejamkan matanya kembali. Tapi ketika
hampirpulas matanya ituterpicing, suara gemerisik tadi didengarnya
kembali. Kali ini Sultan bangundari pembaringan danmelangkah kesudut
kamar. Dia menunggu dengan tangan kanan menempel erat-eratdihulu
pedang.Tiba-tiba pintu kamar terbuka! Sultan terkejut. Dia ingat betul
bahwa pintukamar itutelah dikuncinya tadi, bagaimana kini bisa terbuka
semudah itu tanpa suaradan siapakah yangnlembukanya?! Sultan tak
menunggu lebih lama. Sesosok tubuh manusia yangsangat pendekmasuk
mengendap-endap ke dalam. Manusia ini memakai jubah panjang.
Karenatubuhnya yangkate maka jubahnya menjela-jela sampai kelantai.
Tiba-tiba orang itu putartubuh ke kiri danmelompat. Sebuah benda besar
ditangannya yaitu sebilah golok empat persegipanjang menderuke arah
dimana Sultan berdiri. Sultan sendiri yang saat itu memang sudah
siapsiaga cabutpedangnya dengan cepat dan menangkis!"Trang"! Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaBunga api
memercik. Karena kamar itu gelap maka sinar percikan bunga
apimenjaditerang sekali dan menerangi kedua muka manusia yang berada
disitu. Keduanyasaling menelitiparas lawan masing-masing!Terkesiaplah
Sultan Hasanuddin ketika melihat bagaimana wajah manusia yangdihadapinya
itu seramnya bukan main. Rambutnya kaku berdiri laksana ijuk.Manusia
inimemelihara berewok yang meranggas lebat. Alisnya tebal, sepasang
matanyabesar merah.Bibirnya sumbing dan dua buah giginya yang besar
tersembul keluar. Manusiaini boleh dikatakantiada mernpunyai hidung
karena daging hidungnya sama rata denganpipinya yangcekung! Dan bau
badannya yang busuk sangat menusuk hidung!"Manusia buruk! Jika kau tidak
tinggalkan kamar ini dengan cepat, janganmenyesal bilakukirim ke
akhirat!" ancam Sultan.Manusia bermuka seram itu tertawa dingin.Dia
hembuskan nafasnya yang busuk kemuka. Sultan tutup jalan nafas di
hidungdanuntuk kedua kalinya pergunakan pedang guna menangkis serangan
lawan. Tapikali ini keadaantidak seperti tadi Iagi. Meski Sultan sanggup
menangkis senjata lawan namunpedangnya sendiriterlepas mental,
tangannya tergetar hebat. Tiba-tiba satu tangan mendorongnyahingga
diaterbanting dengan keras ke dinding!Ketika dia imbangi diri kembali,
kaget Sultan tiada kepalang. Matanyamembeliakmenyaksikan bagaimana keris
Tumbal Wilajuda kini sudah berada di tanganmanusia bermukaseram
itu!"Maling hina dina! Kembalikan kerisku!" teriak Sultan.Simuka buruk
hamburkan tertawa mengekeh. "Masih untung aku hanya mintakerismuini, dan
bukan nyawamu!". Habis berkata begini manusia muka seram itu
sekaligerakkan badantubuhnya menerjang ke muka mendobrak jendela untuk
kemudian lenyap lewatjendela yangambruk itu dikegelapan malam!"Pencuri
terkutuk!". Sultan melesat pula ke luar jendela. Dia masih
sempatmelihatbayangan pencuri itu di balik sebuah gudang tua dan segera
mengejar ke situ.Kejar mengejar ituberjalan hanya sebentar saja karena
sejurus kemudian si pencuri lenyapseperti gaib ditelanbumi!Sultan
berdiri gemas memandang berkeliling. Ke mana dia harus mengejar
danmencarisi pencuri di malam buta begini? Apakah manusia tangan panjang
itu bukansalah seorang puladari kaki tangan Parit Wulung?! Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTengah
kebingungan begitu rupa tiba-tiba Sultan menangkap suara
bentakanbentakanorang yang tengah berkelahi. Cepat Sultan lari ke balik
sebuah bengkel kudadan dalamkegelapan dilihatnyalah dua manusia tengah
bertempur dengan hebat. Salahseorang tiada laindari pada si pencuri yang
tengah dicari-carinya sedang orang yang keduasesudah diperhatikandengan
teliti ternyata dia adalah pemuda rambut gondrong yang pagi tadi
telahmenolongnya diperbatasan."Sobat! Serahkan pencuri terkutuk ini
padaku!" seru Sultan."Ah... selamat jumpa Sultan," menjawab si rambut
gondrong alias Pendekar 212."Tak perlu kotorkan tangan pada manusia bau
bangkai ini...!""Dia mencuri kerisku, sobat!" memberi tahu Sultan."Aku
tahu. Biar aku yang ringkus dia!"Begitu mendengar si pemuda yang
menyerangnya memanggil "Sultan" 'terhadaplakilakiyang datang itu
terkejutlah si mulut sumbing. Dibalik terkejut hatinyajuga senang.
"Ha...ha... jadi saat ini aku berhadapan dengan Sultan dan tukang
pukulnya? Bagus!Kerisnya akusudah dapat, kini Sultannya sendiri datang
antarkan diri untuk ditangkaphidup-hidup. Pasti akumendapat hadiah
berlipat ganda dari Parit Wulung...""Hem... jadi betul dugaanku bahwa
kau kaki tangannya bangsat pemberontak ituhuh?!Terima pukulanku ini,
pencuri hina dina!"Sultan lepaskan tiga pukulan sekaligus! Tapi yang
diserang ganda tertawa dankebutkanlengan pakaiannya yang
bertambal-tambal. Serangkum angin dahsyat rnenyerangke arahSultan. Namun
angin pukulan itu buyar di tengah jalan, kena dihantam anginpukulan
lain yangdatang dari samping!Si muka seram menggerong. "Agaknya malam
ini Pengemis Bibir Sumbing mustirampas dua jiwa sekaligus!".Sultan
tersurut sewaktu mendengar manusia kate itu kenalkan diri. Pendekar212
sendirijuga terkejut. Nama Pengemis Bibir Sumbing memang sudah sejak
lama terkenalsepanjangpesisir Jawa Barat. Bersama dua orang lainnya maka
Pengemis Bibir Sumbingdikenal sebagaipemegang pucuk pimpinan
Perkumpulan Pengemis Darah Hitam! Tiba-tiba PengemisBibirSumbing
lemparkan golok besarnya ke arah Pendekar 212. Senjata ini denganmudah
bisadielakkan. Begitu habis lemparkan golok, Pengemis Bibir Sumbing
acungkankedua tangandatar-datar ke muka dengan telapak tangan menghadap
ke atas."Telapak tangan minta sedekah nyawa!,” seru Pendekar 212 begitu
dia kenalipukulanyang bakal dilancarkan lawan. Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Sultan mundurlah!,”
serunya kemudian memperingatkan.Tapi disaat itu Pengemis Bibir Sumbing
sudah mencelat ke muka dan membagibagiserangan telapak tangannya pada
Pendekar 212 dan Sultan!Tahu bahwa pukulan lawan sangat berbahaya maka
Pendekar 212 segera hantamkantangan kanannya ke muka. Gelombang angin
deras memukul ke arah Pengemis BibirSumbing.Meski tubuhnya sendiri
kemudian terpelanting sampai tiga tombak oleh seranganlawan
namunPengemis Bibir Sumbing sebelumnya masih sanggup hantamkan telapak
tangannyake dadaSultan!Sultan Hasanuddin mengetuh tinggi. Tubuhnya
bergoncang, dadanya sepertimelesak.Terbungkuk-bungkuk dia berbatuk.
Darah segar menyembur!Pendekar 212 bersuit keras! Tubuhnya lenyap pada
detik Pengemis Bibir Sumbingcobalepaskan pukulan "telapak tangan minta
sedekah nyawa" untuk kedua kalinya."Sultan, cepat telan pil ini!" teriak
Wiro Sableng.Sultan Hasanuddin sambuti pil yang dilemparkan Pendekar
212 lalu menelannyadengancepat Kemudian segera duduk bersila mengatur
jalan darah serta pernafasan,juga alirkan tenagadalam kebagian yang
terluka.Disaat Wiro Sableng berkelabat maka lenyaplah tubuhnya dari
penglihatanPengemisBibir Sumbing. Karena hanya terdengar suaranya saja,
maka Pengemis BibirSumbing kembalilancarkan pukulan ganas dua kali
berturut-turut ke arah suara lawan. TapiPendekar 212 tidakbodoh dan
Pengemis Bibir Sumbing salah perhitungan. ."Plaak"!Pengemis Bibir
Sumbing terpental empat tombak ke belakang. Kepalanya serasapecahsedang
kulit keningnya laksana terbakar! Dan pada kulit keningnya itu
kinikelihatan tiga buahangka 212! Pengemis Bibir Sumbing meluap
amarahnya. Tanpa hiraukan rasasakitnya padakeningnya dia menerpa kemuka
kirimkan lima pukulan empat tendangan! Pendekar212mendengus dan bersiul
nyaring. Tangan kanan menghantam ke muka. Angin pukulanmenderu,menyusup
di antara serangan lawan!Untuk kedua kalinya Pengemis Bibir Sumbing
terpental. Kali ini sampai delapantombakdan kali ini terus terguling ke
tanah dengan mulut memuntah darah! Tamatlahriwayatnya!Sultan yang
menyaksikan pertempuran hebat itu dalam sakitnya leletkan lidahpenuh
kagum!Pendekar 212 mendekati mayat Pengemis Bibir Sumbing, memgambil
keris TumbalWilayuda lalu menyerahkan kemhali pada Sultan. Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Keris
pusaka bagus! Karena senjata ini banyak yang ingini sebaiknya
disimpanlebihhati-hati, Sultan".Sultan menghela nafas panjang. "Terima
kasih,” katanya. "Dua kali kau telahmenolongku sahabat. Siapakah
engkau?""Namaku Wiro Sableng,” jawab Pendekar 212. "Kalau aku boleh
kasih nasihat,baiknyakau tak usah kembali kepenginapan, tapi segera
teruskan perjalanan"."Mengapa begitu?" tanya Sultan."Terlalu banyak
manusia-manusia macam Pengemis Bibir Sumbing ini yangmencarimudan
inginkan keris Tumbal Wilayuda".Sultan merenung sejurus. "Terima kasih
atas nasihatmu, sahabat! Karena kautelahberbuat baik kepadaku, perbuatan
baik yang tak bakal kulupakan sebagai budibesarmu,bagaimana kalau aku
tawarkan agar ikut bersamaku meneruskan perjalanan?""Ah... itu satu
kehormatan besar bisa seiring denganmu, Sultan" jawabPendekar 212ramah.
"Tapi harap maafkan.. Aku masih banyak urusan. Namun demikian,
akuberjanji tidakakan berada jauh dari padamu…”"Kalau begitu baiklah,
aku tidak memaksa',” ujar Sultan. Dari balik pakaiansamarannyayang
bertambal-tambal dikeluarkannya sebuah benda yang
bercahaya.Diserahkannya benda itukepada Pendekar 212 tapi sang pendekar
tak berani menyambutinya."Sobat, terimalah!" kata Sultan pula."Benda
apakah ini Sultan?""Terimalah dulu".Wiro menerimanya.Benda itu ternyata
sebuah bintang bersudut delapan yang terbuat dari emas
danditengah-tengahnya dihiasi dengan sebutir berlian yang berkilauan.
"Benda ituadalah bintangutama Kerajaan Banten, yang diserahkan kepada
siapa saja yang telah membuatjasa terhadapRaja dan rakyat Banten,
Wiro...""Ah... mana aku pantas terima hadiah ini Sultan?" kata Wiro
Sableng puladengan kerendahan.Tapi sultan memaksakan juga agar Pendekar
212 menerima anugerah itu. Wiromenyimpan benda tersebut baik-baik
dibalik pakaiannya. "Terima kasih,”katanya."Lalu karena penyamaraanmu
sebagai pengemis sudah diketahui oleh golonganrampokdan penjahat,
sebaiknya ditukar saja, Sultan""Aku memang sudah merencana begitu" kata
Sultan pula. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
WilayudaSekali lagi mereka saling ucapkan terima kasih. Pendekar 212
menjura mintadiri dankeduanyapun berpisahlah.-- == 0O0 == --LIMAKELUARGA
Wirja Pranata adalah keluarga bangsawan besar di Ujung Kulon.
Selagimuda antara Wirja Pranata dan Fatahillah terdapat jalinan
persahabatan yangerat sehingga disuatu ketika kedua sahabat itu berjanji
bahwa bila mereka nanti salah satumemiliki anak laki--laki dan anak
perempuan, dikemudian hari kelak keduanya akan dijodohkan.Puteri
bangsawan Wirja Pranata yaitu Anjarsari memang sudah lama tahu
bahwadirinyadijodohkan dengan Raja Banten. Namun sampai sebegitu jauh
belum pernahsekalipun diabertemu muka dengan calon suaminya itu. Dan
ketika Sultan Hasanuddin munculdi sore hari itumaka terkejutlah
bangsawan Wirja Pranata."Sultan, apakah yang telah terjadi ? Mengapa
datang tanpa pengiring dan dalampakaianbegini rupa?”Sultan Hasanuddin
menggigit bibir menahan gelora hatinya. Sesudah apa yangmenggejolaki
hatinya berkurang maka mulailah dia beri penuturan.Hal itu mengejutkan
seluruh keluarga bangsawan Wirja Pranata, termasukAnjarsariyang curi
mendengar penuturan itu dari balik dinding kamar tidurnya.Beberapa
lamanya kesunyian menyeling. Bangsawan Wirja Pranata dan
isterinyaduduktermanggu tanpa bisa berkata apa-apa. Sultan sendiri juga
terdiam beberapaIamanya. KetikaSultan dipersilahkan kebelakang untuk
membersihkan diri maka diamdiamAnjarsari mencuriintip dari sela pintu.
Hatinya berdebar dan darahnya berdebur-debur. Ah,nyatanya Sultan
yangbakal suaminya itu seorang pemuda yang berparas gagah berkulit
kuning halus,hampir sehaluskulit perempuan! Hatinya berbunga-bunga.
Kapan ayah atau ibunya akanmenyuruhnya keluardan berkenalan dengan
Sultan? Dan mengingat ini dada si gadis semakinmenggemuruh. Ketikadia
menghadap ke kaca maka jelaslah kelihatan bagaimana parasnya ke
merahmerahan!Ketika senja berlalu dan hari beralih menjadi malam maka
barulah Anjarsaridisuruhkeluar oleh ibunya. Pertemuan dengan Sultan
benar-benar membuat lututnyagemetar, tapi jugamembuat hatinya mekar.
Gadis ini tundukkan kepala, parasnya bersemu merah.Sultan sendiri Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudajuga
tundukkan kepala. Apa yang dikatakan ayahnya bahwa calon isterinyaadalah
seorang gadiscantik sekarang menjadi kenyataan. Diam-diam pemuda ini
melirik dengan sudutmatanya.Bangsawan Wirja Pranata berbatuk-batuk. Lalu
bertanyalah dia pada calonmantunya itu. "Apakah rencana Sultan
selanjutnya?""Saya merencanakan untuk pergi keDemak dan minta bantuan
pasukan sertapersenjataap selengkapnya.....""Itu tepat sekali,” kata
Wirja Pranata. “Tapi mengingat Demak masih jauh darisini danSultan
membawa keris pusaka pula maka sebaiknya Sultan jangan pergi
seorangdiri"Ucapan calon mertuanya itu memang dirasa betul sekali oleh
Sultan. Dan diamdiamdiateringat pada Wiro Sableng, si pemuda sakti yang
telah dua kali menolongnya.Kalau pemudaitu berada bersamanya saat itu
tentu dia tak usah khawatir bahaya apapun.Sebagai orang tua yang tahu di
hati anak muda dan juga pernah muda, tak lamakemudian Wirja Pranata
bersama isterinya mengundurkan diri ke dalam kamar.Maka kinitinggallah
kedua orang itu. Suasana lain sekali jadinya kini. Suasana itusungguh
tidak enak, tapitidak enak yang enak! Rasa begini rupa baik oleh
Anjarsari maupun oleh Sultansendiri takpernah dialaminya sebelumnya.
Cuma sudut-sudut mata mereka saja yang sekalisekalimencuripandang.
Ketika Anjarsari melirik untuk kesekian kalinya maka pada detik itupula
Sultanmengerling. Beradulah dua kerlingan mata itu! Anjarsari
cepat-cepatmenundukkan kepalanyamenyembunyikan paras yang semu
kemerahan!Kesunyian masih juga berjalan terus sampai beberapa lamanya.
Tiada satupunyangberani untuk membuka pembicaraan. Sultan sendiri merasa
tenggorokannyaseperti tersekat,lidahnya seperti kelu dan mulutnya
terkancing!Namun pada akhirnya Sultan Hasanuddin membuka mulutnya juga.
"Kalau tiadaterjadipengkhianatan Parit Wulung, mungkin sampai hari ini
belum ada kesempatan bagikita untukbertemu, Sari...”"Ya... hemm..., saya
sangat terkejut meindengar berita buruk itu, kakak,”berkata
Anjarsariagak gugup. Kemudian. "Apakah kakak akan segera berangkat ke
Demak...?"Sultan mengangguk."Memang lebih cepat lebih baik. Ramanda di
Cirebon sudah mendapat tahuperistiwa diBanten...?""Mudah-mudahan sudah
karena ada kukirimkan seorang utusan ke sana". Kemudianuntuk
menghilangkan pembicaraan yang berjalan kaku itu maka Sultan
mengajakAnjarsarikeluar rumah. Di luar ternyata malam itu berpemandangan
indah. Bulan purnamaempat belas.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal Wilayudahari bersinar terang, bintang-bintang
bertaburan di langit yang biru cerah.Banyak dan seringsudah kedua remaja
itu melihat bulan purnama pada malam-malam terang bulansebelumnyanamun
bagi mereka tiada seindah malam itu.Di samping gedung besar bangsawan
Wirja Pranata terdapat sebuah taman kecil.Didalam taman terletak satu
bangku panjang. Kedua remaja ini melangkah seiringke bangku itu.Mendadak
Sultan putar kepalanya ketika sepasang telinganya yang tajam
dalamkesunyian itumendengar suara bergeresek di atas genting. Sesosok
bayangan hitam kelihatanberkelebat ialulenyap di bagian atap gedung yang
lain. Meski demikian cepat lenyapnya namunSultan masihsempat melihat
bahwa di tangan kirinya sosok tubuh hitam itu memegang sebuahbenda
yangberbentuk keris."Celaka!" kata Sultan dalam hati. Dia berseru dengan
keras. "Berhenti!" Tapibayangansosok tubuh tadi sudah sejak lama
lenyap. Ketika disusul kehalaman sampingjuga tak kelihatanlagi. Dalam
kebingungannya Sultan sampai lupakan Anjarsari. Dia lari masuk kedalam
gedung,terus ke kamar dan melihat bagaimana kasur pembaringan berada
dalam keadaantak karuan.Ketika ditariknya kasur itu di bagian kepala
tempat tidur, maka keris TumbalWilayuda yangsebelumnya disimpannya di
sana, kini sudah tiada lagi! Lenyap! Dan pastilahsosok tubuh
yangmelarikan diri tadi yang telah mencurinya!"Pencuri keparat!" maki
Sultan. Dia lari lagi keluar. Ketika sampai dihalaman sampingterkejutlah
dia. Anjarsari tak ada lagi di dalam taman! Lenyap!"Anjar!" memanggil
Sultan. "Anjarsari!" serunya lagi. Tapi tiada jawaban!Maka di malam itu
hebohlah seisi gedung bangsawan Wirja Pranata. Sultansendirisesudah
memberikan penuturan, singkat segera berkelebat meninggalkan
gedung.KerisTumbal Wilayuda lenyap! Tapi kekhawatirannya lebih lagi
terhadap Anjarsariyang hilangsecara aneh itu. Maka dia memutuskan
menyelidiki lenyapnya Anjarsari lebihdahulu lalu barumencari jejak si
pencuri keris Tumbal Wilayuda!Sesaat sesudah kepergian Sultan, Wirja
Pranata berkelabat pula ke arah yangberlawanan.Malam dingin dan angin
agak kencang bertiupnya. Wirja Pranata adalah seorangbangsawan yang
"mempunyai isi" juga. Dalam waktu yang singkat dengan ilmularinya
yangsempurna dia telah sampai di luar kota. Karena daerah luar kota
merupakandaerah pesawangandatar di tambah bulan bersinar terang maka
dengan mudah di ujung pesawanganWirja Pranatadapat melihat dua sosok
tubuh manusia tengah berlari kencang. Yang dibelakang sebat
sekalilarinya dan dalam waktu yang singkat berhasil menyusul yang di
muka. Kemudiankelihatan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayudaterjadi pertempuran! Tanpa menunggu lebih lama
bangsawan Wirja Pranata segeralari ke sana.Dia sampai ketika pertempuran
tengah berjalan hebat-hebatnya. Kedua orangyang bertempuradalah seorang
pemuda berambut gondrong berpakaian putih. Gerakannya gesitsekali
danmenimbulkan angin bersiuran. Lawannya adalah seorang laki-laki
jangkung kurusbermukasangat seram berpakaian hitam. Salah satu matanya
sangat besar sedang yanglain hanyamerupakan sebuah rongga hitam cekung
yang sangat menggidikkan. Gerakannyajuga tak kalahhebat dari lawannya.
Pakaiannya bertambal-tambal."Berhenti!" seru Wirja Pranata.Tapi yang
bertempur tidak ambil perduli. Yang bermuka seram malahan lancarkanempat
serangan dahsyat yang menimbulkan angin tajam dan panas!Pemuda rambut
gondrong berseru nyaring, lompatkan diri ke udara lalu menukiklagiseraya
hantamkan tangan kanan ke muka. Angin laksana badai menderu menyerangsi
mukaseram."Pukulan kunyuk melempar buah!,” seru si muka seram kaget.
Buru-buru diakebatkanlengan pakaian hitamnya. Tapi tubuhnya terduduk di
tanah karena angin pukulanlawannyatanya lebih dahsyat. Pemuda rambut
gondrong sendiri tersurut ke belakangbeberapalangkah, dadanya terasa
sakit."Manusia muka setan ini ilmunya tinggi sekali dan berbahaya!,”
membatin sipemuda.Sebaliknya si muka setan yang tahu bahwa lawannya
adalah seorang yang sangattangguh segera berseru pada Wirja Pranata.
"Sobat! Kenapa diam saja?!Bukankahkedatanganmu kemari untuk mencari
pencuri keris? Inilah bangsat malingnya!Ayo tunggu apalagi, mari kita
labrak!"Si pemuda tertawa dingin. Tangan kanannya diangkat
tinggi-tinggi. Ketikatangan ituturun, segelombang angin menggebubu
menyerang tubuh si muka setan dari ataske bawah!Manusia ini segera
kebutkan kedua ujung lengan bajunya. Pemuda gondrongsampai melesakkedua
kakinya sedalam dua senti ke tanah sedang si muka setan terguling
ditanah tapi cepatbangun lagi!Diam-diam si pemuda rambut gondrong
terkejut.Pukulan yang dilancarkan tadi bukan sembarang dan mempergunakan
hampirsepertigatenaga dalamnya tapi lawan ternyata tidak apa-apa
malahan bisa bangkitkembali!"Wirja Pranata!" berseru si muka setan.
"Kalau kau inginkan keris kembalilekas bantuaku meringkus maling busuk
ini! Apa kau tidak lihat pinggangnya menggembung?Keris
itudisembunyikannya di sana!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayuda"Orang tolol!,” maki si pemuda. ''Kenapa
terpengaruh omongan manusia mukasetanini?! -Dialah Yang mencuri keris
Tumbal Wilayuda!"Wirja Pranata jadi bingung. Tapi karena sudah terlanjur
maka dia teruskanjugaserangannya. Pernuda rambut gondrong tiada
hentinya memaki."Bangsawan Wirja Pranata, sebaiknya mundurlah! Jangan
sampai tertipu malingyangberteriak pencuri ini!”Meski terkejut karena si
gondrong ketahui nmaanya namun Wirja Pranata terusjugalancarkan
serangan-serangan. Si rambut gondrong menggereng. Tiba-tiba
bersuitkeras. Keduatangannya diangkat tinggi-tinggi ke atas dan
diputar-putar. Dia menghadaptepat-tepat padamanusia muka setan. Dan
manusia ini terkejut sekali "Pukulan angin puyuh!,”serunya, denganwajah
tegang. Cepat-cepat dia keruk kantong baju hitamnya, lompat empattombak
dan begitutangannya keluar dari saku maka melesatlah lima benda bersinar
hitam ke arahsi pemuda."Paku Darah Hitam!,” seru Wirja Pranata ombil
surut kebelakang. Hatinyameragu akansiapa sebenarnya manusia muka seram
itu.“Hemm... jadi kau anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam?" gertak
pemudarambut gondrong. Sekali dia hantamkan tangan kanan ke muka maka
luruhlahpaku-paku biruitu ke tanah! Ketika dia hendak menyerang kembali
si muka setan sudah lenyap!-- == 0O0 == --ENAMDENGAN sangat penasaran
Pendekar 212 putar tubuh. "Kalau kau tidak bertindakgegabah pasti
pencuri keparat itu sudah kena diringkus!".Memang meski hatinya bimbang
tapi Wirja Pranata sendiri juga meragu terhadapdiriWiro Sableng. "Kau
siapa?!" tanyanya."Sudah, saat ini bukan tempatnya untuk bertanya
jawab!". Pendekar 212 segeraberkelebat ke arah larinya si muka setan
yang diduganya adalah seoranganggota PerkumpulanPengemis Darah Hitam.
Namun dibelakangnya terdengar suara berseru.“Tunggu! Berhenti
dulu!"Karena tahu yang berseru adalah Wirja Pranata maka Wiro tidak
ambil perdulimelainkan lari terus. Namun sesaat kemudian berdesing
sejumlah senjatarahasia menyerang ke Wiro SablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaarahnya. Dengan beringas Pendekar 212
putar tubuh dan kebutkan tangan.Senjata-senjatarahasia itu
berpelantingan. Dan pada ketika itu pula Wirja Pranata sudahberdiri
dihadapannya."Jika kau orang baik-baik mengapa tidak berani sebutkan
nama terangkan diri?!Pastilahkau bangsanya kaki tangan gotongan
hitam!".Wiro Sableng jadi betul-betul penasaran kini. "Manusia tidak
tahu diri! Tidaktahumembedakan mana yang putih dan mana yang hitam!
Tidak tahu dirinya tengahditolong, malahmencap orang seenaknya! Kalau
bukan mengingat bahwa kau calon mertuanyaSultan, akusudah tampar kau
punya mulut! Sekarang pergilah!". Wiro gerakkan keduatangannya.
Dantahu-tahu terdoronglah tubuh Wirja Pranata ke belakang sampai empat
tombak!Wirja Pranatarupanya menjadi kalap. Melihat pemuda rambut
gondrong itu hendak angkat kakikembalimaka segera dia hunus keris dan
dengan cepat kirimkan lima tusukan sekaligus!hati sambil hindarkan diri
dengan cepat.Di lain saat maka tiba-tiba muncullah satu bayangan
manusia."Tahan!"Kedua orang yang bertempur, yang sama-sama mengenali
suara pendatang baru itusegera hentikan pertempuran.Pendekar 212 putar
kepala pada si pendatang lalu berkata. "Sultan, semangatcalonmertuamu
memang hebat! Nyalinya besar tapi sayang pikirannya
keliwatpendek!".Merahlah paras Wirja Pranata tapi dia juga heran
mengetahui bahwa si rambutgondrongmengenali Sultan Hasanuddin. Sultan
kemudian memperkenalkan kedua orang itu.Barulah saatitu Wiro menjura
hormat.Dengan batuk-batuk Wirja Pranata bertanya pada Sultan. "Bagaimana
denganAnjarsari,apakah berhasil ditemui...?"Sultan menundukkan paras
kecewa lalu gelengkan kepala dengan pelahan.“Terkutuk! Terkutuk!,” maki
Wirja Pranata dalam hati. Kedua tangannyaterkepalmembentuk tinju. Tentu
saja laki-laki ini sangat mengkhawatirkan keselamatandiri anakgadisnya
itu.Dalam pada itu Pendekar 212 mengetengahi. "Bapak Wirja, kau
kembalilah keUjungKulon. Kami berdua segera akan mengejar bangsat
pencuri itu,”''Aku turut bersama kalian!" kata Wirja Pranata dengan hati
keras."Bapak,” ujar Sultan, "saya tahu bagaimana perasaan dan kecemasan
hati Bapakterhadap keselamatan Anjarsari. Sayapun lebih kawatir lagi.
Tapi percayalah,bersama sahabat"Manusia geblek,” maki Pendekar212 dalam
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaini
saya pasti akan dapat mencari Anjarsari dan menemukan keris
TumbalWilayuda sertamembekuk bangsat-bangsat pencuri itu!"."Kalau kau
berkata begitu, baiklah". Wirja Pranata akhirnya mengalah. Makasesudah
ituWiro Sableng dan Sultan Hasanuddinpun berlalu dengan cepat.Ketika
hari pagi kedua orang itu masih juga belum berhasil meneemui
jejakpencuri yangmereka cari. Dengan perasaan lesu mereka sampai ke
sebuah kota bernamaParangwilis. SepertiAsoka maka Parangwilis adalah
juga sebuah kota dagang yang besar. Bau makananyang harummenghambur
keluar dari sebuah warung nasi. Kedua orang inipun masuklah kedalam
warungtersebut. Karena rambutnya yang gondrong dan potongan tubuh yang
kekar dariWiro Sablengserta tampang yang gagah dari Sultan Hasanuddin
maka kedua orang ini tentusaja menarikperhatian isi warung. Tapi tanpa
acuh Wiro dan Sultan terus saja menyantapmakanan mereka.Mendadak suasana
dalam warung nasi itu menjadi sunyi hening laksanadipekuburan!Wiro
Sableng dan Sultan segera merasakan perubahan ini. Sultan putar
kepalamemandangberkeliling sedang Wiro Sableng putar bola matanya
memandang cepat kebeberapa jurus.Dari pintu muka warung masuk seorang
berpakaian kotor compang camping danbertambal-tambal. Dari pintu
belakang dua orang lagi, kemudian dari jendeladi samping kirikanan
masing-masing dua orang lainnya! Muka-muka mereka rata-rata
menunjukkankebengisan, rambut kusut masai, kumis serta janggut kasar
meranggas!Beberapa orang tamu yang sedang makan dalam warung, melihat
gelagat yangtidak baikini segera jauhkan diri ke pojok. Sultan dan
Pendekar 212 karena merasa tidakada sangkut pautapa-apa dengan kesepuluh
manusia itu tanpa ambil perduli terus menyantaphidangan
mereka.Tiba-tiba salah seorang yang datang dari pintu depan hantamkan
tangan kananyakemuka. Angin deras melanda meja makan di hadapan Wiro
serta Sutan. Meja kayuyang besardan berat itu tak ampun lagi mental
melabrak dinding warung. Piring sertagelas di atasnyaberpelantingan
pecah! Namun di saat itu pula baik Pendekar 212 maupun Sultantelah
melompatke samping dan berdiri saling memunggungi !Serentak dengan itu
maka sepuluh manusia yang berpakaian compang-campingsudahmengurung
keduanya dengan rapat."Berhari-hari dicari baru kini kutemui!,” kata
laki-laki yang tadi melabrakmeja denganpukulannya yang hebat."Kalian
siapa?,” tanya Sultan sambil bersiap sedia menjaga segalakemungkinan.
Dibelakang di dengarnya Wiro Sableng mulai bersiul-siul seenaknya. Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaOrang tadi
mengekeh. Gigi-giginya hitam dan di sudut bibirnya terselipsegumpal
susurtembakau. "Kami adalah anggota-anggota Perkumpulan Pengemis Darah
Hitam!,”jawab orangitu.Terkejutlah Sultan. "Kami berdua tidak merasa
punya silang sengketa dengankalian,mengapa datang mengganggu?"Anggota
Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu mengekeh lagi. "Jangan
jualbacotmengatakan tiada silang-sengketa. Salah seorang dari kalian
telah membunuhpemimpin kamiPengemis Bibir Sumbing!""Oh, jadi kalian
anak-anak buahnya manusia jahat itu? Setiap manusia jahatakan
menemuiajalnya secara buruk! Kalian pergilah semua!"Anggota Pengemis
Darah Hitam semburkan susurnya ke muka Sultan. Meski cumasusurtapi
bahayanya besar sekali karena mengandung tenaga dalam! Dengan
cepatSultan hantamkantangan kanannya ke depan, maka mentallah susur
itu.Sebagian dari air susur menjiprat ke muka beberapa orang anggota
PerkumpulanPengemisDarah Hitam termasuk laki-laki yang telah
menyemburkan susur itu tadi! Makamarahlah dia! Dansegera
membentak!"Tangkap Sultan hidup-hidup! Yang gondrong itu cincang sampai
lumat!"Sembilan pengemis yang diberi komando segera menyerbu ke muka.
Tubuh SultandanWiro Sableng lenyap. Hanya suara tertawa Pendekar 212 ini
saja yangterdengar. Dan sesaatkemudian terdengarlah suara . "bluk . . .
. bluk .... bluk ... bluk . . .”Empat anggota Perkumpulan Pengemis
Darah Hitam mencelat dan menggeletak ditanahtanpa nyawa! Sekali lagi
Pendekar 212 berkelebat dan dua lawan lagi mental keluar kedai!Melihat
ini pengemis yang tadi berikan komando segera keluarkan
senjatanyaberupasebuah cambuk yang berwarna hitam. Melihat ini maka tiga
anggota lainnya yangmasih hidupsegera pula keluarkan cambuk
masing-masing. Dan sesaat kemudian maka laksanahujanmenggeletarlah
cambuk-cambuk itu ke arah Wiro Sableng dan Sultan. Suasanatiada ubah
sepertihalilintar. Kedai itu seakan-akan hendak hancur Iuluh tenggelam
oleh suaracambuk! Dan di saatitu tak ada satu tamu lainpun yang masih.
berani berada di dalam warungsedang pemilik warungsendiri sudah kabur
entah ke mana!Sultan melompat ke samping kiri untuk hindarkan cambuk
salah seorang lawan.Begituterhindar segera dia kirimkan serangan balasan
namun dua cambuk lainnya tahutahusudahmelibat kedua tangannya!
Bagaimanapun dicoba oleh Sultan untuk lepaskan dirinamun sia-siasaja.
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDi
tain pihak Pendekar 212 coba keluarkan diri dari hantaman-hantaman
cambukduaorang lawannya yang datang laksana hujan! Tapi memang permainan
cambuk empatanggotaPerkumpulan Pengemis Darah Hitam ini hebat sekali.
Sementara Sultan disebelah sana sudahkena diringkus dan di seret ke
pintu muka. Pendekar 212 dibikin sibuk dankepepet ke bagianbelakang
warung.Geram sekali Wiro Sableng lompat tiga tombak ke atas lalu menukik
ke bawahserayamembagi serangan tangan kiri kanan kepada dua orang
lawannya.Angin pukulan Pendekar 212 membuat kedua orang itu hanya
terdorong seketikakarenakebutan cambuknya yang begitu dahsyat sanggup
membendung hampir sebagianbesar anginpukulan Wiro !Dengan penasaran
Pendekar 212 begitu sampai ke tanah kembali segera menyambarsebuah
bangku panjang. Dengan bangku panjang sebagai senjatanya
makamengamuklahPendekar 212. Cambuk hitam anggota Pengemis Dara.h Hitam
betul-betul luarbiasa. Senjatakeduanya mendera bangku hitam beberapa
kali. Dan hancurlah bangku hitam itu !Wiro Sableng menggerung. Kedua
tangannya bergetar dan dinaikkan tinggi-tinggikeatas."Wut!
Wutt.....!”Warung nasi itu berderak derik! Kedua lawan coba putar dan
pecutkan cambukmerekalebih deras lagi namun angin yang menyambar dari
lengan Pendekar 212 taksanggup lagimereka tahan. Laksana topan kedua
orang itu bermentalan kian ke mari. Cambukmerekaterlepas dan tiba-tiba.
"krraakkk !" Warung nasi itupun robohlah!Sesaat kemudian bangunan ini
ambruk, maka Pendekar 212 sudah melabrak dindingdanlolos ke luar. Dua
orang anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam yang tadisudah
konyoltersambar pukulan "angin puyuh" Pendekar 212 tertimbun
mentahmentah!Di luar warung yang rubuh, Pendekar 212 bingung sendiri
karena melihat Sultanbersama dua orang anggota Pengemis Darah Hitam
sudah lenyap. Dia segera mintabeberapaketerangan pada orang-orang di
luar kemana lenyapnya ketiga orang itu."Kawanmu kena diringkus dan
dilarikan ke jurusan sana,” kata seseorang sambilmenunjuk ke ujung
jalan. Maka tanpa membuang waktu Wiro Sableng segeramengejar ke arahyang
ditunjukkan.-- == 0O0 == --TUJUHWiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal WilayudaPADA masa itu di Jawa Barat telah sejak
lama berdiri sebuah perkumpulan yangbernama Perkumpulan Pengemis Darah
Hitam. Anggotanya terdiri dari pengemispengemisyang tersebar di seluruh
pelosok dan di setiap kota. Setiap anggotaperkumpulan mempunyaisebuah
pecut hitam dan rata-rara memiliki ilmu silat yang tinggi. Tentu
sajakarena hampirsetiap tempat dan daerah anggota Perkumpulan Pengemis
Darah Hitam ada makasegala sesuatuperistiwa besar dan rahasia dengan,
sendirinya diketahui oleh mereka.Demikian juga denganperistiwa jatuhnya
Banten ke tangan pemberontak dan lenyapnya Sultan sertakeris
TumbalWilayuda. Yang terakhir sekali mereka juga mengetahui hubungan
Sultan denganAndjarsari.Maka pucuk Pimpinan Perkumpulan segera menyebar
anak-anak buahnya untukmendapatkankeris Tumbal Wilayuda mencari Sultan
serta menculik Andjarsari!Demikian besarnya hasrat mereka untuk berhasil
dalam rencana tersebut makasampaisampaisalah seorang dari pucuk
pimpinan yang terdiri dari tiga pengemisberkepandaian tinggi,memutuskan
untuk turun tangan. Pucuk pimpinan yang seorang ini ialah
PengemisBibirSumbing! Sebagaimana yang telah dituturkan sebelumnya,
ketika Sultan bermalamdi satupenginapan maka Pengemis Bibir Sumbing
telah mendatanginya dan hampirberhasil membawakabur keris Tumbal
Wilayuda jika saja saat itu Pendekar 212 tidak munculmemberikanbantuan.
Bukan saja Pengemis Bibir Sumbing tiada berhasil dengan niatnyauntuk
mencuri kerispusaka tumbal kerajaan tapi dia juga terpaksa serahkan
jiwa! Dibanding dengandua pucukpimpinan lainnya yaitu Pengemis Mata Buta
dan Pengemis Kaki Pincang makamemangkepandaian Pengemis Bibir Sumbing
jauh lebih rendah sehingga setelahbertempur beberapagebrakan secara
hebat maka akhirnya Pengemis Bibir Sumbing menemui ajalnya
ditanganPendekar 212.Namun bahaya yang mengancam Sultan serta keris
pusaka itu tidak sampai disana saja.Ketika Sultan bermalam di rumah
Wirya Pranata, seorang anggota PerkumpulanPengemis DarahHitam telah
berhasil melarikan keris tersebut selagi Sultan berada di tamandengan
calon istrinyaAndjarsari! Dan Andjarsari sendiri kemudian juga telah
diculik pula olehsalah seorang anggotalain Perkumpulan Pengemis Darah
Hitam!Adapun markas atau sarang Perkumpulan Pengemis Darah Hitam itu,
terletak didalamhutan belantara Riungslaksa. Maka ke sanalah
anggota-anggota perkumpulan yangtelah berhasilmembawa orang yang mereka
culik dan keris yang berhasil dicuri. Selamabeberapa hari itu kedua Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapucuk
pimpinan Perkumpulan Pengemis Darah Hitam menanti-nanti juga akan
hasilpekerjaananggota-anggota mereka."Ah, lama betul sekali ini
anggota-anggota kita menjalankan tugasnya…,”berkataPengemis Mata Buta.
Tubuhnya tinggi kurus macam tonggak. Pipinya cekung,rambutnya
panjangtergerai macam perempuan, sedang kedua matanya hanya merupakan
dua buahrongga dalamyang hitam sehingga dapat dibayangkan betapa
mengerikannya wajah manusia ini!"Ya… lama sekali,” jawab Pengemis Kaki
Pincang seraya menghela nafas dalam.Di selabibirnya terselip sebuah pipa
yang bau tembakaunya busuk sekali! Manusia inibermuka licin danberkulit
sangat pucat laksana mayat! Kaki kanannya pincang. "Bahkan
PengemisBibirSumbingpun tidak kelihatan mata hidungnya sampai saat
ini!""Pengemis Bibir Sumbing macam orang yang tidak percaya saja dengan
anggotaanggotakita sampai-sampai mau turun tangan sendiri…""Ah.., dia
memang dari dulu begitu sifatnya," kata Pengemis Kaki
Pincangpula."Saudara Pengemis Mata Buta, apakah menurutmu…”Belum habis
bicara Pengemis Kaki Pincang maka di luar terdengar seruan.
"ParaKetua,lihat apa yang aku bawa!"Dan sesaat kemudian muncullah
seorang anggota Perkumpulan yang berbadan tegapkekar. Dibahunya
terpanggul sesosok tubuh perempuan muda. Sosok tubuhperempuan ini
bukanlain Andjarsari, dibaring.kannya di atas lantai di hadapan kaki
kedua pucuk pjmpinanPerkumpulan. Saat itu Andjarsari tak dapat bergerak
dan juga tidak sadarkandiri karena telah ditotok.Tentu saja sangat
gembira hati kedua Ketua Perkumpulan itu."Jasamu kepada Perkumpulan
cukup besar Lah Simpong," kata Pengemis KakiPincangseraja gosok-gosok
kedua telapak tangannya.Cuping hidung anggota Perkumpulan yang bernama
Lah Simpong kelihatan membesardan bergerak-gerak tanda suka cita
hatinya."Percayalah, para Ketua," kata Lah Simpong pula. "Dengan
berhasilnya gadisini kitatawan, Sultan pasti akan datang ke sini dan
kita dengan mudah bisameringkusnya.""Betul sekali!" kata Pengemis Mata
Buta dan Pengemis Kaki Pincang hampirberbarengan.Lah Simpong yang
dulunya adalah seorang peminta-minta di kota Menes basahkanbibirdengan
ujung lidah, "Para ketua," katanya "Apa aku boleh terima uang
jasasekai-ang...?!""Tentu…!" jawab pengemis Kaki Pincang. Dari balik
pinggang dikeluarkannyasebuahkantong kulit dan ditemparkannya ke hadapan
Lah Simpong. Benda itu jatuhdengan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal Wilayudamengeluarkan suara berdering di muka kaki
Lah Simpong. Dengan. menyeringaigembira makaLah Simpong segera
membungkuk dan mengambil kantong uang itu. Dan pada saatitu pulalahdi
luar terdengar seruan seseorang. "Apa artinya hasil yang dibawa
LahSimpong dibandingkandengan apa yang kami bawa ini wahai Para Ketua
Perkumpulan?!"Dua sosok tubuh mencelat masuk lewat jendela. Ketika
mendarat dilantaisedikitpunkaki mereka tiada mengeluarkan suara! Baik
Pengemis Kaki Pincang maupunPengemis MataButa yang meskipun buta tapi
mempunyai perasaan dan pendengaran yang tajamluar biasasama-sama
bergembira."Siapa yang kalian bawa itu?" tanya Pengemis Mata
Buta."Sultan! Sultan!" kata Pengemis Kaki Pincang sambil melompat dari
kursinya.Pengemis Mata Buta tertawa girang. Dari balik sabuknya dia
keluarkan dua buahkantong kulit yang besar. "Ini terima!" katanya. Dua
orang anggota PengemisDarah Hitam tadisegera menyambutinya. Mereka
menjura girang lalu mau putar diri dari situnamun seseorangyang melompat
masuk lewat pintu muka mengejutkan mereka!"Aha... bawaanku memang bukan
manusia bernyawa! Bawaanku juga tidak besarcumakecil sekal ! Tapi
justru apa yang kubawa ini merupakan satu tanda bahwasiapa
pemiliknyaadalah mempunyai hak untuk menjadi raja di Banten!"Pengemis
Mata Buta dan Pengemis Kaki Pincang meloncat dari kursi
masingmasing!"Mata Picak! Apakah kau berhasil mencuri keris Tumbal
Wilayuda?!" seruPengemisMata Buta dengan nada gembira.Anggota
Perkumpulan yang bermata buta sebelah dan bertampang angker
itutertawamengekeh. Nama sebenarnya tak satu anggota atau pemimpin
perkumpulan yangtahu. Karenaitu dia dipanggil dengan gelaran Mata Picak.
Di bandingkan dengan PengemisBibir Sumbingmaka kepandaian Mata Picak
tiga tingkat lebih tinggi, ditambah lagi bahwa diamempunyaikeistimewaan
tersendiri yaitu mempunyai senjata rahasia paku beracun!Kepandaiannya
ini jugaditurunkannya kepada anggota perkumpulan termasuk para pucuk
pimpinansehingga lambatlaun senjata rahasia itupun disebut "paku darah
hitam,” sesuai dengan namaperkumpulanmereka. Dengan ketinggian ilmu
silat ditambah dengan kelihayannya memainkansenjata rahasia"paku darah
hitam" maka sebenarnya Mata Picak adalah lebih tepat untukmenjadi
pimpinanperkumpulan daripada Pengemis Bibir Sumbing. Namun Pengemis
Bibir Sumbingsudah belasantahun memasuki Perkumpulan bahkan dialah yang
mula-mula mempunyaiprakarsa untukmendirikan Perkumpulan Pengemis Darah
Hitam itu!"Kita pesta tuak malam ini!" seru Pengentis Mata Buta. Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Pesta tuak
dan anggur!,” menimpali Pengemis Kaki Pincang.Kedua pimpinan
Perkumpulan itu sama-sama mengeluarkan sebuah kantung uang
danmelemparkannya ke hadapan Mata Picak. Memang inilah yang
ditunggu-tunggu olehsi MataPicak. Dengan segera kedua kantung uang itu
disambutinya. Dia menjura. Belumlagi sempatdia berdiri tegak dari
menjuranya itu maka dari pintu muka masuklah seoranganggota
Perkumpulan.Mukanya tak kalah bengis angker, namun di saat itu tampang
itukelihatan sedikitpucat, lesu dan kuyu!Pengemis Kaki Pincang kerutkan
kening melihat anggotanya ini. Tak biasanyaKuntawana berparas semurung
itu. Maka bertanyalah dia. "Kabar apakah yangagaknya kaubawa dari luar
rimba, Kutawana?!""Hemm… Kutawana juga sudah kembali?" ujar Pengemis
Mata Buta.Anggota yang baru datang itu menjura. Dihelanya nafas panjang
lalu berkatalahdia ."Aku membawa kabar buruk, para Ketua...”"Kabar buruk
bagaimana?" tanya Pengemis Kaki Pincang sementara yang lainlainnyajuga
tujukan perhatian terhadap Kuntawarna."Kemarin aku memasuki kota Asoka.
Kota itu tengah berada dalam kegemparankarenamenemukan sesosok mayat di
belakang bengkel kuda Ketika aku menyeruakdiantara orangbanyak ternyata
mayat itu adalah mayat Ketua Pengemis Bibir Surnbing!"Terkejutlah semua
orang."Ada keanehan dalam cara matinya…"."Keanehan bagaimana maksudmu?!"
tanya Pengemis Mata Buta.Kulit keningnya hitam, dadanya biru. Sedang
pada kulit kening yang hitam ituterteratiga buah angka. Angka
212!"Terjadilah perubahan pada air muka pucuk pimpinan Perkumpulan
Pengemis DarahHitam. Pengemis Kaki Pincang memandang pada pengemis Mata
Buta. Pengemis MataButasendiri di saat itu merenung. "Bagaimana
pendapatmu, Ketua Pengemis MataButa?" bertanyaPengemis Kaki
Pincang.Sejurus lamanya barulah menjawab Pengemis Mata Buta itu. Nada
suaranyakentaraberubah sekali kali ini. "Sesudah hampir empat puluh
tahun menghilang taktentu rimbanya,ternyata dia muncul kem-bali. Dia
adalah momok yang menakutkan bagi tokohtokohsilatgolongan hitam macam
kita ini, Ketua Kaki Pincang. Pastilah dia muncul
untukkembalimenghancurkan golongan kita seperti empat puluh tahun yang
lalu itu…" WiroSablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Maksudmu Pendekar 212 Kapak Maut Naga Geni si Sinto Gendeng
itu...?!" tanyaPengemis Kaki Pincang."Siapa lagi!"“Ah... kalau dia
memang muncul untuk maksud yang seperti masa lampau,
diasalahperhitungah! Dunia persilatan dulu tidak sama dengan dunia
persitatan masasekarang!Golongan hitam banyak maju pesat, banyak
mempunyai tokoh-tokoh kosen sertalihay dansakti! Sinto Gendeng boleh
datang kemari. Dan itu berarti dia antarkan nyawasendiri!"Pengemis Mata
Buta menarik nafas dalam, "Kita tak bisa menganggap entengmomokperempuan
itu, Ketua Kaki Pincang,” kata Pengemis Mata Buta pula."Ketahuilah,
keduamataku yang buta ini, dialah yang telah mengoreknya dulu…".Kagetlah
Pengemis Kaki Pincang. Matanya mendelik dan dipandanginya
parasrekannyaitu. Akhirnya dia memandang ke jurusan lain karena
merinding juga kuduknyamemandanglama-lama pada rongga rongga mata yang
menggidikkan itu!Suasana hening seketika. Dan keheningan itu dipecahkan
oleh bentakan PengemisMataButa. "Kuntawana, apa yang kau telah lakukan
terhadap mayat Ketua PengemisBibirSumbing...?!"Terkejutlah
Kuntawana."Jawab! Apa sesudah kau temui lantas kau tinggal begitu
saja....?!""Ketua… di saat itu mayat Ketua Pengemis Bibir Sumbing
dikerumuni oleh banyakorang. Di antaranya beberapa prajurit kerajaan.
Tak mungkin bagiku…”"Tutup mulut! Kesalahanmu besar! Kau dipecat sebagai
anggota Perkumpulan!"Muka Kuntawana menjadi pucat. "Ketua…”"Diam! Lekas
angkat kaki dari sini!""Para Ketua…''."Diam! Berlalulah sebelum
amarahku lebih memuncak!" bentak Pengemis MataButa.Kuntawana menyuruh
mundur. "Aku bersedia kembali ke Asoka untuk mengambilmayat Ketua Bibir
Sumbing…”"Tak perlu," jawab Pengemis Mata Buta tetap keras. "Aku bisa
suruh anggotayanglain!".Maka membesilah paras Kuntawana. "Baik, aku akan
pergi tapi serahkan duluuangjasaku". "Kurang ajar! Kau berani bicara
seenaknya demikian rupa?! Inibagianmu!".Pengemis Mata Buta kebutkan
lengan jubah hitamnya. Satu gelombang angindahsyatmelanda ke arah
Kuntawana. Terkejutlah Kuntawana. Dia tahu betul pukulan yangdilancarkan
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaoleh
si Mata Buta itu. Pukulan "seribu topan!"! Dengan cepat
Kuntawanamelompat ke atasnamun dia tak bisa melompat tinggi karena
bangunan di mana mereka beradamempunyai lotengyang rendah!"Celaka,
mampuslah aku!" kata Kuntawana di dalam hati.Namun pada detik yang
berbahaya itu dari jendela samping satu larikan sinarmerahmenyambar
memapaki angin pukulan seribu topan dan kejapan itu juga
buyarlahpukulanPengemis Mata Buta dan selamatlah Kuntawana!Pengemis Mata
Buta seorang yang mempunyai perasaan luar biasa.
Sepasangtelinganyabukan saja tajam tapi juga merupakan sebagai sepasang
mata baginya.Dia menoleh ke jendela. "Keparat yang suka ikut campur
urusan orang, cobaperlihatkandiri!" bentaknya.Di diluar terdengar suara
tertawa bergelak. Sesaat kemudian sesosok tubuhberjubahmerah dan
berkerundung kain merah dengan gerakan yang sangat sebat dan
entengsudahmenjejakkan kaki di lantai ruangan!"Iblis Pencabut Sukma!"
teriak Pengemis Kaki Pincang berbarengan dengananggotaanggotaPerkumpulan
lainnya! Wajah mereka mengkerut tegang!-- == 0O0 == --DELAPANORANG
berkerundung merah keluarkan suara tertawa mengekeh kembali.
PengemisMata Buta rangkapkan kedua tangannya di muka dada. "Kiranya
lblis PencabutSukma!Pantas keras dan hebat angin pukulannya! Tapi
gerangan apakah yang membuatkau datangke sini serta mencampuri urusan
Perkumpulan kami?!"Laki-laki berkerundung yang merupakan Wakil Ketua
Perkumpulan Iblis PencabutSukma lagi-lagi tertawa mengekeh. "Ketua-ketua
Perkumpulan Pengemis DarahHitam,kuharap tanpa banyak bicara segeralah
serahkan Keris Tumbal Wilayuda, SultanHasanuddindan gadis itu
kepadaku....!"."Eh... ini suatu hal yang tidak kami sangka! Rupanya kau
juga inginkan semuaituheh...?” Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayuda"Hidung kerbau!," maki Iblis Pencabut Sukma.
"Aku bilang jangan banyakbicara!Serahkan cepat! Atau seluruh
Perkumpulanmu akan kulabrak?!""Ah.... Kalau tak salah kita ini masih
sama-sama satu golongan. Kenapa harusbikinpersoalan begini rupa? Semua
manusia berhak memang memiliki keris dan keduamanusiayang kau katakan
itu! Dan pihakku telah perhasil menguasainya, kau terlambat.Itu
adalahsalahmu sen.....""Katakan saja kau tak mau menyerahkan apa yang
aku minta!,” memotong lblisPencabut Sukma."Untuk mendapatkan semua itu
pihakku sampai korbankan salah seorang ketuanya!Sekarang kau seenaknya
meminta! Aturan macam mana yang kau pakai?!" kataPengemisKaki
Pincang."Kaki Pincang kau menentukan kematianmu sendiri dengan bicara
macambegitu..!"Pengemis Kaki Pincang tertawa tawar. "Orang lain mungkin
takut pada kau! TapiakuPengemis Kaki Pincang boleh dicoba nyalinya!".
lblis Pencabut Sukma tertawagelak-gelak.Kedua kakinya merenggang. "Dalam
satu jurus kau akan konyol ke akheratPengemis KakiPincang!""Coba saja,
aku mau lihat!" kata Pengemis Kaki Pincang dengan
tertawamenghina.Sementara itu telinganya mendengar suara rekannya si
Mata Buta yangdisampaikan denganilmu menyusupkan suara. "Ketua Kaki
Pincang, hati-hatilah. Manusia iniberbahaya....".Ketika Iblis Pencabut
Sukma angkat tangan kanan ke atas, dan ketika PengemisKakiPincang
pusatkan tenaga dalamnya ke tangan kiri tiba-tiba Kuntawana
melompatantaratengah-tengah kedua Orang itu."Manusia sontoloyo! Kau juga
minta dikirim keakhirat?!" bentak Iblis PencabutSukma. Kuntawana
menghadap pada Pengemis Mata Buta dan Kaki Pincang. "ParaKetua,harap
perkenankan aku melayani dajal berkerudung ini sebagai
penebuskesalahanku!"."Hem…". Pengemis Mata Buta merenung. "Baiklah. Kaki
Pincang, kau mundurlah!"Maka Pengemis Kaki Pincangpun mundurlah sedang
Kuntawana segera cabutcambuk hitamnya. Iblis Pencabut Sukma menyeringai.
"Manusia tampangmu cukuptigalangkah saja kulayani!". katanya.Kuntawana
putar cambuknya dengan sebat.Iblis Pencabut Sukma maju satu
langkah.Kuntawana tiba-tiba lepaskan pukulan tangan kiri, sesudah itu
laksana hujancambuknya bergelegaran ke arah lawan. Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaIblis Pencabut Sukma
majukan langkah kedua. Jari-jari tangan kanannyaterbentang kemuka
seperti hendak mencaakar sedang tangan kiri mengebut menahan
seranganlawan. Padadetik dia buat langkah ketiga maka tangan kanannya
ditarik ke belakang dengankeras! Inilahyang disebut ilmu pukulan
pencabut sukma!Kuntawana merasakan badannya seperti tersedot! Isi
perutnya seperti dibetot!"Huah!"Sesaat kemudian anggota Pengemis Darah
Hitam inipun muntah darahlah! Tubuhnyaterkapar di lantai tanpa
nyawa!Berdeburlah darah para anggota Perkumpulan Pengemis Darah Hitam.
PengemisKakiPincang dan Pengemis Mata Buta tergetar hati masing-masing!
Kuntawana adalahanggotaPerkumpulan yang ilmu kepandaiannya tidak rendah.
Tapi Iblis Pencabut Sukmamembunuhnya hanya dalam tiga langkah! Iblis
Pencabut Sukma tengadahkan mukadan tertawabekakakan menegakkan bulu
roma!."Siapa yang tidak senang melihat mampusnya kroco itu boleh maju
segera!,”katanya.Kemudian dia berpaling pada dua orang pimpinan
Perkumpulan Pengemis DarahHitam.Sepasang matanya kelihatan menyorot
berkilat. "Kalian berdua masih belum mauserahkan apaapayang aku
minta?!".Sebelum kedua Ketua Pengemis Darah Hitam berikan jawaban
sesosok tubuh dengangerakan enteng melompat, ke hadapan dua Ketua
Pengemis Darah Hitam."Para Ketua, perkenankanlah aku Lah Simpong untuk
membasmi iblis yang kesasarini!"Pengemis Mata Buta tidak memberikan
sahutan. Dia tahu kepandaian Lah Simpongmemang lebih tinggi dari
Kuntawana, tapi untuk menghadap lblis PencabutSukma, tingkatkepandaian
Lah Simpong masih belum dapat diharapkan. Sebaliknya Pengemis
KakiPincangsetelah merenung sejurus, lalu anggukkan kepala dan berkata,
"Baiklah, tapihati-hati. Manusiaini benar-benar ganas seperti
iblis!"Setelah diperkenankan begitu rupa maka Lah Simpong segera putar
badan. Cambukditangan kiri, sebuah toya besi di tangan kanan maka diapun
maju ke arah IblisPencabut Sukma.Iblis Pencabut Sukma menyeringai di
balik kerundung kain merahnya. "RupanyaParaKetua Perkumpulan Pengemis
Darah Hitam lebih suka korbankan anggotanya daripada
majusendiri!""Jangan banyak mulut manusia iblis! Lihat cambuk!" Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaCambuk
hitam di tangan kiri Lah Simpong berkelebat. Suaranya
menggelegarmacampetir. Ujung cambuk dengan sangat cepat, sukar dilihat
oleh mata biasa,mendera ke muka sikerudung merah! Sebelum serangan ini
sampai, Lah Simpong susul denganserangan toya besihitam. Kedua ujung
toya menderu berubah seperti ratusan banyaknya danmenyerang
keselusinbagian tubuh Iblis Pencabut Sukma!Yang diserang terkekeh-kekeh.
"Keluarkan seuruh kepandaianmu, Lah Simpong!Kalautidak setengah jurus
di muka kau akan jadi mayat!"."Tubuhmu yang akan terkapar lebih dulu,
iblisl". Ujung cambuk menyambardengandahsyat ke muka Iblis Pencabut
Sukma sementara toya besi sedetik lagi pastiakan menghancurluluhkan
tulang-tulang anggota Iblis Pencabut Sukma!Tapi pada kejapan mata itu
Iblis Pencabut Sukma kebutkan lengan jubahmerahnya. Selarikangin pukulan
yang hebat menyusup di antara deraan cambuk dan terus melabrakLah
Simpong.Tubuh anggota Pengemis Darah Hitam ini jatuh duduk di lantai.
Mukanya pucatlaksana mayat. Diaberusaha bangun. Tubuhnya tertatih-tatih
tanda dia terluka parah di dalam!"Sekarang pasrahkan ajalmu, Lah
Simpong!". Iblis Pencabut Sukma angkat tangankanannya lalu ditarik ke
belakang dengan cepat! Tubuh Lah Simpong sepertiditarik besi
berani,tersedot sampai dua tombak ke muka, lalu jatuh menelungkup. Darah
membuihdimulutnya.Ajalnya sampai!Putihlah wajah dua Ketua Perkumpulan
Pengemis Darah Hitam. Para anggota yanglainberdiri laksana kaku. Mereka
merasa seperti nyawa mereka sendiri yang lepaswaktu menyaksikankernatian
Lah Simpong itu!"Keganasanmu sudah keliwatan sekali, Iblis Pencabut
Sukma!,” kata PengemisKakiPincang. "Jangan harap kau bakal bisa
tinggalkan tempat ini dengan selamat!".Pengemis KakiPincang maju dua
langkah. "Mulailah, Iblis,” tantangnya.Iblis Pencabut Sukma tertawa
dingin.Pengemis Kaki Pincang mendengus. "Kau tidak punya nyali untuk
memulai?! Kalaubegitusambut pukulanku ini!".Pengemis Kaki Pincang angkat
tangan kanan. Namun dua anggota Perkumpulanmelompatke tengah kalangan.
Mereka adalah dua kakak beradik Sepasang Cakar Garudayang
dulunyamerupakan fakir-fakir miskin di kaki gunung Salak, tapi yang
kemudiannyaberhasil diseret olehPengemis Kaki Pincang untuk masuk ke
dalam Perkumpulan Pengernis Darah Hitam."Para Ketua, kalau untuk
membereskan manusia ini, serahkan pada kami!,” kataSepasangCakar Garuda
yang tertua. • Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
WilayudaMeskipun darahnya sudah mendidih namun Pengemis Kaki Pincang
yang percayaakankemampuan kedua anggotanya itu segera bersurut
mundur!"Bereskanlah cepat!,” katanya."Ah lagi-lagi bangsa-bangsa kroco
yang disuruh maju!" menghina Iblis PencabutSukma."Kroco atau apa, tapi
ketahuilah nyawamu hanya beberapa kejapan mata sajaIblis!"1blis Pencabut
Sukma mendengus. "Sombongnya!,” katanya.Dan disaat itu cambuk-cambuk
lawan sudah menderu laksana topan, menyerang kearahleher dan kaki, lalu
bergantian secara teratur dan cepat membabat ke dada danke perut!
Dalamseketika saja maka Iblis Pencabut Sukma sudah terbungkus serangan
cambuk yangbergelegaranitu. Jubah Merah dan kerudungnya berkibar-kibar
karena kerasnya sambarancambuk hitam kedualawan!"Hemm... permainan
cambuk kalian boleh juga! Tapi aku mau lihat apa bisamenerimapukulan
menendang langit menjungkir awan ini?!".Habis berkata demikian Iblis
Pencabut Sukma tendangkan kaki kiri ke muka danhantamkan telapak tangan
karian dari bawah ke atas!Disaat itu pula maka menggelindinglah kedua
anggota Perkumpulan PengemisDarahHitam itu. Tapi begitu terhampar begitu
keduanya bangun lagi meskipun dengankeluarkankeringat dingin dan sama
menyadari bahwa diri mereka di bagian dalam terlukaparah!Keduanya
sama-sama menggerung. Cambuk hitam mendera ganas. Sedang tangan kiriyang
membentuk cakar burung garuda dengan kecepatan yang luar biasa
menyambarke mukadan ke dada Iblis Pencabut Sukma!"Oh jadi kalian adalah
Sepasang Cakar Garuda huh?!" ujar Iblis Pencabut Sukmayangkenali
permainan silat kedua lawannya.Sebaliknya dua anggota Perkumpulan
Pengemis Darah Hitam itu rupanya tidak maukasih hati lagi.
Serangan-serangan mereka yang dahsyat itu mereka susulidengan empat
buahtendangan sekaligus! Iblis Pencabut Sukma bersuit keras! Serasa mau
pecahgendang-gendangtelinga mendengarnya! Begitu suitannya lenyap maka
dari tangan kirinyamenyambarlah sinarmerah yang menyeruak laksana kipas
menyerang Sepasang Cakar Garuda sekaligus!Keduaanggota Perkumpulan
Pengemis Darah Hitam itu mencelat ke loteng, satu amblasdanmenyangsrang
di papan loteng sedang yang satu lagi jatuh bergedebukan kelantai.
Tubuhkeduanya merah matang laksana daging panggang!Pengemis Kaki Pincang
tahan nafas. "Pukulan kipas merah,” membatin ketuaPengemisDarah Hitam
ini sedang Pengemis Mata Buta meskipun tidak dapat melihat
namunperasaannya Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal Wilayudayang tajam serta pendengarannya yang luar biasa,
diam-diam juga mengetahuiilmu pukulanapa yang telah dilepaskan
lawan!Ruangan itu sehening di kuburan.Sekali lagi Iblis Pencabut Sukma
menengadah dan keluarkan suara tertawabekakakan.Dari arah pintu
melangkah enteng seorang anggota Perkumpulan Pengemis DarahHitam.
Tubuhnya tinggi kekar. Tampangnya seram. Kumis dan janggutnya
tajammeranggassedang salah satu matanya picak."Para Ketua, izinkan aku
si Mata Picak membuat perhitungan dengan manusiaitu!".Baik Pengemis Kaki
Pincang maupun Pengemis Mata Buta sama-sama manggutkankepala. Mata
Picak adalah anggota yang paling tinggi ilmunya dan
mempunyaikelihayandalam memainkan senjata rahasia "paku darah hitam".
Karena itu Ketua-ketuaPerkumpulanpengemis Darah Hitam sama mempercayakan
bahwa anggota mereka yang berilmutinggi inisanggup mengalahkan lawan
yang tangguh itu.Mata Picak putar tubuh menghadapi Iblis Pencabut
Sukma."Iblis Pencabut Sukma," dia berkata, "aku Pengemis Mata Picak
mohon diberibeberapajurus Relajaran dari kau!""Aha... Mata Picak, kau
punya peradatan sedikit. Bagus aku ampunkan jiwamu!Tapilekas korek kau
punya biji mata lalu tinggalkan, tempat ini!"Gigi-gigi dan geraham
Pengemis Mata Picak bergemeletakan. "Kepongahanmusetinggilangit Iblis
Pencabut Sukma. Tapi apa kau kira kau punya nyawa rangkap!".lblis
Pencabut Sukma tertawa bergelak.“Dikasih keampunan malah
menantang!""Sudahlah! Tiada guna bicara panjang lebar padamu!
Mulailah!".-- == 0O0 == --SEMBILAN“KARENA kau yang minta dikirim
keakhirat, maka kau mulailah lebih dulu, MataPicak!" kata Iblis Pencabut
Sukma dengan jumawa.Mendengar ini Pengemis Mata Picak tidak
sungkan-sungkan lagi. Laksanaterbang,tubuhnya melesat ke muka. Empat
tendangan menderu, enam pukulan membadai!Wiro SablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaDiam-diam Iblis Pencabut Sukma
terkejut juga melihat kehebatan lawan yangsatu ini.Dia membentak garang
dan berkelebat cepat. Tubuhnyapun lenyap! Kelebatantubuhnyamengeluarkan
angin deras yang membendung keseluruhan serangan lawan.
PenuhpenasaranPengemis Mata Picak keruk saku bajunya yang
bertambal-tambal."Lihat paku!" serunya.Dua belas buah paku hitam yang
beracun melesat menyerang dua belas bagiantubuhIblis Pencabut Nyawa.
Manusia berkerudung ini menggerung dan kebutkan keduatangannya.Maka
terdengarlah jeritan Pengemis Mata Picak. Enam dari paku darah
hitamnyayang beracunberbalik dan menembus tubuhnya sedang enam lainnya
mental ke loteng!Terbeliaklah mata Pengemis Kaki Pincang dan
anggota-anggota Perkumpulanlainnyayang masih hidup sedang Pengemis Mata
Buta yang tidak punya mata kelihatanwajahnyamengkerut tegang."Iblis
Pencabut Sukma," buka suara Pengemis Mata Buta. "Kita sama-sama
satugolongan hitam. Antara pihakku dan pihakmu tiada permusuhan. Mengapa
turuntangan sampaiseganas ini....?!""Ah, aku bosan mendengar bicaramu
yang itu ke itu juga! Walau bagaimanapunakutidak sudi disama ratakan
satu golongan dengan kau! Aku beri waktu limakejapan matabagimu dan
rekanmu si pincang untuk merenung dan memenuhi permintaanku..."Lima
kejapan matapun lewat dalam suasana hening tegang."Kalian
manusia-manusia keras kepala dan dogol geblek!" bentak Iblis
PencabutSukma, "Lihat ini!"Sepasang tangannya terpentang ke muka dan dua
larik sinar merah yangmenyeruakseperti kipas menggebubu ke arah tiga
belas orang anggota PerkumpulanPengemis DarahHitam. Pengemis Kaki
Pincang dan Pengemis Mata Buta terkejut. Buru-burukeduanyahantamkan
tangan untuk memapasi namun luput! Di seberang sana tiga
belasanggotaPerkumpulan Pengemis Darah Hitam mencelat ke dinding dan
jatuh bertumpukantanpa nyawa.Tubuh mereka matang merah laksana
dipanggang!Maka murkalah kedua pucuk pimpinan perkumpulan Pengemis Darah
Hitam. Keduanyamaju berbarengan."He... he, dua tokoh silat yang katanya
lihay dan terkenal nyatanya hanyanama-namakosong belaka, menyerang main
keroyok!,” kata Iblis Pencabut Sukma dengansuara lantang. Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaPengemis
Mata Buta, meskipun tokoh silat jahat golongan hitam, tapi
mendengarinisegera bersurut mundur dan berkata . "Saudara Pengemis Kaki
Pincang, bereskanbiangmalapetaka ini!"."Tak usah khawatir, Saudara Mata
Buta,” menyahut Pengemis Kaki Pincang. "Tapiakutidak begitu senang
maenghadapi manusia yang sembunyikan muka dibalikkerudung!".Habis
berkata begini, dengan keluarkan jurus "garuda sakti,”
makaberkelebatlahPengemis Kaki Pincang. Demikian cepat gerakannya
sehingga tak terduga samasekali olehIblis Pencabut Sukma."Sreet" !Maka
robek dan tanggallah kerudung merah Iblis Pencabut Sukma!
DanterkejutlahPengemis Kaki Pincang. Muka Iblis Pencabut Sukma nyatanya
benar-benarmenyeramkanseperti iblis. Keseluruhan mukanya hancur oleh
bopeng-bopeng yang besar-besar(bopeng =burik). Kedua matanya sangat
besar dan menjorok ke muka serta jereng(juling). Hidungnyahampir sebesar
telapak tangan dan pesek lebar menutupi pipinya yang cekung.Bibirnya
sangattebal dan tak bisa dikatupkan sehingga kelihatanlah gigi-giginya
yang besarbesardan busuk!Kejut Pengemis Kaki Pincang hanya seketika.
Menyusul terdengar suaratertawanyamembahak. "Aha... kiranya Iblis
Pencabut Sukma bermuka terlalu buruk, lebihburuk dari iblissungguhan!
Pantas sembunyikan muka dibalik kerudung!".Iblis Pencabut Sukma
mendongak ke atas. Hidungnya keluarkan suara mendengus."Jangan harap kau
bisa selamat dalam tiga jurus, setan alas!,” bentaknya.Dan disaat itu
Pengemis Kaki Pincang sudah melayang sebat ke mukanya.
Duatanganterpentang kemudian membuat enam serangan beruntun yang disusul
oleh empattendangandahsyat!Iblis Pencabut Sukma mengaum macam harimau
lapar. Sekali dia berkelebat makalenyaplah tubuhnya dan pada sekejapan
mata kemudian sinar merah berbentukkipasmenggelombang menyerang Pengemis
Kaki Pincang."Saudara Kaki Pincang! Hati-hatilah....!". memperingatkan
Pengemis Mata Buta."Ah, cuma pukulan picisan begini siapa yang takut!"
sahut Pengemis KakiPiricangseraya lompat tiga tombak ke atas. Serangan
lawan berhasil dielakkan olehPengemis KakiPincang. Dengan geram Iblis
Pencabut Sukma lompatkan diri pula ke udaraseraya lancarkanjurus
"menendang langit menjungkir awan". Karena jurus ini mempergunakanlebih
darisetengah bagian tenaga dalamnya, maka tak ampun Pengemis Kaki
Pincangmencelat ke ataspanglari (loteng). Loteng bobol! Beringas sekali,
sesudah berhasil lepaskandiri dari jepitan Wiro SablengPendekar Kapak
Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapapan-papan loteng, Pengemis Kaki
Pincang cabut pipa besarnya dari balikpakaian yangbertambal-tambal!
Sekali menyedot, sekali menghembus maka melesatlah asappipa yang
pekatkelabu dan mengandung racun ganas!"Ilmu rongsokan macam ini tak
perlu dipertontonkan padaku, Kaki Pincang!,”ejek IblisPencabut Sukma.
Tangan kanannya diangkat ke atas lalu ditarik ke belakang!Pukulan
pencabutsukma! Pengemis Kaki Pincang dengan cepat kerahkan tenaga
dalamnya. Tapi apadaya. Diatak bisa selamatkan diri. Isi perutnya serasa
dibetot, nafasnya serasadisedot dan "puah...!".Pengemis Kaki Pincang
muntah darah. Laksana daun kering tubuhnya yang takbernyawa itu melayang
ke bawah dan terhampar di lantai! Perkataan IblisPencabut Sukmayang
menyatakan bahwa dia akan membunuh lawan dalam tiga jurus,
kiniterbukti!Dengan tengadahkan mukanya yang seram itu Iblis Pencabut
Sukma tertawapanjanglaksana serigala lapar di malam buta!Mengkerutlah
wajah Pengemis Mata Buta.Urat-urat lehernya menggelembung. Pelipisnya
bergerak-gerak sedang rahangrahangnyabertonjolan. "Pengemis Mata Buta,
hanya kau yang tinggal kini! Apa masihberkeras kepala untuktidak mau
serahkan apa yang kuminta...?!".Pengemis Mata Buta rangkapkan tangan di
muka dada. Kehebatan Iblis PencabutSukmamemang luar biasa. Setelah
merenung sejenak maka buka suaralah dia."Iblis Pencabut Sukma, sekalipun
kau punya tiga kepala enam tangan, janganharap akutidak bernyali untuk
melawanmu. Juga jangan harap aku akan kabulkanpermintaan gilamu!""Akh...
kalau begitu kasihan sekali! Perkumpulan Pengemis Darah Hitam
rupanyasudahditakdirkan para iblis musti musnah hari ini!"."Perkumpulan
Pengemis Darah Hitam tidak musnah! Sebaiknya bersiaplah untukmenghadap
setan neraka, manusia iblis! Manusia iblis macammu memang
tempatnyapantas dineraka!".Habis berkata demikian maka Pengemis Mata
Buta masukkan tangan kanan ke balikjubahbertambal-tambalnya. Begitu
tangan keluar maka bergemerlaplah sinar hitamsebilah pedang.Tergetar
juga Iblis Pencabut Sukma melihat sinar senjata ini."Jika kau punya
senjata bagusnya lekas dikeluarkan, Iblis!" berkata PengemisMata
Buta."Untuk menghadapi manusia buta macam kau, perlu apa pakai senjata
segala?!Majulah, tangankusudah gatal-gatal untuk mencabut
nyawamu!"."Jangan mimpi Iblis!" bentak Pengemis Mata Buta. Sekali dia
melompat ke mukamakaberkiblatlah taburan sinar hitam dari sambaran
pedangnya!Dan... "Plak"Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaTubuh Iblis Pencabut Sukma terdorong beberapa
langkah kebelakang!Terkejutlah Pengemis Mata Buta ketika mengetahui
bahwa lawannya tidakmendapat satucelaka apapun akibat ilmu pukulan
"telapak tangan minta sedekah" yang sangatdiandalkannya itu,padahal
dalam ilmu pukulan ini dia sudah melatih diri sampai sepuluh tahun!Rasa
terkejut dan kecewa melihat pukulannya hampa belaka membuat dalamkejapan
ituPengemis Mata Buta menjadi sedikit lengah. Dan kesempatan ini tiada
disiasiakanoleh lawan.Iblis Pencabut Sukma kirimkan satu tendangan ke
perut lawan. Tak ampun lagiPengemisMata Buta jatuh duduk terkapar di
lantai. Belum lagi dia sempat bangun makalawan sudahgerakkan tangan
lancarkan pukulan "pencabut sukma"!Pengemis Mata Buta merasakan adanya
kekuatan dahsyat yang menyedot tubuhnya,segeradia buang diri ke samping.
Tapi kasip. Perutnya terbetot menggelegak. Darahsegar menyemburdari
mulut. Tubuhnya kelojotan seketika. Sebelum meregang nyawa, manusia
inimasih bisa keruksaku jubahnya dan lemparkan selusin paku darah hitam
ke arah lawan. Ini tiadaartinya bagi IblisPencabut Sukma. Dengan satu
kebutan lengan baju maka mentallah paku-pakuberacun itu!Selama beberapa
ketika terdengarlah suara tertavva Iblis Pencabut Sukma.Tertawa
yangmembuat kedua matanya yang juling menjadi basah oleh air
mata.Manusia bermuka seram bopeng ini kemudian membungkuk di hadapan
Pengemis MataButa. Tangannya menggeledah di balik jubah bertambal-tambal
mencari kerisTumbalWilayuda. Bila bertemu segera diselipkan dibalik
pinggangnya. Kemudian diamelangkah kehadapan sosok tubuh Anjarsari yang
saat itu tiada sadarkan diri karena telahditotok jalandarahnya sewaktu
dilarikan oleh Lah Simpong.Iblis Pencabut Sukma memandang dengan mata
berkilat-kilat ke tubuh Anjarsariyangpakaiannya berada dalam keadaan tak
menentu. Dia menyeringai penuh arti.Dibelainya pipigadis itu. Betapa
lembut dan halusnya. Dirabanya dadanya. Menggeletar tubuhIblis
PencabutSukma. Kalau tidak ingat bahwa dia musti lekas-lekas
meninggalkan tempat itumaulah diamengikuti segala lampiasan nafsunya.
Dipanggulnya tubuh gadis itu di bahukiri kemudian diamelangkah ke
hadapan Sultan yang terbujur di lantai dan juga dalam keadaantak
berdayakarena ditotok.Sewaktu Iblis Pencabut Jiwa membungkuk pula untuk
mengempit tubuh Sultan,tibatibaberkelebatlah sesosok bayangan biru dan
tahu-tahu tubuh Sultan disambarlalu dibawa lari!Kejut Iblis Pencabut
Sukma tentu saja tiada terlukiskan."Kurang ajar! Hai, berhenti!"
teriaknya memerintah. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal WilayudaTapi bayangan biru itu terus kabur tancap gas. Dengan
geram Iblis PencabutSukmalemparkan tiga puluh jarum merah ke arah
simanusia berjubah biru. Yangdiserang, tanpamenoleh lambaikan tangan
kirinya. Ketiga puluh jarum merah itupun mentallaksana disaputopan!Iblis
Pencabut Sukma angkat kaki coba mengejar. Tapi bayangan biru
sudahlenyap."Setan alas,” memaki dia. "pasti perempuan laknat itu
lagi!".-- == 0O0 == --SEPULUHLARINYA manusia berjubah biru itu sangat
cepat sekali laksana angin. Sampaidi satupuncak bukit, dia berhenti dan
lepaskan totokan di tubuh Sultan. Begitusiuman Sultan tentusaja sangat
terkejut mendapatkan dirinya dikempit oleh seseorang. Ketika diacoba
menelitiparas orang itu ternyata dia mengenakan kerudung biru. Bau
tubuhnya harumsemerbak,seharum bunga melati yang tengah mekar diambang
senja! Sultan merenungsejurus. Otaknyaberputar mengingat apa yang telah
terjadi atas dirinya sebelumnya. Kemudiandicobanyamelepaskan diri dari
kempitan manusia jubah biru itu untuk turun ke tanah.Tapi
bagaimanapunkerasnya dia gerakkan badan, tetap saja dia tiada sanggup
lepaskan diri."Saudara, kau siapakah?,” bertanya Sultan.Orang itu tiada
menyahut melainkan menjelajahi seantero kaki bukit dengansepasangmatanya
yang bening."Saudara, kau tentu orang yang telah menolong aku. Tapi
siapakah engkauadanya?Mohon agar diriku diturunkan,” berkata Sultan
Hasanuddin. Orang itu tetap takmenyahut.Kemudian dia berkelebat lagi dan
tubuhnya lari lagi laksana angin ke arahsebelah timur."Saudara, jika
kau tak terangkan siapa kau, tidak menjadi apa. Tapi aku
mohonagarditurunkan,” berkata Sultan setelah dirinya diajak lari
kira-kira setengahjam lamanya.Si jubah biru lari terus.Dengan rasa
penasaran Sultan berkata. "Jika kau tidak mau turunkan aku,terpaksa
akuberlaku kasar terhadapmu!."Namun si jubah biru berkerudung biru tetap
tak perdulikan ucapan yangmengancam itu.Maka Sultanpun gerakkan tangan
kanannya untuk menyikut pinggang manusia jubahbiru itu. Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaTapi
anehnya berkali-kali dia lakukan hal itu maka tak satu
hantamansikunyapun yang berhasilmengenai sasarannya."Pasti ini manusia
sakti luar bisa!" membathin Sultan Hasanuddin. "Saudara,aku ini
maudibawa ke mana?" bertanya pula Sultan.Agaknya manusia berkerudung
kain habis kesabarannya karena ditanya terusmenerus."Kau terlalu
cerewet, lihat sajalah!".“Heh...?!”Sultan menjadi kaget. Betapa tidak
karena orang yang membawa larinya ituternyataadalah seorang perempuan!
Meski suaranya agak membentak namun kemerduannyatiada sirna."Pantas
badannya berbau harum..," kata Sultan dalam hati. Dan bila diamenyadari
bahwa dirinyadi kempit dan dibawa lari demikian rupa tentu saja Sultan
menjadi malu dantidak enak. Dia meronta-ronta lagi. Tapi tetap tak
berhasil.Mereka kemudian memasuki sebuah rimba belantara. Di tengah
rimba belantarainiterdapat sebuah goa dan ke dalam goa itulah si
kerudung biru membawa Sultan.Ternyata didalam goa tiada beda terangnya
dengan udara di luar. Gua ini panjang danmempunyai beberapalorong yang
bercabang-cabang, dan makin ke dalam makin menurun.Akhirnya mereka
berhenti di satu ruang yang berbentuk kamar empat persegi.Disinilahbaru
si jubah biru melepaskan dan menurunkan Sultan. Sultan berdiri
danmemandangberkeliling.Di salah satu dinding Sultan membaca sebuah
tulisan yang berbunyi GOA DEWIKERUDUNG BI RU, Sultan jadi kaget dan
memandang lekat-lekat ke paras sikerudung biruyang hanya sepasang
matanya yang bening dan berkilat saja yang kelihatan."Jadi saat ini aku
berhadapan dengan Dewi Kerudung Biru…?,” kata Sultanpelahan. Tapihatinya
agak meragu.Di dalam ruangan itu terdapat dua buah batu hitam. Dewi
Kerudung Biru pergiduduk kesalah satu batu lalu berpaling pada
Sultan."Silahkan duduk Sultan," katanya mempersilahkan."Terima kasih,"
Sultan duduk. "Saudari, kau belum menjawab apakah kau yangselamaini
dikenal di dunia persilatan dengan nama julukan Dewi Kerudung
Biru...?".Yang ditanya tertawa merdu berderai laksana taburan mutiara
yang berjatuhanke ubin."Itu tak perlu yang kau tanyakan lagi, kau sudah
baca apa yang tertulis didinding itu,bukan?". Dalam berkata begitu
sepasang matanya tiada berkesip memandangiparas Sultan, Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Ah kalau
begitu sungguh tak terduga pertemuan ini. Terima kasih
ataspertolonganmuDewi Kerudung Biru...," kemudian sambungnya. "karena
kau telah membawa aku kesini,tentulah kau mempunyai maksud
tertentu...."."Betul" membenarkan Dewi Kerudung Biru. "Aku tahu banyak
apa yang telahterjadidengan dirimu...,”"Terima kasih kalau Dewi telah
mau ambil perhatian terhadap diriku. Mohonpetunjukselanjutnya.....”"Kau
harus cepat pergi ke Demak dan menemui Sultan Trenggono untuk
memintabantuan. Kembalilah ke Banten dengan membawa sejumlah pasukan
......."."Memang itu sudah menjadi rencanaku Dewi,” kata Sultan
pula."Ya, tapi pasukan saja tidak cukup. Parit Wulung mempunyai
benggolanbenggolansilatgolongan hitam yang sakti....''."Mohon petunjuk
dari Dewi..."."Sebelum pergi kau harus tinggal selama satu hari di sini
untuk kuturunkanbeberapa ilmusilat....". Sultan gembira sekali. "Tapi,"
katanya. "waktu yang sesingkat ituapakah bisa berhasilbaik?!"."Yang
penting dasar-dasarnya, kemudian baru latihannya dan
terakhirpelaksanaannya...”Sultan mengangguk. "Aku haturkan rasa hormat
terhadapmu, Dewi. Mulai hari inikauadalah guruku,” kata Sultan pula.Dewi
Kerudung Biru geleng-gelengkan kepala. "Diriku tak perlu dihormati.
Dankuharapkau jangan salah sangka. Kalau aku wariskan beberapa ilmu
kepandaian padamubukan berarti akutelah menjadi guru dan kau telah
menjadi murid...."."Jadi.....?" tanya Sultan heran."Semuanya adalah
semata-mata untuk menolongmu, Sultan"."Terima kasih. Aku tak akan
melupakan kebaikanmu ini. Demikian juga denganrakyatBanten kelak. Cuma,
untuk mengenang wajah penolongku, untuk mengukirnya
dalamingatanku,bolehkah aku melihat paras aslimu, Dewi Kerudung
Biru…?".Dewi Kerudung Biru tertawa lagi seperti mutiara jatuh berderai
ke lantai.Merdu sekalisuara itu membuat Sultan semakin tambah ingin
untuk melihat wajah yang adadibalik kerudungitu.Namun suara tertawa yang
merdu itu segera lenyap ketika di mulut guaterdengar
suararibut-*ribut."Pasti perempuan itu telah membawa Sultan ke sini! Ayo
kita selidiki kedalam!". Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaDan sesaat kemudian empat sosok tubuh berjubah
merah dan berkerudung merahmuncul diruangan itu. Sultan terkejut sedang
Dewi Kerudung Biru mendengus di balikkerudungnya.Salah seorang dari
anggota Iblis Pencabut Sukma berseru dan menunjuk ke muka."Lihat!Tidak
salah keterangan Wakil Ketua kita Sultan bersama dia!"Anggota Iblis
Pencabut Sukma yang lain, yaitu yang berbadan tinggi langsingmelangkahke
muka. "Perempuan laknat! Lekas serahkan rnanusia itu pada kami!".
."He... he.... berani memaki berani mampus kunyuk kerudung merah!" kata
DewiKerudungBiru pula."Betina edan, kau andalkan apakah berani berkata
demikian?!" membentak sitinggilangsing. "Sebaiknya sebutkan nama
masing-masing kalian! Aku tidak biasamembunuh krocokrocotanpa tahu
namanya!".Si tinggi langsing tertawa hambar. Sambil mendongak dan
tepuk-tepuk dada diaberkata ."Namaku Siralaya. Gelarku Tangan Perenggut
Jiwa....!”"Hem..bagus… bagus. Gelaranmu boleh juga. Tapi aku anya apakah
kau akan majuseorang diri atau berempat sekaligus?!"Merahlah muka
Tangan Perenggut Jiwa."Perempuan sedeng, sambut seranganku ini!"Tangan
Perenggut Jiwa pukulkan tangan kanannya. Berbarengan dengan itu
DewiKerudung Biru dorongkan pula tangan kirinya ke depan. Si jangkung
langsingTangan PerenggutJiwa terkejut ketika bagaimana angin pukulannya
kena didorong oleh anginpukulan lawansehingga membalik menyerangnya!
Cepat-cepat dia menghindar kesamping."Siralaya, kau minggirlah. Biar aku
yang selesaikan dajal betina ini!".Anggota IblisPencabut Sukma yang
kedua melangkah ke muka."Sebutkan namamu!" bentak Dewi Kerudung
Biru."Namaku tidak perlu. Tapi gelarku adalah Si Penggoncang
Langit!"."Ho... ooo.... gelarmu keliwatan sekali sehingga tidak cocok
dengan tubuhmuyangkontet itu! Bagusnya kau pakai gelar Kodok Buduk!"
mengejek Dewi KerudungBiru.Mulut Si Penggoncang Langit berkemik. Sekali
kedua tangannya bergerak makaduagelombang angin yang menggetarkan
ruangan itu melesat ke arah Dewi KerudungBiru.Hebatnya, sang Dewi yang
saat itu masih tetap duduk di atas batu keluarkantertawamenghina dan
kebutkan tangan kanannya. Maka runtuhlah angin pukulan
SiPenggoncangLangit! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal WilayudaPenasaran sekali anggota Perkompulan Iblis Pencabut Sukma
ini melompat kemuka. Duatangan terpentang lebar dan bergerak bersamaan
dalam satu gerakan yang sukardilihat oleh mata!"Manusia busuk macam kau
tidak pantas dekat-dekat padaku!" bentak DewiKerudungBiru. Tangan
kanannya memukul. Si Penggoncang Langit mencelat empat tombakterguling
ditanah, mengeluarkan suara seperti orang muntah, tapi yang keluar
darimulutnya adalah semburandarah segar!Dalam keadaan begini Si
Penggoncang Langit segera keruk saku jubah merahnya,keluarkan sebuah
pil, menelannya dengan cepat lalu bersemedi pula dengancepat dalam
carayang aneh yaitu kepala ke bawah kaki ke atas!Melihat dua kawannya
dibikin kalah mentah-mentah maka majulah anggotaPerkumpulanIblis
Pencabut Sukma yang ketiga. Manusia ini berbadan gemuk."Dewi Kerudung
Biru, aku tak akan kasih tahu nama juga tak perlu
sebutkangelarankupadamu. Tapi jika kau berpemandangan dan berpengalaman
luas lihat serangankuini!". Sigemukini menutup kata-katanya dengan
gerakkan dua tangannya. Maka enam pisauterbang merahmelayang ke arah
enam bagian tubuh. Dewi Kerudung Biru! Diam-diam Sultanterkejut
melihatkehebatan serangan pisau ini. Dia khawatir kalau Dewi Kerudung
Biru taksanggup mengelakkankeenam pisau itu sekaligus!Tapi anehnya yang
diserang ganda tertawa semerdu perindu. Pisau terbang
yangpertamaditangkapnya dengan tangan kanan. Kemudian senjata ini
dipergunakannya untukmenangkislima pisau terbang lainnya sehingga pisau
yang di tangan maupun yangditangkisnya patah duadan
bermentalan!Terbeliaklah mata keempat anggota Iblis Pencabut Sukma itu.
Lebih-lebih SiPisauTerbang. Selama hidup baru kali ini dia melihat
serangan pisau-pisauterbangnya dihancurkandemikian rupa! Dan dalam
terkejutnya itu dia melihat Dewi Kerudung Birulemparkan kuntunganpisau
kearahnya. Cepat-cepat Si Pisau Terbang berkelit tapi luput!
Kuntunganpisau masihsempat menyambar telinga kirinya. Dan putuslah daun
telinga laki-laki itu!Senjata makan tuan!Darah berlelehan. Dewi Kerudung
Biru tertawa cekikikan!Kalap sekali maka berserulah Si Pisau Terbang.
"Kawan-kawan mari kita kermusdajalbetina ini!".Maka menyerbulah keempat
anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu.Melihatsang Dewi dikeroyok
begitu rupa Sultan Hasanuddin tak tinggal diam. Diamenerjang ke mukadan
lancarkan satu serangan cepat ke arah Tangan Perenggut Jiwa. Namun
disaatitu Dewi Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
WilayudaKerudung Biru menyibakkan badannya kesamping dengan berkata.
"Sultan, kautenang-tenangsajalah. Tak perlu susah-susah mengotorkan diri
terhadap kroco-kroco bautengik ini!".Sultan merasa tidak senang. Walau
bagaimanapun saktinya Si Kerudung Birunamunpengeroyokan curang demikian
rupa bertentangan dengan hati kesatrianya. Untukkali kedua diahendak
menyerbu kembali. Namun disaat itu, terdengar jeritan Si
PenggoncangLangit. Tubuhnyamencelat ke atas ruangan batu. Kepalanya
hancur. Belum lagi tubuh SiPenggoncang Langitsampai ke lantai maka
terdengar pekik anggota Perkumpulan Iblis PencabutSukma yang
kedua.Tulang dadanya melesak ke dalam, iga-iganya putus!Si Pisau Terbang
dan Tangan Perenggut Jiwa mengamuk habis-habisan. Dua puluhjurusberlalu
sangat cepat. Dalam dua puluh jurus itu keduanya terus menerusmendesak
DewiKerudung Biru dengan hebat. Ruangan bergoncang laksana dilanda
lindu! TibatibaDewiKerudung Biru melengking keras. "Iblis-iblis bau
kentut! Minggatlah keneraka!".Sepasang tangan sang Dewi yang halus tapi
mengandung hawa kematian yangdahsyatmembagi serangan dalam jurus dahsyat
bernama "sepasang tangan menebar maut".Si Pisau Terbang dan Tangan
Perenggut Jiwa tiada kesempatan lagi untukmengelak.Menangkis mereka
tiada punya nyali. Menghadapi maut di depan mata ini
makamenjeritlahkeduanya!Namun disaat itu pula dari luar terdengar suara
menggeledek. "Manusia yangberanimenghina anggota Perkumpulan adalah
korbanku yang kedua ratus!". Begitu suarahabis makadua larik sinar merah
yang panas menyembur ke arah Dewi Kerudung Biru!-- == 0O0 ==
--SEBELASSULTAN melompat ke samping untuk hindarkan sambaran sinar merah
sedang DewiKerudung Biru sebaliknya malah pentang kedua tangan dan
mendorong ke muka.Pertemuan yangdahsyat dari dua aliran pukulan
menimbulkan goncangan yang hebat laksanadunia ini mau kiamat!Dewi
Kerudung Biru berdiri tergontai seketika sedang lawan yang
lepaskanpukulan tadi,yang saat itu hendak masuk ke dalam goa, terdorong
kembali keluar mulut goakena diterpa anginpukulan Dewi Kerudung Biru!
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaSesaat
kemudian ketika manusia yang di luar goa itu masuk ke dalam ternyatadia
adalahWakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma. Di belakangnya
menyusul satulusin anggotalainnya.Dengan marah, Wakil Ketua Iblis
Pencabut Sukma itu membentak. "Pisau TerbangdanTangan Perenggut Jiwa,
kalian memalukan saja tidak sanggup menghadapi betinagalak ini. Biaraku
yang jinakkan dia!".Habis berkata begitu maka Iblis Pencabut Sukma
segera lancarkan jurus"menendang langitmenjungkir awan"! Tidak sampai di
situ saja maka dia susul serangan itudengan taburan pukulankipas merah!
Betul-betul dua jurus yang sangat menggetarkan dan luar biasa!Dewi
Kerudung Biru berkelebat cepat. Mulutnya terbuka."Huaaah....!".Dari
mulut sang Dewi menyembur sinar biru yang dahsyat.Iblis Pencabut Sukma
terkejut. Bukan saja dua jurus serangannya tadi menjadibuyar,
tapiserangan lawan dengan hebatnya terus menyerang kearahnya."Asap
kencana biru!,” seru Iblis Pencabut Sukma dengan kaget. Cepat sekalidia
melesatenam tombak ke atas. Sewaktu turun dia sudah cabut sebilah pedang
merahkemudian sambilmenyerang dia berteriak. "Anak-anak, ayo tunggu apa
lagi?!". Mendengar inimaka semua anggotaPerkumpulan Iblis Pencabut
Sukma segera menyerbu. Sultan lagi-lagi hendakturut membantu sangDewi,
namun setiap saat dia gerakkan badan, setiap kali pula Dewi KerudungBiru
mendorongnyake belakang sehingga dia tak bisa berbuat apa-apa!Dewi
Kerudung Biru sungguh luar biasa dalam bertahan dan menyerang.
Namunlawanlawannyabanyak sekali, apalagi di bawah pimpinan Wakil Ketua
mereka! Sesudahtiga puluh jurusberlalu maka sang Dewi mulai terdesak.
Dua anggota Perkumpulan Iblis PencabutSukma berhasilditewaskannya namun
serangan-serangan lawan bukannya mengendur melainkanbertambahdahsyat.
Diam-diam Sultan menjadi gelisah. Kali ini sang Dewi pasti tak
bisabertahan lebih darisepuluh jurus lagi, pikirnya. Maka pada saat Dewi
Kerudung Biru sibukmenghadapi lawannya,terbungkus oleh sinar pedang
merah dengan cepat Sultan menerjang ke muka.Bantuan Sultandalam lima
jurus di muka sanggup mengimbangi lawan-lawan yang lihay itu.Namun
lambat launmulai mengendor. Bersama sang Dewi kembali keduanya
terdesak!Dewi Kerudung Biru semburkan lagi "asap kencana biru"nya. Namun
angin pedangmerahdi tangan Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma
dengan hebatnyaberhasilmembuyarkan asap sakti itu! Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Betina galak! Sekarang
terimalah kematianmu!" bentak Iblis Pencabut Sukma.Diamemberi isyarat
pada anak-anak buahnya. Berbarengan mereka sama angkat tangankanan ke
atassiap untuk lancarkan pukulan "pencabut sukma". Satu pukulan
"pencabut sukma,”saja dahsyatnyabukan main, apalagi sekaligus duabelas
pukulan, dapat dibayangkan bagaimanaluar biasakehebatannya! Dewi
Kerudung Biru pentang kedua lengannya dan putar tubuhlaksana
balingbaling.Mulutnya tiada henti menghembus-hembus mengeluarkan asap
biru. Satudetik lagi makaduabelas tangan lawanpun ditarik ke
belakang!Dalam suasana yang diliputi seribu ketegangan itu, tiba-tiba
mengaunglahsuara sepertisuara seribu tawon mendengung. Di antara
dengungan itu melengking pula suarasiulan yangdisusul oleh berkiblatnya
seputaran sinar putih menyilaukan mata!Tiga anggota Perkumpulan Iblis
Pencabut Sukma, termasuk Tangan Perenggut Jiwaterpekik dan rebah ke
lantai mandi darah. Selarik sinar putih yang disertairaungan dahsyat
kembaliberkiblat dan Wakil Ketua Perkumpulan Pencabut Sukma dan
anak-anak buahnyaterpaksabatalkan serangan dan melompat ke satu
pojok."Pendekar 212!" terdengar seruan Sultan begitu dia kenali siapa
adanyapendatang baru itu.Dewi Kerudung Biru sendiri memandang pada Wiro
Sableng dengan sinar mata yangberkilat-kilat.Di balik pandangan mata itu
seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. WakilKetuaPerkumpulan Iblis
Pencabut Sukma dan anggota-anggota lainnya memandangmenyorot
penuhamarah.Pendekar 212 Wiro Sableng sunggingkan senyum di wajahnya
yang keren sedangtangankanannya mempermainkan Kapak Maut Naga Geni 212.
Melihat pada angka 212 yangtertera padadua mata kapak di tangan si
pemuda maka berkatalah Wakil Ketua PerkumpulanIblis PencabutSukma,
sambil melintangkan pedang di muka dada. "Jadi kaukah yang selama
inidijuiuki Pendekar212 itu...?!".Jawaban Wiro Sableng hanya tertawa
mengekeh."Orang gendeng, apa kau sudah bosan hidup mau campur urusan
oranglain....?!,” tanyaWakil Ketua Iblis Pencabut Sukma."Atau mungkin
masih belum tahu tengah berhadapan dengan siapa saat ini?!"ujar Si
PisauTerbang."Siapapun kalian adanya tak lebih dari babi-babi cacingan
yang diberiberjubah danberkerudung merah!,” ejek Pendekar 212 pula! Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMarahlah
Si Pisau Terbang. Tanpa banyak cerita dia lepaskan sekaligus
selusinpisauterbang beracun ke arah Pendekar 212. Wiro Sableng gerakkan
Kapak Maut NagaGeni 212membuat setengah lingkaran."Tring... tring....
tring...".Kedua belas pisau terbang itu musnah patah-patah. Melototlah
mata Si PisauTerbang. Diamenyurut undur dua langkah."Pisau Terbang, kau
minggirlah. Biar aku yang antarkan manusia bosan hidupini ke
pintugerbang akhirat!”Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma maju
dua langkah. SultanHasanuddindengan ilmu menyusupkan suara beri
peringatan pada Pendekar 212. "Sobat,hati-hatilahterhadapnya. Dia sakti
sekali!"'Begitu peringatan Sultan berakhir maka Wakil Ketua Iblis
Pencabut Sukma telahlancarkanserangan pedang merah dalam jurus yang luar
biasa. Jurus ini sekaligusmerupakan empat tebasandan empat tusukan!"Ah
cuma ilmu pedang picisan saja mau diandalkan," Ejek Wiro. Kapak Naga
Geniditangannya menderu. Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma
tiadaberani mengadusenjata. Hatinya tergetar ketika merasakan bagaimana
sinar putih senjatalawan membuatpedangnya tak bisa bergerak leluasa.
Manusia ini membatin. "Celaka, palinglama aku hanya bisalayani si
keparat ini dalam dua puluh lima jurus!". Dan dia segera putar otakuntuk
cari kesempatanlarikan diri!Pendekar 212 yang tahu gelagat lawan segera
lancarkan serangan ganas. WakilKetuaPerkumpulan. Iblis Pencabut Sukma
angsurkan pedang merah kemuka untukmenangkis karenabertindak berkelit
tiada punya kesempatan lagi."Trang"!Maka patahlah pedang merah Wakil
Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu!Keringat dingin memercik di
kening manusia iblis ini! Nyalinya lumer! Sambilangkat tangankanannya
tinggi-tinggi ke atas untuk lepaskan pukulan yang sangatdiandalkannya
yaitu pukulanpencabut sukma, maka dia berseru pada sisa-sisa anak
buahnya."Kalian jangan mematung saja! Mari sama kita bereskan anjing
kurap ini!'".Maka delapan anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma
dengan membentakdahsyatsegera menerjang ke muka dan langsung lancarkan
pukulan pencabut sukma!"Wiro! Awas! Mereka hendak lepaskan pukulan
pencabut sukma!" seru DewiKerudungBiru. Bahwasanya sang Dewi mengetahui
namanya inilah satu hal yangmengejutkan Pendekar 212 Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaWiro
Sableng! Keterkejutan ini membuat dia menjadi lengah seperempatan
detik.Dan itu sudahcukup bagi Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma serta
anak-anak buahnya!"Mampuslah!"Dewi Kerudung Biru menjerit! Sultan
sendiri pucat lesi parasnya Tiba-tibaPendekar 212meraung laksana
halilintar. Dia melompat ke muka Kapak naga Geni 212 menderu.Empat
suarapekikan seperti mau memecahkan anak telinga. Empat anggota
Perkumpulan IblisPencabut Sukmaterkapar dengan tubuh hampir kuntung!
Pendekar 212 ayunkan Kapak Naga Geni212 sekali laginamun disaat itu
Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukmat dan sisa-sisaanak
buahnyasudah lenyap larikan diri keluar goa.Pendekar 212 bediri nanar.
Sultan melompat ke muka dan merangkul tubuh Wiro.Di balikkerudungnya
Dewi Kerudung Biru menggigit bibir. Sepasang matanya yang
jelidipejamkan.Wiroambil sebutir pil dari saku pakaiannya lalu ditelan
dengan cepat. DewiKerudung Biru kemudianberdiri dan kedua tangannya
ditekankan ke bahu Pendekar 212 untuk alirkantenaga dalam gunabantu
menyembuhkan luka yang diderita Pendekar itu. Namun sesaat
kemudianPendekar 212mengerang halus lalu pingsan tiada sadarkan diri!--
== 0O0 == --DUA BELASSULTAN cemas sekali melihat keadaan Pendekar 212
demikian rupa. Bersama DewiKerudung Biru, Wiro dibaringkan di lantai,
kepalanya diganjal dengan sehelaikain yangdilipat-lipat."Dewi, apakah…
apakah dia…?" Sultan tak bisa meneruskan pertanyaannya.Dewi Kerudung
Biru hela nafas. "Sebenarnya aku yang salah karena aku
telahberserumemanggil namanya tadi," berkata perempuan itu. Dihelanya
lagi satu kalinafas dalam. "Tapilukanya tak begitu parah. Besok pagi dia
sudah sembuh kembali. Untung sajaberilmu tinggi,kalau tidak keseluruhan
isi perutnya pasti akan berbusai ke luar dari mulut.""Dewi, kau tahu
nama pemuda ini. Apakah kalian pernah kenal sebelumnya...?"Dewi Kerudung
Biru elakkan pertanyaan itu dengan balik menanya. "Kau
sendiripunyahubungan apa dengan dia…?" Wiro SablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMaka Sultan Hasanuddin menuturkan
mulai pertama kali dia kenal dan ditolongolehPendekar 212. Mendengar itu
kembali sepasang mata Dewi Kerudung Biruberkilat-kilat. Danhal ini
diam-diam diperhatikan oleh Sultan sehingga dia merasa yakin pastilahada
hubunganapa-apa antara Dewi Kerudung Biru dengan Pendekar 212
sebelumnya. Tapi untukbertanyalebih jauh Sultan merasa segan."Dia memang
sakti sekali, Sultan,” berkata sang Dewi. "Sikapnya
kadang-kadanglucutapi juga menyakitkan hati. Bahkan banyak orang yang
menyangka dia kurangsehat pikiran.Tapi hatinya sepolos permata, seputih
kertas, jujur. Beberapa tokohpersilatan telahmeramalkan bahwa kelak
dikemudian hari dia bakal merajai dunia persilatan…"Sultan Hasanuddin
manggut-manggut."Sultan, dalam hal ini kita tak punya waktu lama. Aku
akan ajarkan padamubeberapajurus ilmu silat dan ilmu asap kencana biru…
""Aku haturkan ribuan terima kasih Dewi," kata Sultan dengan
gembira."Silakan duduk bersila dan pejamkan mata," Dewi Kerudung Biru
berkata.Sultan menurut. Dia duduk bersila dan pejamkan mata. Dewi
Kerudung Birukemudiansalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Sultan melalui
pundak. Selesai menerimasaluran tenagadalam itu Sultan merasakan
tubuhnya sangat enteng dan segar bugar. "Sekarangaku akanajarkan padamu
dua jurus ilmu silat. Dua jurus ilmu silat ini hanya empatorang yang
pernahmemilikinya. Yaitu Pendekar Seberang Lor, Resi Warajana, Dewi
Kencana Wungu.Ketiganyasudah meninggal. Aku adalah pewarisnya yang
keempat dan bila kuajarkan duajurus itukepadamu maka kau adalah perwaris
yang kelima! Jurus yang pertama ialah jurusnaga kepalaseribu mengamuk.
Yang kedua, jurus Cakar garuda emas. Keduanya merupakanjurus-jurusyang
sukar dicari bandingannya dalam dunia persilatan. Jika kau
benar-benarmeyakininya, percayalahtidak sembarang musuh bisa
melayanimu.""Terima kasih Dewi… ribuan terima kasih. Jadi kalau begitu
Dewi adalah muriddariDewi Kencana Wungu…?"Sang Dewi mengangguk. "Mari
kita mulai,” katanya.Karena Sultan sebelumnya sudah mempunyai dasar ilmu
silat yang tinggi jugamakakedua jurus yang diajarkan padanya itu dengan
mudah dan cepat bisadipahaminya. DewiKerudung Biru gembira sekali.
Kemudian kepada Sultan diajarkan pula ilmu Asapkencana biru. Ilmu ini
agak sukar mula-mula dipahami oleh Sultan namun karenatekunnya beberapa
jam kemudian dia berhasil juga menguasainya. Wiro SablengPendekar Kapak
Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Kecerdasanmu luar biasa sekali,
Sultan,” kata Dewi Kerudung Biru. "Malamini,sampai esok pagi teruslah
berlatih.""Nasihat Dewi akan kuperhatikan,” jawab Sultan. Dan malam itu,
seorang diriSultan melatih diri. Dewi Kerudung Biru sementara itu duduk
bersemadi.Meskipun diapejamkan mata namun bila ada jurus-jurus yang
agak salah dilakukan olehSultan dia mengetahuinyadan segera menegur
!Keesokan paginya…Di luar gua burung-burung berkicau bersahut-sahutan
menyambut kedatangan pagiyang ditandai munculnya sang surya di ufuk
timur. Di dalam gua Sultan tengahdudukberhadap-hadapan dengan Dewi
Kerudung Biru."Yakini dan pelajari terus ilmu-ilmu yang telah kau milik
itu Sultan. Kelakkemudian hari kau akan buktikan sendiri kemanfaatannya.
Sekarang, selagi harimasihpagi, selagi udara masih segar, maka
segeralah berangkat ke Demak. Dalamsemedikumalam tadi aku mendapat
sedikit renungan petunjuk dari Yang Kuasa bahwakekuasaankaum pemberontak
yang kini bercokol di Banten tidak akan lama....”Sultan mengangguk. Dia
memandang pada tubuh Pendekar 212 yang sampai saatitu masih juga
terbaring dalam pingsannya. "Bagaimana dengan sshabatku ini,Dewi?Kalau
bisa aku ingin berangkat bersama-sama dia...”Dewi Kerudung Biru
menggeleng. "Dalam rencana untuk menumpas kaumpemberontak, dalam usaha
menegakkan yang benar dan menghancurkan yang bathil,kalian berdua sama
satu tekat dan satu hati. Namun dalam mencapainya masingmasingkalian
mempunyai cara tersendiri. Harap kau bisa merenungi hal ini,
Sultan…”Sultan Hasanuddin termenung sejenak. Memang ucapan Dewi Kerudung
Biru itudapat dipahaminya.Dia memandang lagi pada Wiro Sableng. "Apakah
dia akan segera siuman dansembuh kembali, Dewi?" bertanya Sultan.Sang
Dewi mengangguk."Mengenai diri Andjarsari dan keris Tumbal Wilayuda,
bisakah kau memberipetunjuk…?""Andjarsari diculik oleh komplotan Iblis
Pencabut Sukma, Keris TumbalWilayudajuga mereka yang mencurinya…”"Kalau
begitu,” kata Sultan dengan kepalkan tinju. "aku akan cari
sarangmereka...!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal WilayudaDewi Kerudung Biru gelengkan kepala. "Selain besar
bahayanya juga kau mestipergi ke Demak sekarang juga Sultan.""Aku tidak
takut mati!,” kata Sultan jantan. "Aku rela korbankan jiwa demitegakkan
Kerajaan Banten yang syah kembali.""Aku puji hati kesatriaan dan
kecintaanmu pada Kerajaan Banten, Sultan. Tapiingat, agaknya caramu
untuk mencapai rencana itu hanya dengan mengikutikehendak hatisendiri.
Salah-salah kau bisa celaka dan Banten tetap dikuasai oleh
kaumpemberontakParit Wulung.""Kalau begitu katamu, aku menurut,” ujar
Sultan Hasanuddin akhirnya. "Tapisebelum pergi perkenankanlah aku
melihat parasmu."Dewi Kerudung Biru menggeleng. "Sayang, masih
belumsaatnya akumengabulkan permintaanmu Sultan. Harap dimaafkan."Sultan
Hasanuddin menghela nafas dalam. Dia ucapkan lagi rasa terima
kasihyangsebesar-besarnya."Jasa dan pertolonganmu akan kuingat, akan
dikenang oleh rakyat Banten.Disatu ketikaaku akan datang lagi
menyambangimu, Dewi,” Sultan memanggut memberi hormatlalumeninggalkan
tempat itu.Kira-kira tiga kali sepeminuman teh lamanya Sultan
meninggalkan Goa DewiKerudung Biru maka dihadapan jalan yang ditempuhnya
tahu-tahu muncullah tigaorangpenunggang kuda. Ketiganya berjubah dan
berkerudung kain merah darah.Anggota-anggotaPerkumpulan Iblis Pencabut
Sukma!”Sesaat kemudian merekapun berhadap-hadapanlah.Anggota Perkumpulan
Iblis Pencabut Suma yang paling muka buka suaramembentak,"Lekas
mengaku, apa kau Sultan Banten yang melarikan diri itu?!"Kawannya yang
lain menyela. "Melihat kepada tampangnya pasti tidak salahlagi!
Ayokawan-kawan mari kita berebut pahala meringkus manusia ini!"Maka
ketiga anggota Perkumpullan Iblis itu pun melompatlah dari kuda
masingmasing.Sambil melompat ketiganya sekaligus keluarkan jurus warisan
Ketuamereka yangdinamai "tiga pasang lengan meremas tangkai bunga
teratai" Yang satu datangdari atas, yangkedua dari depan dan yang
terakhir dari belakang! Tapi Sultan yang sekarangjauh berbeda
denganSultan sehari sebelumnya.Sekali Sultan membentak maka
terpentanglah kedua tangannya yang mana disusuldengan gerakan sebat
laksana ribuan ekor naga menyengat kian ke mari !.Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMelihat ini, terkejutlah
ketiga penyerang. Buru-buru mereka batalkan seranganjuruspertama dan
menyusul dengan jurus "memukul kasur menggeprak bantal!" Iniadalah satu
jurusyang cukup lihay. Anggota Perkumpulan Iblis yang di atas hantamkan
duatelapak tangannyasekaligus sedang yang di depan dan di belakang
kirimkan pukulan keras ke dadadan kepunggung. Tak ayal lagi Sultan
segera praktekkah ilmu yang baru diyakininyadari DewiKerudung Biru yaitu
keluarkan jurus "cakar garuda emas!""Brettt... bret!""Kurang ajar!
Matipun kau masih cukup pantas untuk diserahkan kepada Ketuakami!"bentak
anggota Perkumpulan Iblis yang sempat selamatkan diri. Dia
memberiisyarat pada duakawannya. Serentak ketiganya menyerbu dan angkat
tangan kanan tinggi-tinggi.Namunsebelum pukulan "pencabut sukma" itu
sempat mereka laksanakan. Sultan bukamulutnya danasap biru menggebubu ke
arah ketiga penyerangnya."Asap kencana biru!" seru salah seorang
anggota Perkumpulan Iblis denganterkejut.Buru-buru dia tutup jalan
nafas. Tapi dua orang kawannya terlambat. Begitutercium olehkeduanya
kepulan asap biru yang mengandung racun itu maka hancurlah
pembuluhpembuluhdarah dan pecahlah paru-paru mereka. Keduanya mati di
situ juga!"Pemuda, ada hubungan apa kau dengan Dewi Kerudung Biru?
Apakah kaumuridnya?!" bentak anggota Perkumpulan Iblis yang masih
hidup.Sultan kertakkan rahang. Tubuhnya berkelebat. Dua tangan
terpentang lebihdahsyatdari yang pertama tadi dan "brak"! Hancurlah
mulut yang membentak itu! TubuhanggotaPerkumpulan Iblis itu kelojotan
sebentar lalu kaku tegang untuk selamalamanya!-- == 0O0 == --TIGA
BELASKETIKA Wiro Sableng,siuman dari pingsannya dirasakannya kepalanya
dipangku olehsatu paha yang panas sedang hidungnya mencium bau harum
menyegarkan.Dibukanya matanyadan pandangannya membentur sebuah wajah
yang ditutupi kerudung kain biru.Terkejutlahpemuda ini. Cepat-cepat dia
bangun dan berdiri. Di balik kerudungnya, DewiKerudung Birumenjadi
kemerah-merahan pipinya. Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaWiro Sableng memandang berkeliling. Ruangan itu
telah bersih dari mayat-mayat.anggota Pepkumpulan IbIis Pencabut Sukma.
Sultan sendiri tiada kelihatan"Kemana dia...?!"tanya Wiro."Dia
siapa...?""Sultan!""Sudah pergi pagi tadi. Pergi ke Demak!" Pendekar 212
memandang lama-lama kemukayang ditutup kerudung itu. Suara perempuan di
hadapannya ini rasanya pernahdidengar dandikenalinya sebelumnya tapi
lupa di mana!Ketika ingat bahwa perempuan itulah yang telah menolongnya,
maka Pendekar212-punsegera menjura."Dewi Kerudung Biru, aku
haturkan-terima kasih atas pertolonganmu. Di lainhari kelakaku akan
balas budi baikmu itu.""Aku tak mengharapkan balasan apa-apa…". Dan Dewi
Kerudung Biru memandang kejurusan lain ketika untuk kesekian kalinya
mata Pendekar 212 memperhatikansepasang matanyalakat-Iekat. Dadanya
bergetar. Ditahannya gelora hatinya.Melihat sikap sang Dewi, ingat bahwa
dia pernah mengenali suara perempuan itusebelumnya maka inginlah Wiro
melihat paras di balik kerudung itu. Namundiajukannya dulupertanyaan.
"Dewi, mungkin kau bisa memberi petunjuk di mana Andjarsari dankeris
TumbalWilayuda berada…?""Andjarsari diculik oleh komplotan Iblis
Pencabut Sukma. Keris TumbalWilayuda jugaada pada mereka. Kau harus
cepat turun tangan Pendekar 212!""Tapi dunia begini luas, dimana aku
akan cari mereka?""Komplotan itu bersarang di Lembah Batu
Pualam...!”"Terima kasih atas keteranganmu Dewi,” Wiro merenung sejenak.
Tiba-tiba diaingatsesuatu. "Dewi Kerudung Biru, sewaktu aku bertempur
melawan anggota komplotanitu kau telahberseru menyebut namaku. Tahu dari
manakah...?"Tergetarlah hati sang Dewi mendengar pertanyaan ini. Dengan
memandangkejurusanlain menjawablah dia . "Nama seorang pendekar tentu
saja dikenal sampai kemana-mana…" ,"Aku bukan pendekar apa-apa..,” kata
Wiro merendah. "Dan terus terang sajaaku rasarasapernah bertemu dengan
kau sebelumnya. Aku masih bisa ingat dan mengenalisuaramu…"Dewi Kerudung
Biru tundukkan wajah. Matanya yang jeli dan bercahaya
kinikelihatanredup dan diambangi air mata. Ditekannya perasaannya yang
menggelora.Dikerahkannya tenagadalamnya agar tidak gemetar suaranya.
"Tidak . . . kita tak pernah bertemusebelumnya Pendekar Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda212. Dan di
dunia ini mungkin saja ada beberapa manusia yang punya suarahampir
bersamaan . .. ."Wiro Sableng maju satu langkah."Dewi, kalau kau tak mau
berterus terang, kasihlah tahu saja siapa namamusebenarnya.""Kau sudah
tahu.""Ah… Dewi Kerudung Biru itu hanya nama gelaran belaka…,” jawab
Wiro pula."Di lain hari mungkin aku baru bisa beri tahu nama. Sekarang
harap kau sukatinggalkan tempat ini.Tapi pemuda itu tetap berkeras.
"Dengar Dewi, setiap orang yang pernahmenolong aku,musti kuketahui siapa
dia adanya. Kalau kau tak mau kasih tahu nama tak apa.Namun apakahkau
juga tak sudi buka kerudung itu sebentar dan memperlihatkan paras…?"Dewi
Kerudung Biru menghela nafas. "Itu juga tak perlu. Kau akan
menyesal…""Menyesal kenapa?""Kau akan terkejut karena mukaku sangat
buruk dan mengerikan…"."Muka yang buruk tapi hati yang polos dan berbudi
seribu kali lebih baik dariwajahbagus dan hati busuk
jahat.""Permintaanmu tak dapat kukabulkan,” kata Dewi Kerudung Biru
dengan ketegasanyang dipaksakan.Pendekar 212 maju lebih dekat. "Kalau
begitu..,” katanya, "harap maafkankarena akuterpaksa melakukan ini".
Wiro ajukan tangan hendak membuka kerudung penutupwajah."Apakah seorang
ksatria bersikap sekurang ajar dan tak tahu peradatan?!,”bentak
DewiKerudung Biru.Tangan Wiro tertahan seketika. Tapi karena perempuan
itu dilihatnya tiadamenjauhkankepalanya maka diteruskannya
niatnya.“Sret!”Terbukalah kerudung biru itu!Dan terbeliaklah mata
Pendekar 212.“Anggini!,” serunya.Ternyata paras di balik kerudung itu
adalah paras seorang gadis jelita. Gadisjelita yangdulu pernah dikenal
oleh Pendekar 212 sebagai murid Dewa Tuak! (Baca. "MautBerjanji
diPajajaran").Untuk beberapa lamanya kemudian Wiro Sableng hanya bisa
berdiri terlongonglongongsedang Anggini sendiri tundukkan kepalanya coba
menyembunyikansepasangmatanya yang berkaca-kaca dan juga sembunyikan
parasnya yang membayangkanperasaan.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal Wilayudaserta gelora hatinya. Selama beberapa bulan
dia telah berkelana untuk mencariPendekar 212dan baru hari itu mereka
jumpa dalam satu suasana yang tak terduga!"Apakah dia dapat memaklumi
bagaimana perasaan hatiku terhadapnya?" membathinAnggini atau Dewi
Kerudung Biru."Ini adalah satu hal yang tak terduga. Anggi...ni…,” desis
Wiro.Anggini anggukkan kepala. "Ya, suatu hal yang tak terduga..,”
suaranya yangrawanditindihnya dengan tenaga dalam sehingga getaran
hatinya tiada kentara olehsi pemuda."Tapi ini adalah juga merupakan hal
yang menggembirakan,” ujar Pendekar 212pula."Ilmumu maju pesat sekali.
Siapa yang menduga kalau Dewi Kerudung Biru itunyatanyaadalah engkau
sendiri…?!"Karena Anggini diam saja dan masih tundukkan kepala maka
bertanyalah Wiro."Akutak mengerti, mengapa tadi kau sengaja mengatakan
parasmu buruk…”"Ah..... Anggini tarik nafas dalam.Pendekar 212 merenung
sejenak. Terkenang dia pada satu malam beberapa bulanyanglewat ketika
dia berada berdua-duaan dengan Anggini yaitu sehabis pertempurandi
GuaSanggreng."Selama waktu ini tentu kau telah menuntut ilmu pada
seorang guru sakti.Bukankahdemikian…?"Anggini mengangguk."Rupanya kau
kurang begitu senang dengan pertemuan ini, Anggini?" tanya
WiroSableng."Jangan menduga yang bukan-bukan, Wiro..,” jawab Anggini dan
dalam hatinyadiamenambahkan. "Kalau kau tahu perasaanku
terhadapmu…"Setelah termanggu sejurus maka berkatalah Wiro. "Malam
menjelang pagi tempohariitu menyesal aku terpaksa meninggalkan kau...
Apakah kau sudah kembali danbertemu dengangurumu Dewa Tuak...?"Dewi
Kerudung Biru menggeleng."Kenapa . . .?""Mana mungkin aku kembali jika
tidak memenuhi perintahnya tempo hari...?"Habismengucapkan kata-kata itu
memerahlah kedua pipi Anggini karena jengah.Wiro Sableng tertawa.
"Ho-oh, jadi rupanya cerita itu masih belum jugaselesai
sampaisekarang... Wiro geleng-gelengkan kepala.” (Sebagaimana
diketahui-dalam buku"Maut Bernyanyidi Pajajaran,” guru Anggini yaitu
Dewa Tuak berniat keras untukmenjodohkan Anggini Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudadengan Pendekar 212. Tentu
saja Pendekar 212 tidak mau. Setelah terjadibeberapa juruspertempuran
yang sengaja ditimbulkan oleh Dewa Tuak kemudian
memerintahkanAngginiuntuk mencari Pendekar 212 dan muridnya itu tidak
diperkenankan kembalikepertapaan,kecuali dengan membawa Pendekar 212
sebagai calon suaminya !"Semustinya kau kembali ke tempat gurumu,
Anggini. Siapa tahu dia telahmerubahniatnya yang kurang bisa diterima
itu...!""Aku tahu sifat guruku, Wiro. Sekali dia kasih perintah tak
bakal ditariknyakembali!Dari jika aku tak bisa melaksanakan perintahnya
pulang ke pertapaan berartihanya untukterima hukuman."Dan karena itu kau
tak kembali-kembali kesana . . . ?" ."Ya,” lalu tanpa diminta gadis
itupun memberi penuturan. "Pagi sesudah kaupergi itu,aku terus mencarimu
sampai berbulan-bulan hingga pada suatu hari aku bertemudengan duaorang
penunggang kuda berkerudung dan berjubah merah. Ternyata dia
adalahKetuaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma dan seorang anak buahnya.
Kau sudah lihatbagaimana keganasankomplotan mereka. Meskipun tak ada
silang sengketa namun merekadengan sengajamencari gara-gara hendak
meringkusku. Anak buah Iblis itu berhasil kubunuhtapi untukmenghadapi
Ketua Iblis Pencabut Suma aku tiada mampu. Dalam keadaan
ditotokkemudiandiriku dilarikan ke sarang mereka di Lembah Batu Pualam,
Aku dimasukkan kesebuahkamar…"Sampai di sini Anggini tak meneruskan
kalimatnya. Ditelannya nafasnyabeberapa kali.Air mata yang sejak tadi
mengambang ke pipinya yang kemerahan. Wiro sendirimerasadadanya dan
nafasnya seperti menyesak. Mungkin selama ini baru kali di saatitulah
dia beradadalam suatu keadaan yang serius demikian rupa. Sifat dan
sikapnya yang selamaini selalu lucujenaka lenyap ditelan gelombang
perasaan setelah mendengar penuturan Anggini,penuturanyang masih belum
habis.Dengan menguatkan hatinya maka Anggini kemudian meneruskan
penuturan. "KetuaIblis Pencabut Sukma laknat itu hendak meperkosaku.
Kemudian diriku akanditeruskannyapada bawahan-bawahannya. Tapi Tuhan
masih melindungiku. Sebelum KetuaPerkumpulanlaknat itu berhasil
melampiaskan maksud terkutuknya, seorang nenek-neneksakti menerobosmasuk
ke dalam kamar dan melarikanku…"Anggini menarik nafas dalam seketika
lalu meneruskan. "Ternyata nenek-neneksaktiitu adalah Dewi Kencana
Wungu. Aku dibawanya kepertapaannya dan diambilnyamenjadimurid. Sekarang
beliau sudah tiada. Sudah meninggal…"Lama kesunyian menjelang.Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Apakah
rencanamu untuk masa mendatang…?" bertanya Pendekar 212."Aku sendiri
masih belum tahu. Tapi yang pasti ialah aku harus
membuatperhitungandengan Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma
itu…""Agaknya kita mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama
menghancurkankomplotan terkutuk itu."Lagi-lagi kesunyian
menyeling."Anggini..,” kata Wiro memecah kesunyian itu. "Sekali ini
pertemuan kita takbisaberjalan lama...”''Kau memang selatu tidak
menginginkan pertemuan lama-lama denganku..,” kataAnggini atau Dewi
Kerudung Biru.Pendekar 212 letakkan tangan kirinya di bahu Kanan
Anggini. Perawan itumerasakanada hawa aneh yang nikmat dan menenangkan
hati mengalir ditubuhnya."Aku sudah bilang tadi bahwa pertemuan ini
sangat menggembirakan. Namun kitaharus sama memaklumi bahwa aku harus
menyelamatkan Andjarsari dan merebutkembaliKeris Tumbal Wilayuda. Di
lain hari kelak aku pasti akan menyambangimu disini…"Anggini terdiam.
Dipermainkannya kain biru yang tadi merupakan kerudungwajahnya."Aku
pergi sekarang, Anggini…""Wiro…,” suara Anggini tersekat
ditenggorokan.Langkah Pendekar 212 tertahan. Dipandanginya paras jelita
di hadapannya.Kemudiandilihatnya bagaimana gadis itu menggerakkan
tangannya, meremas jari-jaritangannya yangdiletakkan di bahu. Sekelumit
getaran menjalari darah muda Pendekar 212. Diamembungkukdan mencium
kening Anggini. Ketika kepalanya hendak ditariknya kembali tibatibagadis
itumerangkul lehernya erat sekali."Wiro... Wiro... jangan pergi dulu…"
bisik Anggini. Nafas mereka salingmenghembusiwajah masing-masing. Wiro
membelai pipi yang halus lembut itu. Ketika Angginimemejamkan matanya,
Pendekar 212 menempelkan bibirnya ke bibir Anggini.Betapahangatnya
pertemuan sepasang bibir itu. Mula-mula bibir itu diam membekuseperti
mati.Kemudian rangsangan mulai membuat getaran-getaran pada permukaan
kulit bibirmasingmasing.Dan bila sudah demikian, maka sepasang bibir
itupun mulai menarinari,saling lumasmelumas. Keduanya berpagutan
erat-erat seperti tak hendak dilepaskan untukselama-lamanya."Wiro… aku
cinta padamu, Wiro. Aku cinta padamu..,” bisik Anggini
berulangkali."Hemm..,” Pendekar 212 menggumam. Digigitnya bibir perawan
itu."Kaupun cinta padaku bukan...?"Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga
Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Hemmm…,” Wiro menggumam lagi."Jawab Wiro.
Katakanlah…,” Dan tanpa disadari saat itu tubuh keduanya sudahterbaring
berpagutan di lantai."Wiro . . . .""Tiba-tiba di ruangan itu meledaklah
suara tertawa yang dahsyat."Ha... ha... sungguh satu pemandangan yang
asyik untuk dilihat! Teruskan…teruskanlah! Pendekar 212, kenapa tidak
kau telanjangi saja tubuh gadis itu?!Itu seribu kalilebih nikmat… Ha…
ha... ha!"Seorang lain kemudian menyambungi suara yang pertama
itu."Pendekar 212 nyatanya hanya seorang Pendekar Cabul. Tapi tak apa!
Sebelumdikirimke liangkubur tak apa kalau diberi kesempatan dulu
bercumbu rayu! Di liang kubur kauhanyaakan bercumbu dan tidur dengan
cacing!"Baik Pendekar 212 Wiro Sableng maupun Anggini sama-sama
terkejut. Keduanyamelompat cepat. Anggini merapikan jubah birunya yang
terbuka di bagian dada !-- == 0O0 == --EMPAT BELASDI PINTU ruangan
berdiri berkacak pinggang dua manusia bermuka buruk angker.Yang
berselempang kain putih mukanya hitam macam pantat kuali, rambut
awutawutan,tampangnyaseperti singa dan dia bukan lain Resi Singo Ireng!
Di keningnyatertera tiga angka 212.Di sampingnya berselempang kain biru
berdiri kakaknya yaitu Resi Macan Setayangtampangnya persis seperti
macan. Kulit mukanya coreng moreng belang tiga,kuning, merahdan hitam!
Kedua pentolan pemberontak kaki tangan Parit Wulung ini
telahdiperintahkan olehParit Wulung untuk mencari kembali Keris Tumbal
Wilayuda. Dan hari itu merekasampai diGoa Dewi Kerudung Biru di mana
mereka telah dapat mencium jejak Pendekar 212.Bukan sajakedua Resi ini
berprasangka bahwa Keris Tumbal Wiiayuda sudah berada ditangan
Pendekar212, tapi Resi Singo Ireng sendiri memang mempunyai dendam
kesumat terhadapPendekar212 yaitu sewaktu dibikin muntah darah dalam
pertempuran di perbatasanKerajaan Banten Wiro SablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudatempo hari. Dan dendam kesumat itu
masih dibawanya ke mana-mana sampai saatitu dikulitkeningnya di mana
tertera angka pukulan 212!"Siapa mereka, Wiro ?,” tanya Anggini dengan
ilmu menyusupkan suara."Dua manusia keparat yang membantu Parit Wulung
si pemberontak terhadapBanten!,”menyahuti Pendekar 212.""Eeee… eee...
eee. Kenapa acara kalian tidak diteruskan?,” bertanya ResiSingo
Irengdengan nada mengejek.Pendekar 212 menyengir. "Bicaramu keren sekali
manusia muka pantat Kuali.Tentunya kau andalkan manusia muka harimau
yang disampingrnu itu, huh?!"MataResi Macan Seta membeliak garang.
"Pentang kau punya mata, bukalah lebarlebaragar tahu dengan siapa
berhadapan!" bentaknya."Ah, manusia jelek macammu perlu apa aku kenali.
Lagi pula, melihat kepadatampangmu, aku kawatir apa kau betul-betul
manusia atau harimau jadijadian!,”Habisberkata begitu maka Pendekar 212
tertawa mengakak."Pemuda besar mulut, aku mau lihat apakah kau sanggup
menerima pukulankuini?"bentak Resi Matjan Seta. Kata-kata ini ditutup
dengan menghantam tangankanannya kemuka. Maka bertaburlah sinar merah
kekuningan ke arah Wiro dan Anggini.Pukulan "siaarsurya tenggelam."
.Pendekar 212 dan Anggini melompat ke samping Anggini sementara itu
dengancepatmengenakan kembali kerudung birunya.Kejut Resi Macan Seta
bukan kepalang ketika melihat Pendekar 212 dan si gadissanggup
mengelakkan serangannya yang ampuh tadi. Nyatalah bahwa nama
Pendekar212bukan kosong belaka. Tidak disesalkan kalau tempo hari
adiknya dapatdipecundangi!Ketika melihat si gadis mengenakan kerudung
kejut Resi Matjan.Seta dan Singo Irenglebih-lebih lagi."Kiranya kita
berhadapan pula dengan Dewi Kerudung Biru, saudaraku SingoIreng!".kata
Matjan Seta."Betul, tapi sang dewi ini biar aku bekuk hidup-hidup.
Tampang dan, tubuhnyayangmontok lumayan sekali untuk dikekapi sehari
semalam!"Marahlah Wiro mendengar ucapan Singo Ireng itu. "Manusia pantat
kuali, angka212di keningmupun belum sanggup kau hapus, sekarang sudah
berani-beranian unjukgigi!"Si Singo Ireng tidak ambil peduli ucapan Wiro
Sableng tapi segera menyerangDewiKerudung Biru. Sengaja dikeluarkannya
jurus "memetik bunga memotestangkainya". Jurus Wiro SablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaini ialah satu jurus
meringkus lawan yang didahului oleh satu totokan jarakjauh
yangdahsyat!Namun dugaan Singo Ireng bahwa dia akan sanggup membekuk
hidup-hidup, DewiKerudung Biru dalam satu jurus hebat itu meleset besar!
Dewi Kerudung Birusambutiserangannya dengan jurus "naga kepala seribu
mengamuk!"Kaget sekali jadinya Resi Singo Ireng ketika menyaksikan
bagaimana keduatanganlawan berkelebat sangat cepat naik turun membabat
ke samping dan berputarbergelung,menyerang ke arahnya.Selama malang
melintang membuat kejahatan di dunia persilatan baru kali
inidiamenghadapi jurus aneh ini! Sebaliknya Resi Matjan Seta yang punya
lebihbanyakpengalaman segera berseru. "Singo lreng, awas itu pukulan
naga kepala seribumengamuk!"Mendengar ini tersurutlah Resi Singo Ireng.
Cepat-cepat dia kemudian melompatke udaraketika menukik ke bawah dia
lancarkan empat tendangan empat pukulan. Dalamsekejapansaja kedua orang
itu sudah terlibat dalam jurus-jurus yang dahsyat."Manusia muka coreng
moreng! Apa hanya kalian berdua saja yang datangantarkannyawa ke mari…?"
tanya Pendekar 212 pada Matjan Seta."Bocah gila!" bentak Matjan Seta
marah sekali sehingga mukanya yang corengmoreng itu semakin
menyeramkan.“Jika kau tidak kepingin mampus, sebaiknya lekas serahkan
Keris TumbalWilayudadan beri tahu di mana Sultan berada. Niscaya kau
punya nyawa akan akuampunkan!"Pendekar 212 bersiul keras."Kau bukan
Tuhan yang bisa mengampunkan manusia! Sebaiknya kupertemukan sajakau
lekas-lekas dengan malaekat maut!"Resi Macam Seta mengaum macam harimau
terluka. Tubuhnya berkelebatan danlenyap. Angin dahsyat laksana angin
prahara menderu ke arah Pendekar 212.Secepat kilatPendekar 212 jatuhkan
diri dari berguling di lantai. Tangan kanannya memukulke atas!Pukulan
Matjan Seta yang tidak mengenai sasarannya terus melanda dindingbatu.
Dinding itupecah! Tetapi sebaliknya Resi ini merasakan bagaimana
tubuhnya terasa sepertidiangkat keatas dan satu angin tajam menyakiti
kulit kakinya. Ketika dia memandang kemuka Pendekar212 sudah tak ada
dihadapannya."Aku di sini, Matjan Seta!"Matjan Seta putar tubuh ke
belakang. Begitu tubuhnya berputar begitu danmelihat satugumpalan angin
yang kerasnya laksana baja menderu ke arahnya. Resi ini takayal lagi
Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayudamelompat empat tombak ke udara. Mendadak didengarnya suara
siulan dekatsekali ditelinganya. Dia hantamkan tangannya ke samping.
Tapi...."Bluk!"Resi Matjan Seta terpelanting ke lantai. Tulang
punggungnya serasa remuk. Diakerahkan tenaga dalamnya dengan cepat ke
bagian yang kena dipukul lawan laluatur jalannafas. Ketika dia berdiri
lurus-lurus kembali, muka macannya kelihatanbertambah angker.Kedua
kakinya terpentang lebar. Tubuhnya sedikit membungkuk ke muka.
Keduatangannyayang diangkat ke atas kelihatan bergetar. Wiro maklum
bahwa lawannyamemusatkan seluruhtenaqa dalamnya pada dua tangan itu,
dengan segera pendekar ini bersiap-siappula!Tangan kanan Resi Matjan
Seta kelihatan berwarna merah kekuningan. Lebihmerahdan lebih kuning
dari yang tadi. Pendekar 212 tahu bahwa lawannya bakallepaskan
lagipukulan "sinar surya tenggelam" tapi yang lebih hebat dari yang
pertama tadi.Dan ketikamelirik pada tangan kiri sang Resi, tangan itupun
kini berwarna sangat merahdan mengepulkanasap merah!Dua pukulan
sekaligus tak bisa dianggap enteng! Pendekar 212 tidak mau
ambilrisiko.Segera tangan kanannya ditinggikan ke atas. Dan cepat sekali
lengan sampai kejari-jari tangankanan itu menjadi sangat putih dan
menyilaukan laksana perak ditimpa sinarmatahari !Mata Resi Matjan Seta
membeliak melihat hal itu. "Pukulan sinar matahari!,”keluhnyadengan hati
tergetar. "Benar-benar pemuda rambut gondrong ini memiliki
ilmukesaktian yangtinggi luar biasa! Apakah dia benar-benar telah
mewarisi seluruh ilmukepandaian Eyang SintoGendeng…?,” demikian Matjan
Seta membathin.Namun percaya, bahwa dua, pukulannya yaitu pukulan "inti
api" dan pukulan"sinarsurya tenggelam" akan dapat mengimbangi pukulan
lawan maka dengan serta mertadiahantamkan kedua tangannya ke muka. Dua
gelombang sinar merah pun menderu kearahPendekar 212.Pendekar 212 tunggu
sampai dua gelombang sinar itu berada di pertengahanjarakantara dia dan
lawan. Dan sedetik kemudian tangan kanannyapun turunlah kebawah.
Selariksinar putih yang sangat panas dan menyilaukan menggebubu melabrak
duagelombang sinarmerah,"Bumm !"Ruangan batu itu tergoncang hebat.
Dinding batu angsrok, Lantai longsorsedang bagianatas ambruk! Terdengar
keluhan maut Resi Matjan Seta. Di saat yang rasanyaseperti maukiamat itu
Pendekar 212 berkelebat cepat menyambar tubuh Dewi Kerudung Birudan
dilarikan Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayudake luar goa. Sesaat mereka sampai di luar goa maka runtuhlah Goa
DewiKerudung Biru. ResiSingo Ireng yang tak sempat selamatkan diri,
mati tertimbun bersamasaudaranya Resi MatjanSeta. Di luar goa Pendekar
212 dan Dewi Keradung Biru saling berangkulan."Anggini… sangat
disesalkan tempatmu yang bagus menjadi hancur runtuh. Tapisebagiannya
masih bisa kau pergunakan...”Anggini mengangguk. Disembunyikannya
wajahnya di dada yang bidang itu."Anggini,” kata Wiro lagi.
Dilepaskannya pelukannya. "Waktuku tak banyaklagi. Akuharus segera ke
Lembah Batu Pualam tempat bersarangnya Perkumpulan
IblisPencabutSukma..... Sampai jumpa lagi, Anggini"."Aku ikut Wiro....!"
seru gadis itu, Tapi Pendekar 212 sudah lenyap darihadapannya.Gadis itu
termanggu sejurus. Tapi kemudian segera pula dia
berkelebatmeninggalkantempat itu.-- == 0O0 == --LIMA BELASLEMBAH
Batupualam…..Lembah ini dikelilingi oleh pegunungan batu pualam yang
berkilauan ditimpasinarsang surya. Di mana-mana bahkan sampai ke dasar
lembah terdapat gundukangundukanbatupualam putih. Di tengah dasar lembah
kelihatan sebuah gedung besar bertingkatdua yangkeseluruhannya mulai
dari lantai sampai ke atap terbuat dari batu pualam.Gedung ini
indahsekali bentuknya. Di beberapa bagian di luar dan di dalam gedung
batu pualamini terdapatukiran-ukiran yang bagus sehingga sesungguhnya
tak pantaslah bila gedung itumenjadi markasatau sarangnya komplotan
terkutuk Iblis Pencabut Sukma!Pendekar 212 berdiri di ujung timur tepi
lembah, berlindung di balik sebuahonggokanbatu pualam. Dari tempatnya
berada dilihatnya gedung itu sepi-sepi saja. Takada seorangpunanggota
Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma yang kelihatan.Dengan berlindung di
balik gugusan-gugusan dan puing-puing batu pualam,Pendekar212 mulai
menuruni lembah. Dia sampai di dasar lembah kini. Jarak antaranyadengan
gedungbatu pualam kurang lebih tiga puluhan tombak. Wiro melompat ke
balik gugusanbatu pualam Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayudayang lain, melompat lagi ke kiri, lalu ke kiri
lagi sehingga jaraknya kinidengan gedung ituhanya sekira sepuluh
tombak.Pintu depan gedung terbuka lebar-lebar, demikian juga
jendela-jendela ditingkat bawahserta atas. Anehnya sampai saat itu
suasana masih sunyi senyap seperti tadi."Mungkin adaperundingan di dalam
sana…,” pikir Pendekar 212. Dia memutuskan untukmenunggu
sampaikira-kira sepeminum teh. Sementara itu di tingkat kedua gedung
batupualam.....Di sebuah ruangan rahasia kelihatan empat manusia
berjubah dan berkerudungmerah.Salah satu di antaranya jubah dan
kerudungnya lebih merah dari yang lainlain.Dialah KetuaPerkumpulan Iblis
Pencabut Sukma. Dia duduk di sebuah kursi, membelakangisebuah
mimbar.Dihadapannya duduk tiga orang, satu di antaranya ialah Wakil
KetuaPerkumpulan. Yang duaanggota anggota Perkumpulan yang berilmu
tinggi. Di pangkuan Wakil KetuaPerkumpulansaat itu terbaring tubuh
Anjarsari.Ketua Iblis Pencabut Sukma manggutkan kepala dan Wakilnya
segera berdiri.TubuhAndjarsari diletakkannya di kursi lalu dia melangkah
kehadapan Ketua danmenjura."Ketua, harap dimaafkan bila aku menjalankan
tugas dan kembali ke sini agakterlambat. Ada beberapa rintangan di
tengah jalan…”"Kau berhasil mendapatkan Keris Tumbal Wilajuda?!"
bertanya sang Ketua.Suaranyaberat serak laksana palu godam.Wakil Ketua
angguKkan kepala lalu keluarkan sebilah keris yang
keseluruhannyamulaidari sarung sampai ke kerisnya terbuat dari emas.
Karena senjata ini senjatamustika makadengan sendirinya memancarkan
sinar kuning yang terang! Mata Ketua IblisPencabut Sukmaberkilat-kilat
melihat senjata itu. Begitu diterumanya diperhatiKannyasejurus lalu
dimasukkannyake batik pinggang."Apalagi yang kau bawa?!" tanya sang
Ketua. Wakilnya putar tubuh sedikit danmenuding pada tubuh Andjarsari
yang didudukkan di kursi. "Gadis itu adalahcalon isteri
SultanHasanuddin. Aku berhasil menculiknya.......”"Sultan sendiri
bagaimana . . . . . . , ?".“Aku juga sebenarnya hampir berhasil menculik
dia waktu berada disarangPerkumpulan Pengemis Darah Hitam tapi
tahu-tahu sesosok bayangan birumelarikannya.Ketika kuikuti jejaknya
ternyata bayangan biru itu adalah Dewi Kerudung Biru.Perempuandajal itu
hampir berhasil kutamatkan riwayatnya bersama beberapa oranganggota jika
seorangpemuda gila bergelar Pendekar 212 tidak muncul di situ!" Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayuda"Hem...
memang akhir-akhir ini kudengar kabar selentingan tentang
munculnyaseorangpendatang baru yang aneh dalam dunia
persilatan...."Ketua Iblis Pencabut-Sukma usap-usap dagunya yang
tersembunyi di batikkerudungitu. Lalu tanyanya. "Jadi kau dan anak-anak
buah tak sanggup membereskanpendekar itu?"."Manusia itu sakti sekali.
Dia memiliki sebuah kapak bermata dua..... KapakMaut NagaGeni
212!""Hanya sebuah kapak buat penebang pohon saja kau takuti....
Bagaimana denganPerkumpulanPengemis Darah Hitam....?""Mulanya, karena
merasa bahwa kita masih satu golongan dan aliran denganmereka,aku minta
agar keris, Andjarsari dan Sultan diserahkan secara baik-baik.
Tapimerekamembangkang. Terpaksa tak satupun yang aku kasih
hidup....""Itu bagus!," kata Ketua Iblis Pencabut Sukma "Dalam waktu dua
atau tiga haridimuka,kita akan segera berangkat ke Banten! Sampai saat
ini secara tidak langsung,dengan adanyaKeris Tumbal Wilajuda di tangan
kita maka Banten sudah milik kita. Dansebagai balas jasamu,kau boleh
ambil itu gadis!".Gembiralah hati sang Wakil mendengar itu. Sesaat
sesudah sang Ketuameninggalkanruangan disusul oleh dua orang anggota
kelas satu tadi maka Wakil iblisPencabut Sukma segeramemboyong tubuh
Andjarsari ke dalam kamarnya yang terletak dipaling ujunggedung
tingkatkedua.Sepeminum teh telah lewat.Wiro mengintai lagi dari balik
gugusan batu pualam. Gedung masih tetap sunyisenyap.Dengan rasa tak
sabar segera pemuda ini kerahkan ilmu mengentengi tubuh danlaksana
seekoralap-alap melesat ke atas atap gedung batu pualam tingkat kedua.
Bagian atasgedung ini ratalicin. Dan di sebelah sana beberapa tombak
jauhnya, dua orang berjubah danberkerudung merahtengah asyik bermain
dam. Begitu sudut mata mereka melihat adanya bayangansesosok tubuh
diatas atap itu segera keduanya putar kepala."Hai!" seru salah seorang
dari mereka. "Siapa kau ?!,” membentak yang kedua.Pendekar212
melintangkan jari tetunjuk tangankirinya di atas bibir.
"Sssst............. desisnya. Kemudian dengan tibatibatangan
kanannyadihantamkan ke muka. Tak ampun lagi kedua manusia berjubah merah
itu rebah diatas atapdengan menyembur darah sedang papan serta buah dam
mental di udara jauhsekali.Pendekar 212 geli sendiri. Dia memandang
berkeliling. Kemudian lapat-lapatdari ujungatas sebelah sana didengarnya
suara jeritan perempuan. Dengan cepat pemudaini lari ke ujung Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudaatap. Di
bawah atap, persis di atas sebuah jendela terdapat beberapa buahlobang
angin. Darisalah satu lobang angin ini Wiro mengintai ke dalam gedung!
Dan mendidihlahdarah Pendekar212 sewaktu menyaksikan apa yang terpampang
di dalam kamar di bawah atap itu.Andjarsari berada dalam keadaan hampir
tak berpakaian. Rambutnya yang panjangkusutmasai menjela-jela. Gadis
ini megap-megap dan menjerit-jerit serta meronta.Tapi tak kuasa
samasekali untuk menyingkirkan tubuh Wakil Ketua Perkumpulan Iblis
Pencabut Sukmayangmenghimpitnya dari atas!Tidak membuang waktu lagi
Pendekar 212 melompat turun dan melabrak jendelakamardengah satu
tendangan kaki kiri.Kejut Wakil Ketua Perkumpulan Iblis itu bukan alang
kepalang! Jendela kamardilihatnyahancur berantakan dan sedetik kemudian
sesosok tubuh melayang memasuki kamar!"Bangsat rendah!" memaki manusia
bermuka angker itu. Secepat kilat diamelompat daritempat tidur dan
menyambar jubah merahnya. Dia tak sempat mengenakankerudungnya
karenapada saat itu Pendekar 212 sudah menyerang dengan ganas!Wakil
Ketua Iblis Pencabut Sukma sambuti serangan lawan dengan
jurus"menendanglangit menjungkir awan". Begitu hebatnya jurus ini
sehingga Pendekar 212terpaksa tahankegeramannya untuk melanjutkan
serangan. Dan kesempatan ini dipergunakan olehWakil KetuaIblis Pencabut
Sukma untuk lari ke luar kamar!"Jalan lari satu-satunya bagimu hanyalah
ke neraka manusia durjana!,” bentakPendekar212 lalu memburu dengan
sebat.Wakil Ketua itu melarikan diri ke sebuah ruangan besar yang di
setiapdindingnyaterdapat lima buah pintu. Begitu injakkan kaki di
ruangan ini dia segeraberteriak. "AnggotaanggotaPerkumpulan! Gedung ini
kebobolan bahaya! Lekas ke luar!"Serentak dengan itu maka dua puluh
pintu di empat dinding ruangan terbukalebar danmelompatlah dua puluh
anggota Perkumpulan. Kesemuanya berjubah danberkerudung merahdan
mencekal sebilah pedang merah! Wakil Ketua Perkumpulan sendiri
cabutsebuah rujungemas dari balik jubahnya. ."Cincang pemuda sedeng
ini!,” Wakil Ketua beri komando. Kata-katanya iniditutupdengan sambarkan
rujung emasnya ke arah Pendekar 212! Masih dalam jarakbeberapa
tombakmaka angin pukulan rujung telah menyambar dengan dahsyat ke arah
Pendekar212. Hampirbersamaan pula dengan itu maka dua puluh anggota
Perkumpulan Iblis PencabutSukmamenyerbu pula! Duapuluh batang pedang
merah berkiblat! Hanya sekejapan matasaja makaterbungkuslah Pendekar 212
dalam hujan pedang dan sambaran rujung! WiroSablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaMurid Eyang Sinto Gendeng ini
menggerung dahsyat. Dengan cepat dia jatuhkandiri kelantai. Begitu jatuh
di lantai dua tangannya dihantamkan nembentuk dualingkaran.
Dualingkaran sinar putih panas yang menyilaukan mata menggelombang.
Dimana-manaterdengarpekikan kematian. Lebih dari separoh anak buah
komplotan Iblis Pencabut Sukmaterkapar dilantai ruangan dengan tubuh
hangus tersambar ilmu pukulan "sinar matahari"Pendekar 212!Melihat ini
mereka yang masih hidup menjadi lumer nyalinya dan mulai pikirpikiruntuk
undurkan diri. Namun tentu saja mereka juga takut pada
pimpinan,terlebih lagi ketika.Wakil Ketua mereka membentak. "Ayo! Kalian
tak perlu takut! Mari gempur lagidengan jurusmenabas gunung menusuk
bukit mendobrak bendungan!Selama beberapa tahun belakangan ini boleh
dikatakan jarang sekaliPerkumpulan IblisPencabut Sukma mengeluarkan
jurus "menabas gunung menusuk bukit mendobrakbendungan"itu. Kecuali
dalam menghadapi lawan yang benar-benar luar biasa tinggi ilmusilat
dankesaktiannya. Dan hari itu bila mereka mengeluarkan jurus yang
dahsyat itunyatalah bahwalawan yang mereka hadapi benar-benar hebat! Dan
memang begitu kenyataannya!Pendekar 212 sendiri begitu dengar nama
jurus ini tak ayal lagi segera cabutKapakMaut Naga Geni 212. Selama ini
dia cuma pernah dengar dan mengetahui namajurus yangterdiri dari empat
untaian kata-kata. Kini lawan menyerangnya dengan jurusenam untaian
katakata.Pastilah ini suatu jurus yang luar biasa!Maka begitu lawan
menyerbu, Pendekar 212 sudah putar Kapak Maut Naga Geni212-nya. Lolong
kematianpun bergemalah untuk kedua kalinya di ruangan itu!
EnamanggotaPerkumpulan Iblis Pencabut Sukma menggeletak mandi darah. Dua
orang yangmasih hidup,ditambah dengan Wakil Ketua Perkumpulan yang saat
itu masih memegangi rujungemasnyatapi yang sudah kuntung karena
diterabas Kapak Pendekar 212, saling berikanisyarat. Duaanggota yang
masih hidup ini melompati Wiro dan kirimkan empat seranganberantai
sekaligus.Wakil Ketua mereka sendiri melompat kesebuah pintu dan menekan
satu tombolrahasia!Pada detik Pendekar 212 menerabas tubuh kedua
lawannya dengan Kapak Maut,makapada detik itu pula tiba-tiba lantai yang
dipijaknya terbuka ke samping. Takampun lagitubuhnyapun melayang jatuh
ke dalam sebuah ruangan sedalam dua puluh tombaksedanglantai ruangan
yang tadi membuka kini secara aneh tertutup oleh jalur-jalurbesi sebesar
lengan!"Ha... ha... ha...!" Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut
Sukma tertawabekakakan."Sekalipun kau punya sepuluh kepala dua puluh
tangan dan kaki jangan harapkau bisa ke luardari perangkap ini Pendekar
212!" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Manusia sialan!" maka Pendekar 212 sangat geram dan
penasaran.Dihantamkannyatangan kanannya ke atas. Sinar putih berkiblat.
Lantai ruangan di atasnyahancur runtuh tapijalur-jalur besi yang menutup
lobang perangkap sedikitpun tidak berobah.Wakil KetuaPerkumpulan
sendiri saat itu dengan cepat sudah menghindar ke sampingkemudian dari
balikjubahnya dia keluarkan sebuah lonceng kecil. Begitu lonceng
dibunyikan makamuncullahKetua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma diiringi
oleh dua orang anggota klassatu yangberkepandaian sangat
tinggi.Menyaksikan kematian banyak sekali anak buahnva maka
menggerenglah KetuaPerkumpulan ini. Mukanya yang tersembunyi dibalik
kerudung mengkerut tegang,matanyaberkilat-kilat. Dia melangkah kehadapan
sang Wakil."Sesudah seluruh anggota mampus begini rupa baru kau
bunyikan loncengmemanggilaku? Bagus betul perbuatanmu!"Gemetarlah lutut
Wakil Ketua mendengar bentakan atasannya itu. "Tapi Ketua,manusiaitu
sakti luar biasa. Namun demikian aku telah berhasil
meringkusnya!Lihatlah ke bawahsana!""Keberhasilanmu tetap tidak dapat
menghindari hukuman yang bakal kau terimakelak!"desis Ketua Perkumpulan.
Dia melangkah ke tepi perangkap. Namun secepat kilatbersurutmundur
karena dari dasar perangkap menggebu segumpal angin dahsyat. Atapgedung
batupualam yang tadi telah hancur dilanda pukulan sinar matahari kini
kembaliberpelantingan!"Kurang ajar!,” bentak Ketua Perkumpulan. Tangan
kanannya dipukulkan ke dasarperangkap. Dan menderulati lima lusin jarum
merah! Tapi lagi-lagi KetuaPerkumpulan inidikejutkan ketika angin
sedahsyat badai membuat jarum-jarum beracunnya itumenderukembali ke
atas! Jika tidak lekas pula dia menghindar dari tepi perangkappastilah
senjatamakan tuan!"Budak hina dina! Kau boleh keluarkan seribu ilmu tapi
jangan harap kau bakalke luarhidup-hidup dari dalam perangkap
ini!"Habis berkata begitu dengan ibu jari kaki kanannya Ketua
Perkumpulan IbIisPencabutSukma menginjak sebuah tombol di salah satu
sudut perangkap sebelah atas! Didasarperangkap, secara aneh dinding
terangkat kira-kira sejengkal dan laksana airbah dari keempatcelah
dinding itu berserabutanlah ratusan binatang berbisa seperti
ular,kelabang, lipan dankalajengking! Semuanya menyerbu menyerang
Pendekar 212!Murid Eyang Sinto Gendeng melompat dua tombak. Begitu
tubuhnya mengapung diudara tangan kirinya segera mengambil batu api 212
dari balik pinggang.Sekali batu api dan Wiro SablengPendekar Kapak Maut
Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaKapak Naga Geni 212 diadu maka lidah
apipun menderulah ke lantai perangkap.Seluruhbinatang berbisa itu tak
satupun yang hidup. Semuanya terbakar musnah denganmengeluarkanbau yang
tak nyaman dan memegapkan jalan nafas.Pendekar 212 tidak menunggu lebih
lama. Jika di luar dengan ilmu mengentengitubuhdia bisa melompat sampai
tiga puluhan tombak lebih, mengapa di dalamperangkap yang cumasedalam
dua puluh tombak itu dia tak bisa? Cuma yang dikhawatirkannya ialahjika
dia tak dapatmenerobos atau menghancurkan jalur-jalur besi di atas
perangkap itu denganKapak Maut NagaGeni 212-nya !Di atas sana tiba-tiba
dilihatnya Ketua dan Wakil Ketua Perkumpulan IblisPencabutSukma kembali
mendekati tepi perangkap. Pendekar 212 segera hantamkan tanganke
atasmengirim pukulan matahari dan serentak dengan itu dia melompat ke
udara.Kapak Naga Geni212 diputar dengan sebat!"Trang... trang...
trang...!"Ternyata Kapak Naga Geni 212 mampu menghancurkan jalur-jalur
besi penutupperangkap. Pendekar 212 tertawa gembira dan berdiri dengan
berkacak tangankiri dipinggangsementara empat lawannya di ruangan itu
diam-diam menjadi ngeri melihatkehebatan pemudaini!Dari kerudung dan
jubahnya yang lebih merah laksana darah. Pendekar 212segeramengenali
yang mana adanya Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma.
Makaberkatalahpemuda ini dengan membentak. "Lekas serahkan Keris Tumbal
Wilajuda. Dan jikakalianberjanji untuk kembali ke jalan yang benar
niscaya aku masih mau memberiampun!"Ketua Perkumpulan tertawa mendengus.
"Usia masih seumur jagung, tubuh masihbauamisnya orok, mungkin tidurpun
masih ngompol tapi sudah berani bicaramembentak danmemerintah
dihadapanku!""Ucapanmu tidak lucu Ketua Perkumpulan Iblis! Ringkas kata
kau mau serahkanKerisTumbal Wilajuda atau tidak?!"Perlahan-lahan Ketua
Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma angkat tangannya keudara.Gerakannya ini
diikuti oleh Wakil dan dua anggotanya."Baik!,” katanya, "aku akan
serahkan Keris Tumbal Wilajuda padamu, tapiserahkan dulukau punya
jiwa!"Habis berkata demikian maka empat tanganpun sama-sama ditarik
melancarkanpukulanyang sangat diandalkan oleh Perkumpulan mereka yaitu
pukulan pencabut sukma!Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal WilayudaDalam keadaan lengah seperti di Goa Dewi
Kerudung Biru tempo hari mungkinempatpukulan sakti itu akan menamatkan
riwayat Pendekar 212. Tapi kali ini keadaanberlainan,apalagi saat itu
Wiro memegang pula Kapak Maut Naga Geni 212 ditangan!Begitu empat angin
maut membetot ke arah badannya maka Pendekar 212 berserunyaring!
Tubuhnya lenyap! Menyusul suara siulan melengking dan Kapak MautNaga
Geni 212membuat putaran putih yang sebat sekali, angin yang ke luar dari
Kapak saktiitu melanda hebattarikan angin maut keempat musuh. Dan
setengah jurus kemudian dua anggotaklas satuPerkumpulan Iblis Pencabut
Sukma sama menjerit keras! Tubuh mereka rebah kelantai. Yangsatu
berbusaian isi perutnya, yang satu lagi hampir putus batang lehernya
!Ketua dan Wakil Perkumpulan terkutuk sama-sama tersurut! "Apa kau masih
belummauserahkan apa yang kuminta?!" bentak Pendekar 212."Aku bilang
serahkan nyawamu lebih dulu, budak hina!" balas membentak
KetuaIblis."Manusia tolol, dikasih ampun malah minta mampus!" Gusar
sekali Pendekar 212jadinya. Tubuhnya berkelebat untuk kesekian kalinya.
Kali ini dalam jurus"membuka jendelamemanah rembulan". Kapak Naga Geni
mula-mula menderu sebat ke samping. Danterdengarlah jerit kematian Wakit
Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma.KetuaPerkumpulan tersirap dan
melompat mundur ketika melihat Wakilnya terhuyunghuyungdengan dada mandi
darah lalu jatuh duduk di lantai! Namun Pendekar 212 betulbetultidakmau
memberikan kesempatan lagi. Kapaknya terus menyelesaikan jurus
yangdibuat dan kinimembabat deras ke udara!Ketua Perkumpulan terkutuk
itu melolong setinggi langit! Dagunya terbabatputusberikut sebagian
kerudungnya sekaligus! Tubuhnya terbanting ke dinding!Ketika Kapak
MautNaga Geni hendak membalik lagi guna menamatkan riwayat Ketua
Perkumpulandurjana itumaka tahu-tahu melesatlah sesosok tubuh manusia
dan terdengar satu seruan."Bangsat yang satu ini adalah bagianku,
Wiro!".-- == 0O0 == --ENAM BELASPENDEKAR 212 berpaling yang datang
ternyata Dewi Kerudung Biru alias Anggini!"Ah, kau rupanya Anggini.
Betul, memang tepat sekali kalau kau yang cabutnyawaanjing manusia
terkutuk ini! Kau selesaikanlah perhitungan lamamu!” WiroSablengPendekar
Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal WilayudaKetika Pendekar 212 bicara
ini, Ketua Perkumpulan Iblis pergunakan kesempatanuntukmenghambur ke
pintu. Tapi secepat kilat Wiro angsurkan kaki
kirinyamenyerimpungpergelangan salah satu kaki Ketua Perkumpulan Iblis
itu. Tak ampun lagitubuhnya tersungkurke lantai!"Cepat bangun, manusia
iblis agar cepat pula kuantarkan kau punya nyawamenghadappenjaga
neraka!,” bentak Dewi Kerudung Biru!Perlahan-lahan Ketua Perkumpulan
Iblis Pencabut Sukma berdiri. Tiba-tiba diahantamkan satu pukulan ke
arah Dewi Kerudung Biru. Tapi tenaga pukulannya inisudahbanyak berkurang
akibat luka didagunya yang mengandung bisa dan bisa manamulai
menjalarkesegenap pembuluh darahnya!Melihat lawan memukul, Dewi Kerudung
Biru berkelit cepat dan kirimkanseranganbalasan yaitu jurus naga kepala
seribu mengamuk! Terkejutlah KetuaPerkumpulan Iblismelihat jurus yang
dahsyat ini. Dia melompat mundur tiga tombak dan berseru."DewiKerudung
Biru, antara kau dan aku tiada permusuhan, mengapa kita mustibertempur
beginirupa?!"Dewi Kerudung Biru tertawa dingin sedingin salju. "Kau lupa
pada seoranggadis yanghendak kau perkosa beberapa bulan yang lalu?!"
Dewi Kerudung Biru membukakerudungpenutup wajahnya! "Apa kau masih lupa
dan tidak kenali aku?!"Terkejutlah Ketua Iblis Pencabut Sukma melihat
paras gadis dihadapannya.Namun rasaterkejutnya ini tiada lama. Anggini
kembali menyerbu.Kali ini dalam jurus "cakar garuda emas". Kedua
tangannya terpentang."Breet!" Kuku-kuku yang panjang dari gadis itu
menyambar dada sang Ketua. Dantidaksampai di sana saja, Anggini buka
mulutnya lebar-lebar."Huaah!"Menyemburlah asap kencana biru ke arah
Ketua Perkumpulan Iblis PencabutSukma.Manusia ini menjerit. Tubuhnya
terhuyung-huyung. Ketika dia rebah ke lantaimaka sekujurbadannya menjadi
sangat biru! Tamatlah riwayat manusia yang paling terkutukdan ganas
itu.Belum puas sampai di situ, Anggini maju mendekati mayat laki-laki
itu lantasmenendangkepalanya. Tubuh Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut
Sukma mencelat enam tombakkepalanyahancur!"Kau hebat sekali, Anggini,”
memuji Pendekar 212 seraya melangkah mendekatimayatKetua Iblis Pencabut
Sukma. Ketika digeledah di balik pinggangnya diketemukanKeris
TumbalWilajuda! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal Wilayuda"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya Wiro?,” bertanya
Dewi Kerudung BiruatauAnggini.Pendekar 212 merenung beberapa lamanya
lalu menjawab. "Setelah Keris Tumbalkerajaan ini berhasil diketemukan,
kurasa ada baiknya aku segera menemuiSultan Banten"."Mengapa begitu?,”
tanya Anggini. "Bukankahkau sendiri sudah tahu bahwaSultanHasanuddin
pergi ke Demak untuk meminta bantuan balatentara dari SultanTrenggono
gunamengusir kaum pemberontak yang kini bercokol di Banten?""Betul,
namun saat ini aku ada rencana baru. Rencanaku ini akan sangat
banyakmengurangi korban-korban yang tiada berdosa.....”"Aku tak mengerti
maksudmu,” kata Anggini pula. IPendekar 212 tersenyum. "Kau akan
mengerti setelah menyaksikannya sendirinanti.Sementara aku menyusul
Sultan ke Demak, kuharap kau sudi pergi keperbatasandan
menunggukedatangan kami di sana…”Bagi Anggini adalah lebih disukainya
bila dia bisa ikut bersama-sama denganpemuda itu.Namun setelah berpikir
sejurus akhirnya dia menganggukkan kepala."Sampai jumpa Anggini,” kata
Pendekar 212 seraya memegang bahu gadis itu.Anggini meremas seketika
jari-jari si pemuda dan sebelum tubuhnya lebihdijalari geloradarah muda
maka Pendekar 212 segera meninggalkan tempat itu.Meskipun satu hari
terlambat namun dengan ilmu larinya yang sangat lihai,Wiro
berhasilmendahului SultanHasanuddin yang berangkat ke Demak dengan
menunggangi seekor kuda.Wiro menunggu kedatangan Sultan di jalan luar
kota sebelah timur. Tentu sajaSultanHasanuddin sangat terkejut dan heran
bertemu dengan pemuda sahabatnya itu."Sahabat, bagaimana kau tahu-tahu
sudah muncul di sini?" tanya Sultan serayaturun darikuda. Dengan ringkas
Wiro Sableng segera berikan keterangan. Selesaimemberikanketerangan
maka dikeluarkannyalah Keris Tumbal Wilayuda dan
diserahkannyapadaSultan.Berseri-serilah paras Sultan Hasanuddin.
"Sahabat jasamu sungguh tak dapatdiukur dengan luasnya laut, dengan
tingginya gunung. Aku berterima kasihbetulkepadamu…”Wiro memotong ucapan
Sultan dengan berkata. "Sultan sebelum memasuki kotadan menemui Sultan
Trenggono perkenankanlah aku memberikan sedikitrencana....”"Boleh saja.
Silahkan" kata Sultan seraya sisipkan Keris Tumbal Wilajudadibalik
pinggang pakaian. "Dengan membawa balatentra Demak ke Banten
berartiakan.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayudapecah lagi peperangan dan pertumpahan darah di Banten. Sultan
tentu lebihtahu darikubahwa akibat peperangan yang paling buruk ialah
jatuhnya beban penderitaan,sertakesengsaraan dipundaknya rakyat
jelata....”"Betul, dalam hal ini aku memang sedapat-dapatnya berusaha
agar pendudukjangan sampai banyak yang jatuh korban,” kata Sultan
pula.Wiro mengangguk. "Di samping itu, sebagian besar dari
prajurit-prajuritpemberontak tiada lain hanya merupakan alat mati yang
bisa dikutak kutik olehatasan!Di hati kecil mereka sendiri mungkin tak
ingin melakukan pertumpahan darahitu. Tapidemi tugas dari atasan, mereka
terpaksa melakukan peperangan yang kejam itu.Jadiletak tanggung jawab,
atau biang racun dari segala kemusnihan dan penderitaanitu tiadalain
terletak di tangan pentolan-pentolan tinggi pemberontak! Nah,
manusiamanusiainilah yang harus kita lenyapkan lebih dulu…. yang dibawah
soalmudah..Apalagi duabergundalnya pembantu Parit Wulung yaitu Resi
Singo Ireng serta Macan Setatelahmenemui ajal!""Apa yang kau katakan itu
semua adalah benar sobat,” kata Sultan. "Tapi akumasih belum melihat
bagaimana caramu yang tepat dan baik dalam merebutkembalitakhta kerajaan
dengan menghindarkan pertumpahan darah....""Kalau Sultan bisa
memberikan sedikit kepercayaan kepadaku, pastilah aku akanbersedia
melaksanakannya... Maka Pendekar 212-pun menuturkan
rencananyaselengkapnya.-- == 0O0 == --TUJUH BELASMALAM itu di satu
ruangan rahasia Parit Wulung, Karma Dipa, Djuanasuta danseorangtokoh
terkemuka dari Partai Api Setan yaitu suatu partai silat yang
dipimpinoleh Resi Matjan Sertatengah melakukan perundingan penting.
Tokoh silat ini adalah murid terpandaidari Matjan Setayang telah
mewarisi seluruh kepandaian Resi itu. Namanya Rana Tikusila. Diadan
selusin anggotapartai lainnya sengaja diminta datang ke Banten oleh
Parit Wulung untukmemperkuatkedudukannya dan menjaga segala sesuatu yang
tak diingini. Seperti MatjanSeta, muka merekapuncoreng moreng. Parit
Wulung yang duduk dikepala meja segera buka bicara."Saudara-saudara Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudapertemuan
ini adalah penting sekali sehubungan dengan Keris Tumbal Wilajuda.Sampai
seka[angkita masih belum berhasil menemukannya sedang Sultan sendiri
tak diketahuijejaknya. Resi SingoIreng dan Resi Matjan Seta tidak pula
kunjung ada kabar beritanya. Akuberharap…”Parit Wulung tiba-tiba
hentikan ucapannya. Dia memandang ke sebuah alatrahasia disudutruangan.
Alat itu kelihatan bergerak-gerak."Saudara-saudara bersiaplah,” kata
Parit Wulung. Ada tamu yang tak diundangrupanyamendengarkan perundingan
kita ini di atas loteng!"Dan baru saja Parit Wulung selesai mengucapkan
kalimat itu, dua lembar papanlotengterbuka dan sesosok tubuh laksana
seekor alap-alap melayang turun. Suarakedua kakinya samasekali tiada
terdengar sewaktu menjajaki lantai!Rana Tikusila, Karma Dipa dan
Djuanasuta segera cabut senjata. Parit Wulungsendiriberdiri dari kursi
dan membentak."Manusia atau setan! Apakah kau punya nyawa rangkap berani
datang ke sini?!"Tamu tak diundang itu keluarkan, suara bersiul yang
tak asing lagi yangmenandakan bahwadia bukan lain daripada Pendekar 212
adanya."Kau terlalu menghina padaku, Parit Wulung,” menyahuti Pendekar
212. Diamelirik sedikitketika melihat Rana Tikusila melangkah
kehadapannya dengan pedang melintang."Lekas katakan apa maksud
kedatanganmu ke sini!,” kata Tikusila seraya angkattinggitinggitangan
kanannya yang memegang pedang."Aku adalah utusan pribadi Sultan
Hasanuddin!".Maka terkejutlah semua yang , hadir di tempat itu. Dari
balik pakaiannyaPendekar 212keluarkan segulung kertas dan melemparkan
benda itu yang tepat jatuh memalangdi atas gelas tuak,dihadapan Parit
Wulung."Silahkan baca,” kata Pendekar 212 pula. Parit Wulung keretakkan
rahangmelihat sikapyang merendahkan ini tapi gulungan surat di atas
gelas diambil dan dibacanyajuga.Parit Wulung,Aku berikan kesempatan
padamu untuk menyerahkan diri bersamabergundal-bergundal pemberontak
lainnya malam ini. Maksud busukmuuntuk menduduki takhta kerajaan Banten
secara tidak syah di atas lumurandarah sekian banyak rakyat dan prajurit
Banten serta sekian banyakpembesar-pembesar istana yang tak berdosa
akan sia-sia saja ! ,Keris Tumbal Witajuda walau bagaimanapun tak bakal
kau dapat. Duacecunguk pembantumu yaitu Resi Singo Ireng dan Matjan Seta
telahmenemui ajalnya.Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris
Tumbal WilayudaJika kalian menyerah, hukuman yang bakal dijatuhkan
tidak begitu berat.Tapi bila kalian membangkang, kepala kalian jadi
imbalannya karena walaubagaimanapun yang bathil tak akan bisa
mengalahkan yang hak, kejahatantak akan bisa mengalahkan, kebenaran
!Ingat, waktumu cuma sampai malam ini !TertandaSULTAN HASANUDDINMengelam
wajah Parit Wulung membaca surat itu. Namun kemudian keluarlah
suaratertawanya bergelak. Diserahkannya surat itu pada Karma Dipa, Karma
Dipameneruskan padaDjuanasuta dan Djuanasuta meneruskan lagi pada Rana
Tikusila. Dan ruangan itukemudianpecahlah oleh suara tertawa bergelak
keempat manusia itu.Wiro sendiri mengerendeng dalam hatinya. "Kau utusan
Sultan yang tampangmumacamorang hutan!" kata Rana Tikusila, "aku mau
tanya, Sultanmu itu andalkanapakah sampai beranimembuat surat ancaman
macam begini rupa ?!"Wiro tertawa gelak-gelak. "Kau keliwat menghina
sobat!" katanya. "Coba lihatke kaca besardi dinding sana, tampangmu yang
coreng moreng macam orang gila itu jauh lebihburuk daripadaku! Kurasa
kalau orang tuamu bukannya macan jadi-jadian pastilah
macankesurupan!"Maka marahlah Rana Tikusila rnendengar hinaan
ini."Sret,” dicabutnya sebilah pedang lalu dengan, cepat kirimkan satu
tusukanmematikan kearah dada Pendekar 212. Tusukan ini adalah sebagian
dari jurus paling tangguhdalam ilmu pedangPartai Api Setan dan dinamakan
jurus "anak panah menembus rembulan!" Selamamenghadapilawan-lawan
tangguh jarang dari mereka yang sanggup mengelakkannya Kalaupunberhasil
makabiasanya tak akan mampu untuk mengelakkan jurus susulan yang
dinamakan"gendewa menyambarpuncak gunung".Tapi hari itu Rana Tikusila
ketemu batunya. Tusukannya tiada tersangka hanyamengenaitempat kosong
karena berhasil dikelit oleh Pendekar 212. Dengan penasaran danjuga malu
padakolega-koleganya di ruangan itu maka,Tikusila segera susul dengan
jurus"gendewa menyambarpuncak gunung". Pedangnya membalik membabat ke
arah pinggang lawan!Namun nasib anak buah Partai Api Setan ini lebih
buruk lagi. Dengan kecepatanyang sukardilihat mata, Pendekar 212
berhasil memukul sambungan siku Tikusila. Pedangmental ke udara,Tikusila
sendiri meraung kesakitan! Dan sesaat kemudian pedangnya sudahberada di
tanganPendekar 212!Mata Parit Wulung dan dua orang lainnya membeliak
besar. Rana Tikusilasendiri pucat pasiwajahnya, memercik keringat dingin
di keningnya! Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Aku datang ke sini bukan untuk membuat keributan tapi hanya
sekedarmenyampaikansurat Sultan Banten! Aku minta jawaban sekarang juga
apakahkalian sudi menyerah atau tidak?!"Parit Wulung merampas surat yang
dipegang oleh Rana Tikusila lalu merobekrobeknya."Ini jawaban kami!"
kata Parit Wulung pula serta melemparkan robekan surat kemuka
WiroSableng. Pendekar muda ini, tiup robekan surat-surat itu hingge
bertebaran dilantai."Besok pagi jangan harap kalian masih bercokol di
dalam istana ini.....”"Saudara-saudara, sangkap manusia yang satu ini!".
Parit Wulung beriperintah.Pendekar 212 tertawa mengekeh. Pedang di
tangan kanan dilemparkannya ke lampubesar yang menerangi ruangan itu.
Dengan serta merta gelaplah suasana dansecepat kilat Wiromelompat ke
atas loteng, lenyap dikegelapan malam.Ketika pagi tiba maka gemparlah
seluruh penduduk Kotaraja. Bagaimanakahtidak. Dihalaman depan istana
berjejer, bergantungan di tiang langkan muka lima belasmanusia yangsudah
menjadi mayat. Mata semuanya mendelik, lidah terjulur dan pada
keningmasing-masingtertera tiga angka yang tak asing lagi yaitu angka
212 !Kelima belas manusia yang telah menemui ajal dengan cara yang aneh
ini ialahRanaTikusila bersama dua belas anggota Partai Api Setan,
Djuanasuta dan KarmaDipa, dua pentolanpemberontak dari Pajajaran!Pada
masing-masing leher kelima belas mayat itu tergantung secarik
kertasyangbertuliskan:.Kepada kalian telah diberikan syarat keampunan
untuk menyerah.Tapi kalian sengaja memilih kematian macam begini. Kalian
lupa bahwakebathilan akan selalu hancur oleh yang hak.Kepada para
perajurit dan rakyat Banten yang masih setia padaSultan, hari ini adalah
hari kebebasan Banten dari cengkeraman kaumpemberontak !TertandaSULTAN
HASANUDDINDi balik kegemparan yang menyungkupi setiap diri manusia yang
ada di Bantenmakaberbagai pertanyaan timbul pula dikalangan mereka.
Siapakah yang telahmembunuh danmenggantung kelima belas manusia itu?
Apakah arti angka 212 dikening mayatmayat.Apakahada hubungannya dengan
peristiwa terbunuhnya beberapa prajurit pemberontakdiperbatasantempo
hari? Apakah Sultan masih hidup dan, surat itu benar-benarditandatangani
olehnya?Kalau betul masih hidup di mana dia berada sekarang? Kemudian
di mana pulaResi Singo Ireng Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayudaserta Matjan Seta yang menjadi pentolan pembantu
utama Parit Wulung? Kalaubetul Sultansudah muncul kembali dan turun
tangan, mengapa Parit Wulung sendiri tidakdigantung?!Di dalam suasana
yang serba membingungkan dan penuh tanda tanya tak terjawabitusekelumit
harapan timbul di kalangan rakyat bahwa mereka betul-betul akanbebas
dari kaumpernberontak. Sekelumit harapan ini ditunjang pula oleh
sebagian besarbalatentara Bantenyang sesungguhnya masih setia pada
Sultan. Dan dari hanya sekelumit harapanuntuk bebasmaka menjadilah satu
tekat bulat untuk angkat senjata menumbangkan kekuasaanyang tidaksyah
itu. Lagi pula satu-satunya pentolan pemberontak yang masih bercokol
diistana saat itucuma tinggal Parit Wulung seorang. Yang lain-lainnya
sudah menemui kematian.Singo Irengdan Matjan Seta sudah sejak seminggu
lenyap, mungkin juga kini cuma tinggalnama saja!Sementara itu di dalam
istana begitu menyaksikan lima belas mayat yangdigantung itu,sekujur
tubuh Parit Wulung laksana diserang demam panas dingin. Mukanyasepucat
salju.Tengkuknya sedingin es. Siapakah yang punya kerja menggantungi
pembantupembantuutamanya demikian rupa? Dugaannya keras pada pemuda yang
datang malam tadi!Dalamkebingungan dan kengeriannya Parit Wulung sampai
lupa untuk memerintahkanagar lima belasmayat yang digantung itu
diturunkan!Bila dia berhasil menguasai dirinya kembali maka
diperintahkannyalah beberapakelompok pasukan untuk melakukan pembersihan
di seluruh Kotaraja danmenyelidik keperbatasan. Namun sebelum
pasukan-pasukan itu bergerak, maka sebagian daribalatentara yangmasih
setia pada Sultan bersama-sama dengan rakyat yang membawa berbagaimacam
senjatasudah menyerbu laksana air bah. Harapan untuk bebas dari kaum
pemberontak,tekat bulat untukmenegakkan kembali Kerajaan Banten yang
syah serta pembalasan dendam kesumatatas sanaksaudara dan karib kerabat
yang mati ditumpas kaum pemberontak tempo hari,itulah semua yangmembuat
mereka tanpa diberi komando lagi, menyerbu dengan dahsyatnya !Dan pada
saat pertempuran berkecamuk hebat maka melesatlah tiga sosok
tubuhmanusia dari wuwungan istana. Yang pertama seorang perempuan
berkerudungbiru, yangkedua seorang pemuda berambut gondrong bertampang
gagah dan yang ketigaadalah Sultansendiri! Maka semangat tempur para
penegak keadilan itupun berlipat gandalah!Parit Wulung dan beberapa
orang sisa-sisa pembantunya yang berkepandaiantinggibertahan mati-matian
di dalam kurungan kira-kira tiga puluh prajurit danempat puluh
rakyatjelata. Ketika Sultan, Dewi Kerudung Biru dan Pendekar 212 maju
pula ketengah gelanggang,maka hanya beberapa gebrakan saja tewaslah
pembantu-pembantu utama ParitWulung!Manusia pengkhianat besar ini dengan
putus asa coba bunuh diri denganhantamkan pedang ke Wiro
SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal Wilayudakepalanya.
Tapi Pendekar 212 lebih cepat merampas senjata itu. Sultan danDewi
KerudungBiru kemudian meringkus Parit Wulung! Maka hari itu tamatlah
riwayatkekuasaan kaumpemberontak di bawah pimpinan pengkhianat Parit
Wulung dan kawan-kawannya!Di mana-mana hanya tebaran mayat yang
kelihatan. Di mana-mana hanya suaragegapgempita rakyat dan
prajurit-prajurit yang terdengar menyambut kemenangan
danmengelukelukanSultan Hasanuddin.Kemudian diantara rakyat dan
prajurit-prajurit Banten banyak yang berteriak."GantungParit
Wulung!”"Cincang tubuhnya sampai lumat!""Hukum picis pengkhianat itu
!""Bakar saja hidup-hidup!" teriak kelompok yang lain!Sementara itu di
langkan istana, di bawah lima belas mayat yang
masihtergantungberputar-putar di tiup angin pagi, pendekar 212 dan Dewi
Kerudung Biruberdiri dihadapanSultan."Sultan kami rasa segala sesuatunya
sudah selesai kini. Kami berdua mohondiri....”Sultan terkejut. "Tidak
bisa!,” kata Sultan setengah berteriak."Kalian berdua musti tinggal dulu
di sini beberapa lamanya. Bahkan aku sudahpunyarencana untuk mengangkat
kau sebagai Kepala Balatentara Banten merangkapPengawalPribadiku,
Wiro!".Wiro dan Anggini tersenyum. "Hatimu mulia sekali Sultan,” sahut
Pendekar 212."Tapikami berdua adalah orang-orarig persilatan yang suka
bertualang. Di lain harikita akan berjumpadan berkumpul lagi..."Sultan
merasa kecewa.. Hatinya juga sangat terharu. "Kalian berdua telahberjasa
besarterhadap Kerajaan dan rakyat Banten. Aku harus umumkan hai ini
sekarang jugadihadapanrakyat....”"Ah, jangan.... tak usah Sultan" kata
Anggini dan Wiro pula.Sultan mengambil sebuah benda berbentuk bintang
bersudut delapan dengansebuahberlian besar di tengahnya. "Anggini,” kata
Sultan pada Dewi Kerudung Biru,"benda ini adalahbintang utama Kerajaan
Banten yang hanya diserahkan pada siapa saja yangtelah berjasa
padaKerajaan dan Raja Banten. Ini juga sebagai tanda bahwa yang
memegangnyaadalah sahabat Rajadan rakyat Banten.
Terimalah....''"Sultan... mana bisa aku yang rendah dan sama sekali
tidak membuat jasa apaapamustimenerima bintang penghargaan begitu
rupa....?" Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni 212Keris Tumbal
Wilayuda"Terimalah Anggini. Pada Wiro juga sebelumnya telah pernah
kuberikan...."Dengan malu-malu Anggini kemudian menerima jaga bintang
bersudut delapanbermataberlian yang terbuat dari emas itu, Tiba-tiba
Sultan ingat sesuatu."Andjarsari, bagaimanaAndjarsari ...... ?""Dirinya
tak perlu dikhawatirkan Sultan,” menjawab Dewi Kerudung Biru. "Saatini
diamasih berada di Lembah Batu Pualam dalam keadaan tak kurang suatu
apa.Seorang pengemudikereta dan dua prajurit utama telah kami suruh ke
sana untukmenjemputnya....”"Ah, jasa kalian berdua benar-benar setinggi
langit sedalam lautan. Akubetul-betulberterima kasih...”Pendekar 212
tersenyum. "Bukan kepada kami sebenarnya kau harus berterimakasihSultan.
Tapi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita manusia hanya hamba-hambaTuhan,
hanyaalat Tuhan yang cuma sanggup berusaha sedang ketentuan
tetapditanganNya.......”Sultan manggut-manggut. Dari balik pakaiannya
dikeluarkannya Keris TumbalWilajuda.Dengan ujung senjata itu digoresnya
kedua telapak tangannya sehinggamengeluarkan darah."Kuharap kalian
berdua juga suka menggores telapak tangan masing-masing…"Anggini dan
Wiro saling pandang. "Untuk apa kah Sultan?" tanya Wiro pula."Gores
sajalah,” desak Sultan.Kedua orang itu kemudian sama menggores telapak
tangan masing-masing. Wiromenggores telapak tangan kanan sedang Anggini
tangan kiri. Sultan kemudianmenempelkan eratrattelapak tangan kanannya
ke telapak tangan kanan Wiro sedang telapaktangan kiri ke telapakkiri
Anggini. Kemudian kedua tangannya diacungkan tinggi-tinggi ke udara.
Dankarena tak dapatmembendung lagi perasaan hatinya maka berserulah Raja
Banten ini."Saudara-saudaraku para prajurit dan rakyat Banten! Hari ini
di bawahpenyaksian kalian,aku mengangkat saudara terhadap dua orang
yang telah berjasa besar terhadapkita sekalian....""Sultan!" seru
Pendekar 212. "Kami.ini hanya manusia-manusia rendah jelata,
bagaimanakau sudi mengangkat saudara…”Sultan tersenyum. "Darahku dan
darah kalian telah bercampur. Tadi kaumenyebutnama Tuhan, apakah ada
perbedaan aniara aku dan kalian sebagai manusia dimataTuhan....?!"Dan
Sultan berseru lagi. "Yang di sebelah kananku ini adalah Pendekar
212WiroSableng dan yang berkerudung adalah Dewi Kerudung Biru Anggini
!'' `Maka untuk kesekian kalinya tardengarlah gegap gempitanya suara
orang banyakyangmenyambut ucapan Sultan itu. Dan ketika sekilas Sultan
memandang ke arahtimur, maka Wiro SablengPendekar Kapak Maut Naga Geni
212Keris Tumbal Wilayudaberserilah parasnya. Nun jauh di sana, di lereng
bukit, kelihatan meluncursebuah kereta.Kereta yang membawa Andjarsari,
calon permaisurinya.T A M A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar